03 June 2017

MABUK AGAMA

"Hai orang-orang yg beriman, janganlah kamu Shalat, sedang kamu dalam Keadaan Mabuk, sehingga kamu mengerti apa yg kamu ucapkan." (QS. An-Nisa: 43)

Ini termasuk MABUK AGAMA.. dimana jiwanya penuh hasrat kepentingan dan hatinya penuh noda ilusi. Ilusi-ilusi ini yang membuat "mabuk" sehingga memunculkan perasaan "merasa paling beriman" yg memabukkan. Akhirnya Ego dan Eksistensi pun membiaskan makna Ghirah dan Keihlasan. Menjadikan dirinya tidak menyadari dan tidak mengetahui apa yg dilakukan dan apa yg dibaca. Buta.

Akibatnya, ajakannya bisa jadi Permusuhan dan Kerugian, walau dengan alasan "damai" dan "selamat".

Ajakannya pun bisa jadi malah menuduh Munafik dan Kafir, walau dengan alasan "tauhid" dan "iman".

Dan "berlomba-lombalah dalam Kebaikan" pun jadi samar dalam "berlomba-lombalah dalam Teriakan".

Ya, karena tidak mengerti dan belum sadar hikmahnya. Dan mungkin juga hatinya belum "daim" ataupun "wustha". ๐Ÿ˜€

Karena harusnya orang yg sudah "sadar dari mabuk" nya, ketika ia mengerjakan Shalat, maka shalat yg dilakukannya akan berimplikasi ke pembentukan karakter yg berhubungan dengan Kelembutan dan Keteduhan, sebagai akibat dari shalat yg dilakukan dengan penuh Ketundukan dan Kekhusyuan, yg lahir dari pengakuan dalam Penghambaan dan Kehinaan, serta diiringi kesadaran atas Kelemahan dan Keterbatasan diri.

Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda:

"Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al-Qur'an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al-Qur'an dan mereka menyangka bahwa Al-Qur'an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al-Qur'an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya." (HR. Muslim)

Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan08

ANAK MAIN DI MESJID

Foto di bawah merupakan salah satu contoh dari Kebodohan. Harusnya bisa berpikir panjang, bagaimana untuk bisa membuat anak-anak betah di mesjid.

Mudahan-mudahan dari kisah yg terdapat di kitab hadist Imam Nasa'i ini, kita dapat mengambil hikmahnya.

Rasulullah SAW sewaktu mau mengimami shalat di siang hari (Dzuhur atau Asar) membawa salah satu cucunya (Hasan atau Husain) dan meletakkan cucunya di sampingnya.

Shalat pun didirikan. Lalu, dalam salah satu rakaat, begitu lama sujudnya.

Seusai shalat, para sahabat bertanya kepada Rasulullah,

โ€œWahai Rasulullah, dalam salah satu sujudmu tadi, engkau sujud dengan lama, sehingga kami mengira ada sesuatu yg terjadi. Apakah ada wahyu yg sedang diturunkan kepadamu..?โ€

Rasulullah pun menjawab,

โ€œSemua itu tidak terjadi. Anakku (cucuku) ini telah menaiki punggungku, sehingga aku tidak ingin memotongnya sampai ia puas.โ€

Kan aneh, jika sekarang banyak mesjid yg melarang anak-anak dengan alasan ribut dan mengganggu. Tipis sekali imannya, masa gara-gara anak-anak ribut kekhusyuan menjadi terganggu. Sekalian aja shalat di ruang kedap suara.

Bayangkan, anak-anak itu meskipun shalatnya sambil bermain juga, mereka mah gak punya dosa dan bisa masuk surga..! Sedangkan kita yg udah bangkotan kayak gini, meski sudah serius juga belum tentu lhoo.. ๐Ÿ˜€

Jadi sayangilah anak-anak meski di mesjid pada main dan ribut, siapa tau mereka jadi penyebab kita masuk surga.

Semoga....

#ombad #ramadhan08

02 June 2017

AFI PUN MASUK PUSARAN

Kalau lihat kasus Afi Nihaya sekarang, yg sy lihat bukan masalah dugaan plagiatnya. Toh, itu masih dugaan, dan di era medsos ini, sadar ataupun tidak, kita sering melakukan plagiarisasi, baik tulisan orang, quote, dan juga meme orang. Kecuali tulisannya dalam konteks Tulisan Ilmiah para akademisi di perguruan tinggi, baru bisa dikategorikan Plagiarisme.

Seperti pendapat Rhenald Kasali terkait motto : "Perubahan harus dimulai dari diri sendiri." Semua tahunya itu ucapan Aa Gym, padahal yg pertama "mengeluarkan" kutipan itu adalah John Maxwell. Untung aja gak ada yg usil jadi gak dipersoalkan.. :D
 
Dan yg jadi fokus sy adalah... urusan ini akhirnya jadi bumbu baru "perang" antar kubu satu dengan kubu lain. Kubu yg satu nyalah-nyalahin, kubu sebelahnya pun membela. Dihina sebelah sana, dipuji sebelah sini.. Dibully sebelah sana, didukung sebelah sini..  :D

Dan Afi Nihaya pun masuk ke pusaran "pertengkaran", menjadi "alat" untuk diserang (secara tidak langsung). Menjadi alat untuk kepentingan politik, kepentingan kelompok-kelompoknya, bahkan alat untuk kepentingan ego dan eksistensi diri masing-masing. Padahal tanpa ada Afi Nihaya pun, tetap aja saling "serang" dan kubu-kubuan. Saling tuduh, saling balas, pro kontra, aksi demo, program, bunga, lilin, obor, otak-atik angka, dsb.

Sayang sekali, anak muda yg sedang mencari dan mengembangkan diripun mulai direcoki para bangkotan. Khususnya oleh mereka yg butuh eksis dan terbiasa bersorak gembira melihat kekurangan yg lain, terbiasa tertawa bahagia melihat kesedihan orang lain, serta terbiasa melampiaskan nafsu merasa benar dan merasa berimannya.

Jadi sebaiknya berilah dukungan moral kepadanya ataupun kepada anak-anak muda lainnya, supaya mereka semakin rajin menulis, berkarya dan mengasah dirinya. Karena menulis itu sulit, apalagi bagi sy yg sekolah teknik.. buktinya skripsi aja cuma 20 halaman A4, beda dengan yg sekolah agama, skripsinya bisa ratusan halaman.. bahkan bisa setebal bantal..  ๐Ÿ˜ 

Bagaimana seandainya beratnya beban psikologis yg dialami Afi ini menimpa anak-anak kita..?

Ataukah anak-anak dari orang yg membully Afi Nihaya ini harus mengalami beban psikologis yg berat, biar orang tuanya paham apa artinya Empati...?

Dan ingat, Allah SWT itu Maha Adil....
 
Mudah-mudahan nasehat dari Imam Malik ra. ini bisa menguatkannya:

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุฅูู…ูŽุงู…ู ู…ูŽุงู„ููƒู -ุฑูŽุญูู…ูŽู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰-: (ุฅูู†ู’ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูŠูุฏูŽุงููุนู ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู "ููŽูŠูŽุดู’ุชูู…ู ูˆูŽูŠูŽุณูุจู‘ู ูˆูŽูŠูŽุบู’ุถูŽุจู" ููŽุงุนู’ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุนู’ู„ููˆู’ู„ู ุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุฉูุŒ ูู„ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽุญู’ุชูŽุงุฌู ุฅูู„ูŽู‰ ู‡ูŽุฐูŽุง).
 
"Jika engkau menyaksikan seseorang sedang membela Kebenaran (al-haq), tetapi lisannya mengeluarkan cacian, makian, sumpah-serapah dan mengobral kemarahan, maka ketahuilah bahwa Niat di Hatinya sudah terkotori, karena Kebenaran (al-haq) tidak membutuhkan semua itu."

Terus menulis dan posting sesuatu yg positif aja ya Afi, tetap kuat, sabar, optimis, hadapi dengan tenang, dan jangan kabur.

Btw, kalo tulisan sy mah mau ditiru kek, dicontek kek, mau dicollect, mau dijadikan buku harian pun, silahkan aja.. gratis... ambil aja.. bebas... Ilmu mah dari sumbernya juga gratis.. Mau dicantumin nama #ombad mau enggak, mau dibaca mau enggak.. gak ngaruh... :D
Kan kalo berguna dan bermanfaat selamanya, mungkin pahalanya pun akan mengalir selamanya... dan diam-diam.

Semoga....

#ombad #ramadhan07

SURGA DARI IKHLAS

Joni, seorang ahli ibadah datang ke guru Sufi dan dengan bangganya mengatakan kalau dirinya sudah banyak melakukan amal ibadah wajib, sunnah, baca Al-Qurโ€™an, berkorban untuk orang lain, dan kelak harapan satu-satunya adalah masuk Surga dengan tabungan amalnya.

Bahkan Joni punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku hariannya, dari hari ke hari.

โ€œSaya kira sudah cukup bagus apa yg sy lakukan ya Syeikh..?โ€

โ€œApa yg sudah kamu lakukan..?โ€

โ€œAmal ibadah bekal bagi Surga sy nanti..โ€

โ€œKapan kamu menciptakan amal ibadah, kok merasa punya..?โ€

Joni terdiamโ€ฆ lalu berkata,
โ€œBukankah semua itu hasil jerih payah sy sesuai dengan perintah dan larangan Allah..?โ€

โ€œSiapa yg menggerakkan jerih payah dan usahamu itu..?โ€

โ€œSaya sendiriโ€ฆ hmmmโ€ฆ.โ€

โ€œJadi kamu mau masuk Surga sendiri dengan amal-amalmu itu..?โ€

โ€œJelas dong Syeikhโ€ฆโ€

โ€œSaya nggak jamin kamu bisa masuk ke Surga. Kalau toh masuk, kamu malah akan tersesat di sanaโ€ฆโ€

Joni terkejut bukan main atas ungkapan guru Sufi tersebut, lalu ia menyanggah,

โ€œMana mungkin di Surga ada yg tersesat. Jangan-jangan Syeikh ini ikut aliran sesatโ€ฆ?!โ€

โ€œKamu benar. Tapi sesat bagi syetan, petunjuk bagi syโ€ฆ.โ€

โ€œToloong diperjelasโ€ฆโ€

โ€œBegini saja, seluruh amalmu itu seandainya ditolak Allah bagaimana..?โ€

โ€œLho kenapa..?โ€

โ€œSiapa tahu kamu tidak ikhlas dalam menjalankan amalmu..?โ€

โ€œSaya ikhlas kok, sungguh ikhlas. Bahkan setiap keikhlasan sy, masih sy ingat semuaโ€ฆโ€

โ€œNah, mana mungkin ada orang yg ikhlas, kalau masih mengingatยฒ amal baiknya..? Mana mungkin kamu ikhlas kalau masih mengandalkan amal ibadahmu..? Mana mungkin kamu ikhlas kalau sudah merasa puas dengan amalmu sekarang ini..?โ€

Joni duduk lunglai seperti mengalami anti klimaks, pikirannya melayang membayangkan bagaimana soal tersesat di Surga, soal amal yg tidak diterima, soal ikhlas dan tidak ikhlas.

Dalam kondisi setengah frustrasi, terasa guru Sufi menepuk pundaknya.

โ€œHai anak muda. Jangan kecewa, jangan putus asa. Kamu cukup Istighfar saja. Kalau kamu berambisi masuk Surga itu baik pula. Tapi, kalau kamu tidak bertemu dengan Sang Pemilik dan Pencipta Surga bagaimana? Kan sama dengan orang masuk rumah orang, lalu kamu tidak berjumpa dengan tuan rumah, apakah kamu seperti orang linglung atau orang yg bahagia?โ€

โ€œSaya harus bagaimana Syeikhโ€ฆ?โ€

โ€œMulailah menuju Sang Pemilik & Pencipta Surga, maka seluruh nikmatnya akan diberikan kepadamu. Amalmu bukan tiket ke Surga. Tapi ikhlasmu dalam beramal merupakan wadah bagi ridho dan rahmat-Nya, yang menarik dirimu masuk ke dalamnyaโ€ฆ"

Joni terlihat bengong dan mulutnya melongo seperti yg sedang baca postingan ini.... ehh.

***
Keterangan foto..

Diantara beribuยฒ kotak tanah gersang, siapa tau ada satu kotak yg bisa menumbuhkan tanaman dengan subur. Itulah tanah Keikhlasan.

Semoga....

#ombad #tasawuf

PUASA ITU ISTIMEWA

Kullu โ€˜amali Ibni Adam lahu illash shiyaam, fainnahu lii wa anaa ajzii bihi.

"Semua amal manusia miliknya, kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya." (HR. Bukhari - Muslim)

Ayat ini yg menyebabkan ibadah Puasa itu sangat istimewa. Kenapa?

Pertama, karena ibadah-ibadah lain rentan terhadap Riya' (pamer).

Shalat, seringkali pelaksanaannya sulit mengelak dari nafsu Pamer, apakah itu ketika menenteng sajadah ke mesjid, dalam berpakaian atau sesudahnya dengan "melirik" dan "memeriksa" tetangganya yg enggak ke mesjid. Dan kadang di hatipun sering tercetus, "shalat di mesjid donk".

Begitupun Zakat (dan infak, sedekah), kadang bisa tercetus dalam hati, "Gue kan kaya makanya ngasih".. Belum lagi kalo di belakangnya diomong-omongin, mirip iklan di TV.. :D

Apalagi Naik Haji, ketika ditunjang dengan budaya sisa feodalisme, bisa-bisa manyun ketika ada tetangga yg sudah naik haji tidak dipanggil Pak atau Bu Haji, "Gimana sich, sy kan udah naik haji, mahal lagi, kamu mah belum".

Kedua, karena lewat puasa kita berusaha mengosongkan diri. Awalnya memang secara lahir dulu, dengan mengosongkan perut dan keinginan lahiriah, oleh karena itu dikatakan dalam Hadits,

"Orang yang Shaum meninggalkan syahwatnya karena diri-Ku." 

Selanjutnya berusaha semakin dalam lagi ke dalam diri, dengan berupaya supaya bisa mengosongkan hati dari berbagai hal yang tidak sejalan dengan keinginan-Nya.

Semakin baik kualitas shaum seseorang maka semakin baik kualitas pengosongan diri dari hawa nafsu dan syahwat. Secara tersirat, ini disebutkan dalam Hadist :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, Rasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wa Sallam bersabda,

ุฅูุฐูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู ููุชู‘ูุญูŽุชู’ ุฃูŽุจู’ูˆูŽุงุจู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ูˆูŽุบูู„ู‘ูู‚ูŽุชู’ ุฃูŽุจู’ูˆูŽุงุจู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ูˆูŽุตููู‘ูุฏูŽุชู ุงู„ุดู‘ูŽูŠูŽุงุทููŠู†ู

"Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu." (HR. Bukhari - Muslim).

Artinya, puasa itu merupakan upaya untuk mendidik diri (melalui rasa lapar, haus dan meredam hawa nafsu), sampai "menyentuh" jiwa dan qalbu, sehingga diharapkan jiwa dan qalbunya mengalami proses "pengosongan" dari hawa nafsu, dan selanjutnya pada saat yg bersamaan jiwa dan qalbunya pun merasakan dan menikmati santapan lezat ruhani dari-Nya.

Dalam Hilyat al-Abdaal, Syeikh Muhyidin Ibn 'Arabi ra. menjabarkan ciri hamba yg Shaumnya benar adalah dengan semakin tumbuhnya sifat-sifat sebagai berikut:

- Rendah hati,
- Meningkat kepatuhannya,
- Sederhana,
- Lembut hati,
- Makin merasa fakir,
- Tidak ada bangga diri,
- Perilaku yg tenang,
- Bebas dari pikiran yg tidak pada tempatnya.

Mudah-mudahan kita bisa "menyantap" jamuan khusus ruhani dar-Nya selama Ramadhan ini.

Stay awake in the night, endure hunger.

Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan07

01 June 2017

DAKWAH ITU AJAKAN HIKMAH

Harap bisa membedakan "kembali kepada Allah dan Rasul-Nya" dengan "ikut campur urusan Allah SWT". Hanya Allah yg berhak mengadili dalam urusan keberagaman beragama. Dan Rasulullah SAW sendiri tidak pernah memaksakan kehendaknya dalam ber-Dakwah. Beliau selalu dalam bentuk Mengajak, sesuai dengan ayat :

"Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." (QS. Al-Ghasyiyah: 21-22)

Dan tentunya sebagai "pemberi berita gembira bagi orang-orang yg beriman." (QS. Al-A'raf:188, lihat jg QS. Al-'Isra':105).

Terus gimana jika tidak menerima..? Ya jangan dipaksa, diintimidasi ataupun diteror.

"Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)." (QS. Asy-Syura, 42:48)

Terus, yg sering dijadikan pembelaan dalam 'kekerasan' dalam berdakwah adalah Hadist โ€œBarangsiapa yg melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu,.." sebagai bentuk dari 'tinggi' nya iman. Sayangnya, masih banyak yg memaknai "cegahlah dengan tanganmu" itu adalah dengan cara "Kekerasan" dan "Paksaan", walaupun ada beberapa tafsiran yg berbeda sehubungan dengan kalimat tsb. Mungkin sedang lupa mengingat aturan hukum yg lebih tinggi, yaitu:

"Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan." (QS. Al-Baqarah: 256)

Lalu,

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan Hikmah dan pelajaran yg Baik serta bantahlah mereka dengan cara yg Baik....." (QS. An-Nahl:125)

Mudah-mudahan bisa memahami, apa itu "Hikmah" yg sumbernya berasal dari kehalusan (kelembutan) qalbu.

Jadi syiar Islam yg mengedepankan paksaan, caci-maki, ancaman, teror, intimidasi & kekerasan itu sangatlah bertentangan dengan teladan Rasulullah SAW.

ุฃู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ู‚ุงู„ ูŠุง ุนุงุฆุดุฉ: ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฑูŽูููŠู’ู‚ูŒ ูŠูุญูุจูู‘ ุงู„ุฑูู‘ูู’ู‚ูŽ ูˆูŽูŠูุนู’ุทููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑูู‘ูู’ู‚ู ู…ุงูŽ ู„ุงูŽ ูŠูุนู’ุทููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุนูู†ู’ูู ูˆูŽู…ุงูŽ ู„ุงูŽ ูŠูุนู’ุทููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ุณููˆูŽุงู‡ู. (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…)

  
Rasulullah SAW bersabda,

"Yaa 'Aisyah, sesungguhnya Allah Maha Lembut, mencintai kelembutan, Dia memberikan kepada yang lembut apa yang tidak diberikan kepada yang kasar." (HR. Muslim)

Kan akan lucu jadinya ketika ber-nahi munkar, tetapi memakai cara yg munkar... ๐Ÿ˜€

Semoga...

#ombad #tasawuf #ramadhan06

31 May 2017

FANATIK, BIKIN BLOON

Pintar, sekolah tinggi-tinggi dan berderet gelar pun tidak menjamin untuk tidak jadi korban propaganda radikalisme. Ada "kecerdasan" lain yg dibutuhkan, yaitu yg berhubungan dengan Spiritual (hati, batin), sehingga tidak melulu didominasi oleh Pikiran atau Emosi saja.

Walau memang, yg radikal dan korban radikalisme itu kebanyakan emang ketiga kecerdasannya terganggu (gak seimbang), sehingga menumpulkan objektivitasnya.

Sikap objektif yg seharusnya dikembangkan pun kalah sama subjektivitasnya. Subjektivitas ini yg akhirnya menimbulkan Fanatisme ('ashobiyah).

Fanatisme ('ashobiyah) memang bisa menghilangkan jalan menuju kebenaran, menutup akal dari pengetahuan baru, menutupi pikiran dari kebijaksanaan, dan bisa mengubah otak menjadi bloon, kerdil dan dungu. Akhirnya ilmu pun cuma tempelan karena "tertolak" fanatisme, dan bukannya membentuk Adab.

"A Fanatic is one who can't change his mind and won't change the subject." (Winston Churchill)

Jadi, banyak orang yg berilmu tetapi tidak menjadi berkah. 

Semoga....

#ombad #ramadhan05

SAYA PERCAYA ULAMA

Iya, tapi yg menurut sy memang kualitasnya benar-benar ulama. Jika menurut anda itu ulama tetapi menurut sy bukan ulama, ya gak usah maksa-maksa untuk mempercayai orangnya. Silakan, setiap orang berhak memilih, untuk mengakui ataupun tidak.

Bagaimana membedakan seorang ulama yg benar-benar warosatul anbiya dengan ulama palsu (ulama su'), sementara secara fisik, pakaian dan ucapannya pun sama (memakai ayat Quran dan Hadist)..? Tentunya dibutuhkan "penglihatan qalbu" (batin, kasyf, bashiroh) untuk bisa membedakannya. Memang sulit, sesulit membedakan yg benar-benar Muslim (secara lahir batin) dengan Maling/koruptor yg "menyamar" jadi Muslim, dan keduanya berangkat umrah bareng ke Mekkah.

Jadi kalau sy pribadi, sederhana kok lihatnya. Ulama menurut sy itu yg tubuh ruhnya pakai jubah dan sorban, dan bukan tubuh fisiknya. Tubuh fisik mah bisa menipu, bagaikan serigala berbaju domba atau kucing berbaju singa. Berbaju jubah dan bersorban pun kalo kerjaannya selalu marah-marah, mengobarkan kebencian dan permusuhan di mana-mana, plus ditambah wajah bersungut-sungut tegang kayak nahan kebelet pipis/BAB, mungkin bagi sy, seperti kata Gusmus, jadinya akan terlihat lebih meniru Abu Jahal daripada Rasulullah SAW.

Dan meski pakaian ruhnya gak persis kayak gitu, setidaknya tubuh ruhnya udah berbentuk manusia utuh, bening, tidak belang bonteng dan tidak berwajah binatang... :D

Nah kan... sederhana sekali lihatnya.. karena ada ciri-ciri "tertentu" bagi seseorang yg layak dikelompokkan sebagai "ulama pewaris Nabi".

Kalau menurut Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs. (dalam Kitab Sirrur Asrar), bahwa "pewaris Nabi" yg dimaksud adalah "pewaris sempurna" yg bukan sekedar (ilmu) lahiriyah, tetapi juga mencakup aspek-aspek batiniah. "Waris" yg dimaksud itu seperti halnya hubungan anak kandung dengan bapaknya. Dan bukan sekedar "pewaris sebagian", seperti Ashabil Furud ataupun Dzawil Arham, yg hanya menerima ilmu sebagian/derajat lapis luar saja, dan tidak mencakup aspek batiniah. Apa bedanya dengan Syekh Google..?

Kan bahaya nanti jika cuma dapat Tekstual tanpa Kontekstual, Harfiah tanpa Substansi, Bungkus tanpa Isi, ataupun Perintah tanpa Hikmah. Bisa-bisa nanti ikut aliran garis ngaceng... ehh garis keras lhoo. Malu atuh, masa udah jaman modern masih ngaceng.... duhh... maksudnya masih radikal... 
 
Semoga...

#ombad #tasawuf #ramadhan05

30 May 2017

RAMADHAN, SUBSTANSI ATAU BUDAYA...?

Semua juga sudah tau, puasa Ramadhan itu wajib.. ๐Ÿ˜€

Tetapi jika hal-hal di bawah ini terjadi, mungkin anda berpuasa itu hanya jadi "Budaya" dan bukan "Substansi"..

- Belanja harian jadi naik membesar, karena ada perubahan kualitas dan kuantitas menu makanan/minuman. Padahal secara esensi, puasa itu adalah "serba kekurangan" yg sering dialami oleh "Banyak orang yg tidak berpuasa tetapi berpuasa". Jadi dalam hal ini, puasanya malah ikut bantu dalam meningkatkan pola makan.

- Berat badan tetap, malah bertambah di akhir bulan Ramadhan. Mungkin karena "berlapar-lapar" yg seharusnya merupakan nilai "empati" ke sesama (fakir miskin yg terbiasa lapar) dengan mudah "dibalas-dendamkan" ketika beduk Maghrib berkumandang. Jadi dalam hal ini, puasanya malah ikut bantu dalam menambah hawa nafsu.

- Keinginan yg kuat untuk semakin "memanjakan" tubuh dalam hal makanan/minuman tambahan : sirop, kolak, susu, rujak, asinan, dsb. Padahal hal tersebut jarang terpenuhi dalam keseharian. Jadi dalam hal ini, puasanya malah ikut bantu dalam menambah keinginan "memanjakan" tubuh.

- Tingkat kesehatan menurun ketika di akhir Ramadhan. Malah kadar gula darah dan kolesterol meningkat. Ya iya, karena "balas dendam" keinginan ketika sedang berlapar-lapar puasa. Akhirnya bergurih ria.

Jadi kalau tinjauannya "substansi" atau batiniah, seharusnya ketika di suatu keluarga berpuasa selama sebulan, yg biasanya belanja dapur habis (misal) 3jt/bln di bulan-bulan lain, maka di bulan puasa mestinya terjadi penurunan (misalnya habis 2jt/bln), dan sisa yg 1jt itu diberikan kepada orangยฒ yg biasa "berpuasa" karena keterbatasan ekonominya, dan bukan sebaliknya, malah nombok dari uang THR yg harus cepat-cepat dicairkan perusahaan.

Jadi tanpa disadari, bulan puasa Ramadhan itu identik dengan "bulan konsumtif" dan "bulan kemewahan".. dan hal ini jadi "budaya" turun-temurun, sampai akhirnya "substansi" dan esensi berpuasa pun nilainya semakin bias. Empati dan Kepekaan Sosial pun menjadi sesuatu yg sulit terjiwai.

Puasa tidak lagi mengajarkan kita agar berempati pada kaum fakir miskin. Seakan-akan kita sedang mengejek mereka yg kelaparan terus tanpa pernah bertemu Maghrib, sementara kita yg berpuasa "berpesta" makanan di waktu Maghrib dan mereka tidak pernah.

Lihat aja, menu buka puasa pun mirip sesajen.. segala macam ada, lengkap sekali.. ๐Ÿ˜€ .. sungguh sulit dibayangkan, berbanding terbalik dengan waktu Rasulullah SAW masih hidup, yg hanya berbuka dengan berapa butir kurma dan air putih aja.

Itulah kenapa, "Betapa banyak orang berpuasa yg tidak mendapatkan sesuatu, kecuali lapar dan dahaga saja." (HR. Nasaโ€™i)..

Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan04 

29 May 2017

CIUM DUYU AHH...

Suatu ketika di bulan Ramadhan, Sayyidina Umar bin Khatthab ra. tak tahan untuk mencium istrinya. Sesaat Umar ingat bahwa ini bulan Ramadhan, maka hebohlah Umar dan bergegas menemui  Rasulullah SAW dan melaporkan:
"Hari ini aku melakukan suatu kesalahan besar, aku telah mencium istriku padahal sedang berpuasa."
Rasulullah kalem aja menanggapi Umar, malah Beliau SAW balik bertanya, "Bagaimana pendapatmu jika kamu berpuasa kemudian berkumur-kumur..?"
Umar menjawab, "Seperti itu tidak mengapa."
Kemudian Rasulullah bersabda, "Lalu apa masalahnya..?" (HR. Ahmad)

Mungkin karena diajarkan berlogika seperti itu, maka Sayyidina Umar sangat jago dalam IJTIHAD...

Dalam kitab Iโ€™anah at-Talibin (karya Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatha ad-Dimyathi) pun ada keterangan:

โ€œJika seorang laki-laki merangkul atau mencium wanita tanpa tejadi persetubuhan badan karena ada sesuatu yg menghalangi keduanya, lalu mengeluarkan sperma, maka puasanya tidak batal, sebagaimana keluar sebab mimpi diwaktu tidur atau keluar sperma sebab memandang atau melamun. Jika seorang laki-laki menyentuh wanita mahramnya, atau rambut seorang wanita, lalu keluarlah sperma, maka puasanya tidak batal, sebab wudlu tidak batal sebab hal itu. Sedangkan keluar air madzi tidak membatalkan puasa, lain halnya dengan pendapat ulama-ulama Malikiyah (yg berpendapat bisa membatalkan puasa).โ€

ูˆู„ูˆ ุถู… ุงู…ุฑุฃุฉ ุฃูˆ ู‚ุจู„ู‡ุง ุจู„ุง ู…ู„ุงู…ุณุฉ ุจุฏู† ุจุญุงุฆู„ ุจูŠู†ู‡ู…ุง ูุฃู†ุฒู„ ู„ู… ูŠูุทุฑ ู„ุงู†ุชูุงุก ุงู„ู…ุจุงุดุฑุฉ ูƒุงู„ุฅุญุชู„ุงู… ูˆุงู„ุฅู†ุฒุงู„ ุจู†ุธูˆ ูˆููƒุฑ ูˆู„ูˆ ู„ู…ุณ ู…ุญุฑู…ุง ุฃูˆ ุดุนุฑ ุงู…ุฑุฃุฉ ูุฃู†ุฒู„ ู„ู… ูŠูุทุฑ ู„ุนุฏู… ุงู„ู†ู‚ุถ ุจู‡ ูˆู„ุง ูŠูุทุฑ ุจุฎุฑูˆุฌ ู…ุฐูŠู‘ ุฎู„ุงูุง ู„ู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ .
 
Tapi lebih bagus jangan dekati eaa.. bisi gak ku.. ku... bahaya bisa kejeblos masuk... batal dech.

๐Ÿ˜
Semoga....

#ombad #ramadhan03

PUASANYA IMAM HASAN AL-MUJTABA

Sayyidina Hasan bin 'Ali bin Abi Thalib ra, putra pertama Sayyidina 'Ali kw., hampir setiap hari di bulan Ramadhan, menghidangkan makanan bagi orang miskin untuk berbuka. Beliau melayani dan mengatur makanan yg diberikan kepada para tamunya, untuk segenap orang miskin yg berada di Madinah kala itu.

Sebegitu populernya acara tersebut sampai hampir semua masyarakat yg tahu, bahwa bila ingin berbuka dan menikmati makanan yg nikmat mereka boleh ke tempat Sayyidina Hasan.

Semakin hari semakin banyak orang yg datang, dan sungguhpun demikian makanan yg disiapkan senantiasa mencukupi untuk semua tamu.

Di antara para tamu tersebut, ada satu orang yg pada hari itu membawa pulang makanannya tanpa menyentuhnya. Dia hanya membatalkan dengan sebuah kurma dan 3 teguk air.

Dan ini tak luput dari pandangan Sayyidina Hasan. Beliaupun tergelitik untuk bertanya,

"Saudaraku tercinta, tidak seperti yg lain, engkau tidak memakan makananmu, apakah ada keluargamu yg sedang sakit..? Bila iya, izinkan sy membantu atau minimal bolehkah sy menegoknya..? Semoga sy bisa melakukan sesuatu."

Orang tua itupun menatap Hasan, dan kemudian dengan wajah sedih ia menjawab,

"Maafkan sy, wahai Putra Rasul, saya hidup sebatangkara, dan sy tidak punya keluarga lagi. Tentang makanan ini, sy ingin berikan kepada seorang lelaki gagah yg selalu sy temui di perkebunan yg ada di dekat rumah.

Setiap hari sy melihatnya kerja di perkebunan itu, dan bila waktu berbuka tiba dia selalu hanya memakan sepotong roti kering yg dibasahi air. Ia bekerja dan bekerja, seperti lelah tak menghampirinya.

Meski demikian tatkala duduk beristirahat, sy senantiasa mendengar lantunan ayat al-Quran yg suci  dari mulutnya. Saya tak pernah berbicara dengannya.

Sehingga sy kagum dan sangat hormat terhadapnya. Hari ini, sy berharap bisa menyenangkannya dengan makanan ini, setidaknya memberikan dia menu yg berbeda, maafkan sy wahai Tuan."

Sayyidina Hasan pun terharu mendengarnya, beliau meneteskan air matanya, dan berkata, 

"Makanlah makananmu, dan bawalah makanan untuknya."

"Tidak wahai Tuan, Anda telah demikian baik, biarlah makan jatahku kuberikan padanya, hatiku membisikkan demikian ijinkanlah wahai Tuan." Kata orang tua itu, bersikukuh.

Sayyidina Hasan, makin terharu, air matanya makin menetes deras,

"Pak tua, tahukah engkau siapa lelaki yg hendak kau berikan makanan tersebut..? Dia lah 'Ali Bin Abi Thalib, mantu Rasulullah SAW, Pedang Allah, Kekasih Allah dan Rasul-Nya, ayahku. Sesungguhnya makanan yg kita makan ini adalah hasil kerjanya, dan dia memilih berbuka dengan apa yg kau sebutkan tadi..."

Semoga...

#ombad #ramadhan03

28 May 2017

BERI MAKAN DAN KEDAMAIAN

Ketika melihat kejadian yg dialami Afi Nihaya, dr. Fiera, dsb, yg diintimidasi dan diteror oleh sebagian Muslim, dari dalam hati sy timbul pertanyaan:
 
"Itu ajaran Islam jenis apa..?"

Ke sesama Muslim aja bikin takut, khawatir dan terancam, apalagi kalau ke pemeluk agama lain.

Apakah wajah Islam yg seperti itu yg dicontohkan Rasulullah SAW..?

Bukankah waktu itu ada yg bertanya kepada Rasulullah SAW,
โ€œIslam manakah yg paling baik..?"

Rasulullah SAW menjawab,
"Kamu memberi makan dan memberikan KEDAMAIAN (Salam) kepada orang yg kamu kenal dan yg tidak kamu kenal." (HR. Bukhari)

Jadi jangan salahkan siapa-siapa ketika ada yg Islamophobia. Salahkan diri sendiri aja. Ya iya, selain kasus teroris yg mengatas-namakan Islam, juga karena ada sebagian pemeluknya yg tanpa sadar ikut membuat negatif "wajah Islam". Mereka masih sulit untuk mengaktualisasikan kebaikan ke sesama, main geruduk, main ancam serta tebar ketakutan.

Apakah masih belum paham ketika ada seorang lelaki menemui Rasulullah SAW dan bertanya, โ€œYa Rasulullah, apakah Agama itu..?โ€.
Rasulullah menjawab, โ€œAkhlak yg baik.โ€
Kemudian ia mendatangi Rasul dari sebelah kanannya dan bertanya, โ€œYa Rasulullah, apakah Agama itu..?โ€.
Rasulullah menjawab, โ€œAkhlak yg baik.โ€
Kemudian ia menghampiri Rasulullah dari sebelah kiri dan bertanya, โ€œYa Rasulullah, apakah Agama itu..?โ€.
Rasulullah tetap menjawab, โ€œAkhlak yg baik."
Kemudian ia mendatanginya dari sebelah kirinya dan bertanya, "Apakah Agama itu..?"
Rasulullah SAW menoleh kepadanya dan bersabda, "Belum jugakah engkau mengerti ? Agama itu akhlak yg baik." (at-Targhib wal Tarhib).

Jadi akhlaq yg mulia itu merupakan buah dari beragama, kan sudah jelas disebutkan juga bahwa Rasulullah SAW pun diutus ke dunia ini untuk memperbaiki (menyempurnakan) akhlaq.

โ€œSesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yg baik." (HR. Ahmad) 

Masa membangun keimanan dengan cara membenci perbedaan, lalu tidak memakai akhlaq..?

Coba pahami QS. An-Nahl: 125,

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah dan pelajaran yg baik, dan bantahlah mereka dengan cara yg baik..."

Masa jadi terbalik, keras ke orang lain..? Padahal seharusnya keras ke diri sendiri dan lemah lembut ke orang lain, karena hawa nafsumu itu ada dalam dirimu. Karena hawa nafsu yg membuat orang lain merasa merana, khawatir dan merasa keselamatannya terancam.

Dan belum "berpuasa" namanya jika masih berkata keji dan berteriak-teriak.

"... puasa adalah Perisai, jika salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan berteriak-teriak..." (HR. Bukhari - Muslim)

Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan02

KENAPA KUTIBA...?

Yaa ayyuhal ladziina aamanu KUTIBA โ€˜alaikumus shiyaamu kama kutiba โ€˜alal ladzina min qablikum laโ€™allakum tattaquun..

"Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

"Kutiba" itu artinya "dituliskan" .. Kenapa ayat perintah puasa itu pakai kata KUTIBA (dituliskan)..?

Karena itu merupakan bentuk jaminan dari Allah kepada hamba-Nya, menyiratkan kedekatan Rahmat-Nya yg sangat dekat. Kalau bahasa manusianya, seakan-akan Dia berfirman : "Aku mewajibkan berpuasa kepadamu, karena Aku telah menetapkan/mewajibkan pada diri-Ku untuk memberikan rahmat kepadamu."

Begitupun, Allah ingin menjadikan puasa (Ramadhan) ini sebagai pembentukan karakter yg kuat, terutama sikap Konsekuen (esensi Puasa adalah Konsekuen). Karakter ini yg akan "dituliskan" (ditetapkan) ke dalam "dada" manusia yg beriman, dan inipun insyaAllah sudah "dituliskan" di Lauhil Mahfudz. Ada hubungannya dengan "pembentukan karakter dan perilaku" untuk kebaikan dalam kehidupan hamba-Nya.

Hal ini secara jelas diterangkan dalam sebuah Hadist, dimana Rasulullah SAW bersabda:

โ€œSemua amalan Bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dan puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan berteriak-teriak. Jika ada orang yg mencacinya atau mengajaknya berkelahi maka hendaklah ia mengatakan, โ€˜Sesungguhnya aku sedang berpuasaโ€™. Dan Demi Allah yg jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yg berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau misyk. Orang yg berpuasa mempunyai dua kegembiraan, ia bergembira ketika berbuka, dan ia bergembira ketika bertemu dengan Rabbnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Allah SWT pun 'menuliskannya' siapa saja hamba-hambaNya yg "lulus" dan "diterima" puasanya secara khusus. Kebahagiaan di dunia, dan kebahagiaan di akhirat ketika bertemu dan melihat wajah Allah.

Semoga....

#ombad #ramadhan02