25 August 2017

ESENSI IBADAH HAJI, MABRUR...?

Ibadah Haji itu termasuk jenis ibadah yg multidimensi, kenapa..? Bayangkan saja, aktivitas selama ibadah haji, ibadahnya dari mulai duduk, berdiri, berjalan sampai lari-lari, bahkan sambil lempar tugu setan pakai batu.. :D .. Selain itu juga, ibadah haji ini sarat dengan nilai-nilai "sejarah", "proses penciptaan", "ketauhidan", "ideologi Islam", dan "ummah".

IHROM

Pakaian Ihrom bermakna Kesetaraan, Kesatuan dan Kesederhanaan. Bukankah "Pakaian" seringkali mempengaruhi psikologis para pemakainya, dan sering mengarah kepada perbedaan status sosial, ekonomi atau profesi..bahkan bisa merasa lebih beriman jika pakai pakaian tertentu..?

Seorang yg sudah berihrom dalam ibadah haji harusnya sudah bisa meninggalkan perbedaan, kesombongan, keangkuhan, dan status sosial dalam kesehariannya.

THAWAF

Thawaf bermakna Kedisiplinan, Keteraturan, Kontinuitas Perbaikan, Dinamis, Move on, dan Toleransi.

Seorang yg sudah berthawaf dalam ibadah haji harusnya sudah bisa memadukan antara ibadah vertikal dengan horizontal, mampu merefleksikan konteks ritual ibadah dalam setiap aspek kehidupan, penuh toleransi, serta hatinya selalu menghadap Allah meski lahirnya sedang sibuk beraktivitas dan berusaha.

SA'I

Sa'i bermakna Etos Kerja yg tinggi, Totalitas, Upaya semaksimal mungkin, Pantang Menyerah dan Putus Asa. Semua hal ini hanya bisa tercapai jika penuh Keyakinan dan Kasih Sayang, seperti halnya kasih sayang Hajar kepada anaknya, Ismail.

Seorang yg sudah bersa'i dalam ibadah haji harusnya memiliki Positive Mental Attitude yg penuh Kasih Sayang.

WUKUF ARAFAH

Wukuf bermakna Muhasabah, Penggalian dan Pengkajian diri. Bentuk proses dalam memperbaiki daleman (jiwa, hati) dengan cara "berhenti sejenak" dari urusan duniawi.

Seorang yg sudah berwukuf di Arafah dalam ibadah haji harusnya sudah bisa bershalat Daim atau Wustho setiap saat, sampai akhirnya "Introspeksi" menjadi kegiatan dalam keseharian.

LEMPAR JUMRAH

Lempar Jumrah bermakna memerangi hawa nafsu yg ada di dalam diri (jihad besar). Kan gak lucu kalo lempar jumrahnya pakai nafsu.. :D .. Karena ini paling sulit, maka selalu ingatlah doa yg dianjurkan Rasulullah SAW:

Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu." (HR. Tirmidzi)

Seorang yg sudah melempar Jumrah dalam ibadah haji harusnya sudah bisa objektif dalam membedakan mana hawa nafsu dirinya dan mana qalbu/ruhnya. Dalam istilah tasawuf biasa disebut Shiddiqiyah.

Pengulangan 7 kali dalam Thawaf, Sa'i dan Jumroh ini bermakna Kontinuitas, Perjuangan, Usaha terus-menerus dan Perbaikan terus-menerus.

Dan bisa dikategorikan Mabrur jika sudah bisa "membebaskan diri" dari topeng kemunafikan dan menaklukkan hawa nafsu dalam dirinya, sehingga terbebas dari penghambaan kepada tuhan-tuhan palsu menuju penghambaan kepada Tuhan Yang Sejati, serta bisa mengisi hidup yg penuh kasih sayang dengan pengamalan nilai kemanusiaan yg universal dalam Tauhid yg sejati.

Selamat menjalankan Ibadah Haji bagi yg fisiknya sedang di Mekkah, atau bagi siapapun yg batinnya dalam keseharian selalu "beribadah haji".. "ber-labbaik".

Semoga...

#ombad #tasawuf

PEJUANG & JAMAAH JUAL BELI HOAX

Mungkin sampai saat ini banyak yg GAK NYADAR bahwa mereka, para kaum Sawah, yg suka teriak-teriak "antek-antekan" itu adalah Pengikut Jamaah SARACEN yg ikut "membesarkan" sindikat ini. Cuciaan dech banyak terong-terongan yg ketipu.. baik terong-terongan muda, bangkotan, yg S0, S1, S2, S3.. bahkan yg sudah lewat S3 sekalipun...:D

Para Pengikut Jamaah Saracen ini dengan "ikhlas", tanpa bayaran, dan dengan keluguannya, telah ikut mensukseskan program kerja Sindikat Saracen.. :D .. Dimana Sindikat ini setiap harinya dengan konsisten membuat dan memposting muatan negatif, hujatan, hoax, dan fitnah. Dan seperti biasa isinya pasti seputar : Antek Asing, Antek Aseng, Kriminalisasi Ulama, anti Jokowi, Pemerintah, rezim anti Islam, anti POLRI, Ahok, kebijakan-kebijakan pemerintah, dan juga termasuk hujatan kepada kaum non-muslim, Kristen, Tionghoa, Syiah, Kopar-kapir, dsb.

Namanya sich gaya, SARACEN (Saracenus, Syarqiyyin, orang-orang timur), para pejuang Islam di masa Perang Salib abad 11-12 lalu.. :D ..tapi tetap, bikin malu umat Islam karena seolah-olah mereka seperti sedang berjuang untuk Islam padahal perjuangannya demi DUIT.. Saracen yg ini mah palsu, anak panahnya palsu, pedangnya palsu, tombaknya palsu, bahkan mungkin jiwa-jiwanya juga palsu semua.. :D

Dan produk Sindikat Saracen ini banyak dishare oleh kaum sawah, jamaah ngacengan dan terong-terongan, dan pasti akan jadi viral di grup-grup atau komunitas anti Jokowi.

Harusnya sebagian duit yg dihasilkan Sindikat ini dibagiin juga tuch kepada para kaum sawah, jamaah ngacengan dan terong-terongan.. dan sisihkan juga sebagian buat ngasih amplop kepada para tukang ceramah yg selalu berapi-api dan menghujat seperti produk sindikat Saracen. Itung-itung biaya marketing lah.. :D

Btw, jadi penasaran nich, siapa yg bayar sindikat ini eaa...?

Semoga....

#ombad

24 August 2017

KETIKA KEDOK MUNAFIK TERBUKA

Makin ke sini, kedok-kedok manusia munafik pun makin banyak dibuka. Khususnya manusia munafik yg cari duit dengan menyalah-gunakan agamanya, bahkan sampai menipu sesamanya.

Ada yg merasa jadi Pembela Agama, malah menipu jamaah agamanya.
Ada yg merasa jadi Mujtahid Agama, malah diciduk Aparat negara.
Ada yg merasa jadi Pecinta Agama, malah ditangkap karena cari uang lewat kebencian SARA.
Ada yg merasa ......... ah sudahlah.. :D

Sebagian dari mereka itu berjemaah dalam suatu kelompok. Dan jika dianalisis, ternyata ada kesamaan, ada kemiripan, diantaranya:

- Merasa paling beragama.
- Merasa paling beriman.
- Merasa mendapat hidayah, sementara yg berbeda pandangan dengan dirinya itu tidak dapat hidayah.
- Selalu mengatas-nama agama.
- Selalu menyalahkan Pemerintah, lalu opininya mengarah ke "pemerintah anti agama".
- Lebih kental nuansa kebenciannya apalagi jika berhubungan dengan SARA.
- Lebih tekstual dalam memahami ayat. 
- Menomor-satukan tampilan luar, seperti pakaian atau asesoris lainnya.

Kasihan, masyarakat banyak yg tertipu. Mungkin awalnya hanya ketidak-setujuan atau ketidak-senangan, tetapi akibat over dosis menyantap menu hoax dan fitnah setiap hari, maka Kebenciannya pun tumbuh dan makin membludak.. Lalu mata pun jadi buta, telinga jadi tuli, dan objektivitas jadi hilang. Dan akhirnya "termakan" jadi korban, korban hasutan dan dimanfaatkan buat kepentingan (bisnis). Ya akibatnya, yg bener-bener jujur dan amanah tidak dipercaya, malah yg berdusta yg dipercaya, yg khianat dipercaya, bahkan yg suka caci maki pun dicintai.. Kan aneh jika yg seperti itu dipercaya atau dicintai.

Kondisi di atas persis seperti tertera dalam sebuah Hadist, dimana Rasulullah SAW bersabda,

"Hari Kiamat tidak akan tiba sehingga orang yg dapat dipercayai didustakan, sedangkan orang-orang yg berkhianat justru dipercaya, kemungkaran dan cercaan merupakan kebiasaan umum di tengah masyarakat, terputusnya tali silaturrahmi, dan tetangga yg buruk..." (HR. Ahmad)
 

لَيْسَ اْلمـُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَ لَا اللَّعَّانِ وَ لَا اْلفَاحِشِ وَ لَا اْلبَذِيِّ

Bukanlah seorang Mukmin orang yg suka mencela, orang yg gemar melaknat, orang yg suka berbuat (berkata-kata) keji dan orang yg berkata-kata kotor." (HR. Bukhari, dari Ibnu Mas'ud ra.)

Semoga....
#ombad

DIRUSAK SENDIRI

ISLAM berasal dari kata :

- Aslama : Berserah diri, Pasrah, Tunduk.
- Istalama Mustaslima : Penyerahan total kepada Allah. 
- Salaamun : Selamat.
- as-Silmu : Damai.
- Saliimun Salim : Bersih dan Suci.

Sayangnya, masih banyak media-media yg bernama Islam itu isinya hoax, fitnah dan provokasi kebencian, dan tidak sesuai makna Islam yg "Saliimu Salim" (Bersih & Suci).

Media-media ini yg menyebabkan semakin maraknya kebencian dan permusuhan, baik antar pemeluknya maupun dengan umat lain, sehingga tidak sesuai dengan visi Islam yg "as-Silmu" (Kedamaian). Islam makin identik dengan api yg berkobar dan bukan air bening yg menyejukan dan mengobati kehausan.

Umat Muslim banyak yg jadi korban media seperti ini, sehingga pribadi Muslim yg seharusnya membawa "Salaamun" (Keselamatan) pun berubah menjadi pembawa kecurigaan, ancaman, radikal bahkan menyebarkan teror di mana-mana.

Eh, udah gitu, mereka ini bukannya "Istalama Mustaslima" (penyerahan total kepada Allah), malah kasak-kusuk menyalahkan kelompok atau umat lain, dan makin mengobarkan permusuhan ke sana-sini.

Jadi bukannya makin introspeksi, malah makin menyenangi telunjuknya tunjuk salah ke sana-sini. Makin menutup diri dan membuka selebar-lebarnya "orang lain salah". Bukannya makin "Aslama" (Berserah diri, Pasrah, Tunduk) tetapi makin mengumbar kata-kata Munafik, Musyrik dan Kafir yg harusnya diarahkan ke dalam diri.

Jadi yg dikatakan Rasulullah SAW memang terbukti bahwa yg merusak islam itu memang pemeluknya sendiri. Seperti halnya media-media bernama Islam tetapi secara tidak langsung mereka merusak dari dalam. Salah satunya, memutar-balikan ayat untuk kepentingan diri dan kelompoknya.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya aku sudah memohon kepada Rabbku untuk umatku janganlah Dia membinasakan mereka dengan paceklik yg merajalela, jangan menundukkan mereka kepada musuh dari luar kelompok mereka yg menodai kedaulatan mereka. Sesungguhnya, Rabbku berfirman: Wahai Muhammad! Sungguh jika Aku telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak bisa ditolak. Aku berikan kepadamu untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik yg merajalela dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka yg akan menodai kedaulatan mereka, sekalipun musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru dunia, kecuali jika sebagian dari mereka membinasakan sebagian yg lain dan mereka saling menawan satu sama lain." (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Begitupun yg dikatakan sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw. :

"Musuh terbesar umat Islam bukanlah dari umat Yahudi dan Nasrani, tetapi Kebodohan dari umat ini sendiri."

Semoga....

#ombad #tasawuf