28 December 2018

TASAWUF DALAM SIFAT PARA NABI

Jika merenungkan perjalanan hidup para Nabi Allah, ada Hikmah terkait proses kehidupan manusia dalam peningkatan kualitas ruhaninya, dimana salah satu cara untuk menggali "proses" ini adalah dengan "bertasawuf".

Tasawuf itu seperti penggalian sumur, dimana prosesnya dengan cara menggali jauh ke dalam sampai menemukan sumber mata air, dan bahkan bisa menemukan sumber air yg tak pernah habis.

Sifat-sifat para Nabi ini selalu dalam koridor akhlaq Allah (dan maksum), tetapi tetapi secara garis besar, kitab-kitab agama menjelaskan bahwa ada satu atau dua sifat yg ditonjolkan sehingga sifat ini seperti ciri khas pribadi Nabi yg bersangkutan, dan tentunya ini untuk pembelajaran manusia.

Dan acuan dari proses bertasawuf ini (ada kaitannya dengan Maqam dan Ahwal) secara garis besar tercermin dalam sifat-sifat yg dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul.

Sifat-sifat ini diantaranya adalah :

1. "Taubat" nya Nabi Adam as.

2. "Keteguhan" nya Nabi Nuh as.

3. "Pencarian" dan "Pengorbanan" nya Nabi Ibrahim as.

4. "Kepasrahan" nya Nabi Ismail as.

5. "Kesabaran" nya Nabi Ayub as.

6. "Riyadhoh" nya Nabi Yusuf as., ketika dikurung di penjara.

7. "Jubah wool" nya Nabi Musa as.

8. "Kecerdasan", "Rendah Hati" dan "Bersyukur" nya Nabi Sulaiman as.

9. "Kebijaksanaan" nya Nabi Daud as.

"Allah memberikan kerajaan dan kebijaksanaan (hikmah) kepadanya." (QS. 2:251)

10. "Ladunna 'ilma" nya Nabi Khidir as.

"... seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yg telah Kami berikan kepadanya Rahmat dari sisi Kami, dan yg telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (QS. 18:65)

11. "Isyarat" nya Nabi Zakaria as.

“... kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat...” (QS. 3: 41)

12. "Keterasingan" Nabi Yahya as., yg terasing di negerinya sendiri dan di tengah kaumnya sendiri.

13. "Fana" dan "Zuhud" nya Nabi Isa as.,

Nabi Isa bisa meninggalkan semua "ikatan" duniawi sehingga ia hanya menggunakan sebuah cangkir dan sebuah sisir - bahkan cangkir itu dibuangnya ketika melihat seseorang minum dengan telapak tangannya, dan dibuang pula sisirnya ketika dia melihat seseorang menyisir dengan jemarinya.

14. "Kefaqiran" nya Nabi Muhammad SAW.
Meski dianugerahi kunci semua harta yg ada di muka bumi, dimana Allah berfirman, “Jangan menyusahkan diri sendiri, tetapi nikmati kemewahan ini,” namun Rasulullah menjawab, “Ya Allah, hamba tidak menghendakinya, biarkan hamba kenyang sehari dan lapar sehari.”

"Faqir" yg dimaksud bukanlah miskin dalam urusan harta, tetapi sifat Faqir yg hubungannya dengan Ketergantungan Kepada Allah, Allaahush Shamad.

Catatan..
Dari paparan di atas, ada 5 Nabi  mendapat gelar Ulul Azmi dari Allah, gelar kehormatan karena mempunyai Ketabahan dan Keteguhan yg luar biasa, yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW.


Semoga..
#ombad #tasawuf

21 December 2018

UIGHUR

Terlihat seliweran di wall Fb terkait Muslim Uighur, ada yg begitu bersemangat mengaitkan masalah ini dengan agama, serta "Muslim itu bersaudara" tanpa memahami substansinya, meski kadang mereka menutup mata terkait urusan Yaman.

Meski masalah Uighur ini terkait separatisme dan radikalisme di suatu wilayah dalam suatu negara, tapi selalu ada aja yg mengaitkan dengan masalah "penindasan umat Islam". Dan yang paling lucu itu kelakuan sebagian kelompok di Indonesia karena urusan inipun dimanfaatkan dalam urusan Pilpres serta opininya digiring menjadi soal agama, bahkan dipakai untuk menyerang Pemerintah RI.. katanya Pemerintah tidak peduli urusan umat.. :D

Dan yg harus diingat itu, biasanya konflik-konflik wilayah di suatu negara yg berdaulat itu dipicu oleh SDA yg berlimpah, kemudian ada unsur-unsur dari luar negara yg mempengaruhi dan ikut campur, mirip seperti kasus Suriah (urusan pipa gas). Dan sebagian Muslim di Indonesia pun dengan antusias dan euforia mendukung ISIS di Iraq ataupun IS di Suriah ketika pertama kali mereka muncul.

Dan sungguh lucu jika ada warga negara lain menjelek-jelekan TNI yg sedang menumpas (misal) OPM, lalu mereka teriak-teriak TNI menumpas umat Kristen di Indonesia.. :D

"Bila kau kenali Kebenaran kau akan tahu harus berpihak di mana.." (Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.)

Mudah-mudahan beberapa tulisan di bawah ini bisa membuka Kebutaan, bisa mencerahkan sehingga memahami benang merahnya.

Semoga..
#ombad

**
 
MUSLIM UIGHUR DI XINJIANG DAN PERSOALANNYA
(Oleh: Mas Poetranto)

Akhir-akhir ini, media massa serempak kompak memberitakan 'penindasan' muslim Uighur di Xinjiang. Beragam detail mengerikan untuk menggambarkan betapa mengerikannya 'rezim komunis' China sudah dipaparkan.

MSM dan NGO milik Soros padu menyuarakan hal ini, yg kemudian ditambahi dengan bumbu-bumbu mengatas-namakan PBB.

Sekilas, China sedang menjalankan misi sucinya untuk menghilangkan Islam dari tanah Tongkok. Kita seolah mengalami deja vu. Benarkah sesederhana, dan sekeji itu?

Jikalah ada pelajaran yg bisa kita petik dari kehancuran Libya dan Syria, Xinjiang memiliki segala indikasi yg menahan jemari kita untuk tak terburu menekan tombol share.

Gelombang propaganda yg disamarkan menjadi berita oleh MSM biasanya menerjang bak badai, dan seperti kasus Libya dan Syria, kegemaran kita untuk reaktif tanpa riset saat menganggapi hal yg 'wah', terbukti menjadi kesalahan fatal. Haruskah kita ulangi kebodohan yg sama?

Xinjiang, merupakan daerah otonomi khusus etnis Uyghur di China - yg memiliki perbatasan langsung dengan Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, Mongolia dan dua daerah rawan di India, Jammu & Kashmir. Pendeknya, Xinjiang merupakan pintu masuk, dan pintu keluar utama dari Eurasia ke daratan China.

Menilik sejarahnya, konflik bukanlah hal baru di Xinjiang. Sejak Dinasti Qing, etnik Uyghur yg menjadi mayoritas di Xinjiang berulangkali memberontak pada penguasa, berdamai, dan kemudian memberontak lagi setiap kali ada kesempatan.

Namun yg menarik, Islam sebagai ideologi bukanlah satu-satunya pemicu dari pemberontakan-pemberontakan ini. Motivasi lainnya yg tak kalah penting untuk diingat, adalah melekatnya ide Pan-Turkisme, dan Nasionalisme Uyghur sendiri.

Bagi Turki, seperti dikatakan Erdogan, Xinjiang dan Uiyghur adalah bagian penting dari impian untuk membangkitkan Ottoman. Jauh saat pidatonya pada 1995, Erdogan menyatakan Turkistan Timur bukan hanya merupakan rumah bagi etnis Turkic, melainkan juga tempat kelahiran sejarah, peradaban dan budaya Turki.

Turkistan Timur, adalah Xinjiang dan Uyghur - dengan cakupan area yg lebih luas ketimbang batas provinsinya saat ini.

Selain menjadi produsen minyak yg cukup signifikan di China, Xinjiang seolah tertakdir untuk memiliki banyak masalah, terutama sejak penemuan hampir 54 mineral langka di tanahnya, dan titik cadangan minyak sangat besar di lembah Janggar, yg sudah dalam radar CIA sejak 1987.

Berbatasan dengan negara-negara di titik utama Eurasia, Xinjiang menjadi jalur penghubung utama komoditi China ke Asia Selatan. Jalur minyak dan gas yg berasal dari Laut Kaspia juga melewatinya sebelum lepas di Asia-Pasifik. Xinjiang juga menjadi titik seberang proyek fiber optik ambisius yg membentang dari Shanghai, hingga Frankfurt.

Dan tentu saja, Xinjiang, merupakan titik vital One Belt One Road (OBOR). Jalur ekonomi baru yg diprediksi akan mempercepat keruntuhan hegemoni Amerika Serikat. Dengan titik tekan geopolitik dan geostrategis seberat itu, apakah mengherankan jika Xinjiang kini membara?

Menurut catatan sejarah, Sun Yat Sen, menyatakan bahwa China merupakan hak milik bersama-rata antara suku Han, Man (Manchu), Meng (Mongol), Hui (Muslim), Tsang (Tibet), dan Miao. Uyghur tidak disebut dalam pernyataan itu, namun menilik populasinya yg sangat sedikit kala itu, China merasa sudah memberi perwakilan kaum muslim melalui suku Hui.

Bahkan di era Kuomintang, umat Islam memiliki wakil yg cukup mentereng sebagai menteri pertahanan China, yg akhirnya malah menjadi pimpinan pemberontakan Kuomintang yg didukung CIA, saat komunisme menang di daratan China.

Pasca invasi Soviet ke Afghanistan, usaha untuk berebut pengaruh di kalangan muslim dan etnis Turkic (termasuk Uyghur) menjadi tak terkendali. China merasa Soviet sedang berupaya mengepungnya, dan mengerahkan migrasi muslim Hui besar-besaran ke Xinjiang sebagai tameng.

China juga mengupayakan peningkatan populasi Uyghur secara masif, yg berhasil menambah jumlah etnis Uyghur dari 4 juta menjadi 8 juta orang dalam 4 dekade saja.

Namun, upaya gegabah China untuk mendirikan kamp pelatihan bagi mujahidin Afghanistan dan memberi senjata senilai jutaan dolar pada mereka, terbukti akan menjadi batu sandungan di kemudian hari.

Kekhawatiran China akan maraknya ekstrimisme mengatasnamakan Islam yg bermuara dari Xinjiang bukan isapan jempol belaka. Sejak 2007 saja, sudah terjadi lebih dari selusin serangan teror yg mengatasnamakan Muslim Uyghur sebagai pelaku dengan yang terakhir adalah pembantaian 50 penambang batubara di Aksu, yg dilakukan oleh anasir Turkistan Islamic Party (TIP).

Dengan sejarah yg sedemikian ruwet dan ketidakakuran politis dengan suku Hui yg lebih moderat serta tendensinya untuk melakukan kekerasan dan mudah terhasut radikalisme, Uyghur mengalami perlakuan berbeda dibanding muslim lainnya di China.

Diskriminasi dan pengamanan yg lebih ketat menjadi makanan Uyghur sehari-hari, dan pemerintah China, cenderung terlihat reaktif akhir-akhir ini, dengan upaya 'menyekolahkan' kembali para radikalis, yg kemudian digoreng MSM (milik Soros) sebagai, Kamp Konsentrasi.

Jadi, apakah benar bahwa China memiliki misi tertentu untuk menggerus Islam?

Di sini kepingan-kepingan ini menjadi menarik. Turkistan Islamic Party (TIP) merupakan salah satu organisasi teror yg tumbuh subur di kalangan Uyghur Xinjiang. TIP memiliki hubungan erat dengan Islamic Movement of Uzbekistan (IMU) dan Talibani Pakistan, dengan ideologi yg sama persis dengan al-Qaeda.

Bahkan, salah satu pimpinan TIP, ditahbiskan menjadi anggota dewan syura al-Qaeda. Di Perang Syria, TIP juga menjadi penyedia utama petempur Uyghur, dengan mengirimkan Brigade Turkistan, yg sempat masyhur dalam operasi Jisr al-Shughur, ibukota Idlib - dimana mereka mengepung rumah-sakit yg dijaga oleh tentara Syria selama 27 hari, lalu mengeksekusi mereka yg menyerah karena kehabisan logistik.

Uniknya lagi, para petempur Uyghur menyeberang ke Syria melalui Malaysia via Kamboja dan Thailand, untuk kemudian menuju Turki menggunakan paspor Turki. Seorang kepala distrik Zeytinburnu, Nurali - mencetak lebih dari 100.000 paspor Turki palsu untuk petempur Uyghur. Meski pihak keamanan Turki mengetahui tentang paspor palsu tersebut, para petempur Uyghur ini hanya ditahan paspornya namun diijinkan masuk ke Turki dan berkumpul di sana, yg kemudian masuk ke Syria dan Iraq melalui Turki selatan.

Rekam jejak ekstrimis Uyghur ini juga tak kalah mengerikan. Bersanding setara dalam hal kekejaman dengan petempur Jabhat Nusra, 'jihadis' Uyghur disebut tak kenal ampun, seperti dalam pembantaian di Qalb Loze. Mereka juga terkenal susah bergaul dengan selain etnisnya sendiri, dan yg tak kalah penting, mereka juga membanjiri Idlib dengan anak dan istrinya.

Perubahan demografi Idlib ini begitu kentara, hingga menyebabkan China sedang mempertimbangkan untuk ikut serta dalam operasi militer di Idlib. Pendeknya, China ingin memastikan bahwa para ekstrimis Uyghur dari daratan China, tumpas dengan tuntas.

Namun rencana ini juga memberikan implikasi serius bagi kerabat puluhan ribu militan yg masih tertinggal di Xinjiang. Sejak penerapan zona de-eskalasi, Erdogan mencoba mempersempit kekalahan dengan menutup pintu rapat bagi Uyghur yg hendak berlindung ke Turki, yg menjadikan mereka tak punya pilihan lain selain bertempur hingga mati, atau berupaya pulang ke Xinjiang dengan berbagai cara.

Menjelang dimulainya operasi militer di Idlib, pengetatan keamanan juga meningkat di Xinjiang. Hal ini merupakan sesuatu yg tak terelakkan, mengingat sebagian besar 'jihadis' - meski telah membawa anak dan istrinya - masih memiliki hubungan kerabat di kampung halaman.

Neocon, tentunya, tak ingin tinggal diam dan menonton kekalahannya di Syria tanpa mengambil setitik keuntungan pun. Eskalasi media dan sentimen agama atas respon preventif China yg tergolong reaktif di Xinjiang merupakan opsi terbaik untuk memicu instabilitas di daerah kunci tersebut.

Setelah kegagalan menerobos China melalui Korea Utara, jika masyarakat Islam dan dunia kembali tersengat dengan umpan kali ini, pintu ke daratan China akan terbuka lebar - dan mimpi akan OBOR akan sirna.

Di Xinjiang, menjadi muslim Uyghur merupakan hal yg problematik. Diperlakukan secara kontras berbeda dengan saudara muslimnya beretnis Hui, diskrimnasi yg dialami etnis Uyghur secara politik patut menjadi keprihatinan kita, dan wajib kita suarakan. Namun jangan terlena, China tidak sedang melancarkan perang pada Islam, namun pada sisi radikalnya, meski dengan cara yg cukup radikal pula.

Dalam wawancara dengan AP, seorang petempur Uyghur menyatakan, "Kami tak peduli bagaimana pertempurannya, atau siapa Assad. Kami hanya ingin belajar menggunakan senjata-senjata ini lalu kembali ke China."

Graham Fuller, seorang agen CIA senior yg turut membidani insiden Iran-Contra; menjadi penjamin Fethullah Gulen di AS; yg juga hadir di Istanbul dalam kudeta gagal beberapa waktu lalu; dan yg juga pernah menulis buku perang filosofis "The Xinjiang Project" pada 1998, pernah menyatakan, "Kebijakan untuk membimbing evolusi Islam dan membantu mereka melawan musuh-musuh kita berjalan dengan luar biasa di Afghanistan melawan Uni Soviet. Doktrin yg sama masih bisa digunakan untuk mengacaukan apa yang tersisa dari kekuatan Soviet, terutama untuk mengatasi pengaruh China di Asia Tengah."

Know your enemy and Use your Brain.

**

UYGHUR, PROJEK BARU NARASI KEBENCIAN
(Oleh : Zam Iman)

"Bila kau kenali kebenaran kau akan tahu harus berpihak dimana" inti frasa dari Imam Ali Bin abi Thalib ini mendorong dan menyadarkan semua insan bahwa kebenaran perlu dikenali karena kebohongan dan kebatilan dapat menyerupainya.

Setelah berkeliling dengan semua postingan uyghur beberapa hari ini,  saya berkesimpulan ini hanyalah wajah yang sama seperti apa yang terjadi di libya,  suriah,  dan irak..  Sebuah operasi tipu daya,  konspirasi intelejen dan tangan-tangan busuk iblis  "you know who" yang selalu bermain dalam permainan2 berbahaya seperti ini.

Tapi sebenarnya mereka selalu menunjukkan wajah yang sama,  hanya tempat dan waktu yang berbeda.. Selalu dalam bentuk proxy war yang dengannya tangan-tangan mereka tidak ikut tercemar bahkan bersembunyi dalam topeng-topeng hak asasi manusia.  "you know who"  punya keuntungan dengan adanya media sosial yang bahkan lebih kuat dibanding media-media resmi rilis mereka.. Mengapa karena di media sosial terlalu banyak awam dan lebih mengedepankan simpati dibanding ketajaman akal dan invetigasi.

Dua hal yang saya syukuri telah menjadi benteng terbaik saya dalam jelajah "hoax"  dan berita palsu.... Pertama,  saya sangat mengerti apa yang photoshop dapat lakukan dan jenis-jenis manipulasi digital yang dapat dilakukan... Untuk hal ini saya juga termasuk pelakunya... Merubah moment biasa jadi drramatis adalah pekerjaan kami dalam memotret dan olah digital.  Kedua,  pengalaman mendalami jurnalistik di kampus  telah menghantarkan saya mengenal sifat dan bentuk karya jurnalistikwalau kelasnya tidak expert... Saya hentikan saja promosi tentang saya itu disini..

Pada intinya saya hanya ingin membagikan lebih awal sinyal bahaya dan hujan berita hoax saat awal2 pemberitaan suriah dan libya akan kembali menggulung sebesar-besarnya.  "you know who"  ini seakan tidak bisa berhenti dan membiarkan orang-orang lugu media sosial ini merasa hidup dalam dunia yang nyaman,  dan mereka memaksamu untuk ikut campur minimal dalam bentuk ikut menyebarkan berita bohong dan tentu saja narasi kebenciannya.. Dan yang paling dicari sebenarnya adalah dukungan donasi dan relawan "jihadis" lugu nan  siap mati karena fanatisme agama dan sektarian.

Ciri khas dari "you know who"  ini..

1. Selalu saja mencampuri urusan dan kedaulatan negara-negara merdeka dalam penanganan internal mereka sendiri.

2. Mereka akan selalu berjuang atas nama kemanusiaan dan hak asasi yang tentu setiap orang akan membelanya.

3. Dibalik itu semua,  daerah2 yang berkecamuk selalu ada SDA melimpah namun samar dalam pemberitaan mereka... Tujuannya apa lagi klo bukan menguasainya.

4. Afiliasi dengan gerakan -  gerakan separatis dari daerah konflik dengan perjanjian bawah tangan yang sangat samar.

5. Di saat benih api telah terpercik mereka akan muncul bak pemadam kebakaran yang bersiap menyelamatkan namun membawa ribuan penderitaan yang lebih pelik.

Indonesia bersiaplah..  Isu Uyghur ini akan cepat terserap dan ditelan orang-orang Indo yang merasa agama mereka sama,  padahal separatisme dan terorisme bisa muncul dalam bentuk agama apapun!.

Satu lagi yang membuat Imdonesia adalah target terbaik.... Disini lagi marak sentimen anti china dan komunisme... Membuat mereka akan dengan lahapnya menyuarakan dan menyebarkan ini.

Indonesia pengguna internet terbanyak  no. 5 dunia, (dalam versi lain 6) namun dengan pemahaman terbawah dari negara maju untuk urusan cyber savvines...dengan kata lain penggunanya kebanyakan "click and see". Bukan know it and click it...

Berita palsu dan foto2 palsu beredar dalam pemberitaan uyghur ini sangat sulit ditelaah karena dengan memanfaatkan luasnya ras indo-china ini... Yang saya maksud kejadian kekejaman di bagian manapun di belahan dunia ini dengan model orang china dapat disusupkan di pemberitaan hoax dan penyebaran narasi kebencian ini. Ini juga terjadi di suriah,  yang penting modelnya arab semuanya masuk dalam pemberitaan suriah.

Pada intinya bersabarlah iblis tidak akan bertahan lama dalam rupa malaikat,  bila dengan memegang erat kasih yang dalam tiap agama manapun diajarkan kau tidak akan menanggapi ajakan perpecahan,  narasi kebencian,  ajakan rusuh,  juga dompetmu terjaga dari donasi-donasi yang tidak ketahuan ujung rimbanya.  Mereka memanfaatkan sisi empatimu yang terbungkus fanatisme dan kesombongan agama manunggal!.  Jangan bodoh diam lebih baik dari pada ikut dalam membangun narasi kebencian ini!

Biarkan mereka yang ahli bekerja, "sungguh dunia ini huru-hara karena semua urusan tidak diserahkan pada ahlinya. (Ali bin Abi Thalib)

Emosi dan ketergesaan kita semua adalah celah yang baik dalam upaya menghancurkan sesama tanpa mengotori tangan mereka.

Sekali lagi  bersabarlah, bunuh hawa nafsu mu di media sosial dengan tidak mudah share berita yang memicu emosi dan ketergesa-gesa an,  bagaimanapun  "tergesa-gesa"  adalah wujud dari sifat setan dalam diri kita.  Dinginkan dadamu!.  Agama manapun tidak akan berharap jatuhnya korban.

20 December 2018

DAKWAH ITU NASEHAT

Dakwah artinya adalah MENGAJAK, bukan perintah, apalagi menyalahkan. Jadi cara berdakwah yg betul adalah dengan Hikmah dan Nasehat yg baik.

Jika harus berdebat, yg berdakwah harus menggunakan cara membantah yg lebih baik. Sifat "lebih baik" di sini bisa diartikan lebih Sopan, Lembut dan Kasih Sayang. Dalam hal ini, berdakwah tidak boleh berlandaskan Hawa Nafsu, tetapi harus berlandaskan ilmu, penuh kasih sayang dan berangkat dari niat yg tulus.

Di atas ilmu Fiqih, masih ada ilmu Ushul Fiqih, dan di atasnya lagi masih ada ilmu Tasawuf. Artinya, kadang menghargai perasaan orang lain lebih diutamakan, daripada sekadar halal-haram. Kadang, Kebaikan lebih utama daripada kebenaran. Ingat sewaktu dulu Walisongo pernah 'melarang' berkurban (idul adha) sapi.

Dan lagi, ayat dakwah ditutup dengan kalimat penegasan bahwa hanya Tuhan yg mengetahui kebenaran sejati. Hanya Allah SWT yg tahu hamba-Nya yg masih tersesat dan hamba-Nya yg sudah mendapat petunjuk.

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. an-Nahl : 125)


عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ   وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad-Daari ra.,
Rasulullah SAW bersabda:

"Agama adalah Nasehat."

Kami berkata: "Kepada siapa..?"

Beliau bersabda: "Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya." (HR. Bukhari - Muslim)


Semoga...
#ombad #tasawuf

19 December 2018

SEMBILAN RAHASIA

Dalam kitab Nashoihul Ibad, ada uraian dari Sayyidina Umar bin Khattab ra. terkait hal-hal yg dirahasiakan Allah kepada hamba-Nya, diantaranya :

1. Ridho Allah.

Allah SWT merahasiakan sehingga tidak diketahui dalam perbuatan Taat mana yg didalamnya ada Ridha Allah, bisa yg "besar" ataupun yg "sepele".

2. Murka Allah.

Allah SWT juga merahasiakan sehingga tidak diketahui dalam perbuatan Maksiat mana murka Allah tersimpan.

3. Turunnya Lailatul Qadar.

4. Wali Allah diantara hamba-hambaNya.

Tidak seorangpun yg dapat mengetahui wali Allah kecuali orang-orang yg dikehendaki Allah. Ini untuk menjaga fitnah, karena Kekasih Allah itu belum tentu dari golongan orang yg terhormat dalam kedudukan dunia.

5. Kematian.

6. Shalat Wustha.

Apa itu Shalat Wustha serta bagaimana caranya.
 
7. Ismul A'dhom.

Ismul A'dhom adalah nama Allah yg Paling Agung. Ini akan dirahasiakan kecuali kepada hamba yg dipilih-Nya, dan ini terkait diijabahnya doa.

8. Waktu Mustajab di hari Jumat.

Ini terkait dikabulkan permintaan hamba-Nya, baik untuk urusan dunia maupun akhiratnya.

9. As-Sab’ul Matsani.

As-Sab’ul Matsani (tujuh ayat yg diulang-ulang) ini dirahasiakan Allah, karena memiliki keistimewaan yg lebih dibanding ayat atau surat lainnya.

**

An-Nuurul kasyfu wal-Bashiiratu lahal hukhukmu wal-Qalbul-aqbalu wal-adbaaru.

Nur itu baginya sebagai Pembuka, Bashirah itu baginya sebagai Hikmah, serta Qalbu baginya sebagai Pelaksana dan Penolak.”.


Semoga..
#ombad #tasawuf

17 December 2018

TASAWUF DALAM RUMPUT YANG BERGOYANG

Ebiet G. Ade dalam lagunya, Berita Kepada Kawan, telah menyuruh kita untuk bertanya pada rumput yang bergoyang.

Setelah ditanya ternyata rumput yang bergoyang memberitahu bahwa..

Meskipun dirinya sering sering disabit, dipangkas, bahkan dicabut akarnya, tetapi karena punya sifat mental yang Tangguh, esoknya bisa tumbuh kembali.

Meskipun dirinya diinjak-injak puluhan bahkan ratusan kali setiap harinya, tetapi karena ia punya sikap mental Pemenang, ia tetap bangkit dan tetap hidup.

Sementara di sekitarnya, kambing-kambing rakus tetap bernafsu, untuk menggigit, memotong, memakan, mengunyah, bahkan sambil menumpahkan kotorannya, tetapi rumput hanya tersenyum sambil sekali-kali menari diiringi irama angin.

Mungkin rumput sedang mengajarkan kepada manusia bahwa untuk menuju Bukit Kemenangan itu akan menapaki jalan terjal berliku, harus melewati berbagai lembah. Apakah itu Lembah Kesulitan, Lembah Penderitaan, Lembah Penghinaan, Lembah Penistaan, Lembah Pemfitnahan, Lembah Kekhawatiran, bahkan Lembah Kematian.

Lembah Kesulitan yang berada di bawah Bukit Kemudahan, Lembah Penderitaan yang berada di samping Bukit Kebahagiaan, Lembah Penghinaan yang letaknya sebelum Bukit Keikhlasan, Lembah Penistaan yang berada di bawah Bukit Kesabaran, Lembah Pemfitnahan yang begitu dekat dengan Bukit Kemuliaan, Lembah Kekhawatiran yang berada di sisi Bukit Keyakinan, dan Lembah Kematian yang jika melewatinya akan tampaklah Bukit Kemenangan.

Dan Pintu Kesuksesan pun terbuka lebar-lebar seakan mempersilahkan dirinya untuk memasuki Bukit Kemenangan dengan penuh Kenikmatan dan Kedamaian.

Puji Tuhan yang telah menciptakan dan membuat rerumputan membukakan rahasianya dibalik goyangannya. Dan embun-embun bening tetap menghiasi pucuk rumput.

Semoga..
#ombad #tasawuf #dalam

09 December 2018

TASAWUF DALAM KALKULUS

Kalkulus dalam Matematika itu seperti suatu sikap yang dibutuhkan dalam  beragama, karena Kalkukus dan Agama itu sama-sama mengajarkan Objektivitas dan Kejujuran dalam bertindak.

Bukankah Agama mengajarkan : 

Jika Benar disebut Benar, itu artinya Perbuatan Benar. 

Jika Benar disebut Salah, itu artinya Perbuatan Salah. 

Jika Salah disebut Benar, itupun artinya Perbuatan Salah. 

Dan jika Salah disebut Salah, itu artinya Perbuatan Benar. 


Jika BENAR = PLUS (+), 

dan SALAH = MINUS (-), 

maka Hukum Perkalian dalam Matematika pun bisa makin memperjelas tujuan beragama seperti di atas. 

- Jika Benar disebut Benar, maka ini adalah Perbuatan Benar, karena itu : 

Plus x Plus = Plus.

+ x + = +

 

- Jika Benar disebut Salah, maka ini adalah Perbuatan Salah, karena itu : 

Plus x Minus = Minus.

+ x - = - 

 

- Jika Salah disebut Benar, maka ini adalah Perbuatan Salah, karena itu : 

Minus x Plus = Minus.

- x + = - 

 

- Dan jika Salah disebut Salah, maka ini adalah Perbuatan Benar, karena itu : 

Minus x Minus = Plus.

- x - = +

 

Implikasi dari sikap Objektif dan Jujur itu akan membentuk Tindakan yang Benar, dan dalam tahap selanjutnya adalah Tindakan Adil (tidak Dzalim).

"Kecelakaan besar lah bagi orang-orang yang Curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menimbang atau menakar untuk orang lain, mereka mengurangi." (QS. Al-Muthaffifin: 1-3)

“… Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak Adil. Berlaku Adillah, karena Adil itu lebih dekat kepada taqwa…” (QS. Al-Maidah: 8 )

Persamaan Kalkulus di atas itu termasuk pelajaran tingkat dasar dalam Matematika, seperti halnya sikap Objektif, Jujur serta Adil yang menjadi dasar dalam peningkatan kualitas Taqwa (dalam beragama).

Artinya pendidikan awal yang harus diajarkan kepada anak-anak terkait hidup beragamanya adalah sikap Objektif, Jujur serta Adil, seperti halnya Hukum Perkalian dalam pelajaran dasar Kalkulus. 

Sehingga mereka dalam mengisi perjalanan hidup (Takdir, Qadha, Qadar) nya akan sentiasa berupaya diisi dengan Kebaikan, Kejujuran, Objektivitas dan Kebenaran.

Karena hidup itu seperti halnya Persamaan Diferensial yg mengajarkan bahwa ada suatu Konstanta (c) yg hilang saat suatu fungsi (y) yg ter-diferensi menjadi y’ (dy/dx). Dan lewat hidup, Tuhan memberi isyarat kepada hamba-Nya bahwa Konstanta (c) yg tidak ditampakkan ini mengandung muatan ketetapan-Nya (Takdir, Qadha, Qadar) yg harus ditempuh oleh manusia untuk "ditemukan" kembali sambil mengisinya dengan variabel yg positif dan bermanfaat. 

Dan hukum positif universal (sunatullah) itu tergantung nilai muatan apa yg jadi pengisi fungsi y nya. Jika diisi positif, maka akan jadi positif, begitu juga sebaliknya. Bukankah jika kita berbuat baik kepada orang lain itu artinya sedang berbuat baik kepada diri sendiri..?

Sampai akhirnya hamba-Nya ini bisa kembali utuh menjadi F(x) menurut Tuhan, serta diridhai-Nya. Dan juga bisa ridha dalam setiap takdir-Nya.


Semoga..
#ombad #tasawuf #dalam

06 December 2018

CACI MAKI

Suatu ketika Sayyidina Hasan bin 'Ali bin Abi Thalib ra. (cucu Rasulullah SAW) dicaci maki oleh orang yang tidak suka padanya. Beliau dicaci maki habis-habisan di depan putranya, tapi Beliau hanya diam saja tidak membalas.

Putranya kemudian bertanya,

Kenapa Ayah tidak membalas caciannya..? Bukankah Ayah tidak seperti itu..?

Sayyidina Hasan menjawab,

Ayahku ('Ali bin Abi Thalib), Ibuku (Fatimah Az-Zahra), dan Kakekku (Muhammad SAW), mereka semua tidak pernah mengajariku bagaimana cara mencaci-maki. Jadi aku bingung dan tidak tahu bagaimana caranya membalas..”

**

Jadi sebetulnya keturunan siapa yg suka membenci dan mencaci maki..?

Karena Imam Malik ra. pun mengatakan,

قَالَ الإِمَامُ مَالِكُ -رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى-: (إِنْ رَأَيْتَ الرَّجُلُ يُدَافِعُ عَنِ الْحَقِّ "فَيَشْتُمُ وَيَسُبُّ وَيَغْضَبُ" فَاعْلَمْ أَنَّهُ مَعْلُوْلُ النِّيَّةِ، ِلأَنَّ الْحَقَّ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى هَذَا).

"Jika engkau menyaksikan seseorang sedang membela Kebenaran (al-haq), tetapi lisannya mengeluarkan cacian, makian, sumpah-serapah dan mengobral kemarahan, maka ketahuilah bahwa Niat di Hatinya sudah terkotori, karena Kebenaran (al-haq) tidak membutuhkan semua itu."


Semoga..
#ombad #tasawuf

PALSU VS SEJATI

Kadang dengan berusaha lewat penampilan fisiknya sehingga tampak seperti asli, karena memang sulit dibedakan, bahkan tidak seperti yg diperkirakan.

Kadang dengan berusaha meyakinkan para pengikutnya bahwa ia adalah orang besar pemilik rahasia-rahasia besar yg akan diungkap.

Kadang dengan cara "mengikat" para pengikutnya agar tidak menjauh darinya untuk selama-lamanya, jangan sampai berakhir secepat mungkin, seakan para pengikutnya dihalangi agar bisa merasakan perkembangannya sendiri.

Kadang dengan cara mewajibkan para pengikutnya agar membeli "tiket" setingkat demi setingkat dengan alasan proses pencarian dan pencapaian kualitas ilmu.

Padahal seharusnya membagi cahaya pengetahuan kemanusiaan, bukan menghancurkannya dan dipakai membodohi orang lain. Bisa tetap berbagi tanpa merusak diri sendiri apalagi merusak orang lain. Bisa berlaku seperti Pelita dan tak perlu berlaku seperti Lilin yang membakar dirinya sendiri demi menerangi orang lain.

Dan seorang guru itu memiliki banyak rahasia, tetapi ia harus menjadikan rahasia-rahasia tersebut berkembang dalam diri muridnya, harus berakhir/khatam secepat mungkin, sehingga mereka bisa merasakan perkembangan mereka sendiri dan melanjutkan hidup sebagai orang-orang yg tercerahkan.

Hal ini seperti yg dikatakan Maulana Jalaluddin Rumi :
 
  يوجد معلمون وأساتذة مزيفون في هذا العالم أكثر عددا من النجوم في الكون المرئي. فلا تخلط بين الأشخاص الأنانيين الذين يعملون بدافع السلطة وبين المعلمين الحقيقيين. فالمعلم الروحي الصادق لا يوجه انتباهك إليه ولا يتوقع طاعة مطلقة أو إعجابا تاما منك، بل يساعدك على أن تقدر نفسك الداخلية وتحترمها. إن المعلمين الحقيقيين شفافون كالبلور، يعبر نور الله من خلالهم.

"Para guru dan ustadz palsu yang ada di dunia ini jauh lebih banyak daripada bintang yang tampak di alam semesta. Tapi engkau jangan keliru untuk tahu siapa saja para guru yang Haus Kekuasaan dan Egois, dan siapa saja para Guru Sejati. Seorang guru spiritual sejati tak akan memintamu untuk patuh total kepada dirinya dan memujanya. Tetapi, ia akan membantumu untuk menemukan dan memuliakan dirimu sendiri. Para Guru Sejati bagai cermin bening yang menangkap cahaya Tuhan lalu memancarkannya."

Jadi “kapan kalian berhenti menyembah dan mencintai timbanya..? Kapan kaki mulai mencari airnya..?” Dan tidak terbuai oleh retorika dan busana kesalehan. 

 

Semoga...
#ombad #tasawuf

05 December 2018

IBADAH TANPA ILMU

Tentu berbeda Ibadahnya orang berilmu dengan Ibadah tanpa ilmu, karena dengan didasari ilmu maka ia akan mengetahui hukum tiap amal/perbuatan, seseorang dapat menunaikan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam hubungannya secara horizontal dengan lingkungannya.
 

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa Derajat. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11)

Itu makanya secara tersirat Ibn Abbas (Abdullah bin Abbas ra.) mengatakan bahwa perbandingan derajat antara orang yg memiliki ilmu dibanding orang yg tidak memilikinya adalah 700 derajat, dimana derajat pertama ke derajat kedua menempuh perjalanan 500 tahun lamanya.

Syeikh Hasan Al-Bashri ra. berkata,

العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ

Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. Pelajarilah ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun meninggalkan belajar.”

Jangan sampai karena ketidak-tahuan akan ilmu, mengalami hal seperti ini :

Alkisah, di Maroko pernah hidup seorang ahli ibadah yg dikenal oleh masyarakat sekitarnya sebagai orang shalih. Siang-malam ia isi dengan ibadah. Hari-harinya ia hiasi dengan kegiatan ibadah kepada Allah SWT. Suatu hari ia membeli seekor keledai betina. Anehnya keledai itu tidak ia gunakan sama sekali. Hal ini membuat seorang tetangganya diliputi rasa penasaran, “Tuan, mengapa keledainya tidak dimanfaatkan..?”
Dijawab oleh si ahli ibadah ini, “Memang, aku hanya memanfaatkannya untuk memuaskan nafsu birahiku.”
Setelah diusut, ternyata si ahli ibadah ini betul-betul tidak tahu soal larangan keras menyetubuhi hewan. Ketika ia diberi tahu soal hukum menyetubuhi hewan, ia menangis sejadi-jadinya.. :D

Dan mudah-mudahan penyakit Ujub, Riya, Sum'ah, dsb ketika sedang ibadah tidak memasuki hati kita. Kenapa..?

Karena sifat seperti Riya' ini (memamerkan amal ibadah karena ingin mendapat pujian dari orang lain) dapat merusak keikhlasan. Ikhlas yg sempurna harus dilakukan baik sebelum, sedang, ataupun sesudah ibadah. Sebab ada orang yg ikhlas ketika beribadah, tetapi setelah itu ia terjebak dalam sikap Riya’ (pamer), maka rusaklah nilai ibadahnya.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang Shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat Riya’.” (QS. Al-Ma’un : 4-6)


Semoga..
#ombad #tasawuf

08 November 2018

KALIMAT THAYYIBAH

Thoyyib itu artinya BAIK. Jadi Kalimat Thayyibah itu artinya Kalimat yang baik, apakah itu terkait dengan kebaikan, kesopanan, tidak kasar, tidak berdusta, tidak hoax, tidak mencaci-maki, dsb.

Itu makanya Kitab Tafsir mendefinisikan Kalimat Thayyibah afalah setiap ucapan yg mengandung Kebenaran dan Kebajikan yg bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta mengandung segala perbuatan Ma'ruf dan pencegahan dari perbuatan Munkar. Silakan mau pakai bahasa apapun.. sunda, jawa, indonesia, english, arab.. bahasa isyarat pun boleh lah, seperti senyum doank.. atau wajah berseri-seri.. :D

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan Kalimat Yang Baik (Kalimat Thayyibah) seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim : 24-25)

Ibnu Abbas ra. dalam tafsirnya mengatakan bahwa Pohon Yang Baik adalah gambaran pribadi yg baik, Muslim yang muhlis, yang melahirkan maslahah bagi sesama, dan selalu menjadi teladan/manfaat di lingkungannya.

Itu makanya ada Hadist yg mengisyaratkan bahwa "kalimat thayyibah" itu sangat berhubungan dengan amal atau perbuatan yg baik (ma'ruf).

Rasulullah SAW bersabda,

الكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ

"Kalimat Thayyibah itu adalah sedekah." (HR. Bukhari)

Jadi, Kalimat Thayyibah ini ujungnya akan terkait dengan Adab, itu makanya Imam Malik ra. mengatakan,

قَالَ الإِمَامُ مَالِكُ -رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى-: (إِنْ رَأَيْتَ الرَّجُلُ يُدَافِعُ عَنِ الْحَقِّ "فَيَشْتُمُ وَيَسُبُّ وَيَغْضَبُ" فَاعْلَمْ أَنَّهُ مَعْلُوْلُ النِّيَّةِ، ِلأَنَّ الْحَقَّ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى هَذَا).

"Jika engkau menyaksikan seseorang sedang membela Kebenaran (al-haq), tetapi lisannya mengeluarkan cacian, makian, sumpah-serapah dan mengobral kemarahan, maka ketahuilah bahwa Niat di Hatinya sudah terkotori, karena Kebenaran (al-haq) tidak membutuhkan semua itu."

Mudah-mudahan beberapa Kalimat Thayyibah di bawah ini bisa dipahami juga esensi dan cara mengaktualisasinya :

1. BASMALAH (Bismillaahir Rahmaanir Rahiim).

2. TA'AWUDZ (A'uudzubillaah, dst).

3. TASBIH (Subhaanallaah, dst).

4. TAHMID (Hamdalah, Alhamdulillaah, dst).

5. TAKBIR (Allaahu Akbar, dst).

6. TAHLIL (Laa Ilaaha illallaah, dst).

7. TARJI’ (Istirja’, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un, dst).

8. ISTIGHFAR (Astaghfirullaah, dst).

9. HAUQALAH (Laa haula walaa quwwata illaa billaah, dst).

10. SALAM (Assalaamu alaikum, dst).

11. HASBALAH (Hasbunallaah wa ni'mal wakil, dst).

12. TAQDIS (Subbuuhun Qudduusun Rabbunaa wa Rabbul Malaaikati war Ruh).

13. TASYMIT (Yarhamukallaah, dst).

Dan banyak lagi ungkapan-ungkapan lain seperti : Masya Allah, Insya Allah, dsb.

Dan kalimat-kalimat Thayyibah di atas termasuk kalimat DZIKIR, serta bisa dijadikan amalan Dzikir, sampai bisa "menyentuh" kesadaran qalbu. Dan tentunya jika dijadikan bendera, apalagi jadi bendera suatu kelompok teror atau gerakan-gerakan radikal, sulit bagi saya untuk mengakui bahwa itu adalah bendera Thayyibah apalagi bendera Tauhid. Kenapa..?

- Karena itu HANYA SIMBOL dari suatu kelompok atau organisasi.

- Karena tidak ada korelasi dengan proses pembentukan Tauhid di dalam hati.

- Karena bisa jadi "berhala".

- Karena saya belum menemukan Hadist terkait istilah "Bendera Tauhid".

Perlu dicatat bahwa Kalimat Thayyibah itu diamalkan (lisan, hati dan perbuatan) agar makin tinggi kualitas Tauhidnya. Artinya banyak sekali macamnya untuk dijadikan "bendera tauhid".. :D

Pertanyaannya..

- Sejak kapan istilah "Bendera Tauhid" itu muncul..?

- Jika munculnya ternyata bukan di jaman Nabi dan para Sahabat, apakah termasuk Bid'ah..?


Semoga...
#ombad #tasawuf #thayyibah

URUSAN SALAH TULIS

Di medsos itu, kita jangan sampai melakukan kesalahan, terutama yg berhubungan dengan tulisan.. Apakah itu lupa atau sengaja menghilangkan kata ataupun tanda baca.

Bisa kita bayangkan apabila salah satu huruf atau salah meletakkan tanda koma aja bisa berbeda makna.

Contoh:

"Mah, Neneng belum bisa pulang, ini sedang nemenin teman.."

"Mah, Neneng belum bisa pulang, ini sedang nenenin teman.."

... Nah kan... bener gak? :D

"Menurut kabar burung, kamu sedang sakit..?"

"Menurut kabar, burung kamu sedang sakit..?"

... makin jelas kan..? :D

Apalagi ada satu kata yg hilang, misalnya:

"Ketika ia sedang memasak, aku mainin hape punya istriku..."

"Ketika ia sedang memasak, aku mainin punya ...... ah sudahlah.

Nah kan... jadi jauh arti dan maknanya.. Jadi, Bijak lah dalam merangkai Kata..

.. maklum kondisi sedang sensitif, banyak yang mudah panas dan tegang.. berhati-hatilah..

Eits... jangan salah menempatkan tanda koma ya... nanti jadi gini,

.. maklum kondisi sedang sensitif banyak yang, mudah panas dan tegang.. berhati-hatilah..

Dalam bhs indonesia aja bahaya, apalagi dalam bahasa Sunda..

Seperti halnya bhs linggis, kalau dalam bhs Sunda itu yg harus hati-hati adalah masalah spasi.. gak boleh salah spasi..! Gak percaya..?

Ini contohnya,

"Beres mapay susukan jut kuring turun."

Coba kalau salah spasi... Wahh... bisa-bisa para almukarrom ustadz protes..

Hati-hati yaa..

Semoga..
#ombad

02 November 2018

KETIDAKPASTIAN YANG PASTI

Jika memang sudah waktunya, tidak ada yg bisa menangguhkannya. Caranya pun bisa bermacam-macam :

- Sendirian ataupun bersama-sama,
- Kondisi sehat ataupun sakit,
- Kondisi kaya ataupun miskin,
- Kondisi sadar ataupun tidur,
- Kondisi aman ataupun perang,
- Kondisi tenang ataupun bencana, dsb.

Itu kenapa agama memberi solusi terkait kondisi "ketidakpastian" urusan "batas waktu" ini, yaitu agar selalu berusaha dalam Kebaikan dan "berjaga" dengan cara banyak berdzikir "mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring.."

Jadi kalaupun datangnya tiba-tiba tanpa pemberitahuan, diharapkan kondisinya sedang dalam Kebaikan, dan seperti itulah Husnul Khatimah. Dalam bahasa lain bisa dikatakan kondisinya dalam rangka bertaubat terus-menerus sambil menjalani hidup dalam kebermanfaatan bagi sesama.

Hanya itu cara menghadapi Kematian, bukan dengan Keberanian apalagi Ketakutan, bukan dengan Keinginan apalagi Kekhawatiran.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS. Al-A'raf : 34)

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)
 
Tuhan memang Paradoks, sesuatu yang Pasti bagi Dzat-Nya dalam urusan apapun (takdir) dan sudah tertulis dalam lembaran-Nya, menjadi teka-teki "Ketidakpastian" bagi makhluk-Nya.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah: 8)

Maha Kecil manusia dengan segala ilmu pengetahuannya meski Rasulullah SAW mengatakan :

"Takutlah kamu dengan firasat seorang Mukmin, sebab ia memandang sesuatu dengan cahaya Ilahi."


Semoga...
#ombad #tasawuf

01 November 2018

TASAWUF DALAM ENGINEERING

Ilmu agama itu bisa diintegrasikan dengan ilmu eksak, bahkan bisa makin menguatkan pemahamannya. Kenapa..? Karena Tuhan itu ada di mana-mana.. ehh.. maksudnya, karena Akal itu harus dipakai agar dalam beragama pun jadi berakal.. bukankah "tidak ada agama jika tidak berakal"..?

"Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.." (QS. Ar-Ra'd : 19)

Misal :

F = m.a
Rumus jadul di atas boleh kok kalau mau dibaca :

"Upaya (F) yang harus dilakukan akan semakin berat jika kita Ego/eksistensi (m) makin besar, jika sulit diturunkan, ya harus makin rajin (a) ibadahnya."

E = m.C²
Ini pun bisa diterjemahkan menjadi :

"Pahala dari Ikhlas sangat besar bahkan bisa tak terhingga, karena kualitas ikhlas itu seperti cahaya diantara materi."

P = F/A
Begitupun rumus ini, silakan aja mau diartikan :

"Masalah dan tekanan dalam hidup sebesar apapun tidak akan terasa berat jika kelapangan Hatinya terbuka lebar, apalagi kalau bisa Ridha kepada Allah, maka terasanya biasa saja, ringan bagai bulu."

Jika disadari, setiap masalah yang datang menimpa seringkali membuat terpuruk, makin membuat jatuh, padahal kalau lihat kinerja (misal) sayap pesawat, Hukum III Newton mengajarkan bahwa dengan adanya udara yg dihembuskan ke bawah oleh sayap, udara di bawah pesawat akan ‘balas mendorong’ pesawat. Artinya dengan adanya masalah yg menimpa dalam hidup, harusnya bisa jadi pemicu agar masalah itu bisa mendorong diri kita untuk ke "atas", makin mendekati Tuhan. Jadi ada perubahan momentum dalam diri saat masalah menerpa.

Dan bersikap Sabar itu seperti kontur Airfoil yg unik pada sayap pesawat, agar bisa menghasilkan Efek Coanda dimana bisa mengarahkan udara yg mengalir di bagian atas sayap dan "memaksa" agar alirannya selalu mengikuti kontur tersebut. Jadi tetap istiqamah dalam proses "jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu"..

Jadi kalau pikirannya positif, maka makin masalah anda besar, maka yakinlah bahwa makin dicintai Allah, karena seperti prinsip Aksi Reaksi, gaya pada bagian bawah sayap pesawat itu sama besarnya dengan gaya yg diberikan sayap untuk membelokkan udara. Memang sih, ayat suci cuma mengatakan "sesudah kesulitan ada kemudahan".

Nah, biar agak tenang, ingat saja yg pernah Rasulullah SAW katakan :
 
Untuk menanggung cobaan dipercayakan kepada Nabi dan para Wali serta orang-orang yang menyerupainya.”

Dan jika kualitas kesadarannya semakin rajin (ditingkatkan) dengan berupaya terus-menerus mendekati Tuhan, maka tekanan dari masalah pun terasanya akan semakin kecil/ringan, atau dengan kata lain, hijab-hijab dalam hati kita semakin sedikit, sehingga semakin mudah untuk menembus dimensi-dimensi yang lebih tinggi (baca : kesadarannya naik dan bertransformasi menjadi lebih baik). Seperti halnya Prinsip Bernoulli yg menyatakan bahwa, jika semakin tinggi kecepatan fluida (untuk ketinggian yg relatif sama), maka tekanannya akan mengecil sehingga terjadi perbedaan antara tekanan udara di bawah sayap dengan tekanan udara di atas sayap. Hal tersebut yg menciptakan gaya angkat.

Dalam Proses Beragama pun sangat erat hubungannya dengan Prinsip Aerodinamika, dimana proses keimanan seseorang itu sangat terkait dengan Gaya Angkat/Lift (ibadah wajib, sunnah, banyak berdzikir, dsb), Gaya Dorong/Thrust (Sabar, Syukur, Tawakal, Qanaah, Tawadhu, dsb), Gaya Berat/Weight (Nafsu Amarah, Mulhimah, Lawamah, Ego, dsb), dan Gaya Hambat Udara/Drag (Hubbud Dun-ya, Ujub, Riya, Takabur, Sum'ah, dsb). 

Dan masih banyak prinsip-prinsip dalam bidang eksak/engineering yg bisa kita gali dan diintegrasikan dengan ilmu agama. 

Btw.. 

Terkait pertanyaan yg sering ditanyakan ke sy oleh para Aki-aki tentang Poligami.. mudaahh jawabannya mah.. silakan lihat aja gambar di bawah.. :D


Semoga..
#ombad #tasawuf

29 October 2018

BERHALA

Suatu ketika...

A : "Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yg tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang."

B : "Itu Surah Al-A'raf ayat 191 kan.. terus kalau ada Berhala..?"

A : "Hancurkan..!!"

B : "Kalau berhalanya ditulisi kalimah Tauhid..?"

A : "nng...anu.. @#£&#£@&.. Eh.. tidak mungkin berhala ditulisi kalimah Tauhid..!"

B : "Tuh.. kain dikibar-kibar, kan bisa jadi berhala itu.."

A : "Lho Antum jangan samakan Berhala dengan Bendera..!"

B : "Lalu apa alasannya di sekolah-sekolah kelompok Antum tidak mau hormat Bendera..?"

A : "Itu karena hormat Bendera sama saja hormat berha... berh... anu.. tapi kita harus memuliakan kalimat tauhid..!"

B : "Iya, memang.. tapi coba lihat.. kalimat tauhid pun bisa jadi keset, tikar, diseret di tanah, bahkan di comberan. Jadi siapa yg memuliakan kalimat tauhid, katanya bela tauhid..?"

A : "nng...anu.. @#£&#£@&.."

B : "Cara memuliakan kalimat tauhid itu sebaiknya tanamkan sedalam-dalamnya kalimat tauhid sampai Ahadiyah dalam bertauhidnya, olahlah lewat lisan, olahlah di dalam dada, tanamkan di dalam hati, sampai bisa mengurangi atau menghilangkan Berhala dalam diri. Nanti kita bisa memahami apa itu Berhala, yg tanpa disadari masih banyak di dalam diri. Ada berhala hijab ikatan keduniawian, berhala hubbud dunya, berhala rasialisme, berhala kesukuan, berhala warna kulit, berhala ego, nafsu, kefanatikan (ashobiyah), termasuk berhala kefanatikan dalam agama."

**

Dan sejarah pun berulang, saat Simbol Kebenaran banyak dibajak untuk tujuan makar, dan mereka yg awam mudah sekali termakan hasutan, sebab awam cenderung berkutat dalam tataran simbol karena minim bekal untuk mengakses substansi, dan karena itu awamlah yg memang dijadikan sasaran tembak.

Semoga..
#ombad

26 October 2018

DARI KALIMAT KE NAFI & ISTBAT

Polemik pembakaran bendera terus berlanjut. Memang, untuk membedakan antara "Kalimat Tauhid" dengan "Bendera HTI" itu pasti lebih sulit, karena ada kemiripan. Bukankah yg lebih mudah aja seperti cara membedakan antara Operasi Plastik dan Penganiayaan pun kesulitan..?

Terkait "kalimat tauhid", ada yg rajin berdzikir Jahar (Laa ilaaha illallaah) minimal 165 kali setiap habis shalat wajib biar "Nafi" dan "Istbat" makin meresap ke dalam dirinya. Ada juga yg diam-diam berdzikir Khafi, menyimpan dalam-dalam "kalimat tauhid" di lubuk hati yg paling dalam, bahkan sampai memasuki Sirr, Mahabbah dan Makrifat, sambil terus berupaya memperbaiki Akhlaq.

Tetapi di sisi lain, masih banyak juga yg "su'ul adab" dengan menjadikan "kalimat tauhid" sebagai Asesoris dan Alat untuk Riya', Ego dan Eksistensi Kelompok, bahkan dijadikan alat untuk Politisasi, Kampanye Politik Sesaat, Adu Domba, Playing Victim, bahkan Makar. Seperti yg terjadi di Timur Tengah.

Namanya manusia, niatnya kan bisa macam-macam. Jadi bisa aja terjadi seperti yg diungkapkan Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw. :

"Kalimatu haqqin yuraadu bihal baathil." 

"Kalimat yang hak tapi dieksploitasi demi tujuan Batil."

Nah.. terkait logo (kaligrafi) "kalimat tauhid", kalo sy mah lambang "kalimat tauhid" nya seperti foto di bawah karena gambar ini yg pertama kali nempel di memori pada saat umur 2.5 tahunan, ketika sedang"dilatih" rajin ke mesjid oleh Bapak.

Dulu, mesjid lama di kampung, pada dinding depannya terdapat kaligrafi "kalimat tauhid" seperti foto di bawah. Kaligrafi terukir indah di tembok, bukan tempelan, gambar, figura ataupun sablon. Letaknya setinggi dada orang dewasa, di samping pintu masuk, baik di sebelah kanan maupun kiri, sehingga sangat sulit untuk terinjak/diinjak, diduduki pantat, apalagi sampai dibawa-bawa buat pamer, soalnya pasti dimarahi kalo temboknya harus dijebolin dulu.

Mesjid yg teras depannya dikelilingi kolam dimana selain buat wudhu, juga buat latihan berenang waktu masih kecil. Selain itu juga, halaman mesjidnya pun jadi tempat sunatan, karena sebelum disunat, sy ngalami dicelupin dulu ke kolam mesjid, biar adem.. maklum belum ada obat bius.. :D

Itu sebelum mesjid lama dirubuhkan untuk dibangun baru..

Btw.. boleh kan logo "kalimat tauhid" nya seperti ini.. umurnya lebih tua lho dibanding khat pada bendera hitam yg (katanya) font nya didesain tahun 1994 oleh Mohammad Alagha (desainer grafis keturunan Arab yg tinggal di Inggris, Almeida Interactive).


Semoga...
#ombad #nafi #istbat

23 October 2018

BERTOPENG SIMBOL AGAMA

Kasus pembakaran Bendera HTI di Garut bisa membukakan mata kita bahwa ternyata masih banyak juga simpatisan HTI.. dan juga simpatisan ISIS yg bersembunyi dibalik "kalimat tauhid".. mereka akan berusaha meyakinkan bahwa yg dibakar itu Kalimat Tauhid, bukan "simbol" dari organisasi terlarang.

Sejarah banyak mencatat bahwa organisasi-organisasi makar itu banyak yg dibungkus dengan simbol agama (tauhid, kalimat tahlil), apakah itu DI/TII, Al-Qaeda, Boko Haram, ISIS, IS, ataupun HTI. Mereka akan selalu berusaha makar kepada Pemerintahan yg sah.. jadi keinginan sejak dulu nya mirip, yaitu makar (dalam kaitan dengan Pemerintahan)..

Meski tidak ada dalil yg kuat bahwa bendera Rayah dan Liwa' itu sebagai bendera umat Islam, tetapi hampir semua kelompok ekstremis (radikal) menggunakan Rayah dan Liwa’ untuk menipu umat Islam, sedangkan perbuatan mereka tidak sesuai dengan slogan yang mereka usung. Penggunaan rayah dan liwa’ hanya sekadar propaganda untuk menarik simpati umat Islam.

Nah, yg makin menarik itu yg bakarnya salah satu anggota BANSER.. :D .. Makin jelas lah "penampakan" diri mereka, meski alasan yg dikedepankannya itu adalah "kalimat tauhid".. udah tau kok dari dulu pun sebel bahkan anti sama yg berbau-bau NU, apakah itu tarekat, Islam Nusantara, termasuk BANSER..

Mereka akan bersembunyi jika kelompoknya ketahuan sebagai organisasi teroris atau terlarang, tetapi mereka akan menampakan diri begitu ada momen yg bisa digunakan untuk melemahkan "lawan" atau "penghalang" nya (yaitu NU).. dan seperti biasa, mereka akan pakai alasan agama, mengatas-namakan agama, dan seakan-akan mereka jadi "Wakil Allah"..  :D

Padahal kasus pembakaran bendera terlarang seperti itu banyak terjadi di negara ini. Dan kalo bukan BANSER yg ngebakar sih akan adem-adem aja.. :D

Gak kebayang kalo non-Muslim bakar bendera HTI atau ISIS.. bisa-bisa demo berjilid-jilid pun muncul kembali, apalagi jika ia berada dalam kubu Pemerintah.. :D

Jadi, bisa saja banyak yg akan memilih untuk MEMBAKAR bendera seperti itu (yg bersembunyi dibalik Simbol Tauhid).. kenapa..?

- Itu lebih baik daripada dibuang ke comberan atau tempat sampah.

- Kalaupun disimpan ya riskan, ntar disangka simpatisan atau anggota jemaahnya.

Pertanyaannya..
Kalau anda punya kitab Al-Quran yg sudah jelek ataupun rusak, mana yg akan anda pilih :

- Disimpan sampai jadi debu,
- Dibuang ke tempat sampah, atau
- Dibakar...?


Semoga...
#ombad #banser #NU

19 October 2018

TENTANG TIFLUL MA'ANI

Wa ayyadnaahu bi Ruuhil Qudusi..

Ku-perkuat manusia dengan Ruh al-Qudsi.” (QS. 2 : 87)

Ruh al-Qudsi menunjukkan kondisi ruh ketika di alam awal melakukan perjanjian kepada Tuhannya. 'Alastu bi rabbikum?` Qaalu, bala syahidna..’

Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab : “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (QS.7 : 172).

Suatu kondisi dimana ruh-ruh bisa ‘melihat wajah’ Tuhannya dengan berhadapan. Hal ini diperjelas juga dengan ayat,

"Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat." (QS. 75 : 22-23).

Ruh al-Qudsi ini menunjukkan suatu kualitas ruh seseorang, dalam arti kualitas ini adalah semua hijab-hijab Qudsiyyah-nya terbuka. Ruh yang paling halus dibanding ruh-ruh lainnya. Yang selalu mengajak kembali kepada Allah SWT (Wushul). Ruh yang ‘tidak dimiliki’ (terbukakan) oleh sembarang orang dan hanya orang-orang khawash yang berhak memilikinya.

Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman :

Hai hamba-Ku, bila engkau ingin masuk ke Haramil-Ku (Haramil Qudsiyah), maka engkau jangan tergoda oleh Mulki, Malakut, Jabarut karena alam Mulki adalah setan bagi orang Alim, Alam Malakut adalah setan bagi orang Arif dan Alam Jabarut adalah setan bagi orang yang akan masuk ke Alam Qudsiyah.” (Hadist Qudsi)

Perlu diketahui, Wushul secara umum diartikan kembali kepada Allah SWT, tetapi dalam makna yang lebih khusus, Wushul kepada Allah adalah lepas dari selain Allah, tidak dekat dan tidak jauh, tanpa arah dan berhadapan, tanpa bertemu dan berpisah. Maha Suci Allah yang penampakan diri-Nya dalam ketertutupan-Nya. 

Hal ini seperti ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. :

Sesungguhnya Tuhanku tidak disifati dengan jauh, bergerak, diam, berdiri, datang dan pergi. Dia berada di dalam segala sesuatu tetapi tidak bercampur. Dia di luar segala sesuatu, tetapi tidak berpisah. Dia di atas segala sesuatu dan tidak sesuatupun berada di atas-NYA. Dia di depan segala sesuatu, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa dia berada di depan. Dia berada di dalam segala sesuatu, tetapi tidak seperti sesuatu di dalam sesuatu. Dia di luar sesuatu, tetapi tidak seperti sesuatu di luar sesuatu.”

Banyak juga ulama tasawuf yang mendefinisikan ini sebagai ‘al-Insan al-Haqiqi’ di Qalbu yang terdalam (Sirri). Karena berasal dari makna-makna yang suci (al-Ma’nawiyyat al-Qudsiyah), al-Insan al-Haqiqi ini juga sering dinamakan Thiflul Ma’ani (Bayi Ma’nawi).

Dasar dari pemberian nama Thiflul Ma’ani (yang bermakna Bayi) untuk Ruh al-Qudsi ini karena :

- Ia ‘lahir’ dari qalbu dan dirawat qalbu seperti bayi yang lahir dari rahim ibunya dan dirawat ibunya sampai tumbuh menjadi dewasa.

- Ia diajari berbagai hal tentang makrifat seperti anak-anak yang juga diajari berbagai hal.

- Ia bersih dari syirik, ghaflah (lalai kepada Allah) dan dosa-dosa pikiran, seperti bayi atau anak kecil yang juga bersih dari dosa.

- Ia disimbolkan seperti rupa anak yang tampan sebagaimana bersihnya jiwa seorang anak. Allah menyifati ahli surga dengan anak-anak (QS.52 : 24).

- Thiflul Ma’ani bersifat halus dan suci.

- Kiasan karena keindahannya.

Thiflul Ma’ani ini ‘muncul’ setelah melewati tahapan dzikir ke-4, al-Haqq. Seperti kita ketahui Tahapan dzikir dalam proses penyucian ini terdiri dari 12 tahapan (Laa Ilaaha Illallah, Allah, Hu, al-Haqq, al-Hayyun, al-Qayyum, al-Qahhar, al-Wahhab, al-Fattah, al-Wahid, al-Ahad  & ash- Shamad).

Thiflul Ma’ani adalah al-Insan al-Haqiqi karena ia bisa merasakan nikmatnya Musyahadah langsung kepada Allah SWT. Ia selalu ada di alam al-Qudrah dan menyaksikan Dzat Allah di alam Hakikat dan tidak berpaling pada selain Allah.

"Kalian akan melihat Tuhan kalian, seperti kalian melihat bulan pada malam purnama.” (HR. Bukhari)

(Bandung  21 Juni 2013, 20.09 WIB)

Semoga..
#ombad #tasawuf

16 October 2018

SEDEKAH LAUT

Allah SWT pun mengizinkan Nabi Sulaiman as. untuk bersedekah ke makhluk-makhluk lainnya, termasuk sedekah kepada ikan-ikan di laut. Mungkin kalau di Nusantara mah bisa dibilang sebagai SEDEKAH LAUT.. :)

Ada kisah dalam Kitab Durrotun Naashihiin Fii Al-Wa’izhin Wa Al-Irsyad (karya Syeikh ‘Utsman Asy-Syakir Al-Khowbawi, 13 H). Kisah yg mengutip dari Kitab Badi’u Al-Asror ini tercantum pada Majlis ke-59 hal. 218, tentang Hijrah Untuk Taat Pada Allah.

Dikisahkan..
Nabi Sulaiman as. ketika urusan dunia telah dilapangkan kepadanya seluas-luasnya, lalu ia pun memohon izin kepada Allah SWT untuk memberi rezeki seluruh makhluk yg biasa memperoleh rizki dari Allah, dalam jangka waktu setahun penuh.

Allah SWT kemudian berfirman kepadanya:

"Sungguh, engkau tidak akan mampu."

"Ya Allah, izinkanlah bagiku barang sehari saja..” Jawab Sulaiman.

Akhirnya Sulaiman pun diberi izin atas permohonannya untuk jangka waktu sehari.

Lalu Sulaiman pun memerintahkan seluruh bawahannya, baik dari umat manusia maupun bangsa jin, agar mereka mendatangkan seluruh makhluk yg menetap di atas bumi. Dan Nabi Sulaiman as pun memerintah para juru masak dan mendatangkan apa saja yg diperlukan. Dan mereka sibuk memasak selama 40 hari.

Makanan dijaga baik-baik, bahkan anak-anak kecilpun tidak diizinkan untuk mendekatinya agar tidak rusak. Lalu Sulaiman memerintahkan agar seluruh makanan dibariskan (diatur) di padang luas, dan panjangnya setara dengan jarak satu bulan perjalanan, dan lebarnya diperkirakan sama dengan panjangnya.

Setelah persiapan tersebut selesai, lalu Allah berfirman kepada Sulaiman :

Makhluk manakah yang akan mulai..?

Mereka yang menetap di darat dan di laut.” jawab Sulaiman

Allah pun memerintahkan ikan-ikan laut golongan yg besar agar memenuhi panggilan Sulaiman. Mereka pun mulai menyantap hidangan yg ada, sahut mereka:

Hai Sulaiman, pada hari ini Allah SWT telah menjadikan rezekiku atasmu (dari tanganmu).”

Silakan mengambil makanan yang ada.” jawab Sulaiman

Maka golongan ikan besar pun mulai bersantap, dan tak lama kemudian semua makanan telah habis, kemudian mereka pun berseru kepada Sulaiman :

Hai Sulaiman, kenyangkanlah perutku, kini aku masih merasa lapar."

"Belum kenyangkah kalian..?” sahut Sulaiman.

"Hingga saat ini aku masih belum terasa kenyang.." jawab mereka.

Dan seketika itu pula, Nabi Sulaiman pun tersungkur bersujud, dan berkata: "Maha Suci Allah SWT yang telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya." 

Jadi, jika masih ada orang-orang yg dengan pongahnya melabrak suatu budaya dengan alasan perbuatan musyrik, berarti mereka kurang memahami bahwa hukum fiqh pun mengakomodasi dan mengakui keabsahan 'Urf.. tentu dengan batasan tauhid. Dan yg harus diingat, bahwa tauhid itu urusan hati, artinya belum tentu orang-orang yg terbiasa melakukan budaya ('urf) seperti itu tidak bertauhid. 

Jangan-jangan kita sendiri yg negatif, lalu salah sangka dan kemudian menghakimi keimanan orang lain.


**

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا

Dan tidak ada satupun hewan melata di muka bumi ini, kecuali rezekinya telah ditetapkan oleh Allah.” (QS. Huud : 6)


Semoga..
#ombad #sedekah

13 October 2018

BERAMAL (TANPA ILMU ?)

Shalatnya mungkin benar tetapi bisa sy anggap "mendzalimi" orang lain. Seperti halnya larangan Rasulullah SAW ketika baca Quran keras-keras di saat ada orang lain yg sedang shalat. Kenapa..?
Karena bisa MENGGANGGU..!

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Dan tentunya salah satu Kemungkaran itu adalah menyebabkan Kemacetan sehingga bisa Mengganggu orang lain.

Apa ini masalah ketidakpahaman..?
Itu lebih baik, daripada Riya ataupun Sum'ah.. :D

العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ

Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun meninggalkan belajar.” (Imam Hasan al-Bashri ra.)

Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun akan mendapatkan kesulitan dan sulit untuk selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak dipuji bahkan dapat celaan.” (Ibn Qayyim ra.)

Emang gak ada mushola atau mesjid yg deket..?


Semoga..
#ombad #eksis #riya

09 October 2018

LOGAT ITU KULIT

Pemahaman agama minim lalu digoreng buat urusan politik, padahal yg diributkan itu hanya sebatas kulit. Masalah logat aja dipermasalahkan..

Pengucapan "Al-Fatihah" karena kebiasaan (logat) itu bisa jadi : Fatiha, Fatekah, Patehah, dsb. Seperti halnya pengucapan "Fitnah", bisa jadi Fitnah, Fitna, Pitnah.. bahkan Pitenah.. :D
Bahkan seorang Nabi pun ada yg petal (cadel) yaitu Nabi Musa as.

Bahasa terdalam (qalbu) itu adalah bahasa yg pertama kali komunikasikan (bahasa ibu).. Itu makanya kalo ngejerit berdoa (dalam hati) suka keluar bahasa ibu.. karena sy "bahasa ibu" nya itu sunda.. ya yg keluar basa sunda..

Mudah-mudahan kisah di bawah ini bisa bermanfaat :

Suatu ketika ada seorang fakir miskin datang kepada seorang Kyai.

"Pak Yai.. saya mohon diajarkan doa, agar saya banyak rezeki dan selamat dunia akhirat." kata si fakir.

Sang Kyai tersenyum, "Baiklah. mari ikuti saya, Rabbana arzuqna.."

Dan Kyai pun melafalkan baris demi baris doa tersebut dalam bahasa Arab. Si Fakir mencoba mengikuti, namun lidahnya terasa asing dengan bahasa itu dan selalu salah.

"Mesti benar berdoanya Pak, tajwid dan pengucapannya harus pas, nanti tidak afdhol.." kata Kyai.

"Nggih, pak Yai.. Robanaa.." jawab si Fakir. Namun, tetap saja si fakir tidak mampu melafalkannya dengan baik. Semakin dia berusaha, semakin tak jelas pengucapan doanya.

"Hmm, begini saja Pak, saya tulis saja doanya di sini, sampeyan baca di rumah ya, sehari 3x ba'da shalat fardhu. Supaya afdhol dan diqabul sama Gusti Allah, dibaca yang benar ya..!" kata Kyai sedikit kesal. 

"Inggih, pak Yai.." jawab si Fakir.

Kyai pun menuliskan doa tersebut di atas selembar kertas putih, dan memberikannya pada si Fakir.

Pulanglah si Fakir ke rumahnya, namun sesaat dia memandangi kertas doa itu, dia baru sadar bahwa dia tidak bisa membaca huruf arab.

"Waduh, piye iki..?" Si Fakir berkata sedih. Untuk kembali ke tempat Kyai di pesantren, ia sudah kadung malu dan takut dimarahi lagi karena tidak becus mengucapkan doa dalam bahasa Arab. Dipandanginya kertas itu berhari-hari, setelah seminggu lebih, akhirnya dia mengambil keputusan : kertas do'a itu digunting-gunting sehingga huruf-hurufnya berserakan dan ditebarkan di sajadah, kemudian dia berdoa dengan khusyuk dalam bahasa Jawa:

"Gusti Pangeran.. Engkau mengerti keadaanku yang tidak bisa membaca doa dan huruf-huruf Arab. Karena itu aku serahkan semua huruf dalam doa itu kepada-Mu. Rangkaikanlah menjadi doa yang terbaik untukku, Gusti.. Aku akan menerima apapun yang Engkau pilihkan untukku."

Dan si fakir pun terus menerus melafalkan doa itu setiap hari.

**

Beberapa waktu setelah kejadian itu, sang Kyai mimpi. Dalam mimpinya, ia mendengar suara Allah SWT:
"Masih ingatkah engkau pada si Fakir yang minta doa kepadamu..? Sesungguhnya di sisi-Ku, doanya lebih bernilai dari doa-doa yang kau lafalkan setiap hari sepanjang hidupmu."

Kyai bertanya : "Kenapa demikian Ya Allah..? Bukankah aku selalu mengucapkan dengan bahasa yang fasih sesuai tuntunan Nabi-Mu yang mulia.."

Allah menjawab : "Benar.. namun si Fakir itu ikhlas kepada-Ku. Aku lah yang mengabulkan semua doa dan permohonan hamba-Ku, bukan engkau..! Keikhlasan dan keridhoannya yang menyebabkan doanya terkabul, bahkan bila doa itu tidak terucap.."

Sang Kyai terbangun, dan kemudian menangis.

Semoga...
#ombad #tasawuf

06 October 2018

PEMBENARAN ITU KETERTUTUPAN

Ketika tidak bisa membedakan mana yg Benar dan mana yg Salah itu artinya Hati/qalbu nya belum bening. Kenapa..?

Karena jika Qalbunya bening, cahaya petunjuk akan "terbaca" dengan jelas (shiddiqiyah). Artinya Kebeningan Qalbu ini menjadi prasyarat bahwa cahaya Petunjuk akan selalu "menjaga" diri seorang hamba-Nya, termasuk terjaga dari distorsi Hawa Nafsunya. Sebutlah "Pandangan" Qalbunya bisa menembus berbagai lapisan dimensi, sebagaimana Cahaya Tuhan (Nur) yg bisa menerobos dan melewati hijab-hijab apapun, sampai hijab yg terdalam sekalipun. #kasyaf #basyirah

Jadi, ketika yg sudah jelas-jelas Salah masih dibela dengan menggunakan ayat-ayat suci itu artinya Hati (qalbu) nya TERTUTUP. Kenapa..?

Karena Hawa Nafsu yg menutupi qalbu akan selalu berusaha melakukan Pembenaran. Jadi qalbu sebagai "sumber" (receiver) akan selalu dihalangi, dikesampingkan bahkan kalau bisa diambil-alih oleh Hawa Nafsu, sehingga Hawa Nafsu menjadi "sumber".

Hal ini mirip kisah Iblis yg ngeles bahwa ia lebih mulia (karena tercipta dari Api) dibanding Adam yg tercipta dari Tanah. Atau bisa disebut bahwa Hawa Nafsu akan makin memperbesar Kesombongan dan menutup Kebeningan qalbu (petunjuk).

Dan sayangnya Kesombongan seringkali menang, dan kemenangan ini akan semakin menutupi qalbunya sehingga semakin sulit menangkap Petunjuk-Nya. Cahaya Petunjuk akan semakin buram bahkan gelap tidak terlihat karena tertutupi dinding kesombongan. Istilah agama biasa menyebutnya "dalam Kegelapan".

Selalu berupaya agar Qalbu tetap dalam kebeningan itu merupakan kewajiban dalam Islam. Banyak ayat-ayat yg memerintahkannya (salah satunya dengan memperbanyak dzikir), banyak juga contoh-contoh doa supaya qalbu semakin bening, salah satunya seperti ini :

اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا

اجْتِنَابَهُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Allaahumma arinal-haqqa haqqan warzuqnat-tibaa’ah, wa arinal-baathila baathilan warzuqnaj-tinaabah, bi rahmatika yaa arhamar-raahimiin.

"Ya Allah, tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kami kebatilan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya."

Semoga...
#ombad #tasawuf

30 September 2018

HOLISTIK

Seseorang, jika makin paham itu akan makin Moderat, Fleksibel (tidak kaku) dan Holistik. Jadi sangat disayangkan jika ada yg kepedean meski secuil, akhirnya yg belum dia ketahui pun akan disalahkannya.

Mudah-mudahan kisah ini bisa diambil hikmahnya.

Ada seorang lelaki menerobos masuk ke Masjid, di tangannya ada sebilah pedang. Di depan jamaah yg mengelilingi Ibn Abbas, lelaki itu bertanya: “Apakah Allah menerima tobat mereka yg membunuh orang lain..?”

Ibn Abbas menjawab dengan tenang:

“Tentu saja, bukankah Allah itu Maha Pengampun..?!"

Lelaki itu segera berlalu.

Lalu beberapa saat kemudian ada lelaki lain yg tiba-tiba masuk Masjid. Ada pedang di tangan kanannya. Tanpa mempedulikan jamaah yg ketakutan, lelaki itu bertanya kepada Ibn Abbas, “Apakah Allah menerima tobat mereka yg membunuh orang lain..?”

Ibn Abbas dengan tegas menjawab:

“Tidak..! Allah akan mengazab mereka yg membunuh jiwa tak berdosa..!”

Lelaki itu segera berlalu dari Masjid.

Jamaah terpana dengan dua jawaban berbeda dari Ibn Abbas.

“Mengapa anda memberikan fatwa yg berbeda pada pertanyaan yg sama..? Apa dalilnya Ya Syekh..?” tanya seorang murid.

Ibn Abbas menjawab:

“Lihat saja sorot mata kedua lelaki tersebut. Yang pertama, sorot matanya penuh penyesalan. Boleh jadi dia baru saja membunuh orang, dia ingin tahu apakah Allah akan menerima tobatnya setelah apa yg dia lakukan. Tentu saja aku sampaikan padanya bahwa ampunan Allah itu sangat luas. Adapun lelaki kedua sorot matanya penuh amarah. Dengan bertanya padaku boleh jadi dia punya rencana untuk membunuh orang lain. Sebelum peristiwa itu terjadi, aku harus memberikan fatwa yg bisa menghalangi rencana jahatnya.”


Semoga..
#ombad #tasawuf

26 September 2018

KEWAJIBAN SEORANG GURU

Hal pertama yg wajib dipunyai oleh seorang guru adalah mempunyai rasa belas-kasihan kepada murid-muridnya dan memperlakukan mereka sebagai anak sendiri.

Rasulullah SAW bersabda,

Innamaa ana lakum mitslul waalidi liwaladihi.”

"Sesungguhnya aku ini bagimu adalah seumpama Seorang ayah bagi anaknya.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa-i, Ibnu Majah & Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)

Maksudnya, melepaskan murid-muridnya dari api neraka akhirat. Dan itu adalah lebih penting dari usaha kedua ibu-bapaknya, melepaskan anaknya dari neraka dunia. Karena itu, hak seorang guru adalah lebih besar dari hak ibu-bapak. Ibu-bapak menjadi sebab lahirnya anak itu dan dapat hidup di dunia yg fana ini. Sedang guru menjadi sebab anak itu memperoleh hidup kekal. Kalau tidak adalah guru, maka apa yg diperoleh si anak itu dari orang tuanya, dapat membawa kepada kebinasaan yg terus-menerus.

"Guru adalah yg memberikan kegunaan hidup akhirat yg abadi. Yakni guru yg mengajar ilmu akhirat ataupun ilmu pengetahuan duniawi, tetapi dengan tujuan akhirat, tidak dunia. Adapun mengajar dengan tujuan dunia, maka itu binasa dan membinasakan. Berlindunglah kita dengan Allah daripadanya..!

Sebagaimana hak dari anak-anak seorang ayah, saling mengasihi dan saling menolong mencapai segala maksud, maka seperti demikianlah kewajiban dari murid-murid seorang guru, saling mengasihi dan saling menyayangi." (Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali)

Kalau bahasa sy mah, Tidak ada eksploitasi !
Seorang Guru tidak mengeksploitasi muridnya buat duniawi, alias mencari uang dari murid-muridnya.


Semoga..
#ombad #tasawuf

04 September 2018

MAHABBAH

Mahabbah adalah bentuk masdar dari kata al-Hubb, dan berasal dari kata Ahabba, Yuhibbu, Mahabbatan, yg secara harfiah berarti mencintai secara mendalam, bening dan bersih.

Mahabbah merupakan keinginan yang sangat kuat terhadap sesuatu melebihi kepada yg lain atau ada perhatian khusus, sehingga menimbulkan usaha untuk memiliki dan bersatu dengannya, sekalipun dengan pengorbanan.

Dalam konteks tasawuf, Mahabbah adalah suatu ajaran tentang cinta atau kecintaan kepada Allah. Sampai semua kecenderungan hatinya hanya kepada Allah.

Al-Sarraj (w. 377 H) membagi Mahabbah menjadi tiga tingkatan yaitu:

1. Cinta orang AWAM, yaitu selalu mengingat Tuhan dengan dzikir, senantiasa menyebut nama-nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan.

2. Cinta orang SHIDDIQ, yaitu orang yg kenal kepada Tuhan, pada kebesaran-Nya tabir yg memisahkan diri seseorang dari Tuhan, dan akhirnya bisa melihat rahasia-rahasia pada Tuhan.

3. Cinta orang ‘ARIF, yaitu mengetahui betul Tuhan, yg dilihat dan yg dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri yg dicintai. Akhirnya sifat-sifat yg dicintai masuk ke dalam ciri yg mencintai.

Mahabbah harus bisa diraih karena menjadi salah satu acuan untuk membebaskan diri dari hijab Syirik Khafi (kecenderungan hatinya), bahkan lebih tinggi dan lebih sempurna kualitasnya daripada Khauf dan Raja’ (takut dan pengharapan), karena Mahabbah ini tidak mengharapkan apa-apa dari Allah kecuali ridha-Nya.

Kecenderungan Hati yg dimaksud adalah merindukan "pertemuan" dengan Tuhannya karena rasa Mahabbahnya.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ (صحيح البخاري ج: 5 ص: 2384)

Dalam sebuah Hadist Qudsi, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman :

Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku atau wali-Ku maka Aku menyatakan perang terhadapnya.
Tidak seorang hamba pun mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yg paling Aku cintai, melainkan dengan apa yg telah aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak akan berhenti mendekati-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku yg akan menjadi telinganya yg digunakannya untuk mendengar, Aku akan menjadi matanya yg digunakannya untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya yg digunakannya untuk memukul, Aku akan menjadi kakinya yg digunakannya untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, sungguh Aku akan mengabulkannya, dan jika meminta perlindungan-Ku maka sungguh Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda,

Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah akan senang bertemu dengannya. Dan barangsiapa yang tidak senang bertemu dengan Allah, maka Allah pun tidak akan senang bertemu dengannya.” (HR. Bukhari)

Barangsiapa yang mencintai sesuatu tanpa ada kaitannya dengan Mahabbah kepada Tuhan adalah suatu Kebodohan dan Kesalahan karena hanya Allah yang berhak dicintai.” (Imam Ghazali ra.)

Perlu dipahami bahwa hasil yg dicapai dari proses beragama (ibadah) itu sangat berhubungan dengan konteks Mahabbah. Coba direnungkan, kenapa surah-surah dalam al-Quran (kecuali Surah at-Taubah) selalu diawali Basmallah (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang).

Dan silakan renungkan juga kenapa ada Hadist ini :

Rasulullah SAW bersabda,

"Orang-orang yang penyayang disayangi Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)

"Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia niscaya Allah tidak akan menyayanginya." (HR. Bukhari - Muslim)

Ilahi anta maqsudi wa ridhoka mathlubi a'tini mahabbataka wa ma'rifataka.

Semoga..
#ombad #tasawuf #mahabbah