20 May 2017

IMAM MADZHAB PUN KENA FITNAH

Menurut Dr. Nadirsyah Hosen, Tuduhan dan fitnah keji itu sudah menjadi menu utama para ulama sejak dulu.

Sejarah Islam mengenal kisah tragis para ulama yg dikafirkan dan disiksa karena pandangan2 mereka.

- Imam Ahmad bin Hanbal ra. bukan saja disiksa karena mempertahankan keyakinannya bahwa al-Quran itu qadim, ia jg  pernah digeledah rumahnya oleh khalifah krn dicurigai melindungi pengikut Syi’ah.

- Imam Syafi’i ra., guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, pun tidak lepas dari tuduhan Rafidhah (pengikut Syi’ah). Beliau diseret dlm keadaan tangan terbelenggu bersama sekitar 300 org lainnya.

- Imam al-Thabari ra. jg dituduh Syi’ah karena dlm salah satu karyanya men-shahihkan Hadist ghadir khum.

- Imam al-Biqai ra. pun dianggap kafir hanya karena mengutip perjanjian lama dalam kitab tafsirnya.

- Imam al-Amidi, pengarang kitab al-Ihkam fi Usul al-Ahkam, terkena pula tuduhan kafir krn memasukkan unsur filsafat dlm sebagian karyanya.

- Imam Nasa’i, ahli Hadist terkenal, itu jg babak belur dihajar mereka yg tidak suka dengan riwayat hadist yg disampaikannya tentang Muawiyah.

- Imam Abu Hanifah, pemuka mazhab Hanafi, berulangkali disiksa penguasa karena menolak diangkat sebagai hakim.

- Ibn Taimiyah pun lama dipenjara dan akhirnya meninggal setelah dilarang menggunakan tinta dan kertas selama di penjara.

***
Dan sejarah selalu berulang. Ulama-ulama di Indonesia pun 'kecipratan' fitnah dan tuduhan keji dari sekelompok orang/aliran yg merasa paling benar dan merasa telah mendapat mandat dari Allah utk men-Takfiri...

NAFSU 'ASHOBIYAH

Ketika ada perselisihan kelompok/suku, Rasulullah SAW melerainya:
"Tinggalkan perilaku Jahiliyah itu..! Itu busuk baunya..!"

Perilaku jahiliyah apa sih yg dilarang Rasul itu? Ternyata adalah ‘ASHOBIYAH (FANATISME KELOMPOK).

Untuk memahaminya, harus melihat kondisi adat/budaya Arab waktu jaman jahiliyah, dimana fanatisme kesukuannya sangat tinggi, bahkan fanatisme buta. Masalah pribadi aja bisa sampai bunuh-bunuhan antar suku. Begitu sangat fanatiknya terhadap kelompoknya (suku/kabilah), akhirnya mereka saling membanggakan kelompoknya sendiri dan merendahkan kelompok lain. Kelompoknya sendiri pasti akan dibela mati-matian, terlepas salah atau benarnya, pokoknya benar saja. Akhirnya perselisihan dan pertumpahan darah.

Ternyata sifat jahiliyah ini mulai naik daun lagi ya di jagat politik Indonesia, khususnya di jagat medsos.

Wuihh... Saling sebar-menyebar hoax, fitnah, benci-bencian, jelek-menjelekkan.. dsb. Pokoknya merasa benar aja. Kok bisa kayak gitu ya? Ya, namanya jg penyakit hati 'Ashobiyah dan juga penyakit merasa paling benar. Sudah gak jelas lagi mana objektivitas nilai agama, mana nafsu 'Ashobiyah.

Malah yg lucu, ustadz atau Kyai pun ikut-ikutan berpihak, jadi aja mirip corong juru kampanye, bahkan mirip provokator. Padahal lebih baik para 'alim ulama ini menjaga kenetralannya, dan tetap konsisten dalam melanjutkan misi Rasulullah dalam menyebarkan Kasih Sayang dan Salam dengan Bijak/Hikmah, dan tidak ikut-ikutan memperuncing suasana 'Ashobiyah (dalam politik). Masa tidak paham bahwa di jamaahnya sendiri pun ada yg pro dan kontra... :D

Semoga..
#ombad #tasawuf

KEPEDULIAN

Ada sebuah kisah yg penuh hikmah. Kisah tentang kepedulian dan rasa empati Rasulullah SAW yg begitu besar  dalam menjaga perasaan orang lain. Dan ternyata akhlaq mulia yg Rasul contohkan itu sangat berhubungan dengan rasa kasih sayang kepada sesama, baik secara lahir maupun batin.
**

Suatu ketika, Rasulullah SAW yg sedang berkumpul dengan para sahabatnya kedatangan seorang miskin yg membawa semangkuk buah anggur.

Rasul pun menerima pemberian itu dan mulai memakannya. Biasanya, Rasulullah selalu memberi makanan kepada para sahabat jika ada yg memberi dan beliau sendiri tidak ikut makan.

Namun kali ini berbeda, beliau memakan buah pertama lalu tersenyum kepada orang tersebut. Beliau mengambil buah kedua lalu tersenyum kembali. Orang yg memberi anggur itu serasa terbang bahagia karena melihat Rasulullah menyukai pemberiannya. Sementara para sahabat melihat beliau dengan penuh rasa heran. Tak biasanya Rasulullah makan sendirian.

Satu per satu anggur itu diambil oleh Rasulullah dengan selalu tersenyum, hingga semangkuk anggur itu habis tak bersisa. Para sahabat semakin heran dan orang miskin itu pulang dengan hati penuh bahagia.

Lalu seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak mengajak kami ikut makan bersamamu..?”

Rasul pun tersenyum dan menjawab, “Kalian telah melihat bagaimana wajah bahagia orang itu dengan memberiku semangkuk anggur. Dan ketika aku memakan anggur itu, ternyata rasanya masam. Dan aku takut jika mengajak kalian ikut makan denganku, akan ada yg menunjukkan sesuatu yg tidak enak hingga merusak kebahagiaan orang itu.”

Semoga....
#ombad

18 May 2017

BATAS YANG BERBATAS

Batas dibuat bukan untuk membedakan,
Batas dibuat agar terlihat berbeda-beda,
Batas-batas dibuat agar tampak jelas,
Bagi orang yang sudah hancurkan batas.

Batas-batas yang jelas sebagai hamba,
Batas yang jelas untuk menjadi manusia.
Manusia yang laksana manusia pertama,
Manusia yang tepati perjanjian semula.

Manusia yang sempurna dalam setiap wujud,
Manusia yang malaikat dan iblis disuruh sujud.

(ombad, Puisi Kehidupan, Bab 23)

Batas-batas dalam diri akan semakin menguat, menebal dan bertambah jumlahnya jika rasa kebencian tetap dipelihara. Sangat disayangkan jika dengan bertambahnya umur makin bertambah pula rasa kebencian. Ini artinya, si diri makin terikat dan terkungkung ego.

Batas-batas dalam diri itu akan tetap membatasi sebelum bisa "melebur" dengan alam, baik secara mikrokosmik maupun makrokosmik. Keberpihakan itu memang sulit dilepaskan selama masih banyak batas dalam diri. Bisa berkasih-sayang jika ke satu kelompok, tapi justru sangat membenci ke kelompok lain. Memang sangat sulit untuk bervisi rahmat bagi semua alam, tidak seperti rahmat bagi kelompoknya.

Semoga...
#ombad #tasawuf

17 May 2017

KEBAHAGIAAN

Jika ingin menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan, maka kita harus bisa menempuh jalan yg dilandasi pemahaman yg lebih mendalam terhadap manusia beserta kejadian yg ada dalam kehidupannya. Jika hanya menggantungkan diri pada beberapa gelintir manusia saja, tak akan bermanfaat banyak terhadap perubahan yg sama-sama kita dambakan.

#ombad


UMAT YANG "ASING"

Umatnya (Islam) yg disebutkan Rasulullah SAW, ketika awal datangnya terlihat Asing* dan diprediksi di akhir jaman yg benar² Islam pun akan terlihat Asing** :

"Asing" yg awal (waktu kemunculannya) karena berbeda orientasi dengan pemeluk-pemeluk lainnya waktu itu. Jadi para pemeluk agama/kepercayaan pada waktu itu melihatnya sangat janggal (asing), kok berbeda orientasi "hidup" nya dengan yg mereka yakini dalam kepercayaannya.

Sedangkan "Asing" yg kedua (ketika di akhir jaman), akan terlihat seperti yg aneh juga, bahkan oleh sesama Muslim. Kebanyakan Muslim di akhir jaman, orientasinya adalah ORIENTASI HASIL dan bukan ORIENTASI PROSES. Contoh paling jelas adalah para teroris yg melegalkan bunuh diri untuk dapat hasil surga dan 72 bidadari semok.. ataupun keyakinan lain seperti : gak apa-apa korupsi juga kan nanti bisa taubat dan hartanya bisa dibersihkan (dicuci).. Jadi ceritanya mau ngakali Allah nich... cie.. cie.. :D

Jadi akan terlihat aneh, janggal ataupun "Asing" jika ada sebagian kecil Muslim yg Ber-ORIENTASI PROSES, sementara mayoritas umat Muslim yg lainnya sangat Ber-ORIENTASI HASIL.

Mungkin mayoritas yg ber-orientasi Hasil ini lupa, bahwa "ujung" dari semuanya adalah semata karena Rahmat Allah SWT.. dan bukan "hasil" dirinya.

"Berlomba-lombalah dalam Kebaikan" itu menyiratkan adanya suatu proses (yg berkesinambungan).. Dan tentunya sangat berbeda dengan "berlomba-lombalah dalam Teriakan".

***

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim)

Semoga...
#ombad #tasawuf