AYAM YANG DITINGGALKAN
Kerumunan dan sorak sorai manusia di salah satu sudut desa nampak kontras dengan ketenangan alam di sekitarnya.
Puluhan aki-aki, anak muda bahkan emak-emak terlihat ramai mengikuti pertarungan ayam-ayam jantan yang berukuran besar. Teriakan-teriakan saling bersahutan, teriakan kemenangan bercampur dengan teriakan kekalahan, teriakan kegembiraan pun saling bersahutan dengan ungkapan kekecewaan. Masing-masing tidak mau kalah, saling berteriak menyemangati ayam jagoannya.
Tiba-tiba di tengah pertarungan ada seseorang berteriak “Polisi.. Poliisii..!!” sambil berlari menjauhi tempat pertandingan. Pistol diacungkan ke udara, dor.. terdengar suara letusan senjata. Kerumunan bubar seketika..! Kepanikan bercampur ketakutan dengan cepat menyergap mereka.
Para pemilik ayam dan para pendukungnya segera lari serabutan, lari dengan sigapnya.. mengambil langkah seribu.. kabur menjauh.. semua berebutan menyelamatkan dirinya masing-masing. Tak peduli kawan maupun lawan lagi karena yang paling penting adalah dirinya bisa selamat.
Dan mereka pun saling berlomba mengeluarkan kemampuan terbaiknya agar bisa segera menjauhi lokasi sabung ayam.. sungguh sukar dipercaya, para aki-aki serta emak-emak pun sangat cekatan gerakan jurus kaki seribunya untuk seumuran mereka.
Lihat, dalam waktu dan tempo yang sesingkat-singkatnya, lapangan pertandingan pun langsung sunyi sepi seperti kuburan, padahal beberapa detik sebelumnya sedemikian hingar bingarnya seperti pasar malam.
Lapangan kosong begitu lengangnya dan yang tersisa hanyalah ayam-ayam yang ditinggalkan para pemiliknya, yang selanjutnya.. ayam-ayam pun ditangkapin polisi..!
Itulah Ayam, meski ayam-ayam ini terbiasa ikhlas, terbukti mereka nrimo, gak pernah protes sama sapi ketika telornya diceplok disebutin sebagai telor mata sapi, tetapi seringnya mereka tidak menyadari bahwa ada sebagian manusia yg ingin mengadu domba.. ehh adu ayam.. dan pada kondisi tertentu mereka akan dibiarkan, ditinggalkan serta tidak ada yg menolongnya saat mereka bermasalah.
Para penonton, pendukung dan pemilk pun semuanya akan cuci tangan, bahkan kalau perlu, para pemiliknya pun tidak akan mengakui ayam miliknya lagi. Para pemilik yang sebelumnya rajin merawat ayamnya dan sudah menghabiskan banyak biaya, tiba-tiba berubah menjadi seorang Pengecut yang tidak mau lagi mengakui kepunyaannya. Akan tiba waktunya saat masing-masing diri berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing.
Seperti halnya kejadian kiamat dimana,
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS. Abasa: 34-37)
Dan sekarang yang tersisa hanyalah ayam-ayam yang kebingungan, ditangkapin dan dikandangin.
Hiks.. 😰
**
Moral of The Story..
Jangan mau jadi Ayam..!
Semoga..
#ombad #tasawuf #dalam #moral #thestory