25 May 2018

PINTU HINA DINA & RASA BUTUH

Aku mendatangi semua pintu Allah Azza wa-Jalla, dan yang kudapati penuh sesak, namun ketika aku datangi 'Pintu Hina Dina dan Rasa Butuh', rasanya begitu sunyi. Ketika aku masuki melalui pintu tersebut, tiba-tiba aku sudah berada di paling depan mendahului kaum sufi dan aku tinggalkan mereka yang berdesak-desak memasuki pintu-pintu-Nya yang lain.” (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs)

Dalil di atas merupakan "sindiran halus" bagi yg suka "membanggakan amal" dan "mengklaim amal".

Ketika kita beramal ibadah seperti shalat, puasa, dzikir, dsb, tanpa disadari sering muncul pengakuan (klaim) sehubungan dengan amal ibadahnya, dan hal ini bisa merusak pahala, karena bisa dikategorikan Riya' (riya' khafi?). Hal ini akan mendistorsi ubudiyahnya (rasa penghambaannya ke Allah) karena merasa amalnya itu atas usaha sendiri. Inilah pemaknaan dari Pintu HINA DINA.

Sedangkan tentang Pintu BUTUH, Ibnu Athaillah (dalam al-Hikam) sering menyebutnya FAAQOH, kebutuhan yang sangat mendesak. Ini merupakan sifat substansial hamba. Sering terjadi ketika melihat diri sedang serba salah dan serba gagal. Dan dari Rasa Butuh yang mendesak ini membuat si hamba "terputus" dari yang lain, dan mengembalikannya hanya kepada Allah.

Ibnu Athaillah berkata,

Datangnya kebutuhan yang mendesak, merupakan pesta raya para penempuh jalan.”

Kenapa disebut sebagai "pesta raya" ? Karena ia menikmati buah dari Musyahadah kepada-Nya.

Ada kisah, seseorang datang menjumpai salah seorang Syeikh, dan ketika melihat Syeikh menangis, dia bertanya, “Mengapa anda menangis..?”

Syeikh menjawab, “Aku lapar.”

Dia mencela, “Seorang seperti anda ini menangis karena lapar..?!”

Syeikh balas menjawab, “Diamlah. Engkau tidak mengetahui bahwa tujuan-Nya menjadikan aku lapar adalah agar aku menangis.”

Makna kisah di atas, bahwa Allah SWT itu sangat mencintai hamba-Nya yg selalu menjerit atau "menangis" kepada-Nya.

Perlu diingat, "lapar" yg dimaksud di sini bukan dalam arti menyiksa diri.. tapi berhubungan dengan "rasa butuh". Jadi menjeritlah kepada Allah SWT jika sedang butuh, dengan perasaan "miskin" ataupun "faqir".

Dan Puasa Ramadhan merupakan salah satu "metode" untuk menggapai kualitas "faqir" di hadapan Allah dengan "rasa butuh".


Semoga...
#ombad #ramadhan #09

PNS & ASN

Kalau masih butuh digaji negara gak usah sok nyinyir, oposan, anti pemerintah, apalagi menyebar hoax, kebencian dan radikalisme. Sungguh sangat tidak bersyukur sebegitu bencinya sama Pemerintahnya sendiri sampai mencaci-maki, menghujat dan memfitnahnya, padahal masih makan gaji dari pemerintah (negara).

PP No 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 3
Setiap PNS wajib:

3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;

6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;

7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan;

**

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/16/063000426/masyarakat-diminta-lapor-jika-ada-pns-yang-sebar-ujaran-kebencian-dan

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/16/053452926/pns-yang-sebar-ujaran-kebencian-di-medsos-terancam-dipecat
http://m.hukumonline.com/berita/baca/lt5b02c1fe5227b/ada-sanksi-bagi-pns-yang-memberikan-i-like--dislike-i-di-postingan-ujaran-kebencian

http://regional.kompas.com/read/2018/05/18/04535021/pns-yang-sebut-bom-surabaya-rekayasa-diberhentikan

https://regional.kompas.com/read/2018/05/17/14071691/sebut-bom-surabaya-rekayasa-pns-kayong-utara-ditahan

https://regional.kompas.com/read/2018/05/17/10293681/satu-terduga-teroris-probolinggo-bekerja-sebagai-pns

https://m.suara.com/news/2018/05/15/144159/menag-akui-istri-terduga-teroris-di-sidoarjo-adalah-pns-kemenag

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/17/16253681/lembaga-pemerintah-dan-bumn-diminta-bersih-bersih-pegawai-radikal

Janganlah meludah di sumur tempatmu menimba air minum. Kayak keledai..


Semoga..
#ombad #ramadhan #08

23 May 2018

WAJIBNYA BEKERJA & BERUSAHA

Dalam Hikamnya Ibn 'Athaillah :

"Kehendakmu agar BERTAJRID (meninggalkan urusan duniawi, sebab semata² hendak beribadah) padahal Allah sudah menempatkan dirimu sebagai golongan ASBAB (orang-orang yg harus berusaha untuk mendapatkan kehidupan dunia sehari-hari), maka keinginan seperti itu termasuk Syahwat yg samar."

Sy tidak akan membahas yg sudah di maqam Tajrid... krn itu mah bagi orang² yg sudah Fana'.

Berdiam diri itu perbuatan yg tidak baik, sebuah bentuk kemalasan, walau alasannya bisa setinggi langit ataupun pakai bahasa-bahasa langit. Selalu yg dijadikan alasan adalah Sabar tetapi tanpa sadar suka lupa, apa itu makna Tawakal. Atau alasan Takdir, tapi suka lupa urusan usaha (nasib). Merasa sudah di maqam Tajrid, padahal masih masih di maqam Asbab.

Masa tidak malu dan tidak mau mencontoh Seekor Burung? Pagi-pagi sudah terbang utk mencari makan walau tanpa kepastian apakah berhasil atau tidak. Setidak-tidaknya 'terbang' dulu lah, pergi dan keluar dari rumah, jangan sampai karena melihat kita diam terus di rumah, anak istri jadi khawatir dan susah, baik lahir maupun batinnya. Dan kalau ekonomi jadi memburuk, jangan salahkan istri yaa kalo sampai marah dan cemberut (atas dan bawahnya).

"Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung." (QS. Al-Jum’ah : 10)

Watak Mukmin itu, tidak meninggalkan dunia karena akhirat, dan jg tidak meninggalkan akhirat karena dunia. Jadi ada hubungan yg positif antara aspek Dunia dan Akhirat, saling menunjang. Dan Zuhud itu aspek batin, keterikatan batin thd duniawi, bukan lahiriah. Suatu Keseimbangan yg Harmoni.

Coba renungkan ayat di bawah ini,

Dan kami jadikan malam sebagai pakaian (penutup). Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. an-Naba : 10-11)

Jadi kalau mau Tajrid-tajridan mah di malam hari aja, kalo siang hari mah Asbab-asbaban aja yaa...

Bekerja & berusaha..!
Gak usah lebay... :D

Semoga...
#ombad #ramadhan #07

22 May 2018

KUALITAS IMAM TULEN

Pada saat Imam Abu Qasim Junaid ra. berangkat dari rumah menuju masjid untuk shalat Jum'at, orang-orang yg membenci Beliau mengguyurkan air comberan hingga membasahi baju yg dikenakan.

Diperlakukan seperti itu, Imam Junaid tersenyum kemudian berkata,

"Orang yg sepantasnya kena api neraka, hanya disiram dengan air tidak sepantasnya untuk marah."

Beliau akhirnya pulang kembali ke rumah dan meminjam kain yg dikenakan istrinya.

**

Coba lihat, bagaimana karakter seseorang dengan pangkat keulamaan yg tulen, baik sebagai seorang Imam Fiqh, Imam Tasawuf dan Wali Mursyid.

Nah, sekarang mah, kalo digituin, baru level ngustat aja, pasti dianggap Penistaan Agama, Penistaan Ulama & Kriminalisasi Ulama. Dan plus tentunya, akan ada demo berjilid-jilid. :D

Begitulah tasawuf, makin diperdalam ilmunya, makin jelaslah terlihat, banyak sekali kekurangan dalam diri sendiri. Dan bukan sebaliknya, jadi merasa diri paling benar dan tunjuk kofar-kafir ke sana sini, sementara kekufuran dalam diri tak disadarinya.


Semoga....
#ombad #tasawuf

PUASA SECARA HOLISTIK

Puasa secara Syariat adalah menahan diri dari makanan, minuman, dan bersetubuh di waktu siang.

Puasa secara Batiniah (Thariqah) adalah menahan seluruh anggota tubuh dari segala perbuatan yg diharamkan dan dilarang, juga menjauhi sifat-sifat tercela, seperti ujub, riya', takabur, dsb, baik secara lahir maupun batin, baik siang maupun malam. Bila melakukan hal-hal tersebut tadi, maka batallah puasa batinnya.

Puasa secara Syariat mempunyai waktu tertentu, sedangkan puasa secara Thariqah itu selama hidup.

Rasulullah SAW bersabda:

Banyak orang yang berpuasa hasilnya hanyalah lapar dan dahaga.”

Banyak yang berpuasa, tetapi berbuka. Banyak yang berbuka, tetapi berpuasa.”

"Banyak yg berbuka tapi berpuasa" yaitu orang yg perutnya tidak berpuasa, tetapi ia menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan2 terlarang dan menyakiti orang lain.

Puasa secara Hakikat adalah menjaga hati dari selain Allah dan menjaga rasa agar tidak mencintai selain Allah.

Manusia adalah rahasia-Ku dan Aku rahasianya.” (Hadist Qudsi)

Sirr itu dari Nur Allah, maka orang yang di tingkat ini tidak akan cenderung kepada selain Allah. Tidak ada yang dicintai, diingini, dan dicari selain Allah di dunia maupun di akhirat.

Bila hati terjatuh pada mencintai selain Allah, maka batallah puasa hakikatnya dan ia harus melakukan qadha dengan kembali mencintai Allah dan menemuinya di dunia dan akhirat,

Sesuai firman Allah:

Puasa itu bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.”

Sumber :
Kitab Sirrul Asrar (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani ra)

Semoga...
#ombad #ramadhan #06

21 May 2018

CINTA ITU SURGA

Suatu hari, ketika Nabi SAW sedang berkumpul dengan para sahabat di dekat Ka’bah, seorang lelaki asing lewat di hadapan mereka. Setelah lelaki itu berlalu, Nabi berujar kepada para sahabat,

Dialah ahli surga.”

Dan hal itu dikatakannya sampai tiga kali.

Para Sahabatpun penasaran atas pernyataan Nabi, terutama Abdullah bin Umar yg memang dikenal sangat kritis.

Ya, Rasulullah,” tanya Abdullah, ”Mengapa engkau katakan itu kepada kami, padahal selama ini kami tidak pernah mengenalnya sebagai Sahabatmu..? Sedang terhadap kami sendiri yg selalu mendampingimu engkau tidak pernah mengatakan hal itu..?”

Nabi pun memberi jawaban diplomatis yg sangat bijak,

Jika engkau ingin tahu tentang apa yg aku katakan, silakan engkau tanyakan sendiri kepadanya.”

Karena rasa penasarannya sangat tinggi, suatu hari Abdullah bin Umar menyengajakan diri untuk berkunjung ke rumah orang asing itu.

Ya, akhie,” kata Abdullah, ”Kemarin sewaktu engkau lewat di hadapan kami, Rasulullah mengatakan bahwa engkau seorang ahli surga. Apa gerangan yg menjadi rahasianya sehingga Rasulullah begitu memuliakanmu..?”

Lelaki itu tersenyum, kemudian menjawab,

Sesungguhnya aku tidak pernah melakukan apa-apa. Aku bahkan tidak memiliki kekayaan apa-apa. Baik ilmu maupun harta yg bisa kusedekahkan, yg kumiliki hanyalah KECINTAAN. CINTA kepada Allah, kepada Rasulullah dan kepada sesama manusia.
Dan setiap malam menjelang tidur, aku selalu berusaha menguatkan rasa cinta itu, sekaligus berusaha MENGHILANGKAN PERASAAN BENCI yg ada kepada siapa saja. Bahkan terhadap orang-orang beda sekalipun.”


Semoga...
#ombad #tasawuf