25 January 2019

ISLAMNYA KRISIS

Pada awal tahun 1997, di Malang.. ada Kajian Islam dan Gusdur hadir sebagai narasumber.

Seorang santri yg tidak menyukai Gusdur, maklum karena si santri ini masih jadi penggemar majalah “Sabili”, “Media Dakwah” dan “Hidayatullah”, dimana ia sering menuduh Gusdur “kurang kadar keislamannya” bahkan “sebagai musuh umat Islam”, bertanya (sambil nyindir) :

“Gus, sy seorang santri, sebelum sy mengajukan pertanyaan, saya ingin mengajak kita semua untuk meyakini Islam sebagai agama paling benar, kalau kita sudah yakin, lantas bagaimana menjadikan Islam sebagai agama yg Rahmatan Lil Alamin (menjadi berkah bagi alam semesta)..?”

Siapa nama santri tadi itu, santri kok ISLAMNYA KRISIS..?” Tanya Gusdur.

Mendengar ucapan Gusdur ini, belasan orang yg hadir tertawa terbahak-bahak.

Kalau kita sudah yakin pada ajaran Islam, tak perlu lagi teriak-teriak, seperti teriakan 'Islam agama paling benar', 'Islam agama Sempurna', dll.. biasanya yg sering teriak itu masih ragu atau takut..

.. Saya sering dianggap tidak Islam hanya gara-gara sering membela orang non-muslim, saya dianggap tidak ngerti ayat Quran yg berbunyi 'Tidak akan pernah rela orang Yahudi dan Kristen pada kamu (orang Islam), sampai kamu mengikuti agama mereka'.. Orang yg pernah menuduh saya seperti Pak Yusril Ihza Mahendra dengan ayat Al-Quran tadi, dia bilang saya kurang Iman dan Islam, saya cuma bilang 'Pak Yusril masuk pesantren dulu deh, belajar tafsir Al-Quran'.."

Hadirin kembali tertawa..
Gus Dur melanjutkan:

Bagi saya makna 'tidak rela' itu jangan didramatisir, dipahami biasa-biasa saja, karena sebaliknya kita orang Islam juga tidak pernah rela pada keyakinan mereka. Sama saja kan..? 'Tidak rela' bukan berarti mau menyakiti atau membunuh. Contohnya Siti Nurbaya tidak rela menikah dengan Datuk Maringgih. Yaaa Siti tidak rela saja, bukan lantas dia ingin menyakiti atau membunuh Datuk Maringgih, buktinya Siti Nurbaya melahirkan anak-anak Datuk Maringgih.”

Orang-orang yg hadir kembali tertawa lebar mendengar tamsil Gus Dur soal “tidak rela” itu.

Dan terkait “Islam rahmatan lil alamin”, Gusdur pun menjawab dengan mengutip wejangan KH Ahmad Siddiq bahwa Islam harus merawat tiga ikatan persaudaraan, yaitu :

- Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan keislaman),
- Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan,
- Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).

Dan jika Islam mampu merawat tiga ikatan persaudaraan ini, maka Islam itu akan menjadi berkah bagi alam semesta.


Semoga..
#ombad #gusdur

24 January 2019

TASAWUF DALAM SEEKOR ULAT

Lihatlah, saat seekor ulat dengan begitu tekun, tanpa mengeluh, memakan sedikit demi sedikit setiap bagian dedaunan. Semua dilakukan meski dengan segenap keterbatasan yg dimilikinya. Setiap bagian dedaunan perlahan dipotong, lalu dikunyah dengan lembut, hingga menjadi sangat halus. Seakan begitu menikmati seluruh tugas dan pekerjaan dalam hidupnya.

Sampai akhirnya tiba pada suatu fase dimana semua makanan ini dijadikan bahan dasar dalam pembuatan rangkaian benang halus yg terjalin sedemikian rupa dan terbentuklah sebuah Kepompong. Sebuah Media dan sekaligus dijadikan sebagai Tempat transformasi dirinya, untuk menanti jawaban dan sekaligus janji Tuhan, khususnya dalam kehidupan selanjutnya.

"Diam" dan hanya bisa "terdiam" di balik penantian dalam Kesabaran dan Keyakinan, bahwa akan ada sesuatu yg indah, menanti di balik perjuangan yg dijalani. Hingga tiba masanya dimana perjuangan dan pengabdian tersebut dijawab oleh Tuhan.

Seekor Ulat pun menjelma menjadi seekor Kupu-kupu, dia telah membuat siapapun yg memandangnya terpesona atas keindahan sepasang sayapnya. Seperti halnya kesiapan seorang Salik untuk "terbang" dengan dua sayap ilmunya sehingga bisa untuk memasuki Haramil Qudsiyah dengan aman dan ridha-Nya. Keterpaduan antara Ilmu Dzahir dan ilmu Batin.

Sungguh, begitu juga halnya kita, sebagai manusia, ada kalanya kita harus berhenti sejenak disela-sela kesibukan, kegiatan dan rutinitas kehidupan. Berhenti sesaat bukan untuk menyerah, namun itulah waktu yg tepat untuk menunjukkan seberapa besar manusia sebagai salah satu makhluk-Nya ini punya rasa tunduk, patuh dan ikhlas kepada Tuhannya.

Kadang pohon-pohon pun memberi petunjuk bahwa dalam diam, tidak ke mana-manapun ada aktivitas yg tidak terkira nilainya, berkembang dan memberi manfaat buat makhluk di sekitarnya.

Dan pada kenyataannya, meski menginginkan untuk tetap bangun dan bergiat terus dalam melaksanakan aktivitas, ada kalanya Tuhan pun menginginkan makhluk-Nya untuk berdiam diri dan bertotalitas kepada-Nya.

Seperti itulah Diam dan Terdiamnya orang-orang yg berthoriqoh, dalam Uzlah dan Khalwat.

"Adab paling tinggi adalah engkau diam mendengarkan orang membicarakan sesuatu yg engkau tahu dengan baik, sementara dia tidak tahu." (Ibn Khaldun)

Semoga..
#ombad #tasawuf

22 January 2019

PARA PENGGEMBIRA

Cerita di bawah ini, jika dikaitkan dengan urusan politik,

- Para pendukung via medsos itu ada di posisi mana..?
- Para penggemar Hoax ada di posisi mana..?

**

Suatu hari terjadi perampokan di Bank. Perampok berteriak kepada semua orang di Bank, "Jangan bergerak..! Uang ini semua milik Negara. Hidup anda adalah milik anda.”

Semua orang di Bank kemudian tiarap.

Hal ini disebut “Mind Changing Concept" – Merubah Cara Berfikir. Semua orang berhasil merubah cara berfikir dari cara yg biasa menjadi cara kreatif.

**

Seorang nasabah yg sexy coba merayu perampok. Tetapi malah membuat perampok marah dan berteriak, “Yang sopan mbak.. ini perampokan bukan perkosaan..!”

Hal ini disebut “Being Professional" – Bertindak Professional. Fokus hanya pada pekerjaan sesuai prosedur yg diberikan.

**

Setelah selesai merampok bank dan kembali ke rumah, Perampok Muda yg lulusan MBA dari universitas terkenal berkata kepada perampok tua yg hanya lulusan SD, “Bang, sekarang kita hitung hasil rampokan kita.”

Perampok Tua menjawab, “Dasar bodoh.. uang yg kita rampok banyak, repot menghitungnya. Kita tunggu saja berita TV, pasti ada berita mengenai jumlah uang yg kita rampok.”

Hal ini disebut “Experience" – Pengalaman. Pengalaman lebih penting daripada selembar kertas dari universitas.

**

Sementara di bank yg dirampok, si Manajer bank berkata kepada Kepala Cabangnya untuk segera lapor ke polisi. Tapi Kepala Cabang berkata, “Tunggu dulu, kita ambil dulu 10 miliar untuk kita bagi dua. Nanti totalnya kita laporkan sebagai uang yg dirampok.”

Hal ini disebut “Swim with the Tide" – Ikuti Arus. Mengubah situasi yg sulit menjadi keuntungan pribadi.

**

Kemudian Kepala Cabangnya berkata, “Alangkah indahnya jika terjadi perampokan tiap bulan.”

Hal ini disebut “Killing Boredom" – Menghilangkan kebosanan. Kebahagiaan pribadi jauh lebih penting dari pekerjaan anda.

**

Keesokan harinya, berita di TV melaporkan uang 100 Miliar dirampok dari bank.

Perampok menghitung uang rampokan dan dia sangat murka, “Kita susah payah merampok cuma dapat 20 Miliar, orang bank tanpa usaha dapat 80 Miliar. Lebih enak jadi perampok yg berpendidikan rupanya.”

Hal ini disebut “Knowledge is Worth as much as Gold" – Pengetahuan lebih berharga dari pada Emas.

**

Dan di tempat lain, Manager dan Kepala Cabang bank tersenyum bahagia karena mendapat keuntungan dari perampokan yg dilakukan orang lain.

Hal ini disebut “Seizing the Opportunity" – Berani Mengambil Resiko.


Semoga..
#ombad