07 December 2019

SIAPA YANG MENGHINA NABI..?

Sungguh aneh jika orang NU yang biasa jadi tukang shalawatan, istighosah, tahlilan, sarkub, dsb dituduh menghina Kanjeng Nabi. 

Masa gak paham, kami ini di NU menyebut Nabi aja pakai "Kanjeng Nabi" atau "Kanjeng Rasul", sebagai bentuk adab dan pemuliaan. Bahkan ketika bershalawat pun ditambah "sayyidina" karena merasa sangat tidak layak dan rendah jika harus menyebut nama Beliau secara langsung. 
 
Bagi kami, para penghina Nabi yang sesungguhnya adalah orang-orang yang gemar mengaku-aku keturunan Kanjeng Nabi, tetapi kelakuannya sangat bertolak belakang dengan Beliau, bahkan minus. 

Bukankah akhlaq Kanjeng Nabi itu, jika berceramah isinya itu tidak memaki, tidak melaknat, tidak ngawur, tidak hoax, tidak fitnah, bahkan tidak kasar dengan mengekploitasi nama-nama binatang..? 

Masa saat naik panggung, ayat Al-Qur'an atau Hadist dicampur dengan binatang-binatang yang memiliki kenajisan, mulai dari binatang yang berkadar najis Mutawasithoh, Mukhofafah, sampai yang Mugholadhoh.. 😂 
 
Dan yang mengherankan, mereka itu dari dulu tidak suka kepada NU. Apakah ini ada kaitannya sejarah masa lalu..? Apakah berhubungan dengan kasus DI/TII, atau PKI, atau urusan Masyumi..? 

Bahkan para Kyai NU yang berceramah dengan lembut, sambil guyon dan tersenyum pun tidak luput dari kebencian mereka. Mereka selalu menyerang Kyai NU, sambil menegangkan leher, mata melotot, teriak-teriak, wajah memerah, dan menarik urat lehernya, sehingga suara mikrofon pun makin menggelegar, bikin berisik, bikin gendang telinga mau jebol. Jadi mirip di terminal, berteriak-teriak kayak kondektur atau calo penumpang.. bahkan mereka memfitnah Kyai-kyai NU, sampai tuduhan munafik, murtad, bahkan kafir. 
 
Aneh.. padahal Kanjeng Nabi itu orangnya lembut, budi bahasanya halus, penuh adab, tidak pernah meluapkan kemarahan yang berapi-api.. Iya, kan aneh.. masa umatnya kayak yang lagi kesetanan..?! 

Jadi siapa penghina Kanjeng Nabi yang sesungguhnya..?

Semoga...
#ombad #NU

03 December 2019

TUKANG CACI MAKI

Suatu ketika Sayyidina Hasan bin 'Ali bin Abi Thalib ra. (cucu Rasulullah SAW) dicaci maki oleh orang yang tidak suka padanya. Beliau dicaci maki habis-habisan di depan putranya, tapi Beliau hanya diam saja tidak membalas.

Putranya kemudian bertanya, 

Kenapa Ayah tidak membalas caciannya..? Bukankah Ayah tidak seperti itu..?

Sayyidina Hasan menjawab, 

Ayahku ('Ali bin Abi Thalib), Ibuku (Fatimah Az-Zahra), dan Kakekku (Muhammad SAW), mereka semua tidak pernah mengajariku bagaimana cara mencaci-maki. Jadi aku bingung dan tidak tahu bagaimana caranya membalas..”
 
Imam Malik ra. pernah berkata,

قَالَ الإِمَامُ مَالِكُ -رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى-: (إِنْ رَأَيْتَ الرَّجُلُ يُدَافِعُ عَنِ الْحَقِّ "فَيَشْتُمُ وَيَسُبُّ وَيَغْضَبُ" فَاعْلَمْ أَنَّهُ مَعْلُوْلُ النِّيَّةِ، ِلأَنَّ الْحَقَّ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى هَذَا).

"Jika engkau menyaksikan seseorang sedang membela Kebenaran (al-haq), tetapi lisannya mengeluarkan cacian, makian, sumpah-serapah dan mengobral kemarahan, maka ketahuilah bahwa Niat di Hatinya sudah terkotori, karena Kebenaran (al-haq) tidak membutuhkan semua itu." 

Jadi ciri orang yang berilmu (yang haq) itu mudah diketahui.. lihat saja karakternya, apakah ia suka membenci dan mencaci maki atau tidak..? 

Bukankah akan selalu ada "anjing neraka" yang biasa masuk mesjid, menguasai mesjid, tidur di dalamnya, bahkan sering melakukan propaganda dengan caci maki kalimat kotor, serta menjadi bughat..?
 
Ingat selalu, kalo pelajaran Biologi zaman old itu ada jenis Herbivora, Karnivora, dan Omnivora. Nah.. dalam pelajaran Biologi zaman now itu ada revisi, yaitu : Herbivora, Karnivora, Omnivora dan Nasbungvora. Dan ciri-ciri makhluk Nasbungvora adalah : berkaki dua, bertelur dua, berdarah panas, suka caci-maki, hidup di daratan, dan bertulang belakang.. 😀 
 
**

Rasulullah SAW bersabda,

الْخَوَارِجُ كِلَابُ النَّارِ

"Khawarij adalah anjing-anjingnya neraka." (HR. Ahmad & Ibn Majah)
 
Semoga..
#ombad #tasawuf