Mau jadi gelas, teko, bak, kolam, danau atau laut..? Itu semua tergantung Keluasan Hati/Qalbunya. Dan Keluasannya ini sangat bergantung dari "Kekosongan" nya.
"Kosong" yang dimaksud ini seperti firman Allah SWT kepada Nabi Daud as.:
"Wahai, Daud. Kosongkan untuk-Ku sebuah rumah, agar Aku dapat tinggal di dalamnya."
Karena Nabi Daud as. belum memahami perintah ini, maka Daud as. pun bertanya kepada Allah : "Bagaimana caranya, wahai Tuhanku..?"
Allah SWT menjawab : "Kosongkan hatimu hanya untuk-Ku."
Jika bisa "kosong" maka bisa menampung "ketidak-terbatasan", infinity. seperti yang disebutkan dalam sebuah Hadist Qudsi :
"Tiada yang sanggup menampung-Ku, baik di bumi maupun di langit-Ku. Hanya hati hamba-Ku yang Mukmin yang dapat menampung-Ku."
Dalam konteks tasawuf, ketika bisa memasuki "kosong" maka bisa dikatakan seorang salik sedang memasuki alam makrifat, dan selanjutnya dianugrahi "ketidak-terbatasan" pandangan karena hatinya sudah memiliki "keluasan" yang tidak berbatas. Ini seringkali dianalogikan dengan "laut".
Syeikh Ibrahim bin Adham ra. berkata:
"Qalbu orang-orang yang sudah Makrifat kepada Allah Ta'ala mempunyai banyak mata, sehingga dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh yang lain. Pada qalbu mereka ada beberapa sayap sehingga dapat terbang menghadap ke Hadrat Rabbul 'Alamin dan menikmati keindahan dan kenikmatan surga serta dapat meminum air samudera Hikmah."
Dan seperti itulah makrifat, dan ujungnya akan terkait dengan ilmu, dan "keluasan" ilmu ini tergantung dari "wadah" nya, apakah wadahnya ini luas atau tidak. Dan "wadah" ini adalah Qalbu.
Qalbu yang setiap saat bisa "meminum" air samudera Hikmah karena berada di dalam Samudera hikmah. Qalbu yang setiap saat tersinari cahaya Tuhannya karena selalu terhubung kepada Tuhannya. Tuhan Pemilik Cahaya, Cahaya di atas Cahaya (Nuurun 'alaa Nuur) yang memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang dikehendaki dan dipilih-Nya.
Rasulullah SAW bersabda,
"Ketahuilah, bahwa ilmu adalah cahaya (Nuur)."
"Kosongkan hatimu dari segala sesuatu selain Allah, maka Allah akan memenuhinya dengan Makrifat dan Rahasia." (Ibn Athaillah ra., Al-Hikam)
Semoga..
#ombad #tasawuf
**
۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌۙ
"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. An-Nur, 24 : 35)