17 June 2017

PUASA RUHANI

Ketika berpuasa, aspek Ruhani (Qalbu) nya juga harus ikut "berpuasa", dan puasanya setiap saat selama hidupnya. Bukan sekedar menahan lapar dahaga saja.

PUASA RUHANI itu menahan seluruh anggota tubuh dari segala perbuatan yg diharamkan dan dilarang-Nya, juga menjauhi sifat-sifat tercela, seperti Ujub, Riya, Takabur, Sum'ah, dsb, baik lahir maupun batin, siang maupun malam. Dan bila melakukan hal-hal tersebut, maka batallah Puasa Ruhani (Qalbu) nya.

Sedangkan di tahapan selanjutnya adalah PUASA SIRRI (Hakikat), dimana puasa ini juga setiap saat. Puasa Sirri adalah menjaga hati dari selain Allah dan menjaga rasa agar tidak mencintai selain Allah. Tidak ada yang dicintai, diingini dan dicari selain Allah di dunia maupun di akhirat. Bila hati terjatuh pada mencintai selain Allah, maka batallah Puasa Batin (Sirri) nya dan ia harus melakukan qadha dengan kembali mencintai Allah.

Dari proses ini nanti bisa paham kenapa berdzikir "Laa ilaaha illallaah" harus bisa Nafi, Istbat, sampai akhirnya Musyahadah dalam Tauhid Ahadiyah.

Semoga...

#ombad #tasawuf #ramadhan22

16 June 2017

SULTHONUL AULIA YANG TOLERAN

Ada yg menarik ketika pada tahun 2012-2013 sehubungan dengan program revisi terjemahan Sirrur Asrar dan terjemahan Tafsir al-Jailani di tempatnya Wa Zezen di Pesantren Azzainiyyah Sukabumi, yaitu bisa dekat dan ngobrol dengan salah seorang cicitnya Sulthonul Aulia, Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs. yg bernama Syeikh Fadhil. Kebetulan bermalam beberapa hari di hotel yg sama (kamar berdekatan). Gratis lagi dengan makan minumnya dari Wa Zezen... 😀.. Hatur nuhun Wa, katampi pisan.. _/\_

Dari keterangan Syeikh Fadhil, sy baru tahu bahwa Syeikh Abdul Qadir adalah sosok yg sangat lembut, penyayang dan penuh toleransi, dan jg tidak bersikap radikal ke nonmuslim. Padahal kalau kita lihat dalam banyak kitabnya, seperti mengedepankan aspek Jalalullah (Kuat, Perkasa, Galak), tetapi ternyata dalam kesehariannya banyak mengedepankan aspek Jamalullah (Halus, Lembut, Indah).

Hal ini bisa dilihat dari komplek Madrasahnya (baca: universitas), selain pemukiman untuk para murid-muridnya, juga didirikan Panti Asuhan dan Panti Jompo untuk semua agama, tidak hanya Islam saja.

Salah satu contoh sifat penyayang dan ketolerannya Syeikh Abdul Qadir adalah Pengajiannya yg terbuka untuk semua kalangan, baik itu tua, muda, umat Muslim ataupun nonmuslim. Setiap berlangsungnya acara pengajian rutin itu, massa yg hadir tak kurang dari 60.000 orang..!

Dari uraian ini kita bisa mengambil hikmah, bahwa pendekatan secara Kasih Sayang dan Kemanusiaan akan jauh lebih berhasil dibanding dengan pola pemaksaan, ancaman, kekerasan dan Takfiri. Bukankan Rasulullah SAW pun begitu..?

"Aku telah meneliti semua amal saleh, dan tidak ada yang melebihi keutamaan amal MEMBERI MAKAN." (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs.)

(Bandung, 16 Juni 2016)

Semoga.....

#ombad #ramadhan21

NAGA, ONTA & KELEDAI

Ketika NAGA membayar ONTA agar membodohi KELEDAI

Panggung di tengah hutan belantara itu sangat menggoda NAGA untuk memilikinya. Panggung yg bisa menjadi tempat untuk mengeruk, mendatangkan dan mengumpulkan pundi-pundi emas hasil hutan. 

"Buang modal saat ini pun akan terbayar berkali lipat jika bisa merebut panggung ke depannya. Dan panggung ini harus kurebut kembali..!" desis sang NAGA.

Dan NAGA pun merencanakan sesuatu agar Panggung masa depannya bisa berhasil sukses. Tidak jadi masalah walau Hoax, Kebohongan dan Fitnah dijadikan alat pencapai tujuan. Tidak jadi masalah walau saat ini modal banyak keluar, karena jika nanti berhasil menguasai Panggung, ia pasti bisa untung berkali lipat dengan aman. Tidak jadi masalah meski saat ini ia sedang berjudi, karena hawa duit dan kekuasaan memang bisa membuat jor-joran dan gelap mata. Siapapun bisa bekerja sama dengan dirinya asal berdedikasi dan menutup rapat-rapat rahasia dirinya.

Dan untunglah ada ONTA yg membantu sang NAGA untuk merebut Panggung tersebut. ONTA yg cupet pikirannya itu memang tidak bisa berpikir panjang. Ia hanya ingin eksis dari panggung ke panggung. Apalagi sudah sangat didukung KELEDAI, bahkan sampai mau mempertaruhkan jiwanya, saking percayanya. Mantap jiwa.

Dan yg paling membuat ONTA tersenyum bahagia adalah, selain hobbi eksis, doyan naik panggung, dan juga dihormati, ia pun bisa kipas-kipas duit dari NAGA yg tidak berseri.

"Rezeki yg tidak disangka-sangka.." kata ONTA sumringah.

Sementara si lugu KELEDAI tetap dalam kelaparan, kehausan dan ketidaktahuan, serta dengan setianya terus mengekor di belakang ONTA.

"Pahala yg besar tak terkira.." gumam KELEDAI yg bodoh tertipu.

Hanya waktu yg akan memberitahu KELEDAI bahwa ia memang bodoh, telah tertipu dan membuang waktu percuma. 

Dan hutan belantara pun tetap hingar-bingar, dan akan tetap hingar-bingar. Sementara ONTA maupun KELEDAI terlihat begitu sibuk, dan sang NAGA pun tetap tak terlihat tanduknya, tetap tersembunyi dalam gelap sambil tersenyum simpul.  

Semoga....

#ombad #ramadhan21

TASAWUF DALAM SEMUR JENGKOL

Jengkol. Sudah mah namanya gak keren, gimanaa gitu.. memper-memper si anu, bentuknya gitu-gitu aja tidak aerodinamis, baunya a'udzubillaah, hasil outputnya jg sangat khas, tetap bau jg, bikin manyun yg bersihin WC. Tapi aneh, banyak jg yg suka bahkan nge-fans, termasuk bapaknya anak sy... 😀

Saking banyaknya yg nge-fans dan hasil panennya segitu-gitu aja, otomatis dari segi harganya, si jengki ini sudah mulai memasuki kelas ekonomi menengah ke atas. Kasihan bagi jengki lovers ekonomi bawah, bau dan lekkernya jengki mungkin tinggal harapan dan kenangan, sambil berharap-harap cemas nunggu kiriman semur jengkol tetangga kaya, walau se-emprit.

Dan seperti biasanya di dunia ini, dimana ada yg suka dan nge-fans, selalu ada jg yg tidak suka bahkan membencinya. Suatu Keseimbangan, ada jengki lovers dan ada jengki haters.

Jengki haters, "Koq bisa doyan jengkol, memuakkan baunya, apalagi kalo udah kencing di WC. Amit-amit jabang bayi..!"

Jengki lovers, "Wuihh.. Makanan para raja, pulen, gurih. nikmaat... Bau..? Ahh biasa aja."

Akan selalu seperti ini, bagai sisi mata uang, sisi suka dan tidak suka, sisi cinta dan benci.

Mungkin, para jengki haters akan selalu berusaha menjauhi jengki yg memang bau, plus ditunjang penguatan dalil asam jengkolat. Dan sebaliknya, para jengki lovers akan tetap berusaha bisa menikmati jengki semahal dan selangka apapun, karena sudah pernah bahkan sering merasakan gurih pulennya nikmat jengkol, plus selalu berpegang pada dalil-dalil kemanfaatan jengkol.

Yang satu, terhalang gangguan bau di luarnya, atau pernah icip-icip tapi belum sesuai dengan hati seleranya, dan yg satu lagi karena sudah merasakan kenikmatan lahir batinnya.

Jadi, akan tetap ada dua pilihan, pilihan untuk tetap menjadikan sebagai sebuah misteri, ataukah pilihan untuk tetap menikmati lekkernya jengkol sebagai salah satu hidangan mahal, dengan cara 'out of box' penciuman hidungnya, seiring dengan makin langkanya jengkol yg aduhai.

Selamat berjengkol-ria... 😀

**

Aku mendatangi semua pintu Allah Azza wa-Jalla, dan yg kudapati penuh sesak, namun ketika aku datangi Pintu Hina Dina dan Rasa Butuh, rasanya begitu sunyi. Ketika aku masuki melalui pintu tersebut, tiba-tiba aku sudah berada di paling depan mendahului kaum Sufi dan aku tinggalkan mereka yg berdesak-desak memasuki pintu-pintu-Nya yg lain.” (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs)

Bandung, 16 Juni 2016

#ombad #tasawuf

LAILATUL QADAR..... Antara MOTIVASI & ANUGRAH

Lailatul Qadar bisa dimaknai sebagai suatu momentum pencerahan dalam kualitas perjalanan hidup seseorang. Jadi semacam TITIK BALIK, baik secara mikro, meninggalkan satu per satu keburukan dan menggantinya dengan sebuah kebaikan; Dan ujungnya, secara makro, perjalanan memasuki gerbangnya Taubat Nasuha secara menyeluruh. Sebuah proses dari munculnya setitik cahaya, dibasuh, mandi dan akhirnya selalu berendam dalam cahaya.

"Malam Ganjil" bisa dimaknai sebagai suatu kondisi yang sulit diprediksi dan dibaca, seperti halnya kondisi malam hari yang sulit terlihat; Cahaya yg datang dan menyinari seseorang dalam kegelapan ini bisa dikatakan muncul dalam kondisi acak (random), sebagai bentuk Berkah dari Allah Yang Maha Rahasia dan Maha Ghaib, tanpa bisa diprediksi makhluk-Nya dalam kedatangannya.

Pilihan Allah kepada salah satu hamba-Nya ini tentu karena kesiapan hamba-Nya, baik dalam hal kesungguhan usahanya maupun kondisi "wadah" nya.

"Anugerah" istimewa ini salah satunya untuk memotivasi para Sahabat yg merasa sedih sehubungan dengan amal ibadahnya yg masih sangat kurang dibanding dengan amal ibadah umat-umat terdahulu.

Rasulullah SAW bercerita kepada para Sahabatnya, kisah tentang seseorang yg sangat sholeh dari kalangan Bani Israil yaitu Syam'un Al-Ghazi (Samson, yg dikhianati istrinya). Syam'un telah menghabiskan waktunya selama 1000 bulan untuk berjihad fi sabilillah, tak pernah lepas dari shalat malam dan siangnya selalu berpuasa. Mendengar kisah ini, para sahabat merasa sedih, karena mereka tidak dapat mencapai hal itu.

Riwayat lainnya menyatakan, bahwa Rasulullah SAW pernah menyebutkan empat nama Nabi dari Bani Israil. Masing-masing menghabiskan masa 80 tahun untuk berbakti dan beribadah kepada Allah, dan tidak pernah durhaka sekejap mata pun kepada-Nya. Mereka adalah : Nabi Ayyub as, Nabi Zakariya as, Nabi Ezkil as, Nabi Yusya' as. Mendengar hal ini para Sahabat merasa kagum, bagaimana mungkin menyamai amalan mereka.

Lalu Jibril as datang dan membacakan surat Al-Qadar, yg mewahyukan tentang keberkahan malam yg istimewa tersebut.

Dan Allah pun mengaruniakan kepada mereka Lailatul Qadar.

Semoga....

#ombad #ramadhan21

15 June 2017

PENYEBAB RADIKAL

Jika berkaca pada tiga peristiwa di bawah ini, sikap radikal dalam beragama itu bisa disebabkan karena: Penyakit Hati (Dengki, Dendam, Sakit hati), Fitnah dan Konspirasi Politik, serta Pemahaman (Tekstual, Merasa Paling Benar).

- Sejarah terbunuhnya sayyidina 'Umar bin Katthab ra. oleh Abu Lu'luah (Fairuz), dimana tindakan Radikal itu karena akibat Dengki, Dendam dan Sakit hati. Awalnya karena Kerajaan Persia (tempat asalnya Fairuz) yg ditaklukkan 'Umar.

- Sejarah terbunuhnya sayyidina Ustman bin Affan ra. oleh Bani Sadus (Khurqush bin Zuhair As-Sa’di, ‘Alba’ bin Haitsam As-Sadusi, dll), dimana tindakan Radikal itu karena akibat Fitnah dan Konspirasi Politik (yg menurut sebagian riwayat diprakarsai oleh Abdullah bin Saba').

- Sejarah terbunuhnya sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw. oleh Abdurrahman bin Muljam, dimana tindakan Radikal itu karena akibat Pemahaman yg salah, tekstual dan Merasa Paling Benar.

Dan ketiga penyebab di atas, semuanya berawal dari Hati, dimana Hatinya penuh hawa nafsu yg mengotori, sehingga hatinya jadi lebih mudah untuk "menarik" hal-hal atau sikap yg negatif, sampai akhirnya mempengaruhi pemahaman dan tindakan. 

**
Beberapa tahun sebelumnya, Rasulullah SAW sedang bersama dengan Abu Bakar, Umar & Utsman di atas Uhud, tiba-tiba Uhud bergoncang. Rasul pun bersabda:

"Diamlah wahai Uhud, yang berada di atasmu adalah seorang Nabi, seorang Shiddiq, dan dua orang Syahid."

Dan sebelum wafatnya, Rasulullah SAW bersabda kepada 'Ali bin Abi Thalib,

"Kamu (Ali) tidak akan mati melainkan dalam keadaan jenggotmu bersimbah darah."

Semoga....

#ombad #ramadhan20

CIEE.... SAKTI NICH...!

Dulu, sewaktu Abah Anom masih hidup, banyak ikhwan (murid TQN) yg sowan ke Suryalaya untuk mengadu berbagai masalah yg menimpa dirinya, tetapi Abah Anom hanya menjawab:

"Teruskan dzikirmu.."

Kadang banyak yg mengalami fenomena "ketika berdzikir badannya bisa terangkat dari lantai", bahkan sampai melayang-layang di udara (terbang), dan sejak jaman Abah Sepuh pun fenomena seperti ini ya biasa. Tetapi ketika mereka m mengadu ke Abah Anom perihal fenomenanya, Abah hanya menjawab:

"Teruskan dzikirmu, karena itu belum sempurna..!"

Memang selalu ada saja diantara ikhwan itu yg menyukai ilmu Kesaktian, Kanuragan ataupun Kadigdayaan, namanya juga manusia.. :D .. Tetapi kepada mereka yg seperti itu, Abah selalu berpesan:

"Letakkan dulu keilmuan yg telah engkau pelajari kemarin dan amalkanlah dzikir Laa ilaaha illaalloh karena dzikir ini ibarat nasi, kalau sudah matang tinggal mencari lauk pauknya." 

Dan ilmu Kesaktian, "keparanormalan", Kedigdayaan ataupun Kanuragan itu hanya merupakan ilmu permainan "anak kecil" saja, paling banter hanya bisa menembus alam jin, tetapi tidak akan bisa melewati alam Malakut, Jabarut apalagi Lahut.. 😀

Bahkan Karomah pun dalam konteks Kewalian itu hanya tahap awal saja. Meskipun seseorang memiliki kemampuan luar biasa seperti: terbang, tubuh menjadi seratus atau bahkan seribu dalam satu waktu, berjalan di atas air, dsb, belumlah dianggap mencapai kesempurnaan kalau belum berma’rifat kepada Allah.

Dalam kitab Sirrur Asrar (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs.) pun diterangkan bahwa seorang Wali itu adalah orang yg diperkuat dengan Karomah, tetapi mereka tertutup dalam Karomah, mereka tidak diberi izin untuk menjelaskannya, karena menjelaskan rahasia ketuhanan adalah kufur.

Orang-orang yg memiliki Karomah itu "tertutup" dan Karomah itu "haidnya seorang lelaki". Seorang Wali memiliki seribu maqam. Maqam yg pertama adalah Karomah. Orang yg telah menyelesaikan tingkatan Karomah akan naik lagi ke tingkat yg lain, dan jika tersendat (terganggu, tergiur) dalam Karomah, maka tidak akan mampu melanjutkannya.

Jadi memang, Istiqomah itu lebih baik daripada seribu Karomah.

Semoga...

#ombad #tasawuf #ramadhan20

14 June 2017

REVOLUSI PUTIH.... MUHASABAH

Revolusi Putih..?
Bagus..! Tetapi Revolusi Putih yg sy maksud adalah revolusi ke dalam diri. Bagaimana kita agar selalu meningkatkan ketaqwaan. Dan salah satu aspek yg paling penting adalah berupaya untuk selalu "memutihkan" Pikiran, Perasaan dan Hati.

Rasulullah SAW bersabda:

Orang yang pandai adalah orang yang mengintrospeksi dirinya dan beramal untuk setelah kematian, sedang orang yang lemah adalah orang yang jiwanya selalu tunduk pada nafsunya dan mengharap pada Allah dengan berbagai angan-angan." (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dari Anas bin Malik ra.)

Jika belum bisa introspeksi diri dan ber-Muhasabah, maka kita akan selalu menganggap bahwa "Kebenaran" itu hanya milik diri sendiri. Jika ada orang lain yg berbeda pemikiran dan pemahaman, "rasa benar" dalam diri itu sering memancing ego untuk menyalahkan, dan ujungnya menghakimi serta melontarkan tuduhan yg bukan hak manusia untuk mengeluarkannya, yaitu tuduhan "munafik" ataupun "kafir" ke seseorang yg berbeda pemikiran ataupun sudut pandang. Nah, bagaimana kalau tuduhan tersebut salah menurut Allah..? Ya, predikat "munafik" dan "kafir" nya akan dibalikkan ke si penuduh. 

Itu makanya setelah kembali dari perang Badar, Rasulullah SAW mengatakan kepada para Sahabat, “Kita kembali dari peperangan kecil dan akan menghadapi peperangan besar (Jihad Akbar).” 

Diantara Sahabat ada yg bertanya, “Apakah ada lagi perang yg lebih besar  dan dahsyat dari perang Badar..?” 

Beliau menjawab, “Perang melawan hawa nafsu di dalam diri masing-masing.”  

Jadi, meski ada kejadian "revolusi" dalam konteks kesadaran, pada umumnya "perubahan" paradigma dan kesadaran (batin) itu lebih banyak berjalan secara "evolusi", dan pola "evolusi" ini yg dicontohkan dan dibangun oleh organisasi-organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah, sehingga awet dan tahan lama. Bagaimana mereka secara berkesinambungan membentuk dan mendidik SDM sampai akhirnya bisa melanjutkan generasi. Pola yg dipakai mereka bukan sekedar memanfaatkan momen-momen tertentu, karena biasanya pola "momen" ini akan cepat padam seiring waktu.

Semoga....

#ombad #ramadhan19

13 June 2017

CIEE... LAILATUL QADAR NICH...?

Rasulullah SAW bersabda,

Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Dia berfirman, ‘Siapa yg berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yag meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan. Dan siapa yg memohon ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni'.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Untuk memahami Hadist di atas, harus paham juga bahwa Allah itu tidak terpengaruh dimensi Ruang dan Waktu.

Jadi kata "turun" untuk Allah itu sifat mustahil bagi Allah, karena Allah itu Qiyamuhu bi Nafsihi (berdiri sendiri) tanpa ketergantungan dimensi Ruang dan Waktu baik arah atas, bawah, kiri, kanan, turun ataupun naik.

Secara proses, Hadist-hadist seperti itu harus dipahami sebagai bentuk perintah bagi kita agar kita berproses untuk "naik", bukan naik secara dimensi Ruang, tetapi "menaikkan kesadaran", menaikkan kualitas diri, sehingga kualitas kesadarannya "lebih mendekati" Allah, dan jadi lebih mudah berpeluang untuk mencapainya.

Atau dengan bahasa lain, kesadaran yg awalnya berada di alam Nasut/jasmani, akan berproses menuju Malakut, terus ke Jabarut, sampai akhirnya ke Lahut.

Jadi fokusnya bukan ke "Allah turun ke langit dunia", tetapi bagaimana kita bisa "menyongsong-Nya dari langit dunia" dengan cara menaikkan level "langit" diri. Itu makanya kapan terjadinya "lailatul qadar" pada seseorang merupakan suatu rahasia. Bukan kayak tanggal merah di kalender.. 😀

Berangkat dari pemahaman seperti ini, nanti kita dapat memahami (dan mudah-mudahan dapat mengalami), bahwa yg namanya Lailatur Qadar itu adalah "suatu rangkaian proses transformasi kesadaran" dan bukan sekedar "hadiah yg jatuh dari langit" ataupun "fenomena alam" yg tinggal ditunggu pada malam tertentu, sementara malam-malam lainnya tidak melakukan proses apa-apa. Wuihh.. enak bageeddhh.. 😀

Jadi sesuatu yg lucu, jika ada yg koar-koar menjual acara "mencapai Lailatul Qadar" seharga berapa rupiah dalam sekali proses.. suatu pembodohan dan disantapnya pun oleh orang-orang bodoh.. 😀

Dan orang-orang bodoh ini akhirnya berilusi dengan kemerasaan "maqam" kesadarannya. Merasa sedang di kesadaran tinggi, padahal sedang darah tinggi.. Merasa sedang melebur dan Fana', padahal sedang melamun dan terpana... 😀

Ya memang lucu dan menggelikan, soalnya alam dibawah Malakut pun belum selesai dilaluinya, lalu dengan bangganya merasa mendapatkan Lailatul Qadar dalam semalam. Cuma yg aneh, kenapa Jabarutnya belum kena/terakses, padahal kondisi "Lailatul Qadar" ada di Jabarut.

Jadi analoginya, jika "maqam" Lailatul Qadar ada di tingkat 100, ya sesuatu yg sulit dicapai jika "modal awal" nya hanya di tingkat 20, karena Lailatul Qadar itu seperti "finalisasi" rangkaian proses evolusi kesadaran per tahun atau lebih. Ada rangkaian Sunatullahnya dan bukan merupakan sesuatu yg instan, karena Allah itu Maha Adil.
 
Sekali lagi, Lailatul Qadar itu merupakan bentuk dari keseluruhan proses Qurbah (Dekat kepada Allah), dan bukan hanya sekedar hasil yg mudah didapat dan diraih dalam semalam.

Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan18

12 June 2017

LIMA DASAR TAREKAT QODIRIYAH

Ada lima dasar Tarekat Qadiriyah, yaitu :

1. HIMMATUL ALIYAH.

Cita-cita yg tinggi. Seperti keinginan untuk Arif Billah (orang yg seluruh tingkah lakunya sesuai dengan perintah Allah). Untuk mencapainya tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi memerlukan seorang bimbingan seorang Guru Mursyid yg akan membawa kita mencapai empat lapis alam yaitu : Nasut, Malakut, Jabarut, dan Lahut, hingga akhirnya Wushul Illallah. Selain itu juga, ia memiliki cita-cita untuk berdakwah yg dilakukan dengan Hikmah, yaitu Bijaksana dan penuh Kasih Sayang. Metode dakwahnya bisa dilakukan dengan lisan, contoh perbuatan ataupun dengan Ruh. Dakwah dengan Ruh hanya bisa dilakukan melalui ibadah-ibadah seperti Dzikir, Khataman, dan Riyadhah lainnya, yg akan memberikan "petunjuk" baik ke sesama pengamal tarekat, maupun ke orang lain.

2. HIDMATUL HURMAT.

Selalu menghormati orang lain terutama Guru Mursyid. Manusia bahkan seluruh makhluk itu tidak boleh saling melecehkan, karena siapa tahu orang lain itu lebih mulia di mata Allah. Jadi harus bisa saling menghormati baik sesama Muslim, sesama bangsa, bahkan seluruh umat manusia.

3. HUSNUL KHIDMAT.

Memperbaiki Khidmat sebaik-baiknya.

4. NUFUDUL UDZMAH.

Melakukan amalan cukup berat seperti amalan Inabah (Khataman, Manaqiban, dsb)

5. TADHIMUL NI'MAH.

Memuliakan dan mengagungkan nikmat-nikmat dari Allah.

(Abah Anom, kitab Miftahush Shudur)

Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan17

SUKAYNA BINTI HUSAIN BIN 'ALI

Cicit Nabi putrinya sayyidina Husain bin 'Ali ini aslinya bernama Aminah binti Husain bin 'Ali bin Abi Thalib (667-735 M). Sampai akhirnya terkenal dengan nama Sukayna.

Sayyidah Sukayna digambarkan sebagai perempuan yg mandiri, cantik dan cerdas. Ia pun punya adab dan berilmu tinggi. Selain sebagai seorang penyair yg berlisan fasih, ia pun merupakan periwayat Hadits Nabi SAW dari ayahnya sendiri (periwayatan jalur ahlul bait).

Pada jamannya, dia hadir di sidang suku Quraisy sebagai anggota Bani Hasyim, berdebat dengan kaum lelaki mengenai isu-isu politik dan sosial.

Dia pun seorang yg menentang budaya Quraisy (Arab) saat itu, khususnya yg meng-kelas-dua-kan kaum wanita. Bagaimana ia berani menolak terang-terangan pinangan kaum lelaki, menolak dipoligami, berani gugat cerai suaminya gara-gara suaminya ketahuan indehoy sama budak wanitanya, bahkan ia pun tidak memakai jilbab (catatan A. Arazi dalam Encyclopedia of Islam, 1960)

Ta'liq yg kita kenal sekarang ini merujuk ke perjanjian pra-nikah yg dibuat oleh Sayyidah Sukayna. Jadi Sukayna bisa disebut sebagai peletak awal perjanjian pra-nikah dalam sejarah Islam, di mana ia sangat ketat menjaga kemerdekaannya sebagai perempuan. Sukayna memasukkan klausul “tidak mau dipoligami” dalam perjanjian nikah.

Ketika suaminya melanggar syarat-syarat tersebut, dia mengadukannya ke pengadilan dan memaksa suaminya menceraikannya. Dan saat vonis cerainya disetujui, ia berdiri di persidangan dan berteriak sembari menghadap mantan suaminya,

“Pandanglah aku sepuasnya sekarang, karena engkau takkan melihatku lagi..!"

Dan contoh keberanian lain dari Sukayna yaitu pernah melabrak pejabat publik yg tengah menjelek-jelekkan almarhum kakeknya, 'Ali bin Abi Thalib kw. di masjid.

Bayangkan ia menggagas "kesetaraan", "keberanian" dan "perjuangan" seorang wanita dalam budaya "superioritas kaum lelaki" di Arab pada abad pertama Hijriah, tahun 700 an Masehi...!

Sementara hegemoni "kelelakian" di Arab waktu itu sedemikian tingginya, dan kadang butuh "didukung" atas nama agama, lebih menggaungkan "wanita harus patuh" dan "laki-laki.adalah pemimpin (baca: raja)." Dan Islam "kekinian" yg datang kemarin-kemarin ke Indonesia itu seperti sengaja "menenggelamkan" sosok Sayyidah Sukayna dalam sejarah kebangkitan perempuan Islam.

Nah.. kalau sekarang mah Sayyidah Sukayna itu mungkin akan dianggap seorang "Muslimah Modern" atau "Muslimah feminis moderat" atau bahkan "Muslimah Liberal" .. :D

Dan kaum pentol korek mungkin akan menyesatkan Beliau... :D

Semoga.....

#ombad #ramadhan17

NUZULUL QURAN (Part 2)

Selain makna Lahir, Quran menyimpan petunjuk-petunjuk dan makna-makna Batin yg tak terhingga tetapi saling berhubungan. Sebagaimana yg dikatakan Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya Al-Quran mempunyai Lahir dan Batin."

"Allah menurunkan Al-Quran dengan sepuluh batin, lebih batin lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan, karena batin ini adalah sumber (pusat/ pokok)."

Sayyidina Ja'far ash-Shodiq ra. berkata,

"Sesungguhnya Al-Quran turun dalam empat bentuk, yaitu: IBARAT (ungkapan tekstual) untuk orang awam, ISYARAT (pemisalan) untuk orang khusus (khawas), LATHA'IF (makna-makna yg halus) untuk para Wali, dan HAKIKAT untuk para Nabi."

Jadi al-Quran adalah Firman Allah yg terbuka dan tak terbatas. Tiap huruf, kata dan kalimat yg terkandung di dalamnya memiliki makna yg bertingkat-tingkat, berlapis-lapis.

Dan untuk menghindari kerancuan dalam menafsirkan Al-Quran, seseorang harus menelisik dengan runtut pesan Al-Quran secara keseluruhan, tidak sepotong-sepotong. Sedemikian pentingnya memahami al-Quran secara keseluruhan (terintegrasi), Allah pun melarang memahaminya secara sepotong-sepotong (lihat QS. al-Hijr: 90-91). Hal ini bisa diartikan agar hamba-Nya selalu berupaya mencapai keseimbangan dalam makna lahir maupun makna batinnya.

"Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yg membagi-bagi (Kitab Allah), (yaitu) orang-orang yg telah menjadikan Al-Qur’an itu terbagi-bagi." (QS. Al-Hijr : 90-91)

Jadi yg aman itu adalah pelajari juga Tafsir dan Asbabun Nuzul, soalnya bisa 'berbahaya' kalau sekedar memahami terjemahan secara tekstual.

Dan juga dibutuhkan Kebeningan Qalbu untuk bisa "mengakses" keilmuan al-Quran, karena jika hawa nafsu "menunggangi" ayat-ayat al-Quran, maka bisa menyebabkan Kerugian bagi pembacanya. 

"Dan Kami menurunkan dari Al-Qur’an itu sesuatu yg berupa Rahmat bagi orang-orang Mukmin, namun Al-Qur’an itu tidak memberi nilai tambah bagi orang-orang yg Dzalim kecuali kerugian." (QS. Al-Isra : 82)

Kenapa bisa seperti itu..?

Karena Al-Quran itu kitab yg 'hidup', kitab yg diturunkan dari Sumber Kesucian. Karena itu agar kita bisa 'menghidupkan' ayat-ayatnya, maka kita harus menghubungkan ruh kita dengan 'ruh' Al-Quran. Hal ini hanya bisa terjadi apabila hijab hawa nafsu yg menutupi (mengalahkan) ruh kita telah terbuka (diangkat), atau sekurang-kurangnya dibuat tak berdaya sehingga cahaya Ruh Qudsi telah bebas dari distorsi nafsu dan bisa 'bertemu' dengan cahaya Al-Qur’an.

Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan seseorang dalam memahami makna Al-Qur’an amat bergantung kepada derajat dan kualitas keruhanian. Artinya kemungkinan untuk menemukan "rahasia-rahasia" di balik teks lahiriah (literal) akan terbuka lebar jika bisa mempersiapkan kesucian wadahnya, yaitu kebeningan Qalbu.

"Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yg disucikan." (QS. al-Waqi'ah: 79)

Itulah kenapa al-Quran bisa jadi Syafa'at, tetapi juga bisa jadi Laknat.

Rasulullah SAW bersabda,

"Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi Syafa'at bagi pembacanya." (HR. Muslim, dari Abu Umamah ra.)

Rasulullah SAW bersabda,

القُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ


"Al-Quran akan menjadi Hujjah (yg akan membela) engkau atau akan menjadi bumerang yg akan menyerangmu." (HR. Muslim)

Begitupun, dalam Ihya Ulumuddin (Imam Ghazali ra), Anas bin Malik ra berkata,

كم من قارئ للقرآن والقرآن يلعنه


"Betapa banyak orang membaca al-Qur’an, namun al-Qur’an sendiri melaknat pembacanya."

Jadi, selalu beningkan Qalbu, sehingga al-Quran yg kita baca bisa jadi Syafa'at dan bukan Laknat... 😀

Semoga....

#ombad #ramadhan17
#nuzululquran

NUZULUL QURAN (Part 1)

QUR'AN berasal dari QARA'A (Membaca), artinya BACAAN atau "Sesuatu yg dibaca berulang-ulang".

Secara batin, al-Quran itu turun sekaligus sewaktu Lailatul Qadar dan "ditanamkan" ke dalam hati Rasulullah SAW, selanjutnya secara "lahir" bertahap ayat demi ayat, selama 22 tahun (lebih).

Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu Dia menurunkan secara berangsur-angsur." (HR. at-Thabrani, dari Ibn Abbas ra.)

"... Dialah yg telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yg terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 97)

Kenapa secara "lahir" turunnya dicicil ayat demi ayat..?

Hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW :

- Untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah dalam rangka menyampaikan dakwahnya untuk menghadapi celaan orang-orang musyrik. Lihat QS. al-Furqan: 32, Berkatalah orang-orang Kafir, ‘Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja..?’ Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).

- Untuk memudahkan hafalan dan pemahaman karena Al-Quran diturunkan di tengah-tengah umat yg tidak pandai membaca dan menulis.

- Sebagai pendidikan dan ikhtibar bagi umat Islam bahwa Allah pun menggunakan waktu yg relatif lama (23 tahun) dalam menurunkan Al-Quran.

Dalam konteks Tasawuf, kata nazala (turun) di ayat itu, bukan turun dalam konteks dimensi tempat (dari atas ke bawah), tetapi turun dalam konteks martabat atau status, manifestasi (descent), transformasi dari alam batin/ruhani ke alam lahir/jasad.

Dan kenapa peringatan Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan..?

Karena ayat yg pertama turun (ayat "Iqraa", QS. Al-'Alaq:1-5) pada tanggal 17 Ramadhan sewaktu Rasulullah SAW sedang bertahannuts di Gua Hira.

Mungkin akan jadi polemik tentang kapan turunnya Quran kalau hanya melihat ketiga ayat di bawah ini sekedar tekstual :

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an." (QS. al-Baqarah: 185)

"Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada Malam Kemuliaan." (QS. al-Qadr: 1)

"Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi." (QS. ad-Dukhan: 3)

Bisa saja bahwa Lailatul Qadar bagi Rasulullah SAW itu bukan hanya malam-malam ganjil likuran Ramadhan, setiap malam pun bisa, lain bulan pun bisa. Dan kalau sy sich yakinnya kapanpun bisa, itu makanya turunnya wahyu ke Rasulullah itu bisa di mana dan kapan saja... 😀

Semoga....

#ombad #ramadhan17
#nuzululquran

11 June 2017

TABARRUK

Tabarruk itu dari kata BERKAH (bertambah dan berkembang kebaikannya). Tabaruk (ngalap berkah) adalah mengharap tambahan kebaikan dari Allah dengan perantara ruang, waktu, makhluk hidup dan bahkan benda mati.

Jika anda gak percaya Tabarruk (mencari "perantara" keberkahan lewat seseorang Ulama ataupun Wali) ya gak apa-apa, silahkan aja.. tapi jika sampai mengatakan Tabarruk itu Bid'ah, Sesat atau Musyrik, anda harus hati-hati. Kenapa..? Karena anda sedang mempertunjukkan Kebodohan sendiri.. kan malu atuh.. 😀 .. Mungkin yg anda anggap salah itu karena anda sebetulnya belum mengetahui dan memahaminya.. 😀

Mereka yg menghukumi Tabaruk sebagai hal yg dilarang atau bahkan syirik, benar-benar telah mengada-ngada dalam hukum syariat, karena Tabaruk adalah salah satu nilai yg diajarkan dalam Islam dan bukan hal baru. Generasi Sahabat dan para Salaf telah menjalankannya.

Dalam kitab-kitab Sirah Nabawiyah, kita bisa melihat bagaimana para Sahabat begitu antusias untuk mendapatkan tetesan wudhu Rasulullah SAW. Untuk apa kalau bukan untuk mencari berkah dari air yg menyentuh tubuh beliau. Beliau tak pernah sekali pun melarang perbuatan itu. Ini menunjukkan bahwa Berkah itu sesungguhnya ada, dan bisa diraih melalui orang-orang yg sangat dekat dengan Allah.

Jadi mengharap Keberkahan lewat perantaraan seseorang yg diyakini kualitas spiritualnya lebih tinggi itu sudah dilakukan juga oleh para Sahabat, bahkan oleh keluarganya Rasulullah SAW.

Kalau masih gak percaya, silahkan pelajari sebagian hadist shahih di bawah ini.

Sahabat Anas ra. menceritakan bagaimana para Sahabat bertabarruk dengan rambut Rasulullah:

عن أَنَسٍ قال  لقد رأيت رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَالْحَلَّاقُ يَحْلِقُهُ وَأَطَافَ بِهِ أَصْحَابُهُ فما يُرِيدُونَ أَنْ تَقَعَ شَعْرَةٌ إلا في يَدِ رَجُلٍ ، رواه مسلم وكذا رواه احمد والبيهقي في السنن الكبرى

"Aku melihat tukang cukur sedang mencukur Rasulullah dan para sahabat mengitarinya. Tidaklah mereka kehendaki satu helai pun dari rambut beliau terjatuh kecuali telah berada di tangan seseorang." (HR. Muslim, Ahmad & Baihaqi)

Bertabarruk dengan air bekas wudhu:

"Aku mendatangi Rasulullah sewaktu beliau ada di kubah Hamra' dari Adam, aku juga melihat Bilal membawa air bekas wudhu Rasulullah dan orang-orang berebut mendapatkannya. Orang yg mendapatkannya air bekas wudhu itu mengusapkannya ke tubuhnya, sedangkan yg tidak mendapatkannya, mengambil dari tangan temannya yg basah." (HR. Bukhari, Muslim & Ahmad)

Dan banyak lagi hadist lain yg meriwayatkan urusan Tabarruk ini, apakah dengan keringat, potongan kuku, ataupun barang-barang bekas pakai Rasulullah (jubah, pakaian, potongan kain, cangkir, dsb).

Dengan landasan hadist-hadist seperti di atas, maka Imam Nawawi ra. pun dalam Syarah Sahih Muslim menganjurkan untuk Tabarruk:

"Hadits ini adalah bukti dianjurkannya mencari barokah lewat bekas dari orang-orang saleh dan pakaian mereka."

Jadi, seandainya kita tidak mampu menuju kepada Allah dengan diri sendiri, maka dekatilah para Ahlullah, dan "menumpang" lah dalam "gerbong" mereka. Gak usah sombong merasa bisa sendiri.. 😀

Dan sekali lagi, Belum tentu yg anda anggap salah itu adalah salah, tetapi yg bener itu karena anda memang belum mengetahuinya.. 😀

Semoga.....

#ombad #ramadhan16 
#HidupNU

RASULULLAH SEBAGAI JAMINAN

Syeikh Husna Syarif, seorang ulama besar di Mesir bercerita tentang seorang yg terbelit  banyak hutang di tengah kubangan kemiskinannya.

Dulunya dia adalah orang yg sangat kaya raya namun jatuh bangkrut sampai terbelit hutang sana-sini.

Setiap hari, rumahnya penuh dengan orang yg menagih hutang. Akhirnya ia terpaksa pergi menjumpai seorang saudagar kaya dan meminjam uang sebanyak 500 dinar. Saking terkenalnya dia sudah banyak hutang sampai-sampai saudagar ini bertanya,

"Kira-kira kapan anda akan melunasi pinjaman ini ?"

"Minggu depan tuan." jawabnya singkat.

Ia pun berhasil meminjam hutang lalu pulang dengan 500 dinar di genggamannya. Uang itu segera dia bayarkan kepada orang-orang yg setiap hari datang menagih hutang kepadanya sampai 500 dinar yg ia peroleh itu tidak tersisa sama sekali. Hari demi hari ia bertambah sulit dan terpuruk kondisi ekonominya hingga tempo pembayaran hutangnya pun tiba.

Saudagar mendatangi rumah si miskin dan mengatakan,

"Tempo hutang anda telah tiba..!"

Dengan suara lirih dia menjawab,

"Demi Allah saya sedang tak berhasil mendapatkan apa-apa untuk membayar. Tapi sungguh saya terus berusaha untuk melunasi."

Saudagar merasa geram lalu mengadukannya ke pengadilan, dan membawanya ke hakim. Di pengadilan, Hakim bertanya,

"Mengapa anda tidak membayar hutang anda ?"

Dia menjawab,

"Demi Allah saya tidak memiliki apa-apa tuan."

Karena merasa ini adalah kesalahan si miskin maka hakim memvonisnya dengan hukuman penjara sampai ia bisa melunasi hutangnya.

Kemudian si miskin bangkit dan berkata,

"Wahai tuan Hakim, berilah saya waktu untuk hari ini saja. Saya hendak pulang ke rumah untuk berjumpa keluarga dan mengabarkan hukuman ini sekalian berpamitan dengan mereka, kemudian saya akan langsung kembali untuk menjalani hukuman penjara."

Hakim bertanya, "Bagaimana mungkin, apa jaminannya kau akan kembali besok ?"

Lelaki itu terdiam, tapi seolah mendapat ilham di benaknya,

"Rasulullah SAW jaminanku, wahai tuan Hakim, bersaksilah untukku jika besok aku tidak kembali maka aku bukanlah termasuk umat Rasulullah SAW."

Sang Hakim tersentak diam, ia sadar betapa bahayanya jaminan itu jika si miskin bohong. Hakim berfikir sejenak lalu memilih untuk percaya demi Rasulullah SAW. Hukuman pun ditunda sampai besok.

Sesampainya di rumah, si Miskin mengabarkan kondisinya kepada istrinya bahwa esok akan di penjara.

Istrinya bertanya, "Kok sekarang engkau bisa bebas ?"

"Aku menaruh nama Rasulullah SAW sebagai jaminanku." jawab si Miskin.

Air hangat menetes dari mata istrinya seraya ia berkata pada suaminya,

"Jika nama Rasulullah SAW yg menjadi jaminan bagimu maka mari kita bershalawat."

Dan mereka pun bershalawat kepada Rasulullah SAW dengan rasa cinta dan ketulusan yg mendalam hingga mereka tertidur.

Tiba-tiba dalam tidurnya mereka bermimpi melihat Rasulullah SAW. Beliau memanggil nama si miskin seraya berkata:

"Hai Fulan jika telah terbit fajar pergilah ke tempat Alim fulan. Sampaikan salamku padanya dan mintalah supaya ia menyelesaikan hutang piutangmu. Jika Alim itu tidak percaya maka sampaikan 2 bukti ini :

'Katakan padanya bahwa di malam pertama ia sudah membaca shalawat untukku 1000 kali, dan di malam terakhir dia telah ragu dalam jumlah bilangan shalawat yg dibacanya. Sampaikan padanya bahwa ia telah menyempurnakan shalawatnya'."

Seketika si Miskin terbangun dan terkejut. Tanpa ragu setelah subuh ia pergi menuju rumah sang Alim dan berjumpa dengannya. Tanpa buang waktu si Miskin menyampaikan mimpinya,

"Wahai tuan, Rasulullah SAW telah menitipkan salam untukmu dan meminta agar engkau sudi menyelesaikan hutang piutangku."

Alim bertanya,

"Apa bukti dari kebenaran mimpimu itu ?"

"Kata baginda Nabi, di malam pertama engkau telah bershalawat sebanyak 1000 kali dan di malam kedua anda tertidur dalam keadaan ragu dengan jumlah bilangan shalawat yg telah anda baca. Rasulullah SAW mengatakan bahwa hitungan shalawat anda telah sempurna, dan shalawat anda telah diterima olehnya." jawab si Miskin.

Mendengar itu, 'Alim itu spontan menangis karena berita gembira shalawatnya diterima Rasulullah SAW. Maka 'Alim tersebut memberi uang 500 dinar dari Baitul Mal untuk melunasi hutang si miskin, dan 2500 dari harta pribadinya untuk si miskin sebagai tanda terima kasih atas berita gembira yg disampaikan.

Dengan dana itu si miskin langsung bergegas pergi ke Hakim untuk menyelesaikan perkaranya. Sesampainya di pengadilan, si Hakim bangkit dari kursinya menyambut si miskin seakan sudah rindu. Dengan senyum lebar sang Hakim memanggilnya seraya berkata:

"Kemarilah, berkat kamu aku mimpi berjumpa Rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah berpesan kepadaku bahwa jika aku menyelesaikan hutangmu maka kelak Rasulullah SAW akan menyelesaikan perkaraku di akhirat. Ini uang 500 dinar untuk lunasi hutang-hutangmu."

Belum juga Hakim selesai bicara, tiba-tiba pintu ada yg mengetuk. Ketika dibuka, ternyata saudagar penagih hutang. Dia langsung memeluk si miskin dan menciumnya sembari berucap,

"Berkat anda saya mimpi berjumpa Rasulullah. Beliau berkata padaku jika aku merelakan hutangmu maka kelak di hari kiamat, Rasulullah SAW akan merelakan segala tanggunganku dan ini uang 500 dinar hadiah untuk anda dan hutangmu lunas."

***

"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi (Muhammad SAW) maka wahai orang-orang yg beriman bershalawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yg sepenuhnya." (QS. Al-Ahzab: 56)

#ombad

BERTEMU & MEMANDANG RASUL...?

Jika ingin ketemu dan memandang Rasulullah SAW, mudah-mudahan kisah dari Hadist di bawah ini bisa jadi hikmah.

Suatu hari, ketika Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. sedang bersama Rasulullah SAW, terlihatlah istri Abu Lahab yg bernama Arwa binti Harb bin Umayyah, atau biasa dipanggil Ummu Jamil, sedang membawa batu besar. Dan batu itu akan dipakai untuk menimpuk Rasulullah SAW.

Lalu mendekatlah istri Abu Lahab tersebut dan menanyakan keberadaan Rasulullah kepada Abu Bakar. Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq pun kebingungan karena Rasulullah ada di depan matanya tetapi istri Abu Lahab tidak dapat melihat keberadaannya.

Akhirnya istri Abu Lahab pun pergi karena ia tidak menemukan yang dicarinya.

Setelah ia pergi, Abu Bakar pun bertanya kepada Rasulullah,

"Yaa Rasulullah... bagaimana bisa engkau tidak terlihat oleh istri Abu Lahab yang jelas-jelas ada di depan matanya...?"

Rasulullah SAW pun menjawab,

"Bagaimana bisa ia melihatku wahai Abu Bakar dengan sepasang mata yang BUTA. Sepasang mata yang KOTOR. Sepasang mata yang memandang orang lain dengan MENGHINA."

Mudah-mudahan kita bisa paham apa itu "mata buta", "mata kotor" dan "mata memandang menghina". "Mata" yg dimaksud bukan sekedar mata lahir saja, tetapi juga berhubungan dengan qalbu (batin).

Memproses dari "mata yg kotor" menjadi "mata yg suci" hanya bisa dilakukan jika kita selalu berupaya untuk membersihkan (Taubat) dan menyucikannya (Shafa) terus-menerus, sehingga sudah "layak" menemui Beliau SAW. Apalagi yg namanya manusia itu, seperti yg dikatakan Imam Ghazali ra, semuanya mempunyai noda di hatinya, kecuali para Nabi.

Dan dalam Tasawuf, salah satu caranya adalah dengan banyak berdzikir, sebanyak-banyaknya, sampai bisa menembus alam ruh. Silakan pelajari tentang Lathifah-lathifah dalam ruh manusia.

Tentunya sulit dan bisa dibilang mustahil jika suatu Kebutaan (Kegelapan) bisa melihat Cahaya (nur), Kekotoran bisa menemui Kesucian, dan Kebencian (Kedengkian) bisa diterima Keagungan (Keluhuran). Karena Kegelapan itu bukan Cahaya, Kekotoran itu bukan Kesucian, dan Kebencian itu bukan Keagungan.

Jadi "mata" yg penuh Kebencian, Kedengkian dan Penebar Fitnah itu tidak mungkin bisa memandang Rasulullah SAW.

Dan berbahagialah bagi mereka yg telah bertemu Rasulullah SAW, karena itu merupakan sebuah anugerah, dan merupakan karunia yg besar jika "mata" ini bisa memandang keindahan dari Nur Sayyidil Mursalin, baik melalui mimpi ataupun melalui Yaqazah.

Rasulullah SAW bersabda,

"Orang yang bermimpi melihat aku, berarti ia benar-benar melihat aku, sebab syaitan tidak akan menyerupai seperti aku."

😍 
Semoga....

#ombad #tasawuf #ramadhan16