08 June 2019

CERMIN BEO GUNDUL

Banyak orang yang mengukur Kebenaran orang lain berdasarkan standar kebenaran dirinya, berdasarkan opininya. Subjektivitas pun menjadi keniscayaan. Tentunya berbeda ketika seorang anak SD menilai bahkan menghakimi pemahaman matematika kakaknya yang duduk di bangku SMA atau kuliah, mungkin si Kakak akan bisa maklum dan menganggap adiknya itu lucu dan menggemaskan.

Artinya jika kita sedikit mengedepankan rasa kasih sayang seperti seorang kakak ke adiknya, maka kita akan banyak menemukan kelucuan-kelucuan di sekitar kita, termasuk postingan-postingan di medsos. Tapi jika kita belum bisa mengedepankan rasa kasih sayang maka akan banyak hal yang jadi menyebalkan.

Ada analogi dari Maulana Jalaluddin Rumi yang menceritakan kisah tentang seekor burung Beo Gundul.

Seorang pedagang sayur mempunyai seekor burung beo yang dapat bicara dan merdu suaranya.

Sambil bertengger di atas bangku, dia mengawasi kedai apabila pemiliknya sedang tidak berada di kedai dan berbicara lembut kepada semua pedagang. Jika ia berbicara dengan manusia, maka ia akan bercakap seperti manusia. Ia pun lihai menyanyikan kicau burung-burung lain.

Suatu kali ia melompat dari bangku dan terbang; sebuah botol berisi minyak tumpah membentur tubuhnya.

Tak lama berselang, Pemiliknya datang dari arah rumahnya lalu duduk di atas bangku seenaknya seperti biasanya seorang pedagang. Dan ketika melihat bangku penuh tumpahan minyak dan melihat bajunya yg ikut kotor, maka marahlah si Pemilik warung, dan burung beo itupun ditangkapnya, kemudian kepala burung beo pun digundulinya.

Selama beberapa hari burung beo itu tidak mau bicara. Menyesal lah si pedagang sayur tersebut, dengan sedihnya ia berkata,

"Sialan..! Matahari kelimpahanku kini telah lenyap di bawah arakan mendung. Apa tanganku akan lunglai tanpa daya..? Bagaimana aku mestinya menghajar kepala burung beo yang bersuara merdu itu..?"

Dia memberikan sedekah kepada setiap darwis, agar ia bisa mendengar kembali suara burungnya.

Sesudah tiga hari tiga malam, ia duduk lagi di bangku kedainya, sedih dan bingung seperti orang putus asa, sambil menceritakan segala keajaiban burungnya dengan harapan beo itu bisa berbicara lagi.

Suatu saat, ada seorang darwis sedang lewat, mengenakan jubah bulu domba, dan kepalanya gundul seperti cawan dan kolam di luar.

Ternyata, hal tersebut membuat Beo itu kembali berbicara, lalu si Beo pun berteriak kepada sang darwis,

"Hai ikhwan..! Mengapa kepalamu botak..? Hai Gundul.. apa engkau menumpahkan minyak dari botol sepertiku..?"

Orang yang melihatpun pada tertawa mendengar ucapan Beo itu, karena si Beo beranggapan pemakai jubah bulu domba itu seperti dirinya.
 
Jadi, "perbanyaklah" cermin meski cermin itu cuma satu.


Semoga...
#ombad #tasawuf

07 June 2019

PASANGAN : SPARING PARTNER

Ada cewek-cewek yg kesadarannya melebihi usianya. Biasanya, ini terjadi pada cewek-cewek indigo. Hal ini terjadi karena perkembangan otak, memori ataupun pemikirannya lebih cepat, terutama EQ nya. Karena cewek ditakdirkan lebih labil baik dari pikologis maupun pemikirannya, maka akan butuh sandaran agar merasa aman (secure) untuk antisipasi (eliminasi) sifat labilnya.

Kondisi seperti ini secara tidak langsung akan memaksa para cowok untuk "mempercepat" kematangannya, karena harus ada cowok (calon pendampingnya) yg secara pemikiran (kesadaran, psikologis) lebih stabil dan bisa jadi sparing partner. Nanti kalau si cowoknya lebih "muda" pemikiran (kesadaran atau psikologisnya), maka si cewek akan susah sendiri karena rasanya akan seperti ngasuh.. 😀

Sparing partner di sini bisa bermakna :

- Pengasuh,
- Lawan tanding,
- Tempat bersandar,
- Pelampiasan.

Itulah kenapa, si cowok harus lebih "dewasa" atau "matang", dalam arti menguasai medan, menguasai permainan dan bisa mengatur irama. Hal ini bukan diartikan si cowok yg harus memegang kendali, tetapi lebih diarahkan agar memudahkan terjadinya simbiosis mutualisma dalam kesetaraan dan keseimbangan yang harmonis.

Maulana Jalaluddin Rumi dalam Fihi Ma Fihi menggambarkan bahwa betapa pentingnya keduanya karena berhubungan dengan semua aspek kehidupan :

Dan bukankah interpretasi mistis dari huruf pertama abjad Arab, yang ramping dan tegak, alif, dengan nilai numerik satu, sebagai manifestasi pertama Keesaan Tuhan; dan huruf kedua, merupakan permulaan penciptaan alam semesta..? Karena huruf pertama Alquran adalah ‘ba’ dalam kata Bismillah, “Dengan nama Allah”.

Dengan adanya kecenderungan umum dalam Islam untuk mengorganisasikan segala sesuatu ke dalam dua kelompok serta melihat segala penciptaan berdasarkan kedua aspek ini, bagaimana mungkin sisi-sisi Maskulin dan Feminin dalam kehidupan tidak dianggap sama-sama penting..?

Karena tanpa kerja keduanya, tak akan ada kehidupan baru di muka bumi.


Semoga..
#ombad #tasawuf

04 June 2019

ZAKAT, CIRI SEORANG KHALIFAH

Zakat mengajarkan bahwa sesama makhluk Tuhan itu harus bisa BERBAGI (sharing). Ukuran 2.5% adalah standar minimal "latihan" agar kita tidak bersifat Kikir kepada sesama. Dan diluar Zakat masih ada yg lain yg berhubungan dengan "sharing", seperti : Shadaqah, Infaq, dsb.

Dimulai dengan belajar "sharing" harta, sampai akhirnya bisa berbagi hal-hal lain yg bermanfaat (baik), seperti: ilmu, perhatian, empati, dzikir, keamanan, kedamaian, kasih sayang, dsb.

Zakat secara syariat adalah memberikan sesuatu dari hasil usahanya bagi asnaf yg telah ditentukan dan pada waktu yg tertentu pula setiap tahun dengan nisab yg telah ditentukan.

Suka memberi adalah sifat-Nya, dan Allah SWT senang melihat hamba-Nya mencontoh sifat suka memberi yang menjadi sifat-Nya itu. Perbendaharaan Tuhan tidak akan kosong, dan bila Allah memberi, Dia akan memberi dengan tangan-Nya yang terbuka.

Seorang hamba yang mencintai Tuhannya maka akan mencintai dan mengasihi sesama makhluk. Sehingga dengan adanya perintah zakat (shadaqah, infaq, dsb), diharapkan setiap manusia dengan didasari kecintaan dan kasih sayangnya itu akan selalu siap dan bersedia untuk menolong sesama manusia yang kekurangan, baik harta fisik maupun harta ruhani (ilmu), sehingga mereka terhindar dari kemiskinan, kekurangan, kelaparan fisik maupun spiritual.

Kemiskinan ruhani itu adalah orang-orang fakir yang sesungguhnya dan mereka wajib "disedekahi".

Sesungguhnya Shadaqah itu bagi orang-orang yang fakir.” (QS. At-Taubah: 60)

Artinya secara esensi, zakat itu adalah memberikan hasil usaha bangsa akhirat kepada orang yang fakir agama dan miskin akhirat.

Konsep berbagi (sharing) ini sangat dinilai tinggi oleh Allah, itu makanya zakat itu akan lebih dulu sampai kepada Allah daripada kepada orang fakir yang menerimanya. Penerimaan Allah ini adalah penerimaan Allah yg abadi.

Dan inilah salah satu nilai kesempurnaan sebagai hamba-Nya, dimana "tidak akan sampai kepada ketaatan yang sempurna sebelum menafkahkan sebagian harta yang dicintainya".

Dan salah satu aktualisasi peran khalifah di alam semesta adalah pribadi yang mempunyai sikap menolong orang lain dari penderitaan dan kekurangan. Menolong orang lain agar dapat hidup, menikmati hidup, sekaligus mampu mandiri dan eksis dalam menjalani kehidupannya.

Semoga...
#ombad 30 #ramadhan 1440 H.
#zakat #tasawuf

03 June 2019

DOSA JARIAH

Terkait amal/pahala itu ada Amal Jariah, dan terkait dosa pun ada Dosa Jariah, dosa yang beranak-pinak kayak Multi Level Marketing.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim, dari Jarir bin Abdillah ra.)

Dosa Jariah itu misalnya :

- Pembuat dan Penyebar hoax/fitnah.

Sebuah hoax disebarkan dan dipercayai oleh 1000 orang, maka yang membuatnya akan dapat dosa jariah sebanyak 1000 kali lipat.

Itu makanya disebutkan dosa yang dipercepat balasannya adalah dosa fitnah. Kenapa..? Karena efeknya sangat merusak kehidupan ("lebih kejam daripada pembunuhan", QS. 2: 217).

(Dikatakan kepada mereka), ‘Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta agar disegerakan'.” (QS. Adz-Dzariyat: 14)

Keadilan Allah kepada hamba-Nya yang jadi korban fitnah menyebabkan disegerakannya muncul fakta atau bukti untuk membantah hoax/fitnah yang dibuatnya tersebut. Akhirnya selagi di dunia si pembuat hoax/fitnah ini bisa disegerakan mendapat balasannya --berupa kasus hukum, aib dan kehinaan--, dan begitu juga nanti di akhirat. Dia bisa lama nyemplung di neraka, karena tabungan amalnya habis buat "ganti kerugian" orang yang difitnahnya.


- Pengajar Ilmu/pemahaman yang salah.

Saat seseorang mengajarkan pemahaman yang salah misalnya ke 10 orang, lalu yang 10 orang ini mengajarkan lagi (misalnya) ke 1000 orang, maka si pengajar pertama dapat dosa jariah sebanyak 10.000 kali lipat.

Salah atau tidaknya ilmu dan pemahamannya itu, pembuktiannya bisa selagi di dunia ataupun nanti saat dirinya mengalami "kiamat" dalam diri, karena sesatnya ini sangat berhubungan dengan "dajjal" dalam dirinya. Dan yang pasti di akhirat pun menunggu pertanggung-jawabannya karena telah menyesatkan banyak manusia. Contoh sederhana adalah para teroris jihadis yang salah memahami makna jihad, ghirah, dsb.

"Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun --bahwa mereka disesatkan--." (QS. an-Nahl: 25)

Dalam Tafsir Ibn Katsir, Imam Mujahid ra. menjelaskan bahwa mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya.

Itulah, SANAD menjadi sesuatu yang wajib bagi para penimba ilmu, salah satunya adalah untuk mencegah munculnya kesalahan pemahaman. Sedemikian pentingnya Sanad, sampai dikatakan :

Barangsiapa menguraikan al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa Benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan.” (HR. Ahmad)

Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan.” (Imam Abu Yazid al-Bustami ra.)

Dan banyak lagi dosa jariah lain, serta ini umumnya terkait muamalah (hablum minan naas).
.
ﻃﻮﺑﻰ ﻟﻤﻦ ﺇﺫا ﻣﺎﺕ ﻣﺎﺗﺖ ﻣﻌﻪ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻭاﻟﻮﻳﻞ اﻟﻄﻮﻳﻞ ﻟﻤﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﻭﺗﺒﻘﻰ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻣﺎﺋﺔ ﺳﻨﺔ ﻭﻣﺎﺋﺘﻲ ﺳﻨﺔ ﺃﻭ ﺃﻛﺜﺮ

"Beruntunglah orang yg ketika mati, dosanya ikut mati. Kecelakaan tak berujung bagi orang mati yang dosanya masih hidup jalan-jalan ratusan tahun di atas bumi." (Imam Al-Ghazali ra.)

Wajibnya kehati-hatian terhadap dosa jariah ini, sampai Imam Ghazali ra.mengatakan seperti ini :

لا تذنب فان كان لا بد فلا ترغب غيرك

"Jangan berbuat dosa, tapi jika terpaksa, jangan sampai menggugah orang lain untuk menirunya."

Apalagi kalo sampai dipideon.. ntar netizen aki-aki ramai minta "bagi linknya donk.." .. 😂


Semoga..
#ombad 29 #ramadhan 1440 H.

02 June 2019

CINTA DALAM KELUARGA

Perjalanan sebuah keluarga merupakan contoh pembelajaran dalam menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang, meski ada hal lain di luar itu, yaitu perceraian dan perselingkuhan dengan berbagai alasannya.

Hari ini Indonesia berduka kembali dengan wafatnya Ibu Ani Yudhoyono, sosok Ibu Negara yang sedemikian mencintai keluarganya, baik saat masih di bawah maupun sudah di atas. Seperti halnya Ibu Negara kita sebelumnya, yaitu Bu Ainun Habibie.

Wanita, khususnya seorang istri, tentu besar sekali peranannya bagi suaminya meski banyak orang yang tidak mengetahui detilnya. Dan sangat wajar jika suami dan anak-anaknya akan sangat mencintainya, begitupun saat seorang istri meninggal, kedukaan dan kehilangan pun akan sangat terasa sekali.

Ada pengalaman di orang tua saya, waktu itu tahun 2005. Ibu sakit keras sampai tidak bisa bangun dari kasurnya. Semua sudah menyarankan ke rumah sakit tetapi Ibu tetap tidak mau. Akhirnya Bapak saya pontang-panting karena sudah terbiasa ada yang melayani dalam semua urusan rumah, seperti urusan makan, pakaian, dsb.

Setelah sebulan Ibu sakit dan gak bisa bangun dari tempat tidurnya, akhirnya Bapak "menyerah" lalu ngomong ke Ibu,

"Mak, Bapa ripuh, teu kuat.. ripuh gening teu diurus ku Emak mah.. urang tukeran wé jeung Bapa.. keun wé Bapa nu maot.."

Terjemah:
"Mak, Bapak repot, gak kuat.. repot ternyata gak diurus sama Emak itu.. kita tukaran aja sama Bapa.. biar aja Bapa yang meninggal.."

Aneh bin ajaib, besoknya Ibu langsung bangun dan sehat wal afiat, tidak seperti orang yang habis sakit. Dan tiga hari kemudian, Bapak meninggal dunia jam 9 pagi bertepatan dengan Idul Adha, Jumat 21 Januari 2005. Iya, Bapak meninggal tanpa sakit dulu, inginnya tetap duduk sambil berdzikir meski bagian kaki dan perut udah tidak bergerak. Lalu akhirnya dibaringkan saat mencapai dada, dan tak lama kemudian meninggal dengan satu hembusan napas.

Pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian ini adalah.. sebuah KECINTAAN. Kecintaan ini bisa melampaui apapun, baik harta, tahta maupun jiwa atau nyawa sekalipun. Dan Kecintaan ini adalah wujud dari rasa terima kasih kepada seseorang yang sudah mengurus, memperhatikan dan melayani secara ikhlas dirinya maupun anak-anaknya. 

Setelah Bapak dikuburkan, ada acara tahlilan 7 hari yang dilaksanakan ba'da Asar.

Karena pada hari Sabtu dan Minggunya sy ada kegiatan di Bandung yang tidak bisa ditinggalkan, akhirnya sy minta izin Ibu, mau berangkat ke Bandung, dan Senin sy janji mau pulang lagi ke Garut.

Dari pandangan matanya sy tahu Ibu tidak mengijinkan, tapi akhirnya diperbolehkan meski hatinya mungkin tidak mengijinkan.

Akhirnya Sabtu pagi sy berangkat ke Bandung pakai motor.

Dan keanehan terjadi, baru juga 2 atau 3 km dari rumah, sy nyetir motor kayak orang mabok, bolak-belok sampai ngambil ruas jalan yg sebelahnya (arah berlawanan). Dan motor seperti sangat sulit dikendalikan. Untung waktu itu jalanan sedang kosong, jika tidak mungkin akan terjadi kecelakaan, tabrakan.

Akhirnya sy berhenti dan memutuskan pulang lagi ke rumah Ibu.

Mungkin tarikan "kecintaan" Ibu ini yg bisa menarik sy tidak bisa berangkat, dan akhirnya sy pun memutuskan untuk kembali pulang dan ikut tahlilan selama 7 hari di rumah orang tua.

Jadi, sesakti-saktinya sy.. masih kalah jauh sama Ibu.. 😂

Dan dalam keikhlasannya, Ibu saya pun menyusul suaminya 8 tahun kemudian, tepatnya 04 Maret 2013.. tanpa sakit juga. 

**

Janganlah istrimu menjadi makhluk yang paling menderita karena perbuatanmu. Jika engkau nanti mengucapkan kalimat yang merendahkan kehormatan istrimu; Jika engkau mengumbar kata-kata yang melukai hatinya; Jika engkau mengumbar kehormatan istrimu; Jika engkau mengumbar kata-kata yang menyakiti hatinya; Jika engkau mengecilkan dan menganggap tidak berarti segala pengkhidmatannya; Jika engkau mengacuhkan, membiarkan, menelantarkan dan menyengsarakannya, engkau akan berhadapan dengan pengadilan Ilahi. Istrimu akan menggiring dan menghempaskanmu di hadapan Tuhan dengan mengadukan segala kedzalimanmu. Bekal yang paling buruk untuk Hari Akhir adalah berbuat dzalim kepada hamba Allah, apalagi perbuatan dzalim itu dilakukan kepada orang yang telah ditakdirkan Allah untuk mendampingi hidupmu." ('Ali bin Abi Thalib kw.)

Semoga..
#ombad 28 #ramadhan 1440 H.