30 September 2017

WANITA PEMBUNUH

Tentara musuh memasuki sebuah desa. Mereka menodai kehormatan seluruh wanita di desa itu, kecuali seorang wanita yg selamat dari penodaan. Ia melawan, membunuh dan kemudian memenggal kepala tentara yg akan menodainya.

Ketika seluruh tentara sudah pergi meninggalkan desa itu, para wanita malang semuanya keluar dgn busana compang-camping, meraung, menangis dan meratap, kecuali satu orang wanita tadi.

Ia keluar dari rumahnya dengan busana rapat dan bersimbah darah sambil menenteng kepala tentara itu dengan tangan kirinya.
Para wanita bertanya:
"Bagaimana engkau bisa selamat dari bencana ini..?"

Ia menjawab:
"Bagiku hanya ada satu jalan keluar. Berjuang membela diri atau mati dalam menjaga kehormatan."

Para wanita mengaguminya, tetapi kemudian rasa was-was merambat dalam benak mereka. "Bagaimana nanti jika para suami menyalahkan mereka gara-gara wanita pemberani ini. Mengapa kalian tidak membela diri seperti wanita itu..?"

Kekaguman pun berubah perlahan menjadi ketakutan. Dan dikala lalai, seperti dikomandoi, para wanita menyerang wanita pemberani itu, mereka membunuhnya.

Moral of The Story...
Jangan nikahi wanita pembunuh.. Bahaya..!!

Semoga....

#ombad #moral #thestory

29 September 2017

ASYURA (KARBALA)

Dalam kitab al-Ghunyah, karangan Syeikh Abdul Qadir Jailani qs., dikatakan bahwa Asyura itu termasuk 'Asyirul Karomah (hari berkeramat yg ke-10). Peristiwa Asyura ini disejajarkan dengan peristiwa Nuzulul Quran, Lailatul Qadr, Maulidil Rasul, Isra Mi'raj, Yaumil Arafah, Lailatul 'Idain (Idul Fitri dan Idul Adha).

ASYURA ini adalah peringatan terbunuhnya (dipenggal) Sayyidina Husain bin Ali ra. yg terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 H. (9 atau 10 Oktober 680 M.) di Karbala, Irak (sekitar 100 km sebelah barat daya Baghdad).

Sayyidina Husein adalah putra kedua pasangan Sayyidina 'Ali dan Fathimah. Setelah dilahirkan (tanggal 3 Sya’ban 4 H.), kakeknya yaitu Rasulullah SAW menamainya Husein (nama "Hasan" dan "Husein" ini tidak pernah ada/dipakai sebelum mereka lahir). Setelah memberikan nama Husein ke cucunya, Rasulullah pun menciumnya dan menangis seraya berkata:

"Musibah besar telah menunggumu. Semoga Allah melaknat pembunuhmu."

Banyak julukan yg diberikan kepada Sayyidina Husein ra., diantaranya:

- Sayyidusy Syuhadaa (Pemimpinnya para Syahid),
- Mishbaahul Hudaa (Pelitanya Petunjuk),
- Safiinatun Najaa (Perahu yg menyelamatkan),
- Abu Abdillah (ayahnya Abdullah ibn Husain), dsb.

Sayyidina Husein hidup bersama Rasulullah selama tujuh tahun. Selama masa itu, Rasulullah sendirilah yg memberi makan, mengajari ilmu dan adab (akhlaq).

Setelah Mu’awiyah bin Abu Sufyan mati, kepemimpinannya pun digantikan anaknya, Yazid, Sayyidina Husein menolak berbai’at dan menentang atas kepemimpinan Yazid yg terkenal seorang pemabuk . Dan akhirnya, pada bulan Muharam 61 H, Husein bersama segenap keluarga dan para pengikutnya yg setia pun dibantai pasukan Yazid di Karbala yg dipimpin oleh ‘Ubaidillah bin Ziyad. Dan Husein pun menjadi syuhada menyusul kakaknya, Sayyidina Hasan yg syahid pada tahun 50 H.
 
Jadi bagi kalangan NU dan Tarekat itu, memperingati peristiwa Karbala itu hal yg lumrah, dan bukan milik kelompok Syiah saja.. meski negatifnya sering dituduh Syiah.. :D

Tapi gak apa-apalah dituduh Syiah juga, wong kata Gusdur juga "NU itu Syiah tanpa Imamah".. :D Dan juga di Tarekat Qodiriyah itu para Imam yg dimuliakan kelompok Syiah adalah para Mursyid silsilah emas Tarekat Qodiriyah (TQN). Asal jangan Rofidhoh dan sejenisnya aja (Khawarij).

Hikmahnya apa..?

Jahatnya politik kekuasaan, apalagi jika sampai mengatasnamakan agama (alirannya), dan siapapun yg jadi "musuh" nya akan dihabisi atas nama agama meski seagama.

Semoga...

#ombad #tasawuf #asyura #karbala

24 September 2017

ISLAMI (ISLAM + IMAN + IHSAN)

IMAN = RASA AMAN
ISLAMI = ISLAM + IMAN + IHSAN

Kata “IMAN” itu akar katanya sama dengan AMAN. Artinya, jika BERIMAN, seharusnya bisa MEMBERI RASA AMAN kepada orang lain dan lingkungan. Seseorang belum dikatakan Beriman atau Mukmin jika masih menyebabkan ada orang lain dan lingkungannya merasa tidak aman.

Itu makanya dalam sebuah Hadist disebutkan:

"Seorang Muslim adalah orang yang disekitarnya selamat dari tangan dan lisannya."

Sungguh ironis jika mengamati keadaan di negeri (mayoritas) muslim dimana sendal jepit saja bisa hilang di rumah Allah yang Maha Melihat.. Di rumah Allah saja tidak membuat rasa aman.

Berarti kualitasnya baru 1/3 nya, Islam doank, sementara yg 2/3 (IMAN dan IHSAN) belum tercermin dalam perilaku dan menjadi karakter.

Jadi memang memalukan ketika indikator "Islamicity Index" negara berpenduduk mayoritas Muslim ternyata jauh dari ISLAMI. Karena ritual "Islam" nya belum bisa bertransformasi menjadi karakter "Ihsan" seperti : Kejujuran (shiddiq), Amanah, Keadilan, Kebersihan, Ketepatan waktu, Empati, Toleransi, dan sederet ajaran Al-Quran serta akhlaq Rasulullah SAW.

Jadi bisa sy katakan,
ISLAMI = ISLAM + IMAN + IHSAN

Contoh:


إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُۗ  

".. Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan) Keji dan Mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain)..." (QS. Al-'Ankabut: 45)

Iya sich Shalatnya mah rajin dilakukan, tapi belum membentuk karakter-karakter Ihsan, belum bisa "mencegah perbuatan keji dan mungkar" baik kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungannya. Jadi hanya sekedar ritual tanpa berujung pada pembentukan karakter Ihsan.

Jadi jangan bangga dengan banyaknya jumlah kalau hanya jadi buih-buih.

Semoga...
#ombad #tasawuf #islami