27 May 2017

PROPAGANDA

Kalo dipikir-pikir, Teroris di Indonesia itu makin kesini makin miskin ya..

Jaman Orba, pake & bajak pesawat.
Jaman Mega, pake mobil.
Jaman SBY, pakai tas ransel.
Jaman Jokowi, pakai panci...!

Akhirnya, mereka dan pendukungnya pun pake propaganda di medsos... mungkin modal pulsa atau bahkan wifi gratisan. :D

TEKNIK PROPAGANDA

Jacques Ellul, mengemukakan pengertian propaganda sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisir yang ingin ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif berupa tindakan massa yang terdiri dari individu yang dipersatukan secara psikologis melalui manipulasinya dan digabungkan dalam suatu organisasi.

Teknik Propaganda yang kelihatan populer saat ini antara lain:

1. NAME CALLING
Teknik propaganda dengan cara memberikan sebuah ide atau label yang buruk kepada orang, gagasan, objek agar orang menolak sesuatu tanpa menguji kenyataannya. Pemberian label buruk tersebut bertujuan untuk menjatuhkan atau menurunkan kewibawaan seseorang atau kelompok tertentu.

2. GLITTERING GENERALITIES
Teknik propaganda dengan menggunakan ‘kata yang baik’ untuk melukiskan sesuatu agar memperoleh dukungan, tanpa menyelidiki ketepatan asosiasi itu. Digunakan untuk menonjolkan seseorang dengan mengidentifikasi orang tersebut dengan segala apa yang serba luhur dan agung.

3. TRANSFER
Mentransfer pengaruh seorang tokoh. Teknik ini digunakan dengan memanfaatkan pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berkharisma dalam lingkungan tertentu dengan mengidentifikasi suatu maksud menggunakan lambang autoritas.

4. PLAIN FOLK
Dilakukan dengan menunjukkan seseorang itu rendah hati dan berempati (memiliki keberpihakan) pada target propaganda.

5. TESTIMONIALS
Kesaksian dengan mengutip ucapan-ucapan orang yang dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud.

6. CARD STACKING
Dilakukan dengan menonjolkan satu sisi saja, entah baik atau buruk, sehingga publik hanya melihat satu sisi saja.

7. BANDWAGON
Dilakukan dengan tujuan meyakinkan khalayak akan kepopuleran dan kebenaran tujuan. Diterapkan untuk meyakinkan orang bahwa semua anggota suatu kelompok telah menerima suatu ide atau gagasan. Teknik bandwagon ini memposisikan sasaran sebagai minoritas. Tidak jarang kita menemui kata-kata seperti : “teman-temanmu yang sudah pasti pilih A, masa kamu aja yang pilih B..?”

KEMIRIPAN

Setelah sy amati, ternyata propagandanya ada kemiripan dengan sebelum meletus gonjang-ganjing Timur Tengah, yaitu :

- Jargon yg berhubungan dengan Syiah: Sesat, Syiah bukan Islam, Tunjuk Syiah sana-sini, dsb.

- Jargon yg berhubungan dengan Komunis (ini hanya di Indonesia): anti/pro komunis, kebangkitan PKI, dsb.

- Jargon yg berhubungan dengan Islam: Kembali ke QH (yg lain tersesat), Penistaan, Sesat, Murtad, Munafik, Kafir, dsb.

- Jargon yg berhubungan dengan Pemerintahan: Pemerintah Thoghut, Kepolisian jelek, dsb.

- Jargon yg berhubungan Ulama: Sesatkan ulama Moderat/tarekat, Syiahkan ulama tertentu, Kriminalisasi Ulama, Penistaan ulama, dsb.

Sederhana... propaganda² tersebut mulanya bertujuan agar terjadi polarisasi (kubu), lalu yg masih awam agama jadi terpengaruh, sehingga timbul pemahaman bahwa jenis "Islam" mereka itu islam yg paling bener dan yg berbeda dengan mereka itu munafik atau salah/sesat. Sampai akhirnya muncul sikap "menurut" & "patuh" dengan alasan "ulama wajib diikuti" & "ucapan ulama = perintah agama".. :D

Dan selanjutnya, lebih mudah membuat pola "massa". Awalnya (testcase) lewat demo untuk mencapai tujuan tertentu, dan selanjutnya pengerahan "kekuatan massa" (kerusuhan, perang sipil, dsb), sampai akhirnya porak-porandakan suatu negara/pemerintahan, mirip pemberontakan dan kasus Libya, Iraq, Suriah, dsb.

Sungguh sangat disayangkan, bagi yg merasa "kaum beriman" dan masih merasa "mujahid" jika pikirannya masih merasa dalam "ghirah" tanpa paham agenda dibalik itu semua.. Iqro.. Iqro.. Iqro.

Semoga....

#ombad #ramadhan01

RAMADHAN

Ramadhan (bulan ke-9 Hijriah) artinya: Membakar, amat panas. Penyebutan bulan Ramadhan ini sesuai dengan kondisi cuaca pada bulan tersebut.

Kata Ramadhan itu terbentuk dari 5 huruf ( Ra-Ma-Dh-A-N ), dan setiap hurufnya memiliki makna tertentu, yaitu :

1. Ra : Rahmat (rahmat Allah),
2. Mim : Maghfirah (ampunan Allah),
3. Dhod : Dhommanun lil jannah (jaminan untuk menggapai surga),
4. Alif : Amaanun minan naar (terhindar dari neraka)
5. Nun : Nurullaah al-Aziz al-Hakim al-Ghofuur ar-Rahiim (cahaya dari Allah Yang Maha Kuasa dan Bijaksana, Maha Pengampun dan Pengasih).

Rahmat dan Maghfirah bagaikan dua sisi mata uang yg tak terpisahkan, disaat Allah SWT menurunkan Rahmat maka Maghfirah pun turun mengiringi, demikian juga sebaliknya. Ketika Rahmat Allah SWT yg diiringi oleh Maghfirah ini telah mengalir maka peluang mendapatkan Surga pun telah menanti, dan ini artinya terhindar dari Neraka.

Namun hal ini semua, hanya bisa didapat ketika kita memperoleh limpahan Nur Ilahi Yang Maha Agung dan Bijaksana, Maha Pengampun dan Pengasih.

****
Selamat memasuki bulan yg penuh Berkah.... Sy pribadi mohon maaf dari teman² semua dari kesalahan yg sengaja ataupun tidak..

Semoga...
#ombad #ramadhan01

26 May 2017

KULIT

Kulit itu selain sebagai pelindung, juga berfungsi utk nilai estetika. Tetapi, jika terlalu lama terpaku kulitnya aja, kadang kita sulit beranjak dari 'keindahan' kemasan kulit ini. Kata-kata pun menjadi hampa dan tanpa makna, hanya terasa sebagai Aturan/hukum aja, sekedar reward and punishment, sekedar kewajiban (transedental).

Tapi namanya juga manusia, terkadang senang tampilannya daripada rasanya, senang sibuknya dan bukan nikmatnya, senang kutangnya dan bukan isinya... :D

Begitupun sebaliknya, ketika bicara terus tentang isi, esensi ataupun makna-makna tertinggi, tetapi kulitnya tidak 'terconnect', tidak paham ataupun lupa, maka akan terasa Bias dan 'ngambang', ngawang-ngawang. Terasa sangat rapuh.

Bicara tentang kesadaran setinggi-tingginya, tapi masih bias dengan 'kerangka' kesadaran itu sendiri. Bicara Hakikat, tapi masih bias dengan Syariatnya. Mirip bayi, cuma senang air susunya aja dan bukan wadahnya.. :D

Bukankah begitu juga dengan agama? Ada fiqh, ushul fiqh, dan bahkan tasawuf. Dan semuanya menyatu, saling melengkapi dan 'terhubung'.

Bukankah juga secara tersirat, Rasulullah SAW mengatakan, "Setengah agama itu Akhlaq." ?

Semoga...

#ombad #tasawuf

25 May 2017

BIBIT RADIKALISME

Jika melihat hiruk-pikuk medsos, sedikitnya bisa "menduga" akun-akun yg "sedikit" tertular sifat radikal. Ada beberapa kesimpulan sy, diantaranya:

- Jika ada kasus bom teroris, akun-akun itu akan men-share atau mengatakan : "pengalihan isu", dengan segala macam alasannya.

- Akun-akun itu kesehariannya membenci kepolisian (beserta elemennya), dan selalu melihat sisi jeleknya terus.

- Sebaliknya, jika Kepolisian dibenci-benci, tapi di akun-akun itu malah TNI mah dipuji-puji, padahal kedua institusi itu bawahan Presiden, tapi Presidennya mah tetap aja dijelek-jelekin.

- Akun-akun itu selalu negatif ke pemerintah, pokoknya pemerintah itu tidak ada bagusnya sedikitpun.

- Akun-akun itu selalu melakukan pembenaran atas nama agama yg ia anut, dan agama yg lain selalu dan tetap salah.

- Akun-akun itu selalu memusuhi organisasi beserta elemennya yg bersikap moderat, sekaligus menyebarkan fitnah, walaupun organisasi itu sesama Islam dan elemennya pun para Kyai, semisal getolnya serangan ke organisasi NU dan para Kyainya pun sering jadi sasaran.

- Akun-akun itu akan selalu menuduh keimanan (Munafik, Murtad, bahkan Kafir) dengan orang lain yg tidak sepaham atau sekubu dengannya, walau se-agama.

- Awalnya akun-akun tersebut men-share hal-hal seperti di atas, lalu selanjutnya mulai "tertular" dan bikin postingan sendiri.

- dsb, silakan tambahkan sendiri..

Ada satu hal yg lucu, ketika melihat beberapa akun yg kebanyakan isinya selalu menjelek-jelekkan pemerintah beserta elemennya, tapi ia sendiri hidupnya aja masih digaji negara (termasuk perusahaan milik negara). Kan harusnya malu jika kelakuannya seperti itu eaa.. :D 

Mudah-mudahan akun-akun seperti itu sudah ditandai dan dalam pengawasan pihak terkait. Dan ke depan, mudah-mudahan pihak Pemerintah dan pihak Medsos (Facebook, Twitter, dsb) bisa menyepakati suatu aturan "satu akun untuk satu ID". Jadi setiap akun itu diverifikasi oleh nomor KTP dan tidak bisa digandakan, sehingga bisa mengantisipasi akun-akun palsu penyebar paham radikalisme.

Dan bibit-bibit radikalisme ini ternyata makin ke sini makin subur. Lihatlah, anak-anak kecil aja udah bisa teriak-teriak "Bunuh" kepada yg beda agama. Sangat miris..! Gak tau anak-anak ini ketularan orang tuanya atau diajarin orang tuanya ataupun ketularan lingkungannya. Apa mereka ke depannya mau jadi calon-calon teroris..?

Ketika sekelompok anak kecil berteriak "Bunuh, bunuh, bunuh...!"
Itu propaganda siapa..?
Jadi yg memberi citra buruk Islam itu siapa..?

Jadi sebaiknya UU Terorisme itu diberlakukan lagi aja dech. Sikat dan Habisi aja, jangan sampai terlambat seperti di Iraq, Suriah, dsb. 

Semoga....
#ombad

BANYAK YANG ANEH

Di satu sisi pingin ketawa tapi dilain hal merasa sedih. Pemahaman² dan Pembenaran² seperti ini (dalam Islam) munculnya dari mana eaa..?

https://m.detik.com/news/berita/d-3510578/dihukum-penjara-suami-inneke-koesherawati-ini-ujian-allah

Suap-menyuap dan Korupsi jika ketangkap disebutlah "ujian dari Allah"... Kok ujungnya jadi nyalahin Allah...?! Jadi kalau lolos itu anugrah dan hidayah dari Allah..? Manusia yg secara sadar mengaku salah dihadapan Allah itu lebih baik daripada yg merasa tidak bersalah.

Terus, https://m.tempo.co/read/news/2011/12/22/063373162/sofyan-anggap-korupsi-halal-karena-buat-masjid

Kondisi tersebut namanya "berwudhu dengan air kencing".. Zakat, Infaq dan Shadaqah itu wajib pakai harta halal. Kalau pakai yg haram (maling, korupsi, suap menyuap, riba, dsb), sama aja dengan menipu Allah. Yang dibersihkan (baca: disucikan) itu harta yg halal, agar supaya menjadi Thayyib.. Gak ada dari sononya harta hasil haram dibersihkan lalu jadi halal, sekalian aja hilangkan semua aturan agama untuk berbuat baik, lalu bersihkan diujungnya. Enak sekali ya.. udah merugikan orang/pihak lain, dengan entengnya cuci tangan sendiri, bersih-bersih pakai harta orang yg dicuri/korup nya. Dan cling, merasa sudah bersih/suci lagi.

Bayangkan kalau mayoritas pemahaman agamanya seperti ini.. Iblis, Setan dan Dajjal pun akan ketawa senang. Pantesan kasus suap menyuap dan korupsi tetap marak meski orangnya berpeci dan berhaji.

Dan mungkin, lama-lama wajah Islam ke depan itu hanya berkutat seputar Gerakan tertentu, Umrah dan Pemilu saja, lalu dengan enteng mencap dirinya "mujahid", tanpa menyentuh sisi kualitas kebaikan peradaban.

Dan satu lagi, perhatikan screenshot di bawah. Jadi kalau pakai nama "syariah", semua akan otomatis jadi halal..?! Otomatis akan jadi halalkah Maling syar'i, Korupsi syar'i, Judi syar'i..? Wah..lama-lama nanti akan ada Prostitusi syar'i..!

Aneh...! Seaneh pembom bunuh diri yg merasa akan dapat surga beserta 72 bidadarinya.

Bukankah Kebaikan itu tetap kebaikan, Keburukan itu tetap keburukan, dan tetap terpisah. Haq itu haq, Batil itu batil, tidak tercampur. 

اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه

"Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang Benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang Batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya."

Semoga....
#ombad #tasawuf

24 May 2017

IBADAH AKHIR JAMAN

"Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud Riya (dengan Shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. an-Nisa': 142)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain (agar orang tahu amalnya), maka Allah akan menyiarkan aibnya di telinga-telinga hambaNya, Allah rendahkan dia dan menghinakannya." (HR. Thabrani, Baihaqi & Ahmad)

"Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatu yg menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada (fitnah) Al-Masih Ad-Dajjal..?"
Para Sahabat berkata, “Tentu saja”.
Beliau SAW bersabda, “Syirik Khafi (yg tersembunyi), yaitu ketika seseorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yg memperhatikannya." (HR. Ahmad)

"Amalan seseorang yang berbuat Riya’ (tidak ikhlas), itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa." (Imam Nawawi ra, Syarh Shahih Muslim)

Jadi, Ibadah Akhir Jaman itu adalah ibadah yg banyak campurannya, khususnya SYIRIK KHAFI dan RIYA.. ahh.. SUM'AH jg dech, buat popularitas/politik (agamis).

Nah, sekalian aja update status :

"Duh, lupa.. belum apdet... Btw, Aku lagi Shalat Asar, ini baru rakaat kedua.."

"Ngaji dengan Pak Ustat ini bikin aku nambah Iman.."

:D

Semoga....
#ombad #tasawuf

23 May 2017

MEMELUK SUATU AGAMA

Memeluk suatu agama, bisa disebut sebagai "Warisan" jika tinjauannya Sosiologis, dan bisa disebut "Takdir" jika tinjauannya Teologis. Bukankah kita tidak bisa memilih untuk lahir dari rahim siapa, orang tua yg Muslim atau Yahudi..? Takdir Allah juga yg menentukan.

Dan yg lebih dalam lagi, jika tinjauannya Tasawuf, ini disebut sebagai "Hidayah" dan "Pertolongan" dari Allah.

Nah, karena Iman itu "diberi", jadi gak usah Sombong dan Takabur dengan "kemerasaan" imannya. Apalagi sampai merasa paling beriman sedunia seakhirat, siapa tau "dicabut" lagi.. :D

Dan selanjutnya dalam bahasa "Proses" (syariat) adalah selalu berusaha mencari, belajar, memperbagus dan melatihnya, sampai teraktualisasi lahir batin.

Cuma satu hal yg pasti, dalam bahasa Humanis, semua agama pun pesannya sama, yaitu Kedamaian dan Kasih Sayang (Cinta). Jadi belum jadi manusia kalau kecenderungannya, tidak menyukai rasa damai dan kasih sayang dengan sesama manusia. :D

Semoga....
#ombad #tasawuf

INNER CIRCLE... HOLISTIK

Sebagaimana Kehidupan, secara keilmuan, dalam Islam itu ada dua sisi, yaitu sisi Lahir dan sisi Batin.

Sisi Lahir itu bisa lewat baca buku, kerja logika, mengolah nalar, ataupun Hushuli (knowledge by correspondence).

Tapi sisi Batin itu ditunjukkan dan sekaligus dialami, sampai muncul Hikmah dari dalam dada (hati/qalbu). Hudhuri. Sehingga dari Qalbu yg jadi pusat sumber segala petunjuk ini bisa merubah keseluruhan tubuh, baik secara lahiriyah ataupun kejiwaan. Kalau dalam Quran itu disebut seperti ini : selain lewat batin dengan "Quran yg sudah ditanamkan ke dalam dada.", juga lewat lahir, yaitu ayat-ayat Quran diturunkan secara bertahap. Itu makanya Rasulullah SAW pun pernah ditegur Allah karena pernah keceplosan "mendahului" wahyu.

Perpaduan kedua sisi ini (lahir dan batin) bisa merubah manusia secara total, karena adanya integrasi. Seperti halnya tersambungnya grafik sinusoidal yg di atas sumbu datar dengan dibawah sumbu datar. Bukan sumbu pendek eaa.. :D .. Kalau hanya satu sisi, kemungkinan besar yg munculnya adalah pemahaman yg parsial, ada pengkotakan. Kalau enggak jadi kaum 2D, ya jadi mistikus dukun.. :D

Jadi perpaduan kedua sisi ini sangat berhubungan dengan "kelengkapan" pemahaman yg holistik. Semisal, ketika membicarakan suatu amal ibadah, amal yg dimaksud itu sudah lengkap aspeknya, selain perbuatan lahiriyah/fisik, juga tidak dilupakan aspek batin : "pengolahan" jiwa, tadzkiyah nafs, "pengikhlasan" qalbu (niat) dan "pembeningan" ruh.

Prosesnya: Tahu, lalu Paham, lalu Accept, dan selanjutnya Aktualisasi (berdasarkan petunjuk hatinya, bukan sekedar buku/tulisan). Setiap koordinat saling ber-inner circle (looping). Ketika semua empat tahap tersebut sudah berintegrasi, maka "looping" yg terbentuknya itulah yg disebut Iman, dan selanjutnya diharapkan makin berkembang sampai tak terhingga, atau dengan kata lain sampai bertemu Allah, ber-musyahadah, ber-makrifat ataupun Fana'.

Kalau fungsi Akal gimana..?
Akal itu hanya alat.. Apakah akalnya dipakai untuk "mendukung" dan "mengolah" nafsunya, ataukah untuk "mendukung" dan "mengolah" petunjuk yg masuk ke qalbu. Bukankah kejahatan tingkat tinggi pun pakai akal..? Ya, iya.. akal yg didorong nafsu setannya. :D

Ilahi anta maqsudi, wa ridhooka matlubi, a’tini mahabbataka wa ma’rifataka..

Semoga...
#ombad #tasawuf

22 May 2017

PEMBAGIAN REZEKI

Imam al-Ghazali ra. membagi rezeki itu menjadi 4 (empat) kategori:

1. Rezeki yg DIJAMIN (MADHMUN). 

Rezeki ini dijamin oleh Allah dan sudah tertulis di Lauh Mahfuz, untuk kegunaan hamba-Nya dalam mengerjakan ibadah, seperti umur, kesehatan, makan-minum, pakaian, udara, dan semua orang akan memperolehnya. Rezeki yg dijamin ini tidak dapat dicari, ditambah, dikurang, ditangguh atau dipercepat.

"Dan tidak ada satu pun daripada bintang yg melata di bumi melainkan Allah memberi rezeki kepadanya ...... Semuanya tertulis dalam kitab yg nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Huud, 11: 6)

2. Rezeki yg DIJATAH (MAQSUM).

Rezeki yg juga telah ditetapkan untuk manusia dan juga sudah tertulis di Lauh Mahfuz. Kadarnya juga telah ditetapkan, tiada penambahan atau pengurangan. Demikian juga waktunya, sudah fix, tdk didahulukan, ditangguhkan atau diakhirkan. Bisa datangnya krn usaha (sebab/asbab), bisa jg tidak.

Rasulullah SAW bersabda,

"Rezeki itu sudah selesai ditetapkan (jatah, maqsum), tiada penambahan kepada orang yg bertakwa dan tiada pengurangan bagi orang yg dzalim."

3. Rezeki yg DIMILIKI (MAMLUK).

Segala bentuk rezeki dan besarnya yg disesuaikan dengan apa yg sudah dilakukan oleh makhluk-Nya. Jika ia mendapatkannya dengan sungguh-sungguh, rezeki yang diperoleh bisa besar, begitu jg sebaliknya.

"...., maka  bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah (rezeki) daripada kurniaan Allah dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya agar kamu mendapat keberuntungan."  (QS. al-Jumu'ah : 10)

“Tidaklah manusia mendapat apa-apa, kecuali apa yg telah dikerjakannya.” (QS. an-Najm, 53: 39)

4. Rezeki yg DIJANJIKAN (MAU'UD).

Rezeki yg bersifat lebih khusus, yg akan diperoleh jika dipenuhi syarat-syaratnya.

Syarat-syaratnya :

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,......." (QS. al-A'raf, 7:95)

“…Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yg tiada disangka-sangkanya.....” (QS. al-Thalaq, 65:2-3)

=======
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang pengemis:

"Ambillah ini (rezeki) untukmu. Jikalau engkau tidak datang pun ia akan datang kepadamu."

Maksud Hadist di atas, si pengemis tsb pasti akan dapat rezeki kok, walaupun dia usahanya tidak jadi pengemis. .. :D

Semoga....
#ombad

AFI VS PREMAN

Afi Nihaya, seorang gadis SMA yg kreatif dan punya bakat menulis yg bagus ternyata begitu banyak mengalami gangguan dari para "mujahid". Mungkin karena ada orang/kelompok yg tidak setuju dengan tulisannya, maka Afi pun mendapat makian, ancaman (sampai diancam bunuh), dan juga difitnah misionaris Kristen.

Kalau gak setuju, ya bantah lagi dengan tulisan. Gak mampu eaa..? Atau jangan-jangan, tulisannya Afi ini mengancam periuk nasi para tukang fitnah profesional eaa..?

Ahh, sayang sekali.. para preman yg mengaku "mujahid" ini pun bertindak dengan cara yg hanya mereka punyai saja yaitu kekerasan, dan bukan pikiran. Para preman ini yg menganggap Afi jadi penghalang perjuangan di jalan Allah, sehingga layak dibunuh. Katanya sesama Muslim bersaudara..? Apakah Islam mengajarkan akhlak preman seperti itu..? Kok pakai cara preman, emang siapa yg ngajarin cara preman tapi mengatas-namakan Iman dan Islam..? Masih mending preman terminal yg tidak pernah ngancam² cewek anak SMA.

Bukannya salah satu tanda Iman itu adalah Akhlaq yg baik yg tentunya berkorelasi dengan kemampuan untuk berbicara secara baik-baik, dan kalaupun mau dibantah maka bantahlah dengan cara yg baik..? Ternyata sangat sulit mengaktualisasi ayat ini,

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah dan pelajaran yg baik, dan bantahlah mereka dengan cara yg baik..." (QS. An-Nahl: 125)

Memang bikin miris, jika berada dalam suatu lingkungan kelompok/masyarakat yg seperti itu. Kelompok yg lebih mengedepankan cacian, makian, ancaman dan premanisme. Jahiliyah.

Tetap sabar, kuat dan terus berkarya ya De Afi..

Btw, Pak Polisi.. Bukankah orang yg mengancam membunuh orang lain bisa dikenakan hukuman penjara maksimal 9 tahun. Bisa langsung dipenjara dulu tanpa perlu menunggu proses pengadilan selesai kan...?

Semoga....
#ombad

KUALITAS IMAM TULEN

Pada saat Imam Abu Qasim Junaid ra. berangkat dari rumah menuju masjid untuk shalat Jum'at, orang-orang yg membenci Beliau mengguyurkan air comberan hingga membasahi baju yg dikenakan.

Diperlakukan seperti itu, Imam Junaid tersenyum kemudian berkata,

"Orang yg sepantasnya kena api neraka, hanya disiram dengan air tidak sepantasnya untuk marah."

Beliau akhirnya pulang kembali ke rumah dan meminjam kain yg dikenakan istrinya.

**
 
Coba lihat, bagaimana karakter seseorang dengan pangkat keulamaan yg tulen, baik sebagai seorang Imam Fiqh, Imam Tasawuf dan Wali Mursyid.

Nah, sekarang mah, kalo digituin, baru level ngustat aja, pasti dianggap Penistaan Agama, Penistaan Ulama & Kriminalisasi Ulama. Dan plus tentunya, akan ada demo berjilid-jilid. :D

Begitulah tasawuf, makin diperdalam ilmunya, makin jelaslah terlihat, banyak sekali kekurangan dalam diri sendiri. Dan bukan sebaliknya, jadi merasa diri paling benar dan tunjuk kofar-kafir ke sana sini, sementara kekufuran dalam diri tak disadarinya.

Semoga....
#ombad #tasawuf

TAHAPAN DZIKIR

"Sesungguhnya dzikir itu ada empat macam: dzikir Lisan, dzikir Qalbi, dzikir Sirri dan dzikir Ruh.
Jika Ruh sudah berdizikir, maka Sirri, Hati dan Lisan diam dari dzikir, inilah yang disebut Dzikir Musyahadah.
Jika Sirri sudah dzikir, maka Hati dan Lisan diam dari dzikir, inilah yang disebut Dzikir Haibah (rasa takut dan disertai rasa hormat).
Dan jika Hati sudah dzikir, maka Lisan berhenti dari dzikir, inilah yang disebut Dzikir Karunia & Anugrah."  (Kitab ‘Awarif al-Ma’arif, Syeikh Suhrawardi ra.)

Allah SWT berfirman:

“Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu QOSR (istana), di situ ada SHODR (dada), di dalam dada itu ada QOLB (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi FU’AD (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada SYAGHOF (kerinduan), di dalamnya lagi ada LUBB (merasa terlalu rindu), dan di dalam lubbun ada SIRR (mesra), sedangkan di dalam Sirr ada AKU." (Hadist Qudsi)

Qosr merupakan unsur jasmaniah. Shodr (Lathifah an-Nafs) sebagai unsur jiwa. Sedangkan yg lainnya merupakan unsur ruhaniah, yaitu: Qolb (Lathifah al-Qolb), Fu'ad (Lathifah ar-Ruh), Syaghof (Lathifah as-Sirr), Lubb (Lathifah al-Khafi) dan Sirr (Lathifah al-Akhfa).

Semoga...
#ombad #tasawuf

21 May 2017

CINTA

Suatu hari, ketika Rasulullah SAW sedang berkumpul dgn para sahabat di dekat Ka’bah, seorang lelaki asing lewat di hadapan mereka. Setelah lelaki itu berlalu, Rasul berujar kepada para Sahabat, ”Dialah ahli surga.”

Dan hal itu dikatakannya sampai tiga kali.

Para Sahabatpun penasaran atas pernyataan Nabi, terutama Abdullah bin Umar yg memang dikenal sangat kritis.

”Ya, Rasulullah,” tanya Abdullah, ”Mengapa engkau katakan itu kepada kami, padahal selama ini kami tidak pernah mengenalnya sebagai Sahabatmu? Sedang terhadap kami sendiri yg selalu mendampingimu engkau tidak pernah mengatakan hal itu..?”

Rasul pun memberi jawaban diplomatis yg sangat bijak, ”Jika engkau ingin tahu tentang apa yg aku katakan, silakan engkau tanyakan sendiri kepadanya.”

Karena rasa penasarannya sangat tinggi, suatu hari Abdullah bin Umar menyengajakan diri untuk berkunjung ke rumah orang asing itu.

”Ya, akhie,” kata Abdullah, ”Kemarin sewaktu engkau lewat di hadapan kami, Rasulullah mengatakan bahwa engkau seorang ahli surga. Apa gerangan yg menjadi rahasianya sehingga Rasulullah begitu memuliakanmu..?”

Lelaki itu tersenyum, kemudian menjawab, ”Sesungguhnya aku tidak pernah melakukan apa-apa. Aku bahkan tidak memiliki kekayaan apa-apa. Baik ilmu maupun harta yg bisa kusedekahkan, yg kumiliki hanyalah KECINTAAN. CINTA kepada Allah, kepada Rasulullah dan kepada sesama manusia.
Dan setiap malam menjelang tidur, aku selalu berusaha menguatkan rasa cinta itu, sekaligus berusaha MENGHILANGKAN PERASAAN BENCI yg ada kepada siapa saja. Bahkan terhadap orang-orang beda sekalipun.”

Semoga....
#ombad #tasawuf

PARA WALI ITU "AHLUL BAIT" NABI (...jangan dibalik...)

Abdullah bin Umar ra. berkata,

"Saat kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau bercerita tentang Fitnah, panjang lebar Beliau bercerita seputar fitnah itu hingga beliau menyebutkan tentang fitnah Al-Ahlas. Seorang laki-laki lalu bertanya,

"Wahai Rasulullah, apa itu Fitnah Al-Ahlas..?"

Beliau SAW menjawab:

"Adanya permusuhan dan peperangan, kemudian Fitnah Sarra' yg asapnya muncul dari bawah kedua kaki seorang laki-laki Ahlu Baitku (keturunan Nabi), ia mengaku berasal dari keturunanku padahal bukan (tidak diakui Nabi). Wali-waliku adalah orang yg bertaqwa. Kemudian orang-orang akan berdamai pada seorang laki-laki layaknya pangkal paha yg bertumpuk di tulang rusuk (kesepakatan yg semu). Kemudian akan muncul fitnah seorang yg buta (dengan kekuasaan), tidak seorang pun dari umat ini kecuali ia akan mendapat satu tamparan di mukanya (bencana kerusakan darinya). Ketika fitnah itu telah dianggap usai, namun fitnah tersebut justru berkelanjutan. Seorang laki-laki yg paginya beriman menjadi kafir di waktu sore, sehingga manusia akan menjadi dua kelompok; Sekelompok orang yg beriman dan tidak ada kemunafikan dalam keimanannya, dan Sekelompok orang yg penuh kemunafikan dan tidak ada keimanan padanya. Jika kondisi kalian sudah begitu, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya (dekat kemunculannya)." (HR. Abu Dawud)

Nah.. jadi meskipun keturunan Nabi, tetapi kalau (pola) dakwahnya tidak mengikuti cara Nabi, ya bisa jadi Fitnah di akhir jaman.

Semoga....

#ombad

***

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ بْنِ سَعِيدٍ الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ حَدَّثَنِي الْعَلَاءُ بْنُ عُتْبَةَ عَنْ عُمَيْرِ بْنِ هَانِئٍ الْعَنْسِيِّ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ كُنَّا قُعُودًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ فَذَكَرَ الْفِتَنَ فَأَكْثَرَ فِي ذِكْرِهَا حَتَّى ذَكَرَ فِتْنَةَ الْأَحْلَاسِ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا فِتْنَةُ الْأَحْلَاسِ قَالَ هِيَ هَرَبٌ وَحَرْبٌ ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَيْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِي الْمُتَّقُونَ ثُمَّ يَصْطَلِحُ النَّاسُ عَلَى رَجُلٍ كَوَرِكٍ عَلَى ضِلَعٍ ثُمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْمَاءِ لَا تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا لَطَمَتْهُ لَطْمَةً فَإِذَا قِيلَ انْقَضَتْ تَمَادَتْ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ فُسْطَاطِ إِيمَانٍ لَا نِفَاقَ فِيهِ وَفُسْطَاطِ نِفَاقٍ لَا إِيمَانَ فِيهِ فَإِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ يَوْمِهِ أَوْ مِنْ غَدِهِ