02 November 2017

KOTORAN ITU KOTOR (NAJIS)

NAJIS (Najasah) bermakna KOTOR (Qadzarah). Sedangkan dalam terminologi fiqh (syariah), Najis adalah sesuatu yg kotor, dan harus dihilangkan dari pakaian serta tubuh, sehingga menjadi suci saat memakainya.

Seperti kita ketahui:

- Dari segi jenis/kandungan, ada Najis Mukhoffafah (ringan), Najis Mutawassithoh (pertengahan) dan Najis Mugholladzoh (berat).

-Dari segi sifat, ada Najis Hukmiyah (tidak terlihat warna, bau dan rasanya), dan ada Najis Ainiyah (terlihat warna, bau dan rasanya).

Dari tinjauan secara tatabahasa saja, "najis" itu terkait dengan "kotor". Artinya jika anda merasa bahwa kotoran serta kencing kucing ataupun hewan-hewan lain itu "tidak kotor", ya sungguh lucu.. :D .. meski dalam konteks ibadah, yg najis belum tentu kotor, semisal, tanah yg kotor dan bau belum tentu najis. Tapi Adab dalam beribadah tentu berhubungan dengan kebersihan dan kepantasan, itu sebabnya Adab ini identik dengan Kepantasan.

Itu makanya dalam madzhab Syafi'i semua kotoran hewan itu najis, dimana dasar pengambilan hukumnya adalah Hadist dari Abdullah bin Mas’ud ra, dimana Ibn Mas'ud berkata,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi buang hajat. Beliau memintaku mencari tiga batu, aku datang dengan dua batu dan kotoran hewan. Beliau menerima dua batu dan membuang kotoran hewan seraya bersabda, ‘Ia kotor'.” (HR. Bukhari)

Jika urusan kandang kambing dijadikan referensi, ya kurang ngepas, soalnya kondisi ini sangat darurat, dimana waktu itu belum ada bangunan masjid, sehingga Rasulullah SAW pun membolehkan shalat di kandang kambing.


كَانَ النَّبِىُّ  صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى قَبْلَ أَنْ يُبْنَى الْمَسْجِدُ فِى مَرَابِضِ الْغَنَمِ


Sebelum masjid dibangun, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di kandang kambing.” (HR. Bukhari - Muslim)

Jadi sesuatu yg lucu jika esensi ibadah untuk "membersihkan dan menyucikan" diri tetapi membolehkan sesuatu yg "kotor" (baik secara lingkungan maupun budaya) disandingkan dengan proses "pembersihan dan penyucian diri"..

Jadi kapan mau minum kencing onta lagi..?

:D
Semoga....
#ombad #tasawuf

01 November 2017

RELIGIUS...?

Banyak yg merasa dirinya sangat religius, apalagi jika "dibantu" penampilan (pakaian), sayangnya masih banyak yg hanya sekedar bungkus dan bukan isi.

Kondisi tersebut mirip cerita di bawah ini..

Joni adalah seorang pemuda yg sangat religius. Dia sedang berdoa dengan melafalkan nama-nama Tuhan di sebuah tempat ibadah.

Saat sedang khusyuk berdoa, tiba-tiba tetangganya memanggil-manggil namanya.  Joni pun jengkel dibuatnya karena merasa sangat terganggu sewaktu berdoa. Dan Joni pun marah, bahkan membentak tetangganya.

Untunglah tetangganya ini paham, sambil tertawa tetangganya pun bergumam,

"Astaga.. saya hanya memanggil namanya empat kali, tapi dia sudah membentak, sungguh tidak kebayang, betapa marahnya Tuhan karena nama-Nya ia panggil ribuan kali..!" :D

Artinya, "ilmu" yg banyak belum tentu berkorelasi dengan "adab" dan "akhlak", dan kondisi ini bisa dianalogikan seperti orang-orang yg sudah mempelajari berbagai macam ilmu (tauhid, aqidah, sunnah, dsb), tetapi masih tergoda oleh syaitan ataupun hawa nafsunya, dan godaan ini bukan berupa godaan yg mengajak untuk berbuat syirik, maksiat, ataupun bid’ah, tetapi godaan yg berusaha merusak Akhlaknya (sombong, dengki, hasad, sombong, angkuh dan berbagai akhlak jelek lainnya).

Rasulullah SAW bersabda,

Yang paling sempuna imannya dari kaum Mukminin adalah yang paling baik akhlaknya diantara mereka.“

"Dunia tiada artinya kecuali agama, dan tidak ada agama kecuali dengan akhlak yang mulia." (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)


Semoga....
#ombad #tasawuf