Sy sangat terkesan dengan film Indiana Jones and The Last Crusade (1989).
Film ini menceritakan tentang pencarian the Holy Grail (cawan suci Yesus). Ada tiga tantangan the Holy Grail yg membutuhkan tingkat keyakinan, spiritualitas dan subjektivitas yg tinggi, yaitu:
- The Breath of God... Ketundukan.
- The Word of God... Pemaknaan.
- The Path of God... Keyakinan.
Menariknya film ini karena ada pertentangan dua sisi ideologi, di satu sisi, Indy harus tetap berpegang pada Objektivitasnya sebagai seorang arkeolog, namun di sisi lain, ia harus memasuki Subjektivitas keyakinan agamanya, karena mempercayai keberadaan the Holy Grail.
Film yg menggambarkan suatu perjalanan seorang manusia dari satu dunia ke dunia lain, dimana ia harus mampu keluar dari dunia objektivitas (logis, nalar) dan bisa memasuki dunia yg berbeda dan bisa membangun subjektivitas agamanya. Atau dengan kata lain, ada suatu proses dalam diri Indy untuk mulai membangun hubungan transedental (vertikal) dengan Tuhannya. Proses yg berawal dari ketidak-percayaannya terhadap hal-hal yg bersifat transendental hingga dapat meyakininya. Mungkin prosesnya berbanding terbalik dengan perjalanan hidup kita, yg biasanya dimulai dari Subjektivitas keyakinan menuju Objektivitas.
Dengan dipaksa kondisi ayahnya yg harus segera ditolong, Indy pun berusaha menggabungkan kedua sisi tersebut. Dan rasa cintanya lah yg makin menumbuhkan puncak keyakinannya sehingga bisa melewati ketiga tantangan the Holy Grail. Dalam hal ini rasa cinta terhadap kemanusiaan, kecintaan Indy kepada ayahnya agar bisa selamat dan tertolong.
Akhirnya, Indy pun berhasil menunjukkan eksistensi individunya sebagai seorang manusia yg sudah mampu melalui tiga tahapan Eksistensialisme, yaitu: estetis, etis dan religius.
NB..
Buat seseorang yg cantik wajah dan hatinya, Jembatan "the Path of God" lah yg bisa menghubungkan setiap perbedaan, ketika sekat-sekat kebencian tergerus musnah dalam keyakinan dan cinta. 😍
Semoga....
#ombad #tasawuf