07 July 2018

ZAKAT LAHIR BATIN

Zakat mengajarkan bahwa sesama makhluk Tuhan itu harus bisa BERBAGI (sharing). Ukuran 2.5% adalah standar minimal "latihan" agar kita tidak bersifat Kikir kepada sesama. Dan diluar Zakat masih ada yg lain yg berhubungan dengan "sharing", seperti : Shadaqah, Infaq, dsb.

Dimulai dengan belajar "sharing" harta, sampai akhirnya bisa berbagi hal-hal lain yg bermanfaat (baik), seperti: ilmu, perhatian, empati, dzikir, keamanan, kedamaian, kasih sayang, dsb.

Zakat secara syariat adalah memberikan sesuatu dari hasil usahanya bagi asnaf yg telah ditentukan dan pada waktu yg tertentu pula setiap tahun dengan nisab yg telah ditentukan.

Sedangkan secara esensi, menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani qs., Zakat adalah memberikan hasil usaha bangsa akhirat kepada orang yg fakir agama dan miskin akhirat.

Yang menjadi sebab zakat disebut Shadaqah, seperti firman Allah dalam surah At-Taubah 60:

“Sesungguhnya Shadaqah itu bagi orang-orang yang fakir.”

Dimana zakat lebih dahulu sampai kepada Allah daripada kepada orang fakir, dan yg dimaksudkan dengan penerimaan Allah adalah "penerimaan Allah yg abadi".

Dia memberikan pahala amalnya bagi orang lain, bila usaha keakhiratan pada orang yg berdosa, maka Allah mengampuninya, contohnya: pahala ganjaran, shadaqah, shalat, puasa, haji, tasbih, tahlil, bacaan Al-Quran, sifat dermawan dan amal-amal baik lainnya, sehingga tak ada lagi pahala bagi dirinya, maka ia menjadi orang yg pailit (bangkrut dalam arti kata ia tidak memiliki lagi pahala ibadahnya bagi dirinya).

Semoga...
#ombad #ramadhan #zakat

HASAN BASHRI VS KHAWARIJ

Di sini ada gak yaa kelompok yg kayak gini..?

Dalam kitab Al-Basa'ir wal Dhaka'ir, diceritakan tentang seorang Khawarij yg mendatangi Imam Hasan al-Basri ra.

Si Khawarij itu bertanya : "Apa pendapatmu tentang mereka yg menentang penguasa..?"

Al-Basri menjawab: "Mereka adalah kaum yg mengejar kemegahan duniawi."

Khawarij itu menimpali: "Apa yg membuatmu berpendapat seperti itu..? Padahal kami meninggalkan keluarga dan anak-anak kami, menghunuskan senjata demi memerangi kezaliman."

Al-Basri menjawab: "Katakan pendapatmu tentang penguasa tersebut, apakah ia menghalangimu Sholat, melarangmu membayar Zakat dan menunaikan Haji..?"

Khawarij itu menjawab: "Tidak.."

Al-Basri berkata: "Yang kulihat sesungguhnya adalah Penguasa itu menghalangimu memperoleh kesenangan duniawi, dan engkau memeranginya agar engkau dapat meraihnya."

Semoga..
#ombad

MENUTUPI KEMISKINAN

Suatu ketika.. seorang suami menangis di depan sahabatnya.

Sahabatnya itu pun bertanya, "Kenapa kau menangis tersedu-sedu seperti ini..?"
Sang suami menjawab, "Istriku sedang sakit demam.."
Sahabatnya bertanya lagi, "Sebegitu cintanyakah kau.. sehingga istri sakit demam saja sampai menangis seperti ini..?"
Sang suami menjawab, "Kau tahu siapa istriku..?"

Lalu sang suami menceritakan pada sahabatnya...

Aku ini miskin, tidak punya pekerjaan tetap dan setiap hari keluargaku hanya makan dengan kacang, itu pun jika aku pulang. Jika aku tak pulang karena blm mendapat apa-apa untuk dimakan, paling istriku hanya minum air atau berpuasa.

Suatu hari keluarga mertuaku mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya, kebetulan istriku berasal dari keluarga kaya.

Saat aku duduk berkumpul bersama mertuaku dan keluarga yg lain di meja makan dengan hidangan mewah, aku tidak menemukan istriku. Lalu aku bertanya kepada ibu mertuaku, "Di manakah dia ibu..?"

Ibu mertuaku menjawab, "Istrimu sedang di dapur, dia mencari kacang.. katanya dia sudah bosan dengan hidangan lauk dan daging, sehingga dia sangat ingin makan kacang.."

Ketika mendengar itu ayah mertuaku langsung memelukku sambil berkata, "Terima kasih menantuku kau telah mencukupi nafkah anakku dengan baik, sampai-sampai dia bosan makan daging, malah ingin mencoba makan kacang."

Saat itu dadaku tersesak, menahan tangis. Lalu saat pulang ke rumah kami aku tak bisa lagi menahan tangis, sambil kupeluk erat istriku, aku berkata :

"Betapa engkau sangat menjaga kehormatanku di hadapan orang lain wahai istriku, walaupun itu orang tuamu sendiri, sedangkan aku tahu setiap hari kau hidup kekurangan di sini, bahkan sampai tidak makan sama sekali."

Istriku hanya menjawab, "Aku berkewajiban menjaga kehormatanmu, Karena istri adalah pakaian suami, dan suami adalah pakaian istri. Karena itu istri adalah kehormatan suaminya, begitu juga pun sebaliknya suami adalah kehormatan bagi istrinya."

**
Moral of The Story..

Kemiskinan kadang melatih sabar, menerima dan pasrah. Begitupun, kesolehan seseorang kadang bisa menumbuhkan rasa penerimaan, cinta dan kasih sayang..
Tapi.. bagusnya laki-laki itu jangan suka curhat apalagi sambil nangis-nangis.. lebay itu..!

Semoga..
#ombad #moral #thestory

SABAAAR

Sabar memang berat, bahkan sangat berat. Itu makanya Allah sangat mencintai orang-orang yg Sabar, dan bagi mereka dijanjikan hadiah Surga.

Kalau saja Sabar itu sangat mudah dan ringan, tentu hadiahnya bukan Surga, tapi cuma piring atau gelas.

Orang Sabar memang harus masuk Surga, dan para penghuni surga itu harus orang-orang Sabar.. kenapa..? 

Ya iya lah, punya satu istri di rumah aja butuh sabar, apalagi di rumahnya ditambah 72 bidadari.  Termasuk cewek penghuni surga, harus sangat sabar .. saingannya banyak istri muda bidadari yg semok-semok.

:D
Semoga..
#ombad

IDHTIBA'

Mumpung lagi HOT... masalah IDHTIBA' .. :D

Pakaian ihram ketika  kain ihramnya di 'jepit' ketek kanan (dibawah ketek kanan), selendangnya bertumpu di pundak kiri, biasanya disebut IDHTHIBA'..
Idthiba' ini dari kata Dhab'un ... atau IBTH (artinya KETEK alias KETIAK alias KELEK.. :D ) 

Dari Ibn ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat menunaikan umrah dari Ji’ranah. Mereka melakukan “ramal” (berjalan cepat dengan langkah-langkah yang pendek), dan memasukkan pakaian ihram mereka di bawah ketiak sebelah kanan, sedangkan kedua ujung kain tersebut disematkan di atas bahu sebelah kiri (idhthibaa‘)." (HR. Abu Dawud, no.1884) 

Untuk permasalahan Idhthibaa’ ini, ada perbedaan pendapat ulama Madzhab :

1. Madzhab Hanafi berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu disunnahkan pada saat thawaf, sedangkan pada saat sa’i tidak disunnahkan. Tidak semua thawaf disunnahkan idhthibaa‘, hanya untuk thawaf yang diikuti dengan sa’i saja. [Haasyiyah Ibn ‘Aabidiin, 2/481, Daar Al-Fikr, Beirut]

2. Madzhab Maliki berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu tidak dianjurkan baik pada saat thawaf maupun sa’i. [Fath Al-Baari, no. 1605, 3/534, Daar Al-Hadiits, Kairo]

3. Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu disunnahkan baik pada thawaf maupun sa’i. [Al-Majmuu’ Syarhu Al-Muhadzdzab, 8/27, Maktabah Al-Irsyaad, Jeddah]

4. Madzhab Hanbali berpendapat bahwa idhthibaa‘ itu disunnahkan hanya pada saat thawaf, sedangkan pada saat sa’i tidak. Idhthibaa‘ hanya disunnahkan pada saat thawaf qudum saja, baik setelahnya diikuti dengan sa’i ataupun tidak. [Al-Mughni, 3/339, Maktabah Al-Qaahirah, Kairo]

Jadi sunnahnya, ketika thawaf (madzhab Syafi'i, Hanafi & Hanbali), kain ihramnya ber-idthiba'..  Cuma kalo ngambil madzhab Maliki... silahkan2 aja... mau bertelanjang dada, mau kayak diselimuti...

Sunnah lhoo eaaa... bukan wajib.. :D


Semoga...
#ombad

DONGENG ADAM HAWA

Ini mah dongeng waktu kecil, jangan dipercaya.. :D

Diceritakan, ketika sebelum turun ke dunia, Hawa yg masih pengantin baru itu sangat tergiur buah khuldi, gara-gara rayuan dan hasutan setan. Karena gak kuat memendam rasa kabitanya, akhirnya ia pun merayu suaminya, Adam, agar memetik itu si buah khuldi yg ranum.

Walaupun udah dilarang Allah, tetap aja kalah sama rayuan dan rajukan istrinya, biasa lah, alasan tatih tayang dan cintah.. :D

Akhirnya, dipetiklah buah itu, dan buru-buru dimakan Hawa. Saking enaknya buah itu, Hawa pun menghabiskan dua butir buah.

Adam pun tergiur pingin nyobain, lalu digigitnya dikit. Ketika sedang asyik makan, yg Hawa belum nyampai perut, yg Adam belum nyampai tenggorokan, keburu datang teguran Allah. Atuh jadinya nyangkut.

Hawa nyangkutnya di dada, dan jadilah dua buah gundukan, dan Adam nyangkutnya di tenggorokan, jadilah jakun.


:D
Semoga..
#ombad

IBN TAIMIYAH ITU BERTHARIQAH

Banyak orang/kelompok yg anti tasawuf (thariqah) 'menyerang' tasawuf bahkan sampai membid'ahkan dan mengkafirkan dengan memakai ucapan-ucapannya Ibn Taimiyah ra. terutama cuplikan dari kitab-kitab awalnya.. :D

Mereka belum tau, atau kurang baca kitab-kitab Beliau yg lainnya, khususnya kitab-kitab tentang tasawuf, semisal Majmu al-Fatawa.

Sebetulnya, Ibn Taimiyah itu adalah pengamal tarekat, dan tarekatnya adalah Qadiriyah (Syeikh Abdul Qadir Jailani).

Ini perkataan Beliau :

"Tarekat yang paling agung (ajall al-thuruq) adalah tarekat majikanku (sayyidî) ‘Abdul Qâdir al-Jîli (al-Jîlâni), semoga Allah memberikan rahmat kepadanya.

Aku mengenakan khirqah (mantel sufi) yang diberkati dari ‘Abdul Qâdir, antara beliau denganku ada dua syekh (labist al-khirqat al-mubârakata li al-syaikh ‘Abd al-Qâdir wa bainî wa bainahû itsnâni)."

Dan termasuk jg muridnya Ibn Taimiyah yaitu Ibn Qayyim al-Jawziyyah.

Ini silsilah (sanad) tarekatnya:

1. ‘Abd al-Qâdir al-Jîlâni (w. 561H)
2. Abu `Umar Ibn Qudâmah (w. 607H) & Muwaffaq al-Dîn Ibn Qudâmah (w. 620H)
3. Ibn Abi `Umar Ibn Qudâmah (w. 682H)
4. Ibn Taymîyah (w. 728H)
5. Ibn Qayyîm al-Jawziyyah (w. 751H)
6. Ibn Rajab (w. 795H)


Semoga...
#ombad #tasawuf

DASAR NDESO...!

Memang serba salah sich kalau menghadapi para pemilik otak somplak dan pikiran yg salah tempat. Hati pun bisa keki jika mengikuti pandangan para pembenci dan pendengki. Dasar Ndeso..!

Pakai sepatu murah yg 200rb dibilang "pencitraan". Pakai sepatu mahal yg 2jt dibilang "nggak peka". Pakai sendal ke masjid, dibilang "sok alim". Ehh, telanjang kaki ke sawah pun dibilang "kampungan". Dasar Ndeso...!

Apapun akan terlihat salah jika matanya berkacamata Dengki. Itu makanya kata Kanjeng Nabi juga, dengki itu seperti api yg memusnahkan kayu bakar, nafsunya jadi memusnahkan Objektivitas dan Nalar. Hawa Nafsu yg membuat hati menjadi keras dan tumpul. Semua akan selalu jadi salah di mata para Pendengki dan Pembenci. Kesederhanaan dibilang "pencitraan". Keren dikit dibilang "nggak merakyat". Dasar Ndeso...!

Jadi mirip kisah Luqman al-Hakim yg bersama anaknya pergi ke pasar dengan keledainya. Selalu ada aja yg menyalahkan. Bapaknya yg naik keledai disalahin, anaknya yg naik keledai disalahin, keduanya naik keledai tetap disalahin.. ehh, keduanya tidak naik keledai pun tetap disalahin... Dasar Ndeso...!

Pinteran dikit donk... kan malu-maluin diri sendiri... Dasar Ndeso...!!

:D
Semoga..
#ombad #ndeso

LUQMAN, ANAKNYA & KELEDAI

Pada suatu hari Luqman al-Hakim bersama anaknya pergi ke pasar dengan menaiki seekor Keledai. Ketika itu Luqman naik di punggung Keledai sementara anaknya mengikuti di belakangnya dengan berjalan kaki. Melihat tingkah laku Luqman itu, ada orang yg berkata,

“Lihat itu orang tua yg tidak merasa kasihan kepada anaknya, dia enak-enak naik keledai sementara anaknya disuruh berjalan kaki.”

Setelah mendengarkan gunjingan orang orang, maka Luqman pun turun dari keledainya itu lalu anaknya diletakkan di atas keledai tersebut. Melihat demikian, maka orang-orang itu berkata pula,

“Hai, kalian lihat, ada anak yg kurang ajar. Orang tuanya disuruh berjalan kaki, sedangkan dia enak-enaknya menaiki keledai.”

Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas punggung keledai itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang-orang juga ribut menggunjing,

“Hai teman-teman, lihat itu ada dua orang menaiki seekor keledai. Kelihatannya keledai itu sangat tersiksa, kasihan ya.”

Karena tidak suka mendengar gunjingan orang-orang, maka Luqman dan anaknya turun dari keledai itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata,

“Hai, lihat itu. Ada dua orang berjalan kaki, sedangkan keledai itu tidak dikenderai. Untuk apa mereka bawa keledai kalau akhirnya tidak dinaiki juga.”

Ketika Luqman dan anaknya dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqman al-Hakim menasihati anaknya tentang sikap orang-orang dan keusilan mereka tadi.

Luqman berkata, “Sesungguhnya kita tidak bisa terlepas dari gunjingan orang lain.”

Anaknya bertanya, “Bagaimana cara kita menanggapinya, Ayah..?”

Luqman meneruskan nasihatnya,

Orang yg berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan hanya kepada Allah SWT. Barangsiapa mendapat petunjuk kebenaran dari Allah, itulah yg menjadi pertimbangannya dalam mengambil keputusan.”

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya,

Wahai anakku, carilah rizki yg halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya orang fakir itu akan tertimpa tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (kepribadiannya). Lebih dari sekedar tiga perkara itu, orang-orang yg suka merendah-rendahkan dan menyepelekannya.”

Semoga....
#ombad #ndeso

05 July 2018

ATAS NAMA SYARIAH

Dalam sebuah obrolan.. di pagi hari.

A : "Para politisi busuk berteriak paling keras untuk menegakkan syariat Islam. Karena mereka tau, tidak bakalan tersentuh hukumnya ketika berbuat durjana."

B : "Iya, syariah cuma jadi jargon doank.."

A : "Rakyat kecil cukup dibodohi dengan janji surga yg mereka sendiri tidak yakini eksistensinya."

B : "Kan biar rakyat terbius jika bawa-bawa agama dan surga.. tujuannya kan agar dilihat sebagai orang baik dan beriman sehingga peluang dipilihnya lebih besar.. biar terlihat sebagai orang soleh lah.."

A : "Bener.. Kendaraan politik paling murah meriah.. gak perlu prestasi, gak perlu kompetensi, asal penampilan meyakinkan, casciscus bahasa Arab, langsung bisa maju pilkadal.."

B : "Memang, bagi sebagian kelompok, syariat itu masih sexy untuk dijual, kalo perlu Tuhan pun dijual.. termasuk untuk 'membungkam' rival politiknya.. itu makanya marak pembunuhan karakter seperti koar-koar anti islam, anti ulama, liberal, dsb.."

A : "Kalau terkait gubernur syariah yg korupsi..? Kan kalau menurut syariah minimal potong tangan, maksimal penggal kepala..?"

B : "Emang siap gitu kalo kejahatan besar pakai hukum syariah..? Bisa dimiskinkan, dibuang dan hukum penggal lho.. Mungkin hukum yg katanya syariah itu buat rakyat kecil aja, biar tidak pacaran.. kecuali kalau mau dicambuk di alun-alun.." :D

A : "Btw, terkait orang-orang yg katanya soleh dan beriman tersebut, berarti jabatan bisa mengubah orang donk..?"

B : "Bukan kayak gitu.. bukan jabatan yg mengubah orang, tetapi Jabatan bisa membuat orang menunjukkan siapa jati dirinya yg asli, yaitu.. MALING..!" :D


Semoga...
#ombad

PROSES BERAGAMA

Mari kita analisis tahapan ”beragama" dalam Islam.

Islam --> Iman ---> Ihsan (baik) ---> Syahadah ---> Sholeh (memperbaiki) ----> Siddiqiyah (jelas, benar)..

Islam :
Ritual ---> Nilai-nilai ---> Aktualisasi Nilai-nilai ---> Adab ---> Aktualisasi Adab .... baru masuk ke Iman (Mukmin) ..

IMAN kalo menurut bahasa Arab itu berasal dari Aamana Yukminu ... Aamana ini fi'il (kata kerja) yg artinya "percaya" atau "membenarkan" .. jadi berhubungan dengan proses. Jadi bukan sesuatu yg didapat dengan instan.

Sekarang gimana caranya supaya Iman..?
Lihat aturan baku, yaitu Rukun Islam, karena rumus untuk membuat, membentuk atau menguatkan Iman itu awalnya dari Rukun Islam, dimana ada 5 tahapan rumus :

1. SYAHADAT.
Esensi dari Syahadat itu adalah KOMITMEN

2. SHALAT.
Esensi dari Shalat itu adalah PROSEDUR (S.O.P.)

3. ZAKAT.
Esensi dari Zakat/Shadaqah itu adalah SHARING & CARING.

4. PUASA.
Esensi dari Puasa itu adalah KONSEKUEN.

5. HAJI.
Esensi dari Syahadat itu adalah INTEGRITAS.

Jadi... ikuti dulu "rumus hidup" tersebut.. dan pola rumus ini berbentuk close loop, berputar (mengulang) terus-menerus dan semakin membesar... Semakin besar "putaran" nya, maka artinya Kesadaran Diri pun tumbuh membesar, atau semakin tinggi kualitasnya.

Komitmen --> Prosedur ---> Komitmen (yg semakin kuat) --> Prosedur (yg makin kuat), dst.

Komitmen --> Prosedur ---> Sharing ---> Komitmen (yg semakin kuat) --> Prosedur (yg makin kuat), dst.

Terus ber-close loop,
Komitmen --> Prosedur ---> Sharing ---> Konsekuen ---> Integritas ... terus-menerus.

Terus menerus berproses, diulang-ulang, semakin berkembang, semakin menguat teraktualisasi, semakin bertumbuh-kembang (sampai tak hingga).

Seiring dengan proses di atas, akan terbentuk Keyakinan (Iman), yg akan menguat sedikit demi sedikit, tentunya sambil diuji keimanannya biar semakin stabil.

Tahapan proses Keimanan :

Percaya (ilmul yaqin) --> Yakin (ainul yaqin) --> Haqqul yaqin

Dalam bahasa proses :
to Know ---> to Understand ---> to Accept

Jadi rumus "proses beragama" di atas itu, fungsinya adalah menaikkan kualitas kesadaran diri atau bahasa agamanya "menaikkan derajat" atau "taqwa" ataupun "sholeh".. karena ada peningkatan kualitas dari awalnya yg sekedar menjalankan "Kewajiban (Ritual)", sampai akhirnya bisa menemukan dan merasakan "Nilai-nilai" agama, lalu bisa meng-Aktualisasikan Nilai-nilai, sampai akhirnya bisa membentuk Kesadaran Diri baik secara vertikal maupun horizontal.

Artinya, "Ritual" (baca: latihan rutin) itu harus sampai menjadi otomatis (tidak terpikirkan), bukan sekedar Kewajiban tetapi bisa menjadi suatu "ritme tubuh". Sampai akhirnya menjadi suatu "Kebutuhan" dan bisa "meresap" membentuk suatu Kesadaran... sebutlah ini namanya "Mengikat" atau "Terikat" ... Embedded. Itulah kenapa "Aqidah" sendiri berasal dari kata al-'Aqdu, yg berarti IKATAN.

Jadi awalnya memang Percaya dulu, karena masih tahap pengetahuan.. cuma di Pikiran. Ilmul Yaqin dulu. Analoginya, kita tahu rasa manisnya tebu, awalnya bukan karena merasakan tebu tetapi karena baca buku atau mendengar tentang rasa tebu yg manis...

Perbedaannya nanti akan terasa dan terbukti ketika memasuki "tahapan" selanjutnya, dan perbedaannya ini hanya masalah "kepuasan" (baca: tingkat keyakinan)... dan itu yg disebut Nikmat (iman).

PENJELASAN

Rukun Islam itu merupakan RUMUS KEBERHASILAN DALAM HIDUP. Menurut sy esensi dari Rukun Islam itu adalah:

- Komitmen (esensi dari Syahadat)
- Prosedur (esensi dari Shalat)
- Berbagi/Sharing (esensi dari Zakat)
- Konsekuen (esensi dari Puasa)
- Integritas (esensi dari Haji)

Perputaran apapun dalam kehidupan, baik dalam hal terkecil (diri, mikro), maupun yg lebih luas (makro) akan selalu mengikuti rumusan ini (kalau ingin berhasil) :

Komitmen -> Prosedur -> Berbagi/Sharing -> Konsekuen -> Integritas

Contoh :

Jika pemuda A berpacaran sama pemudi B, berarti ada KOMITMEN pacaran antara si A dan si B, selanjutnya PROSEDUR pun dilakukan, misalnya kewajiban ngapel, jalan-jalan bareng, telpon/sms, dll.

Selanjutnya merekapun akan saling BERBAGI (sharing), berbagi perasaan baik senang maupun susah, berbagi kecemburuan, dll.

Jika mereka KONSEKUEN, walaupun Natalie Portman menaksir si A atau Brad Pitt melirik si B, mereka tidak akan tergoyahkan ikatan pacarannya karena saling konsekuen.

Sampai akhirnya mereka menikah (INTEGRITAS).

Setelah menikah pun, akan berulang lagi prosesnya untuk mwmguatkan ikatan pernikahannya. Bangun kembali Komitmen, Aktualisasi Prosedur, dst..

Ketika punya anak, begitu juga, ada "pengembangan" dan "perluasan" loop nya.. dan tahapan prosesnya pun berulang, tentu dengan komitmen yg lebih besar.

Selanjutnya, diakhir-akhir, yg timbul dalam hati si A adalah KEYAKINAN (IMAN) bahwa si B adalah jodohnya, begitupun sebaliknya. Dan "keyakinan" ini pasti diuji, baik ujian harta, tahta atau cinta.

Semoga....
#ombad #tasawuf

04 July 2018

ADAB KEPADA PEMIMPIN

Banyak dari para pengkritik (termasuk pencaci dan pencela) Pemimpin jika dari medsos begitu lantang tetapi jika berhadapan langsung justru menjadi manusia pengecut.. :D

Dalil yg selalu dijadikan rujukan adalah ketika Rasulullah SAW ditanya "Apa jihad apa yang paling utama..?"
Dan Beliau menjawab:

كلمة حق عند سلطان جائر

Kalimat kebenaran di sisi pemimpin yang dzalim.“ (HR. Nasai, Ibn Majah)

Memahami Hadist di atas aja banyak yg tidak tepat dan tidak pada tempatnya.

Pertama, apakah benar Pemimpinnya dzalim..? Apakah ia melarang Shalat, Zakat atau Naik Haji..? Ataukah "anti Islam" itu hanya jargon yg dipakai sebagian kelompok karena berhubungan dengan kepentingannya..?

Kedua, Lafadz 'INDAL SULTHON (DI SISI Pemimpin) itu maknanya menasehati langsung dihadapan pemimpin dengan cara yg bijak. Kemuliaan dan Keberanian jika seperti itu, dan sebaliknya, jika mengungkap aib dari kejauhan (medsos) adalah Penghinaan dan Kemunafikan.

Dari Muhammad bin Zaid, ia berkata, “Orang-orang bertanya kepada Ibn Umar, 'Kami mendatangi penguasa kami lalu kami mengatakan sesuatu yg berbeda jika kami keluar dari mereka.'
Ibn Umar berkata, “Dahulu kami mengkategorikan sifat seperti ini sebagai sifat Munafik,” (HR. Bukhari)

Ketiga, dalam kitab Syarh Arbain Imam Nawawi pun dijelaskan akan banyak kerusakannya (sampai pemberontakan) jika memprovokasi rakyat untuk membenci pemimpinnya.

Jika memang hal seperti itu (menjelekkan Pemimpin) dianggap "Nahi Munkar" oleh sebagian kelompok, maka pola "Nahi Munkar" nya pun memakai cara yg munkar, dan artinya BATAL, bahkan bisa dikategorikan Haram. Tidak akan ada Kebaikan di dalamnya.
 
Bukankah Allah SWT pun memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk mendatangi Firaun secara langsung dan menasehatinya dengan lembut..? Lihat QS. Thoha: 42-44. Firaun lho, apalagi kepada Pemimpin yg beragama, bertuhan dan bertauhid.

"Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thoha: 42-44)

Jadi baiknya adalah selalu mendoakan kebaikan untuk pemimpin kita agar dibimbing oleh Allah SWT dalam menjalankan tugasnya.


Semoga...
#ombad #adab

EKSTRIMISME BERBAJU AGAMA

Agamanya sama dan Kitab Sucinya sama, tapi kenapa pemahaman dan perbuatannya bisa beda?

Ada hasil pemahaman yg membuat seseorang yg katanya beragama tetapi malah jadi Pembunuh, menjadi monster tak berakal, biadab dan keji. Leher orang seenaknya digorok, hak hidup orang seenaknya diberondong peluru kematian. Nyawa-nyawa tak berdosa seenaknya dihilangkan, dibom, diporak-porandakan.

Ada jg yg hasil pemahamannya jadi sebaliknya, makin membuat dunia dan seisinya tambah indah, damai dan sejahtera. Aspek-aspek kehidupan diperbaiki kualitasnya, baik tempatnya maupun penghuninya.

Dalam benak kedua kelompok pemahaman ini mempunyai hal yg sama, yaitu kedua-duanya percaya bahwa mereka sedang menjalankan perintah agama.

Perbedaannya dimana?
Tentu "sumber" nya yg berbeda, yaitu hati/qalbunya. Kelompok yg picik, isinya Kebencian. Kelompok yg lapang, isinya kasih sayang, welas asih, rahmat.

Caranya mensinyalirnya gimana?
Mudah. Jika ada pemuka agama, kelompok atau siapapun yang membangkitkan Kebencian terhadap pihak lain yg dianggap berbeda dgn keyakinan dirinya, berarti itu merupakan bibit-bibit ekstrimisme dan radikalisme.

Bibit-bibit akibat Kepicikan dan Kebencian sehingga selalu melihatnya sebagai "musuh dan halal darahnya". Padahal "musuh" nya ini berada dalam dirinya tanpa ia sadari, tentu karena kepicikan dan kebodohannya.

Semoga....
#ombad

02 July 2018

SUMUR RUMA

Suatu hari, di Madinah, tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi, ada sebuah properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur itu dikenal dengan nama : Sumur Ruma (The Well of Ruma) karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma.

Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah, dan setiap hari orang antri untuk membeli airnya. Di waktu waktu tertentu sang Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya, dan rakyat Medinahpun terpaksa harus tetap membelinya, karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.

Melihat kenyataan ini, Rasulullah SAW berkata, "Kalau ada yang bisa membeli sumur ini, balasannya adalah Surga".

Seorang sahabat nabi bernama Ustman bin Affan ra. mendekati sang Yahudi. Ustman menawarkan untuk membeli sumurnya. Tentu saja Ruma sang Yahudi menolak. Ini adalah bisnisnya, dan ia mendapat banyak uang dari bisnisnya.

Tetapi Ustman bukan hanya pebisnis sukses yg kaya raya, tetapi ia juga negosiator ulung. Ia bilang kepada Ruma,
"Aku akan membeli setengah dari sumur mu dengan harga yang pantas, jadi kita bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya." 

Melalui negosiasi yg sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1 juta Dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Ustman bin Affan.

Apa yg terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa keki. Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah. Pendudukpun mengambil air sepuas-puasnya sehingga hari kesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi.

Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta sang Ustman untuk membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya. Tentu saja Usman harus membayar lagi seharga yg telah disepakati sebelumnya.

Hari ini, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Ustman, atau The Well of Ustman. Tanah luas sekitar sumur tersebut menjadi sebuah kebun kurma yg diberi air dari sumur Ustman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh badan wakaf pemerintah Saudi sampai hari ini. Kurmanya dieksport ke berbagai negara di dunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu, dan pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening tertua di dunia atas nama Ustman bin Affan. Hasil kelolaan kebun kurma dan grupnya yang di saat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun (atau setara 200 Milyar pertahun)

Sang Yahudi tidak akan pernah menang. Kenapa?

Karena visinya terlalu dangkal. Ia hanya hidup untuk masa kini, masa ia ada di dunia. Sedangkan visi dari Ustman bin Affan adalah jauh ke depan.

Semoga...
#ombad

TIDAK TAHU DIRI

Orang Berilmu itu akan paham terhadap dirinya, baik kekurangannya atau kelebihannya. Jika ia sudah memahami dirinya, maka ia akan TAHU DIRI.

Jadi, jika ada orang yg menyepelekan keilmuan seorang Mufassir (seperti Pak Quraisy Shihab), atau seorang Ulama dengan ribuan santri, artinya orang tersebut tidak paham ilmu Tafsir atau ilmu-ilmu lainnya. Ia pun menjadi tidak tahu diri dalam bidang Tafsir dan ilmu-ilmu lainnya. Kenapa..?

Ya iya lah, orang yg tidak menghargai ilmu itu biasanya adalah orang yg tidak berilmu. Bahasa sunda na mah, "teu kataékan".. atau "tidak terjangkau" oleh otaknya.

Dan mereka yg seperti itu, sesuai dengan pepatah Sunda Kuno,

"Birds of a feather flock together."

Kurang lebih artinya : "Manuk Blekok ngumpulnya sama manuk Blekok lagi.." .. mereka pun akan berkumpul dan se-ide dengan yg sejenisnya.. lalu "bersepakat" untuk menyerang dan menjatuhkan, tanpa dasar ilmu.. ya itu, karena gak paham kekurangan dirinya.. atau kasarnya, Tidak Tahu Diri... :D

Jikalau ketahuan salah pun, mereka akan pura-pura lupa, amnesia, ataupun medsos nya ada yg ngebajak.. jurus baku dalam ngelesnya akan selalu seperti itu.

:D 
Semoga....
#ombad

01 July 2018

JANJI EKSPRESI

Pernah dikecewakan karena janji seseorang..? Mau ngasih ini, mau ngasih itu, janjiin sesuatu jika ini atau jika itu. Mau bayar ini bayar itu. Ditunggu-tunggu pun gak ada gunanya, mungkin sudah lupa, atau janjinya itu hanya bentuk "ekspresi" kegembiraan dia aja.

Jadi sebaiknya, jangan diingat-ingat dalam hati dan pikiran, nanti tambah kecewa dan sakit hati, merasa di-PHP-in. Dan juga, kan gak boleh menggantungkan harapan ke sesama manusia. Mending lupakan aja, itung-itung buat tabungan nanti di akherat .. :D

Mungkin nasehat di bawah ini akan sedikit mengobati kekecewaan, dan juga bisa menjaga kita supaya terhindar dari masalah,

"Jangan membuat keputusan ketika sedang MARAH dan jangan membuat janji sewaktu sedang GEMBIRA." (Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.)


Semoga..
#ombad

RINDU KEPADA RASUL

Ketika seseorang ingat akan Nabi SAW dan sangat MERINDUKANNYA, maka itu adalah jadzbah (tarikan ruhani) dari Allah SWT. Hendaknya ia membaca shalawat. Tidak banyak orang yg mengalami hal semacam itu, lebih-lebih yg mengisinya dengan membaca Shalawat.

Ada sebuah kisah tentang seseorang yg sangat rindu kepada Rasulullah SAW. Lelaki itu tak pernah tidur kecuali setelah air matanya mengalir saking rindunya ingin berjumpa.

Suatu malam, ia bermimpi melihat Rasulullah. Dalam mimpi itu, ia merasa seolah berada di Padang Mahsyar dan melihat kumpulan manusia saling berdesakan, saling tindih satu sama lain. Masing-masing dengan wajah yg telah berubah, sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia. Semuanya terlihat dalam keadaan sangat bingung.

Ketika itulah tiba-tiba barisan para Malaikat melintas, lalu lewat pula rombongan Rasulullah SAW bersama para Nabi, Syuhada, para Wali dan orang-orang Shalih.

Lelaki tsb hanya bisa melihat dari kejauhan dan tidak bisa mendekat kepada Rasulullah SAW karena desakan para malaikat yg menghalangi orang-orang untuk bisa mendekat. Ketika barisan para malaikat itu melintas maka lewatlah Rasulullah.

Maka dalam mimpi itu, ia berkata kepada orang yg berada di sebelahnya,

“Jika kelak kamu bertemu dengan Rasulullah maka sampaikan salamku bahwa aku rindu kepadanya. Dulu di masa hidupku di dunia, aku selalu merindukan Rasulullah. Dan jika aku masuk neraka, sampaikan pula kepada beliau, bahwa aku telah berada di tempat yg layak untukku (neraka), karena banyak dosa.”

Setelah berkata demikian, barisan yg melintas tadi tiba-tiba berhenti karena Rasulullah berhenti, kemudian beliau berbalik dan berkata,

Wahai Fulan, aku tidak melupakan orang-orang yg merindukanku.”

Beliau lalu membuka kedua tangannya, kemudian orang itu berlari dan memeluk Rasulullah SAW dan menciuminya.

==

Rasulullah SAW bersabda :

Orang yang bermimpi melihat aku, berarti ia benar-benar melihat aku, sebab syaitan tidak akan menyerupai seperti aku.”

Semoga...
#ombad #tasawuf