02 June 2019

CINTA DALAM KELUARGA

Perjalanan sebuah keluarga merupakan contoh pembelajaran dalam menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang, meski ada hal lain di luar itu, yaitu perceraian dan perselingkuhan dengan berbagai alasannya.

Hari ini Indonesia berduka kembali dengan wafatnya Ibu Ani Yudhoyono, sosok Ibu Negara yang sedemikian mencintai keluarganya, baik saat masih di bawah maupun sudah di atas. Seperti halnya Ibu Negara kita sebelumnya, yaitu Bu Ainun Habibie.

Wanita, khususnya seorang istri, tentu besar sekali peranannya bagi suaminya meski banyak orang yang tidak mengetahui detilnya. Dan sangat wajar jika suami dan anak-anaknya akan sangat mencintainya, begitupun saat seorang istri meninggal, kedukaan dan kehilangan pun akan sangat terasa sekali.

Ada pengalaman di orang tua saya, waktu itu tahun 2005. Ibu sakit keras sampai tidak bisa bangun dari kasurnya. Semua sudah menyarankan ke rumah sakit tetapi Ibu tetap tidak mau. Akhirnya Bapak saya pontang-panting karena sudah terbiasa ada yang melayani dalam semua urusan rumah, seperti urusan makan, pakaian, dsb.

Setelah sebulan Ibu sakit dan gak bisa bangun dari tempat tidurnya, akhirnya Bapak "menyerah" lalu ngomong ke Ibu,

"Mak, Bapa ripuh, teu kuat.. ripuh gening teu diurus ku Emak mah.. urang tukeran wé jeung Bapa.. keun wé Bapa nu maot.."

Terjemah:
"Mak, Bapak repot, gak kuat.. repot ternyata gak diurus sama Emak itu.. kita tukaran aja sama Bapa.. biar aja Bapa yang meninggal.."

Aneh bin ajaib, besoknya Ibu langsung bangun dan sehat wal afiat, tidak seperti orang yang habis sakit. Dan tiga hari kemudian, Bapak meninggal dunia jam 9 pagi bertepatan dengan Idul Adha, Jumat 21 Januari 2005. Iya, Bapak meninggal tanpa sakit dulu, inginnya tetap duduk sambil berdzikir meski bagian kaki dan perut udah tidak bergerak. Lalu akhirnya dibaringkan saat mencapai dada, dan tak lama kemudian meninggal dengan satu hembusan napas.

Pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian ini adalah.. sebuah KECINTAAN. Kecintaan ini bisa melampaui apapun, baik harta, tahta maupun jiwa atau nyawa sekalipun. Dan Kecintaan ini adalah wujud dari rasa terima kasih kepada seseorang yang sudah mengurus, memperhatikan dan melayani secara ikhlas dirinya maupun anak-anaknya. 

Setelah Bapak dikuburkan, ada acara tahlilan 7 hari yang dilaksanakan ba'da Asar.

Karena pada hari Sabtu dan Minggunya sy ada kegiatan di Bandung yang tidak bisa ditinggalkan, akhirnya sy minta izin Ibu, mau berangkat ke Bandung, dan Senin sy janji mau pulang lagi ke Garut.

Dari pandangan matanya sy tahu Ibu tidak mengijinkan, tapi akhirnya diperbolehkan meski hatinya mungkin tidak mengijinkan.

Akhirnya Sabtu pagi sy berangkat ke Bandung pakai motor.

Dan keanehan terjadi, baru juga 2 atau 3 km dari rumah, sy nyetir motor kayak orang mabok, bolak-belok sampai ngambil ruas jalan yg sebelahnya (arah berlawanan). Dan motor seperti sangat sulit dikendalikan. Untung waktu itu jalanan sedang kosong, jika tidak mungkin akan terjadi kecelakaan, tabrakan.

Akhirnya sy berhenti dan memutuskan pulang lagi ke rumah Ibu.

Mungkin tarikan "kecintaan" Ibu ini yg bisa menarik sy tidak bisa berangkat, dan akhirnya sy pun memutuskan untuk kembali pulang dan ikut tahlilan selama 7 hari di rumah orang tua.

Jadi, sesakti-saktinya sy.. masih kalah jauh sama Ibu.. 😂

Dan dalam keikhlasannya, Ibu saya pun menyusul suaminya 8 tahun kemudian, tepatnya 04 Maret 2013.. tanpa sakit juga. 

**

Janganlah istrimu menjadi makhluk yang paling menderita karena perbuatanmu. Jika engkau nanti mengucapkan kalimat yang merendahkan kehormatan istrimu; Jika engkau mengumbar kata-kata yang melukai hatinya; Jika engkau mengumbar kehormatan istrimu; Jika engkau mengumbar kata-kata yang menyakiti hatinya; Jika engkau mengecilkan dan menganggap tidak berarti segala pengkhidmatannya; Jika engkau mengacuhkan, membiarkan, menelantarkan dan menyengsarakannya, engkau akan berhadapan dengan pengadilan Ilahi. Istrimu akan menggiring dan menghempaskanmu di hadapan Tuhan dengan mengadukan segala kedzalimanmu. Bekal yang paling buruk untuk Hari Akhir adalah berbuat dzalim kepada hamba Allah, apalagi perbuatan dzalim itu dilakukan kepada orang yang telah ditakdirkan Allah untuk mendampingi hidupmu." ('Ali bin Abi Thalib kw.)

Semoga..
#ombad 28 #ramadhan 1440 H.