23 May 2019

LAILATUL QADAR VS LAILATUL MAKAR

Tidak akan ada asap jika tidak ada api yang selalu ditiup-tiupkan sebelumnya. Tidak akan ada pohon jika tidak ada benih yang selalu dipupuk sebelumnya.

- Seruan Damai tidak akan efisien jika pada hari-hari sebelumnya selalu dimunculkan Narasi Kebencian (termasuk dakwah caci-maki, kebencian & provokasi) serta Narasi Ketidak-percayaan kepada aparat hukum, lembaga & Pemerintah selalu ditanamkan kepada para pendukungnya.

- Jika pemimpin unjuk rasa tidak bisa menjamin akan tercampuri "provokator yang menyusup" maka rasa akan jadi mudharat, maka Pemimpin/pencetus unjuk rasa harus bertanggungjawab.

- Jika memang ustadz, mendingan mengajak peserta unjuk rasa itu untuk ibadah shalat maghrib, dzikiran, shalwatan, shalat isya serta taraweh bersama daripada ikut dorongan hawa nafsu untuk unjuk rasa.

Jadi, mumpung sedang ramadhan mendingan mencari Lailatul Qadar daripada Lailatul Makar.


Semoga..
#ombad

22 May 2019

PERUSAK AGAMA & NEGARA

Manusia yang katanya "beriman" itu kok bikin rusuh di bulan Ramadhan, bikin petugas keamanan harus berjaga 24 jam, serta mengganggu ketertiban dan kedamaian para warga sekitar.

Kok senang sekali merusak, apa gak punya kegiatan yang lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar..?
Kok suka sekali bikin keributan dan kekacauan, apa udah direncanakan..?
Udah gitu saat dihalau pada lari dan sembunyi di masjid, apa lagi bikin skenario isu "masjid diserang aparat" ?!
Itu bukan Jihad tapi Jahat..!

Jangan MERASA LEBIH BERIMAN lalu menganggap diri sedang JIHAD jika belum bisa seperti ini :

Rasulullah SAW telah bersabda,

و المؤمن من أمنة الناس على دمائهم و أموالهم

Seorang MUKMIN (yang sempurna) yaitu seseorang yang manusia MERASA AMAN Darah mereka dan Harta mereka dari gangguannya.” (HR. Tirmidzi & An-Nasa’i)

Dan jangan merasa akan dapat surga jika masih pakai Kemungkaran meski alasan Amar Ma'ruf.. itu namanya Nyamar Ma'ruf Nyambi Munkar..!

Maukah kalian aku beritahu siapa penghuni surga itu..? Dialah setiap orang yang lemah, lembut, dan rendah hati; seandainya ia bersumpah memohon kemurahan Allah, pasti akan dipenuhi-Nya.
Maukah kalian aku beritahu siapa penghuni neraka itu..? Dialah setiap orang yang keras lagi kasar, suka meneriakkan kata-kata kotor, angkuh gaya berjalannya, lagi sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mudah-mudahan para Bughot Perusak ini bisa dibereskan aparat termasuk para provokatornya. Dimusnahkan aja sekalian, gak rugi kok, malah menguntungkan. Kelakuan seperti mereka itu sangat merugikan, hitung aja berapa banyak energi, waktu dan uang tersita dari bangsa ini hanya karena seseorang ataupun kelompok yang tidak bisa menerima dan tidak mau mengaku kalah. Dan kemashlahatan bersama itu sebuah prioritas.

Dan para aparat hukum yang sedang berjihad melawan para perusak agama dan negara ini tetap dalam kesabaran, keselamatan dan lindungan Allah SWT.


Semoga..
#ombad #bughat #perusak

QURAN TURUN KE DADA

Al-Quran itu harus bisa turun ke dada, karena sifat dada itu Keterbukaan dan Kasih Sayang. Artinya cahaya Al-Quran itu akan bisa memancar dari dalam dada jika sifat Keterbukaan dan Kasih Sayangnya dikedepankan. Adanya keselarasan dan "keseimbangan".

Jika Al-Quran sekedar turun ke kepala, itu masih bisa dipakai buat kepentingan Hawa Nafsu. Burung Beo juga bisa kayak gitu mah.. apalagi cuma nemplok di peci doank.. 😂

"Katakanlah (Muhammad), 'Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman'." (QS. Al-Baqarah, 2 : 97)

Sifat dada itu sangat erat hubungannya dengan Humanisme, artinya Al-Quran yang sudah masuk ke dalam dada itu akan meningkatkan rasa kemanusiaan.

Berbeda dengan pikiran yang selalu dilingkupi ego, akan selalu berusaha melakukan Pembenaran akibat distorsi hawa nafsu. Artinya bisa saja dengan memakai Al-Quran malah meningkatkan rasa kebinatangan kayak burung Beo.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، ثُمَّ لاَ يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ

Akan keluar manusia dari arah timur dan membaca Al-Qur’an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari agama sebagaimana halnya anak panah yang melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali kepadanya hingga anak panah kembali ke busurnya.” (HR. Bukhari)

"Tidak melewati kerongkongan atau tenggorokan” ini artinya “tidak sampai ke qalbu/hati”. Al-Quran di dalam dirinya belum bisa jadi pembersih hijab-hijab hatinya, belum bisa memperbaiki akhlaq, belum menguatkan karakter keterbukaan, kasih sayang ataupun humanisme.

Sebaliknya, malah yang menguat adalah hawa nafsu, seperti merasa lebih beriman, mudah menuduh orang, penguatan su'udzon, atau dengan kata lain, tidak bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Itu makanya kalau dalam Tarekat ketika berdzikir khofi itu kepalanya (lathifah nafs) harus diarahkan ke dada (qalbu, lathifah qalb). Kepala harus bisa mengikuti dada, atau bisa dimaknai, isi pikiran itu tidak sampai liar tapi harus bisa dikendalikan qalbu (nurani, hati).

Salah satu tanda bahwa Al-Quran sudah masuk ke dada (hati) adalah kesejukan yang dirasakan orang lain ketika berdekatan dengannya. Orang tidak khawatir memperoleh keburukan darinya.

“…Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’,17 : 107-109)

Dan orang-orang yg telah mendapatkan "cahaya al-Quran" itu makin bertambah kelembutannya karena hatinya makin halus dan lembut, seperti yg dikatakan Rasulullah SAW,

Maukah kalian aku beritahu siapa penghuni surga itu..? Dialah setiap orang yang lemah, lembut, dan rendah hati; seandainya ia bersumpah memohon kemurahan Allah, pasti akan dipenuhi-Nya. Maukah kalian aku beritahu siapa penghuni neraka itu..? Dialah setiap orang yang keras lagi kasar, suka meneriakkan kata-kata kotor, angkuh gaya berjalannya, lagi sombong (sok hebat).” (HR. Bukhari dan Muslim)

**

Dada yang dimaksud :

ﺒﻨﻴﺖ ﻓﻰ ﺟﻮﻒ ﺍﺒﻦ ﺃﺪﻢ ﻗﺼﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﺼﺭ ﺼﺪﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻗﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻗﻟﺐ ﻓﺅﺍﺪﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻓﺅﺍﺪ ﺷﻐﺎﻓﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺷﻐﺎﻑ ﻟﺒﺎ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﻟﺐ ﺴﺭﺍ ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺴﺭ ﺃﻨﺎ

Aku jadikan pada Anak Adam itu ada Qasrun (istana), di situ ada Shadr (dada), di dalam dada itu ada Qalbu, di dalamnya lagi Fuad, di dalamnya lagi ada Syaghaf, juga di dalamnya ada Lubb, dan di dalamnya ada Sirr, di dalamnya itulah ada Aku." (Hadist Qudsi)

Semoga..

#ombad #tasawuf
#nuzul #alquran 17 #ramadhan 1440 H.

21 May 2019

MUTIARA HIDUP

(Bang Haji Terlalu ihh)

BISMILLAH..

Sebagai rakyat INDONESIA yang berpenduduk dua kali 135 JUTA lebih, kita ini sungguh BERUNTUNG karena selain AWET MUDA, rajin LARI PAGI, juga tidak BUTA TULI. INSYA ALLAH takkan putus HUBUNGAN baiknya meski ada upaya ADU DOMBA memakai TABIR KEPALSUAN dan kadang bawa FIRMAN TUHAN.

Siapapun, ketika musim PEMILU itu bisa mengalami FATAMORGANA demi HARGA DIRI dan PENGABDIAN kepada jagoannya. Ya wajar aja, asal bisa KUAT hadapi PERSAINGAN, siap PATAH HATI dan STRESS jika KEHILANGAN.. kalo tidak, ya 1001 MACAM alasan.

Namanya juga RODA KEHIDUPAN, apalagi dalam ROMANTIKA politik, si pemenang wajarlah jika EUFORIA, yang kalah pun normal jika PEDIH, DERITA, seakan LANGITPUN BERDUKA dan KIAMAT.. asal jangan sampai keluar AIR MATA DARAH aja.. emangnya keracunan NARKOBA dan MIRASANTIKA..?!
Kecuali TERSESAT akibat NAFSU SERAKAH, lalu jadi GELANDANGAN politik atau MUSAFIR jabatan, padahal masih BANYAK JALAN MENUJU ROMA.

Jangan sampai politik itu bikin BIMBANG dan BUTA, apalagi jika sampai INGKAR, kan gak lucu jika jadi MUSIBAH dan MALAPETAKA bagi dirinya. Dan jangan  sampai MIMPI BURUK, lalu pergi KE MONAS, terus jadi PEMARAH dan gak bisa JAGA DIRI. Mendingan BERBULAN MADU aja, BERDENDANG dalam DAWAI ASMARA dan merajut SYAHDU dalam CITRA CINTA.. Ohhh.. 😘

Nah supaya BERUNTUNG dan kuat menghadapi BADAI FITNAH maka kita harus paham GARIS PEMISAH antara HARAM dan TAQWA meski kadang pengaruh DARAH MUDA serta BUJANGAN jombelohnya suka bikin PENASARAN.

Kadang urusan politik itu mirip orang yang KASMARAN dalam BAHTERA CINTA. Gara-gara BIRAHI jadi gak sabar MENUNGGU, tak peduli banyaknya PENGORBANAN, pokoknya PERSETAN.. anggap aja JUDI.. mau ANI kek, mau SALEHAH kek, mau PRIMADONA DESA kek, mau KERUDUNG PUTIH kek, bahkan NONA MANIS yang GADIS ATAU JANDA sekalipun.. BOLEH SAJA..!

Dan kalaupun terbukti janda ya TERSERAH KITA.. HAK AZASI donk.. bahkan kalau mau makan GITAR TUA sekalian ama PIANO juga silakan AZZA.

😍

Semoga..
#ombad #rhoma

PREVENTIFISASI KERUSAKAN

Kaidah Ushul Fiqh :

درء المفسدة المحققة مقدم علي جلب المصلحة الموهومة

"Menolak Kerusakan yang benar-benar nyata harus diprioritaskan daripada Kemaslahatan yang masih samar (absurd)."

Dan termasuk suatu Kerusakan (negatif destruktif), jika :

- Menganggu keamanan dan stabilitas nasional.
- Menyebabkan kehilangan jiwa (pertumpahan darah).
- Menyebabkan tindakan anarki, baik terhadap jiwa maupun harta benda.
- Mengganggu kepentingan umum atau aktivitas publik.
- Memunculkan tindakan yang berlawanan dengan hukum, seperti ujaran kebencian, hoax, fitnah, dsb.

Itulah kenapa Allah SWT memerintahkan Musyawarah,

وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ    اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
 
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali 'Imran, 3 : 159)

Kenapa..?
Karena Kerukunan, Keamanan, Kedamaian dan Persatuan adalah Kemashlahatan (Kebaikan) yang hakiki dalam memajukan suatu bangsa dan negara.

Jadilah seorang Mukmin yang sempurna seperti ucapan Rasulullah SAW : 

و المؤمن من أمنة الناس على دمائهم و أموالهم

Seorang Mukmin (yang sempurna) yaitu seseorang yang manusia Merasa AMAN darah mereka dan harta mereka dari gangguannya.” (HR. Tirmidzi & An-Nasa’i)


Semoga...
#ombad #mukmin 16 #ramadhan 1440 H.

20 May 2019

ISU CURANG PARA BUGHAT

Saat ada kekeliruan disebut Kecurangan, maka saat ada kedosaan akan disebut Kemunafikan, dan selanjutnya saat apapun yang berbeda dengan dirinya akan disebut Kekufuran.

Seperti itulah Pembelokan Makna yg banyak dipakai para radikalis di Timteng untuk merebut kekuasaan. Mereka mengatas-namakan Agama dan dipakai sebagai kamuflase (taqiyah) untuk menyembunyikan agenda Bughot (makar) yg sedang mereka rencanakan untuk merebut kekuasaan dari Pemerintahan yg sah, meski Pemerintahnya tersebut sudah dipilih secara demokratis.

Pembelokan Makna seperti ini bertujuan agar bisa terus memainkan isu. Dan isu yg dimainkan harus sensitif dengan "keresahan masyarakat" seperti kesulitan ekonomi, korupsi elit, ketidak-adilan kepada rakyat bawah, aparat anarkis, dsb. Isu tersebut akan terus diviralkan sampai akhirnya massa bisa didorong untuk turun ke jalan secara besar-besaran, people power, demo besar-besaran, lalu terjadilah chaos, penjarahan, pembunuhan, dsb.

Akhirnya, negara porak poranda, semua hancur, rakyat sengsara, saling berperang, banyak yg terbunuh dan jadi pengungsi di negara lain.

Jadi, untuk NKRI tercinta, sebelum "meledak" seperti di Timteng, musnahkan saja kepala-kepala ularnya demi masa depan negara kita tercinta ini.

**

Rasulullah SAW bersabda:

لو يُعْطَى الناسُ بدعواهُم لادّعَى قومٌ دماءَ قومٍ وأموالهُم ، ولكنّ البيّنَة على المُدّعِي ، واليمينُ على من أنكرَ حديث حسن (رواه البيهقي)

Jika semua orang diberi hak (hanya) dengan dakwaan (klaim) mereka (semata), niscaya (akan) banyak orang yang mendakwakan (mengklaim) harta orang lain dan darah-darah mereka. Namun, bukti wajib didatangkan oleh pendakwa (pengklaim), dan sumpah harus diucapkan oleh orang yang mengingkari (tidak mengaku).” (HR. Al-Baihaqi, dari Ibn Abbas ra.)
.

مَنْ خَرَجَ مِنْ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

Barangsiapa yang keluar dari ketaatan --kepada Imam atau Kepada Negara-- dan memisahkan diri dari jamaah kemudian mati, maka matinya adalah Mati Jahiliyah.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah ra.)

Semoga..
#ombad #bughat

MAKAR AKAN KARMA

Dikisahkan..
Seorang Arab badwi datang menemui al-Muktashim lalu ia menjadi orang dekatnya sehingga bisa masuk menemuinya tanpa meminta ijin. Kedekatan ini membuat iri salah seorang Menteri al-Muktashim, lalu ia berkata di dalam hati: "Jika saya tidak merekayasa pembunuhan badwi ini, ia bisa mengambil hati Amirul Mukminin dan menjauhkan aku darinya."

Menteri itupun berlemah lembut kepadanya hingga berhasil mengajak badwi tersebut datang ke rumahnya. Ia memasak makanan untuknya dan memperbanyak bawang putih di dalam makanan tersebut. Setelah badwi ini makan makanan tersebut, menteri berkata kepadanya: "Hati-hati, jangan mendekati Amirul Mukminin agar tidak mencium bau bawang dari mulutmu lalu terganggu karena beliau tidak menyukai baunya."

Lalu sang Menteri datang menemui al-Muktashim empat mata dan berkata kepadanya: "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya orang badwi itu mengatakan kepada orang-orang bahwa 'bau mulut Amirul Mukminin tidak sedap hingga membuatku terganggu'."

Ketika masuk menemui al-Muktashim, orang badwi itu menutup mulutnya dengan lengan bajunya karena khawatir al-Muktashim mencium bau bawang dari mulutnya. Melihat hal ini, Amirul Mukminin pun berkata: "Apa yang dikatakan menteri tentang orang badwi ini benar."

Kemudian ia segera menulis surat kepada salah seorang Gubernurnya: "Bila suratku ini sampai kepadamu maka bunuhlah pembawanya."

Kemudian al-Muktashim memanggil orang badwi dan memberikan surat kepadanya seraya berkata: "Bawalah surat ini kepada si Fulan dan bawalah jawabannya kepadaku."

Orang badwi pun melaksanakan perintah al-Muktashim dan mengambil surat tersebut, lalu keluar. Ketika sampai di pintu, ia bertemu dengan Menteri lalu sang Menteri bertanya: "Mau ke mana..?"

Orang badwi menjawab: "Mau mengantarkan surat Amirul Mukminin kepada Gubernur Fulan."

Menteri berkata di dalam hati, dari tugas ini si badwi akan mendapat uang banyak, lalu ia berkata kepadanya: "Bagaimana jika aku gantikan tugas itu agar kamu terbebas dari kelelahan ini dan aku ganti kamu dengan uang 2000 dinar.."

Orang badwi menjawab: "Kamu pimpinan dan berkuasa. Laksanakanlah jika sudah menjadi pendapatmu."

Menteri berkata: "Berikanlah surat itu kepadaku.."

Lalu badwi itu memberikan surat kepadanya. Menteri pun membawa surat ke tempat tujuan. Setelah membaca surat, Gubernur memerintahkan agar Menteri tersebut dibunuh.

Setelah beberapa hari, Khalifah al-Muktashim teringat urusan orang badwi tersebut dan bertanya tentang menterinya. Lalu diberitahukan bahwa beberapa hari ini sang menteri tidak datang, sedangkan orang badwi tinggal di kota. Khalifah pun heran dan memerintahkan agar orang badwi itu dihadirkan.

Setelah orang badwi itu dihadirkan, Khalifah bertanya tentang keadaannya, lalu orang badwi memberitahukan kesepakatan yg telah dibuat antara dirinya dan Menteri.

Khalifah bertanya: "Apakah kamu pernah mengatakan bahwa bau mulut saya tidak sedap..?"

Badwi: "Wahai Amirul Mukminin.. Saya berlindung kepada Allah dari pembicaraan yg tidak saya ketahui. Itu semua adalah Makar dan Kedengkian sang Menteri."

Kemudian orang badwi ini memberitahukan kepada Khalifah bagaimana sang menteri membawanya masuk ke rumahnya lalu memberinya makanan yg banyak bawangnya.

Amirul Mukminin: "Terkutuklah Kedengkian..! Sungguh adil, orang yang menjadi korban pertamanya adalah pelakunya."

Kemudian orang badwi diangkat menjadi Menteri, ia menjadi Menteri karena kedengkian seorang Menteri.

Sumber :

Kitab Zad al-Murabbin, Ibrahim al-Khalidi.

**

Berhati-hatilah dengan makar dan rencana jahat, karena Allah menetapkan hukum tentang makar dan rencana jahat ini di dalam ayat-Nya:

Rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan (yang telah berlaku) pada orang-orang terdahulu.” (QS. Fathir: 43)


Semoga...
#ombad 15 #ramadhan 1440 H.

TASAWUF DALAM SABUNG AYAM

AYAM YANG DITINGGALKAN

Kerumunan dan sorak sorai manusia di salah satu sudut desa nampak kontras dengan ketenangan alam di sekitarnya.

Puluhan aki-aki, anak muda bahkan emak-emak terlihat ramai mengikuti pertarungan ayam-ayam jantan yang berukuran besar. Teriakan-teriakan saling bersahutan, teriakan kemenangan bercampur dengan teriakan kekalahan, teriakan kegembiraan pun saling bersahutan dengan ungkapan kekecewaan. Masing-masing tidak mau kalah, saling berteriak menyemangati ayam jagoannya.

Tiba-tiba di tengah pertarungan ada seseorang berteriak “Polisi.. Poliisii..!!” sambil berlari menjauhi tempat pertandingan. Pistol diacungkan ke udara, dor.. terdengar suara letusan senjata. Kerumunan bubar seketika..! Kepanikan bercampur ketakutan dengan cepat menyergap mereka.

Para pemilik ayam dan para pendukungnya segera lari serabutan, lari dengan sigapnya.. mengambil langkah seribu.. kabur menjauh.. semua berebutan menyelamatkan dirinya masing-masing. Tak peduli kawan maupun lawan lagi karena yang paling penting adalah dirinya bisa selamat.

Dan mereka pun saling berlomba mengeluarkan kemampuan terbaiknya agar bisa segera menjauhi lokasi sabung ayam.. sungguh sukar dipercaya, para aki-aki serta emak-emak pun sangat cekatan gerakan jurus  kaki seribunya untuk seumuran mereka.

Lihat, dalam waktu dan tempo yang sesingkat-singkatnya, lapangan pertandingan pun langsung sunyi sepi seperti kuburan, padahal beberapa detik sebelumnya sedemikian hingar bingarnya seperti pasar malam.

Lapangan kosong begitu lengangnya dan yang tersisa hanyalah ayam-ayam yang ditinggalkan para pemiliknya, yang selanjutnya.. ayam-ayam pun ditangkapin polisi..!

Itulah Ayam, meski ayam-ayam ini terbiasa ikhlas, terbukti mereka nrimo, gak pernah protes sama sapi ketika telornya diceplok disebutin sebagai telor mata sapi, tetapi seringnya mereka tidak menyadari bahwa ada sebagian manusia yg ingin mengadu domba.. ehh adu ayam.. dan pada kondisi tertentu mereka akan dibiarkan, ditinggalkan serta tidak ada yg menolongnya saat mereka bermasalah.

Para penonton, pendukung dan pemilk pun semuanya akan cuci tangan, bahkan kalau perlu, para pemiliknya pun tidak akan mengakui ayam miliknya lagi. Para pemilik yang sebelumnya rajin merawat ayamnya dan sudah menghabiskan banyak biaya, tiba-tiba berubah menjadi seorang Pengecut yang tidak mau lagi mengakui kepunyaannya. Akan tiba waktunya saat masing-masing diri berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing.

Seperti halnya kejadian kiamat dimana,

Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS. Abasa: 34-37)

Dan sekarang yang tersisa hanyalah ayam-ayam yang kebingungan, ditangkapin dan dikandangin.

Hiks.. 😰

**

Moral of The Story..

Jangan mau jadi Ayam..!

Semoga..
#ombad #tasawuf #dalam #moral #thestory

19 May 2019

AKHIR KEHIDUPAN

Syeikh Abu Qasim Junaidi al-Baghdadi ra pernah ditanya tentang akhir kehidupan, lalu dia menjawab:

"Akhir Kehidupan adalah kembali ke Permulaan.”

Makna dari ucapan Beliau ini maksudnya adalah manusia itu pada mulanya berada dalam kebodohan, lalu menjadi mengetahui (makrifat), lalu kembali kepada kebingungan dan kebodohan. Dia itu bagaikan anak-anak, yang awalnya tidak tahu apa-apa, lalu menjadi pandai, dan kembali lagi pada ketidak-tahuannya.

Allah Ta’ala berfirman,

لِكَيْلا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا 

".... supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya...." (QS. al-Hajj, 22 : 5)

Syeikh Abu Qasim Junaidi al-Baghdadi ra mengatakan,

Bila akal para pemikir sudah mencapai ujungnya dalam tauhid, akan berujung pada kebingungan.”

Artinya dalam posisi tertentu, akal itu sangat terbatas. Hanya berfungsi sebagai 'penunjuk' awal.. selanjutnya mah lewat isyarat-isyarat Hikmah.

Sebagian ulama mengatakan bahwa makhluk Allah yang paling makrifat adalah mereka yang paling bingung memikirkan-Nya.. 😀


Semoga..
#ombad #tasawuf

ABUL QASIM AL-JUNAID DAN BAHLUL

Syeikh Abul Qasim Junaid ra., nama lengkapnya Al-Junaid bin Muhammad bin al-Junaid Abu Qasim al-Qawariri al-Khazzaz al-Nahawandî al-Baghdadi al-Syafi'i (220-298 H atau 835-910 M) adalah seorang Mursyid silsilah rantai emas tarekat Qadiriyah ke-13. Al-Junaid bermursyid ke pamannya sendiri yaitu Syeikh Sirri as-Saqothi ra. (12), dari Ma’ruf al-Karkhi ra. (11), dari Abul Hasan ‘Ali bin Musa ar-Ridho ra. (10), dari Imam Musa al-Kazhim ra. (9), dst.

Tasawuf yg diajarkan Al-Junaid ini bisa dikatakan sebagai tasawuf 'moderat', didasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah. Dan Beliau adalah seorang Fuqaha yang sufi.

**

Pada suatu waktu Beliau keluar kota Baghdad bersama beberapa orang muridnya, mencari seorang yg katanya "gila" bernama Bahlul. Akhirnya mereka ketemu Bahlul di sebuah gurun.

Bahlul : “Siapakah engkau..?”
Abu Qasim : “Aku adalah Junaid Al-Baghdadi.”
Bahlul : “Apakah engkau Abul Qasim..?”
Abul Qasim :“Iya..”
Bahlul : “Apakah engkau Syeikh Baghdadi yg memberikan petunjuk spiritual kepada orang-orang..?”
Abul Qasim : “Iya..”
Bahlul : “Apakah engkau tahu bagaimana cara makan..?”

Abul Qasim : “Aku mengucapkan Bismillah, aku makan yg ada di hadapanku, aku menggigitnya sedikit, meletakkannya di sisi kanan dalam mulutku dan perlahan mengunyahnya. Aku tidak menatap suapan berikutnya, aku mengingat Allah sambil makan, apapun yg aku makan aku ucapkan Alhamdulillah. Aku cuci tanganku sebelum dan sesudah makan.."

Bahlul : “Kau ingin menjadi guru spiritual di dunia tapi kau bahkan tidak tau bagaimana cara makan.”

Bahlul berdiri menyibakkan pakaiannya lalu ia berjalan pergi.

“Wahai Syeikh dia adalah orang gila..” kata muridnya Abul Qasim.

“Dia adalah orang gila yg cerdas dan bijak, dengarkan kebenaran darinya..” jawab Abul Qasim.

Bahlul mendekati sebuah bangunan yg telah ditinggalkan lalu dia duduk, Syeikh Junaid pun datang mendekatinya.

Bahlul : “Siapakah engkau..?”
Abul Qasim : “Syeikh Baghdadi yg bahkan tidak tahu bagaimana cara makan.”
Bahlul : “Engkau tidak tahu bagaimana cara makan, tapi tahukah engkau bagaimana cara berbicara..?”
Abul Qasim :“Iya..”
Bahlul : "Bagaimana cara berbicara..?”

Abul Qasim : “Aku berbicara tidak kurang tidak lebih dan apa adanya, aku tidak terlalu banyak bicara, aku berbicara agar pendengar dapat mengerti. Aku mengajak orang-orang kepada Allah dan Rasulullah SAW., aku tidak berbicara terlalu banyak agar orang tidak menjadi bosan, aku memberikan perhatian atas kedalaman pengetahuan lahir dan batin..”

Kemudian Syeikh Junaid menggambarkan apa saja yg berhubungan dengan sikap dan etika.

Bahlul : “Lupakan tentang makan, karena kau pun tidak tahu bagaimana cara berbicara..”

Bahlul pun berdiri menyibakkan pakaiannya dan berjalan pergi.

Murid-murid Abul Qasim berkata, “Wahai Syeikh, anda lihat dia adalah orang gila, apa yg engkau harapkan dari orang gila..?”

Abul Qasim : “Ada sesuatu yang aku butuhkan darinya, kalian tidak tahu itu..”

Syeikh Junaid lalu mengejar Bahlul lagi hingga mendekatinya.

Bahlul : “Apa yg engkau inginkan dariku, kau yg tidak tahu cara makan dan berbicara, apakah kau tahu bagaimana cara tidur..?”
Abul Qasim : “Iya aku tahu.”
Bahlul : “Bagaimana caramu tidur..?”

Abul Qasim : “Ketika aku selesai sholat ‘Isya dan membaca doa, aku mengenakan pakaian tidurku..”

Kemudian Syeikh Junaid menceritakan cara-cara tidur sebagaimana yg lazim dikemukakan oleh para ahli agama.

Bahlul : “Ternyata kau juga tidak tau bagaimana caranya tidur..”

Bahlul mau bangkit dari duduknya, tapi Syeikh Junaid menahan pakaiannya..

Abul Qasim : “Wahai Bahlul.. aku tidak tahu, karenanya Demi Allah ajari aku..”

Bahlul : “Sebelumnya engkau mengklaim bahwa dirimu berpengetahuan dan berkata bahwa engkau tahu, maka aku menghindarimu. Sekarang setelah engkau mengakui bahwa dirimu kurang berpengetahuan, maka aku akan mengajarkan padamu.

Ketahuilah, apapun yg telah engkau gambarkan itu adalah permasalahan bukan yg utama, kebenaran yg ada di belakang memakan makanan adalah bahwa kau Memakan Makanan Halal. Jika engkau memakan makanan haram dengan cara seperti yg engkau gambarkan, dengan seratus sikap pun tidak akan bermanfaat bagimu melainkan akan menyebabkan hatimu hitam.”

Abul Qasim : “Semoga Allah memberimu pahala yang besar..”

Bahlul : “Hati harus bersih dan mengandung niat baik sebelum kau mulai berbicara. Percakapanmu haruslah menyenangkan Allah. Jika itu untuk duniawi dan pekerjaan yg sia-sia maka apapun yg kau nyatakan akan menjadi malapetaka bagimu. Itulah mengapa diam adalah yang terbaik. Dan apapun yang kau katakan tentang tidur, itu juga bernilai tidak utama. Kebenaran darinya adalah hatimu harus Terbebas Dari Permusuhan, Kecemburuan dan Kebencian. Hatimu tidak boleh tamak akan dunia atau kekayaan di dalamnya. Dan ingatlah Allah ketika akan tidur.”

Syeikh Junaid kemudian mencium tangan Bahlul dan berdoa untuknya.

**

Apabila aku telah mengetahui suatu ilmu yang lebih besar dari Tasawuf, tentulah aku telah pergi mencarinya sekalipun harus merangkak.” (Abul Qasim al-Junaid ra.)


Semoga..
#ombad #tasawuf #junaid