10 February 2018

MANFAAT BABI

Christein Meindertsma (periset Walanda) menghabiskan 3 tahun untuk melakukan penelitian, produk apa yg dihasilkan dari BABI.. 

Hasilnya sangat mencengangkan: 185 jenis produk dihasilkan dari babi. Mulai dari tulang, rambut, kulit, daging, darah, organ tubuh dan lainnya, digunakan untuk berbagai kepentingan konsumsi. 

Fatty acids dari lemak tulang babi digunakan untuk membuat sabun mandi, shampoo, conditioner, krim anti keriput, body lotion, pasta gigi, pelembut pakaian dan detergen bubuk.

Collagen dari babi, digunakan untuk penyembuhan jerawat serta dapat disuntikkan untuk mengencangkan kulit muka.

Protein dari rambut babi, digunakan sebagai pelembut adonan roti. Berbagai low fat product juga mengandung babi, seperti low fat butter.

Makanan lain yg mengandung gelatine dari babi adalah ice cream, fruit juice, yoghurt, cream cheese, whipped cream, permen, permen karet, Cheese cake, dan berbagai dessert seperti chocolate mousse, tiramisu, pudding.

Saat ini gelatine sintetis sudah diproduksi.

Untuk interior, babi digunakan untuk texture dan kilau cat. Amplas menggunakan perekat tulang babi, sementara itu rambut babi digunakan untuk membuat kuas.

Tidak semua, namun ada perusahaan rokok yg memberi kandungan hemoglobin darah babi dalam filter rokok, yg diklaim sebagai paru-paru buatan utk memfilter bahan kimia berbahaya dalam rokok.

Dari dunia Medis, Heparin dibuat dari usus babi, digunakan utk menghentikan pembentukan gumpalan darah.

Insulin dibuat dari pankreas babi, karena babi memiliki struktur kimia yg paling serupa dengan manusia.

Gellatine babi digunakan untuk membuat cangkang kapsul.

Katup jantung implant untuk manusia, berasal dari katup jantung babi.

Lapisan kandung kemih babi digunakan untuk regenerasi sel manusia.

Produk-produk yg mengandung berbagai bagian dari tubuh babi, diantaranya: sarung tangan, masker wajah, pepermint, marshmallow, permen, pencerah bir dan wine, surgical sponge, paintballs, inkjet paper, x-ray film, cover buku, wallpaper, amplas, sepatu kulit, battery cadmium, peluru, korek api, dan rem kereta.

**
Ternyata Banyak gunanya si Babi teh...  :D

http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1217794/From-bullets-bread-beer-tambourines-toothpaste--plus-180-things-pig.html


Semoga...
#ombad

BIBIT RADIKALISME

Jika melihat hiruk-pikuk medsos, sedikitnya bisa "menduga" akun-akun yg "sedikit" tertular sifat radikal. Ada beberapa kesimpulan sy, diantaranya:

- Jika ada kasus bom teroris, akun-akun itu akan men-share atau mengatakan : "pengalihan isu", dengan segala macam alasannya.

- Akun-akun itu kesehariannya membenci kepolisian (beserta elemennya), dan selalu melihat sisi jeleknya terus.

- Sebaliknya, jika Kepolisian dibenci-benci, tapi di akun-akun itu malah TNI mah dipuji-puji, padahal kedua institusi itu bawahan Presiden, tapi Presidennya mah tetap aja dijelek-jelekin.

- Akun-akun itu selalu negatif ke pemerintah, pokoknya pemerintah itu tidak ada bagusnya sedikitpun.

- Akun-akun itu selalu melakukan pembenaran atas nama agama yg ia anut, dan agama yg lain selalu dan tetap salah.

- Akun-akun itu selalu memusuhi organisasi beserta elemennya yg bersikap moderat, sekaligus menyebarkan fitnah, walaupun organisasi itu sesama Islam dan elemennya pun para Kyai, semisal getolnya serangan ke organisasi NU dan para Kyainya pun sering jadi sasaran.

- Akun-akun itu akan selalu menuduh keimanan (Munafik, Murtad, bahkan Kafir) dengan orang lain yg tidak sepaham atau sekubu dengannya, walau se-agama.

- Awalnya akun-akun tersebut men-share hal-hal seperti di atas, lalu selanjutnya mulai "tertular" dan bikin postingan sendiri.

- dsb, silakan tambahkan sendiri..

Ada satu hal yg lucu, ketika melihat beberapa akun yg kebanyakan isinya selalu menjelek-jelekkan pemerintah beserta elemennya, tapi ia sendiri hidupnya aja masih digaji negara (termasuk perusahaan milik negara). Kan harusnya malu jika kelakuannya seperti itu eaa.. :D 

Mudah-mudahan akun-akun seperti itu sudah ditandai dan dalam pengawasan pihak terkait. Dan ke depan, mudah-mudahan pihak Pemerintah dan pihak Medsos (Facebook, Twitter, dsb) bisa menyepakati suatu aturan "satu akun untuk satu ID". Jadi setiap akun itu diverifikasi oleh nomor KTP dan tidak bisa digandakan, sehingga bisa mengantisipasi akun-akun palsu penyebar paham radikalisme.

Dan bibit-bibit radikalisme ini ternyata makin ke sini makin subur. Lihatlah, anak-anak kecil aja udah bisa teriak-teriak "Bunuh" kepada yg beda agama. Sangat miris..! Gak tau anak-anak ini ketularan orang tuanya atau diajarin orang tuanya ataupun ketularan lingkungannya. Apa mereka ke depannya mau jadi calon-calon teroris..?

Ketika sekelompok anak kecil berteriak, "Bunuh, bunuh, bunuh...!"
Itu propaganda siapa..? Jadi yg memberi citra buruk Islam itu siapa..?

Dan juga, sebaiknya UU Terorisme itu diberlakukan lagi aja dech. Sikat dan Habisi aja, jangan sampai terlambat seperti di Iraq, Suriah, dsb. 


Semoga....
#ombad

HATI IKHLAS...?

Dari Abu Hurairah ra, berkata, 'Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, siapakah yang paling bahagia pada hari kiamat melalui Syafa'atmu..?"

Rasulullah SAW menjawab,

"Wahai Abu Hurairah, setelah aku melihat kesungguhanmu terhadap hadist, aku menyangka bahwa tidak ada seorangpun yang bertanya tentang hal ini sebelum kamu."

Lalu Rasulullah SAW bersabda,

"Yang paling bahagia dengan syafa'atku pada hari kiamat kelak adalah orang yang mengucapkan kalimat 'Laa ilaaha illallaah' DENGAN HATI YG IKHLAS."

Apakah cukup berkata 'Laa ilaaha illallaah' saja, seperti yg tertera secara literal hadist tsb ? Apakah mencapai 'Hati yang Ikhlas' yg dimaksud dalam Hadist tsb itu sesuatu yang mudah..?

Hal ini tentu membutuhkan proses yg panjang ketika ber-tadzkiyah nafs. Membutuhkan perjuangan keras dan istiqamah, karena banyak sekali tahapan-tahapan yang harus dilalui.

Dan untuk kualitas yang makin baik akan butuh mengkolaborasikan antara pemahaman (melalui belajar, ilmu) dan pengamalan (melalui dzikir, amaliah), selalu istiqamah dalam berproses.

Keyakinan terhadap Syafa'at ini, pendekatannya sebaiknya lebih ke ORIENTASI PROSES, bukan ORIENTASI HASIL.

Menjemput 'hadiah' dan bukan menunggu 'hadiah'.

Semoga...
#ombad #tasawuf

BENAR YANG TERDISTORSI

Dalam sebuah diskusi...

MC : Apakah meyakini bahwa agama yg Anda anut adalah benar, berimplikasi bahwa yg selain itu, salah?

OG : Agama yg turun dari Allah itu benar semua, tapi penganutnya yg mendistorsi sehingga menjadi tidak benar. Benar yg terdistorsi.

"Benar yg terdistorsi" ini jika saling beradu, maka akan terus-menerus bahkan selamanya ber-iterasi, tidak pernah mencapai "Benar".

Karena sy muslim (= tunduk), mendingan sy memperbaiki "distorsi" sy dulu, dan ngapain jg menengok ke sebelah. Siapa tau sy berkaca mata merah, jadi selalu memandang yg di luar selalu berwarna merah atau kemerahan.

MC : Wah menarik :) ..
Pertanyaan berikut: itu kebencian antar penganut, kalo dirunut dalam sejarah, penyebabnya karena distorsi "perasaan benar, karenanya yg lain salah" itukah..?

OG : Kasus-kasus seperti itu dalam sejarah Islam aja sudah ada sejak jaman Sahabat, itu makanya sayyidina Ustman & 'Ali terbunuh. Yang jelas, jika "kepentingan pribadi/kelompok" mendistorsi maka yg terjadi adalah "pembenaran" (bisa pakai dalil atau ayat). Ujungnya, saling klaim "merasa paling benar".

Suatu kewajaran dalam setiap aspek dualitas, ada benar ada salah, kiri kanan, dsb. Dualitas ada karena agar bisa setimbang dengan melakukan iterasi terus-menerus dalam diri. Itulah Konsep Keseimbangan.

Pola Keseimbangan ini dipakai untuk "mengukur" suatu parameter. Dan yg pertama harus diukur adalah kualitas diri, karena mempertanggung-jawabkan diri itu berurusan dengan Tuhan. Tetapi seringnya "aspek dualitas" ini dipakai mengukur kualitas orang lain dengan acuan diri, dengan bantuan ego pun "kebenaran" versi dirinya dipaksakan ke orang lain, lalu muncullah "pembenaran", dan akhirnya terjebak "aspek dualitas", yaitu "merasa paling benar" disertai aspek pembandingnya "yg lain salah". Dan hawa nafsu pun ikut memainkan peran, semakin menguatkan pembeda dan perbedaan, akhirnya gontok-gontokkan dan musuh-musuhan.

Dalam kehidupan yg terikat ruang dan waktu, aspek dualitas ini akan selalu ada, seperti halnya arus listrik AC, bisa jadi sesuatu yg positif (bisa nyalain kulkas, TV, dsb)... tapi juga bisa untuk hal negatif (nyetrum orang).

Jadi dalam urusan "perasaan benar, karenanya yg lain salah" sebaiknya selalu ingat saja bahwa "bukan amal seseorang yg memasukan dirinya ke surga-Nya, tetapi Rahmat Allah". Artinya, diri kita aja belum jelas urusan di hari akhir, ehh malah ikut campur urusan jalan orang lain bahkan menyalahkan dan menghakiminya.

AA : Analoginya, jika sy yakin istri sy adalah yg paling cantik dan jodoh sy, maka yg lain tentu saja bisa cantik tapi bukan jodoh sy... maka sy fokus dengan istri sy tanpa harus pusing istri orang lain.

OG : Itulah suami yg bijak.. :D

MC : .. Dan suami yg tidak terdistorsi. :D

Ket.. :

MC = Mbak Cuantik
OG = Om Guanteng
AA = Ada Aja...

**

"Jelema mah hog hag marebutkeun bebeneran lain nu bener."

Setiap jenis kendaraan bertujuan sama yaitu berpindah dari satu tempat ke tempat yg lain. Ketika penumpang di KA dan Mobil saling menyalahkan maka penumpang Pesawat akan mentertawakan kebodohan mereka, karena jalan yg dilewati bisa berbeda tetapi tujuannya sama.

Mengetahui tujuan akhir perjalanan itulah "Jalan yg lurus", karena "jalan yg lurus" lah yg bisa mengantarkan manusia menuju Puncak Tauhid dimana mereka berasal.

Semoga....
#ombad #tasawuf

THE HOLY GRAIL

Sy sangat terkesan dengan film Indiana Jones and The Last Crusade (1989).

Film ini menceritakan tentang pencarian the Holy Grail (cawan suci Yesus). Ada tiga tantangan the Holy Grail yg membutuhkan tingkat keyakinan, spiritualitas dan subjektivitas yg tinggi, yaitu:

- The Breath of God... Ketundukan.
- The Word of God... Pemaknaan.
- The Path of God... Keyakinan.

Menariknya film ini karena ada pertentangan dua sisi ideologi, di satu sisi, Indy harus tetap berpegang pada Objektivitasnya sebagai seorang arkeolog, namun di sisi lain, ia harus memasuki Subjektivitas keyakinan agamanya, karena mempercayai keberadaan the Holy Grail.

Film yg menggambarkan suatu perjalanan seorang manusia dari satu dunia ke dunia lain, dimana ia harus mampu keluar dari dunia objektivitas (logis, nalar) dan bisa memasuki dunia yg berbeda dan bisa membangun subjektivitas agamanya. Atau dengan kata lain, ada suatu proses dalam diri Indy untuk mulai membangun hubungan transedental (vertikal) dengan Tuhannya. Proses yg berawal dari ketidak-percayaannya terhadap hal-hal yg bersifat transendental hingga dapat meyakininya. Mungkin prosesnya berbanding terbalik dengan perjalanan hidup kita, yg biasanya dimulai dari Subjektivitas keyakinan menuju Objektivitas.

Dengan dipaksa kondisi ayahnya yg harus segera ditolong, Indy pun berusaha menggabungkan kedua sisi tersebut. Dan rasa cintanya lah yg makin menumbuhkan puncak keyakinannya sehingga bisa melewati ketiga tantangan the Holy Grail. Dalam hal ini rasa cinta terhadap kemanusiaan, kecintaan Indy kepada ayahnya agar bisa selamat dan tertolong.

Akhirnya, Indy pun berhasil menunjukkan eksistensi individunya sebagai seorang manusia yg sudah mampu melalui tiga tahapan Eksistensialisme, yaitu: estetis, etis dan religius.

NB..
Buat seseorang yg cantik wajah dan hatinya, Jembatan "the Path of God" lah yg bisa menghubungkan setiap perbedaan, ketika sekat-sekat kebencian tergerus musnah dalam keyakinan dan cinta. 😍


Semoga....
#ombad #tasawuf

ILMU ITU JODOH

Kenapa disebut Jodoh?
Karena ilmu itu titipan-Nya. Artinya keluasan ilmu akan berbanding lurus dengan keluasan tempat untuk dititipinya, yaitu Hati.

"Air akan mengalir ke tempat yg lebih rendah, dan semakin tempatnya rendah semakin air mendatangi."

Dan "Jodoh" ini yg mendorong hati seseorang agar "memaksa" seluruh potensinya untuk mencari sekuat tenaga. Kadang si "ilmu" itu awalnya mendatangi dari sisi sebaliknya (paradoksial). Misal, ketika sedang belajar ilmu tentang baik dan pahala, yg datang malah yg buruk dan dosa.. Dari benci dulu, baru kemudian cinta... Oohh cintaahh... 😍

Ketika Hati sebagai tempatnya ilmu semakin "terkontak" atau se-frekuensi dengan "sumber ilmu", maka akan semakin merasa haus, lalu makin merasa kurang, makin merasa bodoh. "Merasa kurang" ini merupakan tanda dari Keluasan Hati. Ada hubungan secara tidak langsung, kenapa ilmu Tasawuf itu dimulai dari Taubat, seperti halnya kitab-kitab ilmu Fiqh yg selalu dimulai dengan bab Thaharah. Meluaskan hati itu harus dimulai dengan membersihkan dan mengosongkannya dari kotoran dan penyakit hati yg memenuhi ruang-ruangnya.

Otak/pikiran bukan tempat ilmu tetapi sebagai "alat untuk menjelaskan" ilmu. Analoginya: ada rasa, napas, suara, lidah dan mulut. "Rasa" ini hikmah, "napas" ini ilmu, "suara" ini akal, "lidah dan mulut" ini otak/pikiran. Pening ya...? Cammaa donk eaa... 😨
 
"Kekurangan" (baca: "kerendahan") ini yg menjadi titik tolak kenikmatan ketika bertemu atau berdiskusi dengan ilmu-ilmu yg lain (guru-guru yg lain). Seperti itulah Nikmat Ilmu, kenikmatan ketika berenang dan menyelam dalam samudera tak bertepi.

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yg dikehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memahamkan baginya agama." (HR. Bukhari Muslim)

Satu lagi...
Cie.... cie... Itu yg masih ngejombloh... betah ni yee...!


Semoga....
#ombad #tasawuf

09 February 2018

SYARAT MUFASSIR

Syarat seorang Mufassir (Ahli Tafsir al-Quran), antara lain:

1. Memiliki akidah yang bersih (shahih).
2. Tidak mengikuti hawa nafsu.
3. Memahami Ulumul Quran, seperti:
- ilmu Qira'at,
- Asbabun Nuzul,
- Nasikh-Mansukh,
- Qashashul Qur'an, dsb. 

4. Menguasai ilmu Hadist, seperti:
- ilmu Riwayat,
- Dirayah,
- Mutsallah Hadits,
- Asbabul Wuruj, dsb.

5. Menguasai Tafsir Shahabat.
6. Menguasai ilmu Ushuluddin.
7. Menguasai Ushul Fiqh.
8. Menguasai bhs Arab.
9. Menguasai ilmu bahasa Arab, seperti:
- Nahwu,
- Sharaf,
- Isytiqaq,
- Balaghah, dsb. 

Jadi minimal harus menguasai 12 disiplin ilmu dalam Islam.

Jadi, sungguh keterlaluan jika ada seseorg yg kadar ilmunya gak tau dimana dan dapat dari mana, sudah berani menghina atau menyalahkan ijtihadnya seorg ulama Mufassir sekaliber KH. Quraisy Shihab..

Itu namanya su'ul adab... Dasar BIGOT belegug...!!

#ombad

AGAMAWAN VS NEGARAWAN

Ketika para Pemuka Agama banyak yg tersangkut suap dan korupsi berkali-kali, rasanya sulit percaya lagi kepada para Agamawan yg ada di lingkaran politik, seperti dibohongi berkali-kali. Dan ujungnya mah sama saja, suap dan korupsi demi harta berlimpah dan kemewahan.

Agamawan yg suka mengatas-namakan agamanya itu ternyata hanya menipu, untuk kepentingan syahwat dan nafsu.
Mereka yg fasih ayat-ayat itu ternyata dipakai buat menggasak duit rakyat.
Mereka yg koar-koar dalil suci itu ternyata buat dapat suap daging sapi.
Mereka yg terlihat ramah dan baik itu ternyata bersifat serakah dan munafik.

Ada apa dengan semua ini?
Kualitas individu & Integritas moral ternyata sulit dilihat, karena lisan dan tampilan tidak bisa dijadikan ukuran. Asma Allah sekedar ucapan, shalat sekedar gerakan, puasa sekedar lapar, serta ibadah-ibadah lain pun sekedar hiasan. Semua itu ternyata masih belum bisa mengalahkan nafsu tamak dan serakah akan dunia.

Hal yg wajar jika sebagian umat merindukan sosok ideal Agamawan yg bisa dipercaya, dibanggakan, dielu-elukan dan bisa mengobati rasa tekor eksis, walau untuk sementara waktu dan bersiap kecewa seperti dulu. Tetapi jangan salahkan rakyat jika ramai-ramai mencibir, mencemooh dan apriori, karena sudah muak dengan kemunafikan-kemunafikan seperti itu.

Sampai kapanpun, Negara dan Rakyat itu hanya butuh seorang Negarawan yg kompeten. Sekali lagi, hanya butuh Negarawan...! 

Jadi, lebih baik memilih seorang Negarawan daripada Agamawan, karena yg dibutuhkan negara itu seorang Negarawan yg betul-betul kompeten di bidangnya.

Dan satu lagi, kalaupun ada Agamawan yg mau jadi pejabat maka harus betul-betul seorang Agamawan yg dewasa, jadi gak perlu disuapi kayak batita.


Semoga....
#ombad

08 February 2018

KISAH DUA ORANG SALIK

1. Dua orang salik bertemu dan asyik berbincang-bincang. Seseorang yang dari tadi memperhatikan mereka berdua kemudian bertanya: "Di antara kalian berdua, mana yang sebagai mursyid dan siapa yang sebagai murid..?"

2. Yang berbaju hitam menjawab, "Saya lah murid dan yang di sebelahku ini mursyid saya". Yang berbaju putih menukas cepat: "Oh tidak, terbalik itu, saya lah murid dari guru saya ini", sambil menunjuk yang berbaju hitam.

3. Yang berbaju putih meneruskan jawabannya: "Saya tidak pernah menganggap kamu sebagai murid saya. Sebaliknya saya belajar banyak dari obrolan kita soal Allah dan RasulNya."

4. Yang berbaju hitam menoleh sambil tersenyum: "Saya tidak perlu dianggap sebagai murid atau tidak, saya tidak butuh pengakuan itu. Saya sudah mengangkat diri saya sendiri sebagai murid dirimu, terserah mau diakui atau tidak."

5. Yang berbaju putih berkata lagi, "Tapi saya sudah duluan mengangkat dirimu sebagai guru saya, terserah kamu mau menerima saya sebagai murid atau tidak, Yang jelas kamu lah guru saya."

6. Sebelum yang berbaju hitam kembali menjawab, orang yang bertanya tadi itu segera beranjak pergi meninggalkan keduanya. "Dua orang aneh," pikirnya.

Kedua salik ini pun kemudian berpisah meneruskan perjalanan masing-masing.

7. Beberapa waktu kemudian mereka kembali berkomunikasi. Yang berbaju putih mengirimkan surat ditujukan kepada yang berbaju hitam.

8. Yang berbaju hitam menjawab surat tersebut sambil keheranan menanyakan, "Mengapa dalam suratmu semuanya ditulis dengan huruf kecil. Tidak ada huruf besar sedikitpun, lupakah kamu dengan kaidah penulisan yang baik dan benar?"

9. Yang berbaju putih menjawab surat itu: saya sengaja menulis dengan huruf kecil karena bagaimana mungkin saya sanggup mencantumkan huruf besar dalam surat kepada guru saya? huruf besar adalah cermin keangkuhan diri. saya tak pantas melakukannya meski hanya dalam bentuk tulisan.

10. Lama tak ada jawaban dari yang berbaju hitam. Hingga suatu saat yang berbaju putih bermimpi menemui yang berbaju hitam, "Aduhai kemana gerangan dirimu? Saya kangen sekali. Mengapa tak kau jawab surat terakhirku?"

11. Dalam mimpi itu sosok yang berbaju hitam menjawab, "Bagaimana mungkin sanggup ku tuliskan jawaban surat untuk dirimu yang ku anggap sebagai guruku. Semua aksara lenyap. Setiap huruf yang mau kutuliskan --baik huruf kecil maupun besar-- hilang begitu saja...”

12. Yang berbaju hitam melanjutkan, “Jikalau aksara adalah perwakilan diri ini, seakan pena dan kertas tahu bahwa di depan sang mursyid tak ada lagi kata-kata yang layak disampaikan."

13. Sejak saat itu, yang berbaju hitam dan yang berbaju putih, berkomunikasi dalam diam. Mereka memasuki keheningan. Tak ada kata-kata, tak ada aksara, tak ada suara. Tak ada lagi perdebatan. Tak ada lagi pertanyaan.
Hanya hati mereka yang saling berkomunikasi.

14. Tuhanku, dalam diam, ku simak KalamMu jauh lebih jelas dari aksara dan suara. Dalam hening, tinta QalamMu kembali berubah menjadi samudera kedamaian. Hitam-putih melebur dalam cintaMu. Diam itu mengikat hakikat, dan mengingat akhirat..

🙏😍
Tabik,
Nadirsyah Hosen

HANYA PENYAMPAI

Para Wali Allah ketika mengucapkan Allahu Akbar, karena sambil menyaksikan-Nya, mereka akan merasa kecil, hina dan bukan apa-apa.

Ketika mereka mengucapkan Subhanallaah (Maha Suci Allah), karena sambil menyaksikan-Nya, mereka akan merasa sangat kotor, mungkin merasa dirinya yg paling kotor dari seluruh makhluk.

Dan mungkin saja, perasaan seperti ini menuntunnya sehingga berdakwah dengan Hikmah dan cara yg Baik (halus/lembut, penuh kasih sayang) karena mereka sadar hanya sebagai Penyampai saja, seperti halnya para Nabi dan Rasul.

Mereka tetap akan ber-positive thinking, karena mereka selalu sadar akan kadar dirinya, dan selalu sadar bhw Allah Maha Kuasa untuk merubah makhluk-Nya, khusnul ataupun su'ul khatimah.

Tapi ada sebagian orang/kelompok yg berseberangan sifatnya dengan para Wali Allah walaupun pakaiannya dimirip-miripkan, ketika berteriak Allahu Akbar pun ikut merasa jadi besar, bahkan mungkin bukan merasa jadi Penyampai, tapi merasa jadi wakil Tuhan yg bisa menghakimi iman atau tidaknya hati seseorang.

Jadi, setan apa yg membisikinya ?

Semoga...
#ombad #tasawuf

BENCI ITU MENUTUP

Suatu ketika...

Seseorang berkata :

"Cinta membabi-buta Pak Kiai terhadap pemerintahan, membuat Pak Kiai tak membuka mata terhadap kebobrokan pemerintahan sekarang..!"

Pak Kiai pun menjawab tegas :

"Benci membabi-buta Anda terhadap pemerintahan, membuat Anda tak membuka mata terhadap kebaikan pemerintahan sekarang..!"

Dan aku cuma berkata :

Kebencian itu menyempitkan pikiran, menutupi hati dan membuka prasangka buruk, sedangkan Kecintaan itu mengembangkan pikiran, membukakan hati dan menutup prasangka buruk.

Dan hanya Kebencian yang selalu melontarkan Keburukan dengan tujuan menutupi keburukan dirinya agar yang terlihat hanya Kebaikan dirinya. Subjektivitas pun akan diyakini Objektivitas, bahkan menjadi sebuah Kebenaran mutlak. 


"…Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil lah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…" (QS. Al-Maa-idah: 8)

Nahh, mudah kan mengetahui seseorang itu takwa atau tidak.. lihat aja, adil atau tidak..? :D

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :

ْﺐِﺒْﺣَﺃ َﻚَﺒﻴِﺒَﺣ ﺎًﻧْﻮَﻫ ﺎَﻣ ﻰَﺴَﻋ ْﻥَﺃ َﻥﻮُﻜَﻳ َﻚَﻀْﻴِﻐَﺑ ﺎًﻣْﻮَﻳ ،ﺎَﻣ
ْﺾِﻐْﺑَﺃَﻭ َﻚَﻀْﻴِﻐَﺑ ﺎًﻧْﻮَﻫ ﺎَﻣ ﻰَﺴَﻋ ْﻥَﺃ َﻥﻮُﻜَﻳ َﻚَﺒﻴِﺒَﺣ ﺎًﻣْﻮَﻳ
ﺎَﻣ

Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.” (HR. At-Tirmidzi)


Semoga...
#ombad #tasawuf

07 February 2018

PASIF ITU BUKAN DIAM

Suatu ketika,

PG1 : "Kalo keseimbangan itu selalu diiringi entropi, bagaimana mungkin menjaga equalibrium itu..?"

PG2 : "Keseimbangan dalam konteks ini kan bukan sama tapi 'putaran' yg kontinu. Entropi itu ada sebagai bentuk katalis biar tidak diam. Jadi kuncinya, balance yg dimaksud adalah 'berputar'... Siklus."

PG1 : "Ini kaitannya antara stillness dan steady state. Saya kok gak yakin hidup ini harus pasif."

PG2 : "Esensi stillness itu bukan diam, tetapi tetap berputar cuma balance sehingga terlihat seperti diam. Coba lihat roda mobil ketika berputar kencang, kan seperti diam. Bumi berputar, tapi kita rasakan seperti diam tidak bergerak."

PG1 : "Kalo sewaktu berlatih, menjaga crosspoint stabil, kurang tepat menurut sy. Bisa salah presepsi.."

PG2 : "Stabil kan bukan diam..
Misal.. si A sedang berdiri dan diam. Apakah partikel-partikel di dalam tubuh, darah, dsb nya diam..? Apakah tanah yg dipijak itu diam..?
Ini hanya masalah mengambil sudut pandang... relativisme pengambilan sudut pandang.. Nanti selanjutnya berhubungan dengan keilmuan paradoks."

PG1 : "Betul.. tapi kan aplikasinya jadi diam. Pasif disini saya tangkap lebih kepada diam. Atau saya salah nangkap."

PG2 : "Keilmuan paradoks bisa diartikan : relativisme pengambilan sudut pandang.
Menurut sy, kurang tepat dalam memaknai... Keterbatasan bahasa."

PG1 : "Trus..?"

PG2 : "Yang jadi pertanyaan... emang kita bisa diam atau pasif... gak dech.. :D
pendekatan makna pasif : analoginya... seperti seorang Sniper.."

PG1 : "Nah itu yg saya maksud.."

PG2 : "Tubuh seperti diam menunggu target... apa benar itu diam..?
Apakah fokus yg dilakukan itu diam..? .. Gak dech .. :D
Sudut pandang terhadap tubuh fisik dilihatnya seperti diam... artinya parsial.."


Keterangan :

- PG = Pria Ganteng .. :D
- sudah disunting, biar lulus sensor ... :D

06 February 2018

LUQMAN, ANAKNYA & KELEDAI

Pada suatu hari Luqman al-Hakim bersama anaknya pergi ke pasar dengan menaiki seekor Keledai. Ketika itu Luqman naik di punggung Keledai sementara anaknya mengikuti di belakangnya dengan berjalan kaki. Melihat tingkah laku Luqman itu, ada orang yg berkata,

“Lihat itu orang tua yg tidak merasa kasihan kepada anaknya, dia enak-enak naik keledai sementara anaknya disuruh berjalan kaki.”

Setelah mendengarkan gunjingan orang orang, maka Luqman pun turun dari keledainya itu lalu anaknya diletakkan di atas keledai tersebut. Melihat demikian, maka orang-orang itu berkata pula,

“Hai, kalian lihat, ada anak yg kurang ajar. Orang tuanya disuruh berjalan kaki, sedangkan dia enak-enaknya menaiki keledai.”

Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas punggung keledai itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang-orang juga ribut menggunjing,

“Hai teman-teman, lihat itu ada dua orang menaiki seekor keledai. Kelihatannya keledai itu sangat tersiksa, kasihan ya.”

Karena tidak suka mendengar gunjingan orang-orang, maka Luqman dan anaknya turun dari keledai itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata,

“Hai, lihat itu. Ada dua orang berjalan kaki, sedangkan keledai itu tidak dikenderai. Untuk apa mereka bawa keledai kalau akhirnya tidak dinaiki juga.”

Ketika Luqman dan anaknya dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqman al-Hakim menasihati anaknya tentang sikap orang-orang dan keusilan mereka tadi.

Luqman berkata, “Sesungguhnya kita tidak bisa terlepas dari gunjingan orang lain.”

Anaknya bertanya, “Bagaimana cara kita menanggapinya, Ayah..?”

Luqman meneruskan nasihatnya,

Orang yg berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan hanya kepada Allah SWT. Barangsiapa mendapat petunjuk kebenaran dari Allah, itulah yg menjadi pertimbangannya dalam mengambil keputusan.”

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya,

Wahai anakku, carilah rizki yg halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya orang fakir itu akan tertimpa tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya). Lebih dari sekedar tiga perkara itu, orang-orang yg suka merendah-rendahkan dan menyepelekannya.”

Semoga....
#ombad #tasawuf #ndeso

ILMU TURATS

Ilmu Turats adalah ilmu-ilmu agama yg diwariskan dari generasi ke generasi melalui Talaqqi menggunakan kitab-kitab Mu'tabar, ketersambungan Sanad, baik riwayah, dirayah maupun tazkiyah. Metode ini telah terbukti menghasilkan para tokoh besar Islam di setiap zaman.

Tapi sekarang, dengan keterbukaan informasi, maka makin marak bermunculan "para pakar dakwah" dan "para pembela agama" yg menyibukkan dirinya dengan ilmu Harakah Islamiyyah, wa bil khusushon madzhab tarjamah wal googeliyyah...

Ketimpangan pun muncul. Teriak Sesat sana, sesat sini. Kafir sana kafir sini. Merasa diri jadi Mujtahid dan Mufaqqih walau cuma modal tarjamah wal googeliyyah.. Berangan-angan sangat tinggi, seperti halnya dukun yg merasa jadi wali... :D
Padahal ilmu dalam agama itu "berurutan bab-babnya".. tidak loncat sana, loncat sini.

Benar sekali sabda Rasulullah SAW, akan datang di akhir zaman Sufaha' Al-Ahlam, para pemuda bodoh yang banyak bermimpi.. (Shahih Muslim Kitab Al-Fitan).

Jadi, tuntutlah ilmu sedalam-dalamnya dari para ulama yg shahih ilmunya; Asy'ari ataupun Maturidi dalam Aqidah, bermazhab dalam Fiqh, bertasawuf dalam akhlaknya, dan bersambung Sanadnya hingga Rasulullah SAW.

Semoga...
#ombad #tasawuf #sanad

FITNAH KE NU

07 Agustus 1949, Kartosoewirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia & didaulat jadi IMAM BESAR umat Islam.

Menurut mereka, keputusan mendirikan Negara Islam ini disebabkan beberapa faktor, antara lain:

- Mereka menganggap ada keputusan yg merugikan negara (seperti perjanjian Linggarjati & Renville).

- Mereka menganggap Pemerintah tidak becus mengurus negara, dan mengkhianati rakyat.

- Mereka kecewa dengan Presiden saat ini.. eh, saat itu (Bung Karno).

Hmm... seperti ada kemiripan dengan kondisi sekarang... 😨 

Lalu mereka pun mencari dukungan ke sana sini khususnya ke NU, tetapi karena NU gak mau mendukung NII DI/TII, maka :

- NU dituduh pemecah belah umat,

- NU dituduh Penjilat Pemerintah,

- NU dituduh Alergi terhadap hukum/syariat Islam.

- NU jadi musuh mereka, dan mereka semakin sewot ketika NU keluar dari Masyumi pada tahun 1952.

- Kiai NU sewaktu Nasakom dituduh macam-macam, seperti: Kiai Nasakom, Kiai Palu Arit, dsb.

Lhoo.. kok seperti ada kemiripan lagi...?  😨

Berarti.... sejarah bisa "berulang" dan tidak hanya untuk urusan kepala gundul donk...?!

😨

Semoga...
#ombad #nu

POLITIK NU

Jarang yg bisa memahami kebrilianan NU dalam berpolitik, karena NU itu Tawassuth dalam berpolitik, Tawazun dalam bermanuver. Strategi politik NU ini banyak disalahpahami oleh otak-otak yg cekak.. :D

Misal,

- Sewaktu kabinet Ali Sastroamijoyo yg kekiri-kirian, 1953, NU masuk menjadi penyeimbang faksi nasionalis dan kiri yg mendominasi. Sementara yg lain menolak, seperti Masyumi & PSI.

- Sewaktu Nasakom, NU justru bergabung mewakili unsur agama. NU jadi penyeimbang manuver PKI dan nasionalis garis keras di sekitar Bung Karno. Jadi aja Kiai Wahab Chasbullah & NU dituduh negatif. Sementara partai islam yg lain menolak dan menjauh.

- Begitupun ketika Kabinet Gotong Royong, NU justru bergabung untuk jadi penyeimbang dari dua kubu (Angkatan Darat vs PKI).

- Sewaktu kubu PKI gosok-gosok Bung Karno untuk membentuk Angkatan Kelima (rakyat yg dipersenjatai), tanpa banyak omong NU bikin Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) tahun 1962, dan siap konfrontasi terbuka dengan Pemuda Rakyat PKI dan Barisan Tani PKI. Sementara yg lain... ah sudahlah.

Masa ikut-ikutan politik recehan & jalanan... :D

Cie...cie.... ada yg panas... :D

Dah gitu aja dulu eaa....

Semoga...
#ombad #nu

05 February 2018

ISTRI-ISTRI RASULULLAH SAW

1. KHADIJAH binti Khawalid (40 thn). Pengusaha, keturunan bangsawan Quraisy, memiliki 4 anak dari pernikahan sebelumnya dan memiliki 6 anak dari pernikahan dengan Rasulullah SAW, 2 kali janda. Rasulullah saat itu 25 thn.
Khadijah adalah wanita pertama yg memeluk Islam dan mendukung dakwah Rasulullah SAW.

2. SAUDAH binti Zum’ah (70 thn). Wanita kulit hitam dari Sudan. Janda dari As-Sukran bin Amral Al-Anshari yg wafat menjadi perisai nabi di medan perang. Memiliki 12 anak dari pernikahan dengan suami pertama. Rasulullah saat itu 52 thn.

Alasan dinikahi :
Menjaga keimanan Saudah dari gangguan kaum musyrikin.

3. AISYAH binti Abu Bakar (9 thn, menurut satu kajian 19 thn). Gadis yg cantik dan cerdas, putri Abu Bakar Ash-Shidiq. Rasulullah saat itu 52 thn.

Alasan dinikahi :
Berdasarkan petunjuk Allah, Rasul mengajarkan tentang kewanitaan agar disampaikan kepada para umatnya kelak. Aisyah banyak menghafal hadits dari Rasulullah SAW.

4. ZAINAB binti Jahsy (45 thn). Janda dari Zaid bin Haritsah. Rasulullah saat itu 56 thn.

Alasan dinikahi :
Berdasarkan perintah Allah bahwa pernikahan harus sekhufu.

5. UMMU SALAMAH binti Abu Umayyah (62 thn). Putri bibi nabi, janda yg pintar berpidato dan mengajar. Rasulullah saat itu 56 thn.

Alasan dinikahi :
Berdasarkan perintah Allah agar membantu Nabi berdakwah dan mengajar kaum wanita.

6. UMMU HABIBAH RAMLAH binti Abi Sufyan (47 thn). Janda dari Ubaidilah bin Jahsyi, cerai karena suaminya pindah agama menjadi Nasrani. Rasulullah saat itu 57 thn.

Alasan dinikahi :
Menjaga keimanan Ummu agar tidak murtad.

7. JUWAIRIYYAH binti Al-Harits Al-Khuzaiyyah (65 thn). Budak dan tawanan perang yg dibebaskan oleh Rasulullah, tidak memiliki sanak keluarga dan memiliki 17 anak dari pernikahan pertama. Rasulullah saat itu 57 thn.

Alasan dinikahi :
Berdasarkan petunjuk Allah, memerdekakan perbudakan dan pembebasan dari tawanan dan menjaga ketauhidan.

8. SHAFIYYAH binti Hayyi Aktab (53 thn). Wanita muslimah dari kabilah Yahudi Bani Nadhir, janda dari Salam bin Misykam dan Kinanah bin Abil Huqoiq, memiliki 10 anak dari pernikahan sebelumnya. Rasulullah saat itu 58 thn.

Alasan dinikahi :
Menjaga keimanan Safiyyah dari boikot orang Yahudi.

9. MAIMUNAH binti Al-Harits (63 thn). Janda dari Abu Raham bin Abdul Uzza. Rasulullah saat itu 58 thn.

Alasan dinikahi :
Menjaga dan mengembangkan dakwah di kalangan bani Nadhir.

10. ZAINAB binti Khuzaimah bin Harits (50 thn). Janda yg banyak memelihara anak yatim dan orang-orang lemah, sehingga mendapat gelar ibu fakir miskin. Rasulullah saat itu 58 thn.

Alasan dinikahi :
Berdasarkan petunjuk Allah dan Rasul memilihnya untuk bersama-sama menyantuni anak yatim dan orang-orang lemah.

11. MARIA Al-Qibtiyah (25 thn). Budak (gadis) yg dihadiahkan oleh raja Muqauqis dari Iskandaria Mesir. Rasulullah saat itu 59 thn. Punya 1 anak laki (Ibrahim, meninggal).

Alasan dinikahi :
Agar bebas dari perbudakan dan menjaga keimanan Mariyah.

12. HAFSAH binti Umar bin Khatthab (35 thn). Janda dari Khunais bin Huzafah yg meninggal dalam perang Uhud. Rasulullah saat itu 61 thn.

Alasan dinikahi :
Berdasarkan petunjuk Allah. Hikmah pernikahannya adalah Hafsah salah seorang wanita pertama yg hafal Al-Qur’an 30 juz, dinikahi Rasul agar bisa menjaga keautentikan Al-Qur’an.

Semoga....
#ombad

KREATIVITAS

Ilmu atau Pengetahuan itu seperti halnya air, sedikit atau banyak, suatu ukuran kuantitas.. (to know)

Pengetahuan kadang parsial walau banyak.. Jadi lebih ke Kuantitas/jumlah saja. Belum saling menyambung.
Tapi dengan Pengalaman hidup, antar pengetahuan ini akan saling melengkapi.. Seperti halnya Hikmah, dari satu hikmah ke hikmah yg lain.

Mulai faham, bahwa hidup kita ini suatu 'rangkaian' walau pengalaman-pengalamannya acak.
Saling melengkapi, mengisi.. (to understand)

Aplikasi atau aktualisasikan dulu 'hasilnya' ini ke diri sendiri, sampai yakin bagus, kadang melalui proses "trial and error".. (to accept)

Dan selanjutnya, antar ilmu yg sudah tersambung ini, penggunaannya bisa disesuaikan ruang dan waktu, disesuaikan untuk siapa dan dimana, dikreasikan sehingga bisa lebih baik. Sebuah Kreativitas.


Semoga...
#ombad

WUSTHA & DAIM

Politik itu mempunyai dua sisi, sisi "Luar" yg terlihat dan sengaja diperlihatkan, serta sisi "Dalam" yg disembunyikan dan dilaksanakan dengan cerdik tanpa banyak omong. Jika keduanya diperlihatkan ke publik mah atuh, itu namanya bukan Politik tetapi Pengumuman... :D

Salah satu "kecerdikannya" itu bisa membuat semua berteriak, baik yg berteriak riang maupun berteriak geram, padahal hanya sisi "Luar" saja yg terlihat.

Mirip adu jangkrik, yg nonton pada bersorak, ada yg gembira ada yg kecewa, ada yg senyum ada yg geram. Strategi pengolahan suporter.

Gaduh...? Iya, emang bikin gaduh. Dunia memang gaduh. Tetapi tidak di hati orang-orang yg Wustha dan Daim, karena Hikmah pun banyak tersebar dalam kegaduhan. Ada bening yg tersimpan dalam kekeruhan. Bukankah "Di dalam Keramaian ada Keheningan" dan selanjutnya, "Di dalam Keheningan ada Keramaian"...?

Dalam Suluk Wujil, Sunan Bonang mengatakan:

"Utaming sarira puniki, Angawruhana jatining salat, Sembah lawan pujine, Jatining salat iku, Dudu ngisa tuwin magerib, Sembahyang araneka, Wenange puniku, Lamun aranana salat, Pan minangka kekembaning salat daim, Ingaran tata krama."

(Unggulnya diri itu mengetahui hakikat shalat, sembah dan pujian. Shalat yg sebenarnya bukan mengerjakan isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang, apabila disebut shalat maka itu hanya hiasan dari shalat Daim. Hanyalah tata krama.)

Jadi bagi para pemilik hati Wustha dan Daim, nikmatilah Hikmahnya dan tetap dalam Kedamaian.

Semoga.....
#ombad #tasawuf

04 February 2018

RIAK

Melihat riak di permukaan air itu semua (yg bermata) pun bisa. Apalagi melihat ombak dan gelombang, dari jauhpun bisa dan mudah. Tetapi untuk melihat yg tersembunyi di kedalaman dan di bawah riak, ombak dan gelombang, ya belum tentu semua bisa.

"Ada ilmu yang bagaikan mutiara dalam kerang." (Hadist)

Beruntunglah orang-orang yg diberi anugerah Allah SWT sehingga bisa memilah mana yg baik dan mana yg buruk, termasuk memilah mana yg jernih, mana yg suram/bias, melihat dengan jelas walau suasanya remang-remang, seperti halnya jelasnya pandangan di bawah riak. Kejernihan, Kebeningan dan Shiddiqiyyah.

Setidak-tidaknya berguna buat dirinya, supaya tidak terbawa arus (opini).

Apakah hal ini ada hubungan dengan konsepsi "Fitnah Dajjal", yg serba terbalik?
Wallahu a'lam, tanyakan saja pada rumput yg bergoyang di ujung halaman sono.. atau rumput yg ada di Gua Kahfi nun jauh di sana.. :D

Semoga sy jg mendapatkannya...ehh.. Kok sy doank.. Egois bageeddhh... Buat semua jg dech...

Semoga...
#ombad #tasawuf

**

Obrolan via Fb tgl 20 Juli 2016

CC : Kemarin di gua Kahfi Jordan gak ada rumput om. Semua udah dibeton

BS : Emang sulit bisa bertanya ke rumput di Gua Kahfi.. :D Rumputnya "udah" hilang tersembunyi.. Surat Kahfi kan "perlindungan" dari fitnah Dajjal.

CC : Apa yg dimaksud dgn fitnah dajjal om?

BS : Dalam konteks mikro aja ya.. Soalnya kalo konteks makro.. wallahu a'lam.

Menurut sy, Lihat dulu "gambaran" Dajjal..

- Dajjal al-Masih (Mesias).
- Dahinya bertuliskan "Kafara" (kafir, tertutup).
- Mata cuma satu.
- orang banyak tergiur surga dajjal, padahal itu neraka menurut Allah... dan sebaliknya.
- Imam Mahdi yg turunan Rasul aja kalah sama Dajjal,
- baru sesudah dibantu Nabi Isa... bisa menang.

Nash secara tekstual (hadist) nya begitu. Ya, hrs percaya kan..?

Dan Takwilan menurut sy,

- Dimana-mana yg namanya Mesias itu mengajak kepada Kebenaran... begitupun Dajjal.. cuma "seperti kebenaran".. kebenaran yg semu.. biasanya parsial dan misposisi.

- Sebetulnya dia "tertutup dari kebenaran" (kafara), tapi dia suarakan "kebenaran" tapi bukan lillahi ta'ala, karena niatnya kepentingan pribadi (secara duniawi, apakah urusan dalam politik, kekuasaan, dunia, dsb).

- "Satu mata" : pola pandang & pemikirannya hanya 'sebelah'.. baik menurut dia doank, yg lain salah kalo tidak sama, sehingga akhirnya bisa "pemaksaan", takfiri, pembunuhan, dsb. Tidak holistik & multidimensi dalam pemikiran & kesadaran, bahwa manusia itu berbeda-besa dan Allah pun mengatur seperti itu, sebagai bahan pelajaran.

- "Surga & Neraka Dajjal".. akhirnya ajakan Dajjal, "ini lho surga itu, ikuti..! kalo gak ikut kita dan beda, maka akan ke neraka..!".. jadi seperti sudah dapat jaminan surga. Tentu ada iming-imingnya, seperti kaya di dunia, jabatan, dsb.. padahal gak ada hub. dengan urusan Rahmat Allah.

- Imam Mahdi... sy anggap, orang yg paham seabreg kitab syariatpun bisa kalah dan tergiur oleh kepentingan pribadinya... Ayat-ayat yg dia kuasai akhirnya bisa menjadi alasan pembenaran. Itu makanya Imam Mahdi bisa dikalahkan oleh Dajjal.

- Nabi Isa as.. urusannya dengan Mahabbah.. untuk umat manusia, tentu dimulai dari diri sendiri, keluarga, dst.. Itu makanya Imam Mahdi dengan dibantu Nabi Isa akhirnya bisa mengalahkan Dajjal.

Secara esensi yg harus dilakukan adalah, perlu ditumbuh-kembangkannya Keseimbangan kesalehan individu & sosial... vertikal & horizontal dalam konteks islam, iman & ihsan (secara holistik).

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة و من قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه

Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda,

Barangsiapa membaca surat al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka baginya cahaya pada hari Kiamat dari tempat berdirinya hingga Makkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhirnya kemudian Dajjal keluar, maka dia tidak akan dapat dikuasainya." (HR. Muslim)

TENTANG MAHABBAH

"Yaa Allah, anugerahkanlah kami cinta-Mu,
Dan cinta kepada siapapun yg mencintai-Mu,
Dan amalan yg akan membimbing kami kepada cinta-Mu."
(Doa Rasulullah SAW)

Mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yg secara harfiah berarti ‘mencintai secara mendalam’.  Mahabbah dapat pula berarti al-wadud  (yang sangat kasih atau penyayang).

"Mahabbah adalah merupakan hal (keadaan) jiwa yg mulia yg bentuknya adalah disaksikannya (kemutlakkan) Allah SWT oleh hamba, selanjutnya yg dicintainya itu juga menyatakan cinta kepada yg dikasihi-Nya dan yg seorang hamba mencintai Allah SWT." (Al-Qusyairi ra)

Menurut Al-Qusyairi, mahabbah Allah kepada hamba merupakan nikmat khusus kepada siapa saja yg Allah kehendaki. Jika kehendak tersebut diperuntukkan secara umum untuk semua hamba-Nya, ini dinamakan Rahmat; jika Kehendak Allah ini berkaitan dengan adzab, maka disebut dengan murka (ghadlab).

Artinya Mahabbah itu merupakan Rahmat yg dilimpahkan Allah SWT secara khusus kepada hamba-Nya, merupakan kehendak-Nya, sebagaimana kasih sayang-Nya bagi hamba adalah kehendak pelimpahan nikmat-Nya.

Sedangkan Rahmat itu merupakan Kehendak-Nya dalam 'menyampaikan' pahala dan nikmat kepada si hamba. Sedangkan Mahabbah merupakan bentuk kehendak-Nya untuk mengkhususkan hamba-Nya, suatu kedekatan (qurbah) dan 'ihwal' (jamak dari Haal) keluhuran/kemuliaan ruhani.

Jadi, Mahabbah itu lebih khusus daripada Rahmat.

Abu Nasr as Sarraj at-Tusi seorang tokoh sufi terkenal membagi mahabbah kepada tiga tingkat :

1. Mahabbah ORANG BIASA, yaitu orang yg selalu mengingat Allah SWT dengan dzikir dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan-Nya serta senantiasa memuji-Nya.

2. Mahabbah orang SHIDDIQ (orang jujur, orang benar) yaitu orang yg mengenal Allah tentang kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya. Mahabbah orang siddiq ini dapat menghilangkan hijab, sehingga dia menjadi kasyaf, terbuka tabir yg memisahkan diri seseorang dari Allah SWT. Mahabbah tingkat kedua ini sanggup menghilangkan kehendak dan sifatnya sendiri, sebab hatinya penuh dgn rindu dan cinta kepada Allah.

3. Mahabbah orang ‘ARIF, yaitu cintanya orang yg telah penuh sempurna makrifatnya dengan Allah SWT. Mahabbah orang ‘Arif ini, yg dilihat dan dirasakannya bukan lagi cinta, tetapi diri yg dicintai. Pada akhirnya sifat-sifat yg dicintai masuk ke dalam diri yg mencintai. Cinta pada tingkat ketiga inilah yg menyebabkan mahabbah orang ‘Arif ini dapat berdialog dan menyatu dengan kehendak Allah SWT.

Menurut IbnAthaillah (dalam kitab Lathaif al-Minan), ada empat tingkatan Mahabbah :

1. Cinta untuk Allah; mengutamakan Allah ketimbang selain-Nya.

2. Cinta karena Allah; mencintai Wali Allah karena Allah.

3. Cinta dengan Allah; mencintai orang atau sesuatu tanpa hawa nafsu.

4. Cinta dari Allah; Dia menarikmu dari segala sesuatu sehingga hanya Dia yg kau cintai.

Awalnya adalah cinta untuk Allah dan akhirnya cinta dari Allah; MURID (yg menginginkan) menjadi MURAD (yg diinginkan).

Jadi, terjadinya (baca: dipilihnya) seorang untuk Mahabbah kepada Allah SWT itu merupakan Rahmat yg khusus agar hamba-Nya ini mulia lewat Sirr.

Rahasia Sirr sendiri adalah sesuatu yg tidak bisa terungkap oleh makhluk-Nya, kecuali oleh Allah Yang Haqq. Artinya hanya Allah yg berhak membuka rahasia Sirr hamba-Nya.

Itu makanya jika  sudah terbuka Sirr nya, maka hamba-Nya yg sudah dipilih-Nya ini bisa bermusyahadah kepada-Nya, karena Sirr merupakan tempat Musyahadah, sebagaimana Ruh yg merupakan tempat Mahabbah dan Qalbu yg merupakan tempat Ma’rifat.

Semoga...
#ombad #tasawuf #mahabbah

DAUN VS UMBI

Sayang sekali... Jika ada seorang yg katanya ulama.. telah mengkotak-kotakkan mana kelompok orang beriman dan mana kelompok orang duniawi, hanya karena urusan sebuah aksi. Hal ini, dengan tanpa disadari, secara tidak langsung ada "pengakuan" bahwa dirinya lebih beriman dibandingkan dengan yg lain. Tawadhu atau Sombongkah yg seperti itu? Silahkan tanyakan pada air yg mengalir di selokan sono.

Memang, kita berada pada suatu kondisi/jaman dimana apa yg tampak di permukaan seakan-akan juga adalah akar/daleman dari permukaan itu. Jaman yg makin mudah untuk saling menuduh kualitas keimanan orang lain. Jaman yg makin sulit untuk ber-introspeksi dan membenahi diri.

Bukankah apa yg tampak di permukaan itu kadang menipu...?
Memang, apa yg terlihat secara lahir, seakan-akan menjadi ukuran kualitas batin juga, kualitas taqwa. Bukankah kualitas ketaqwaan seorang hamba itu hanya Allah yg tahu..?

Bukankah banyak yg tidak sesuai dengan tampilannya. Seakan-akan Bungkus itu adalah isi. Seakan-akan berbaju gamis itu beriman, dan yg berbaju kaos oblong itu duniawi. Seakan-akan yg bersorban itu beriman, dan yg hanya bertopi itu duniawi. Modal cuma 100 rb ke Pasar Baru, dan..... cling... berubah jadi ahli surga.

Dangkal sekali kalau begitu. Jadi wajar kalau pengaruhnya ke umat pun semakin dangkal. Dengan mudahnya kelompok yg satu menuduh Munafik kepada kelompok lain yg berbeda paham dan cara berjuangnya. Sungguh akal yg sangat dangkal.

Betul sekali ucapan Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.,

"Mereka yg kebanggaan dirinya meninggi, akalnya melemah."

Ah, seandainya Daun yg lebat tanda umbinya besar...

Semoga...
#ombad #tasawuf