Mari kita analisis tahapan ”beragama" dalam Islam.
Islam --> Iman ---> Ihsan (baik) ---> Syahadah ---> Sholeh (memperbaiki) ----> Siddiqiyah (jelas, benar)..
Islam :
Ritual ---> Nilai-nilai ---> Aktualisasi Nilai-nilai ---> Adab ---> Aktualisasi Adab .... baru masuk ke Iman (Mukmin) ..
IMAN kalo menurut bahasa Arab itu berasal dari Aamana Yukminu ... Aamana ini fi'il (kata kerja) yg artinya "percaya" atau "membenarkan" .. jadi berhubungan dengan proses. Jadi bukan sesuatu yg didapat dengan instan.
Sekarang gimana caranya supaya Iman..?
Lihat aturan baku, yaitu Rukun Islam, karena rumus untuk membuat, membentuk atau menguatkan Iman itu awalnya dari Rukun Islam, dimana ada 5 tahapan rumus :
1. SYAHADAT.
Esensi dari Syahadat itu adalah KOMITMEN.
2. SHALAT.
Esensi dari Shalat itu adalah PROSEDUR (S.O.P.)
3. ZAKAT.
Esensi dari Zakat/Shadaqah itu adalah SHARING & CARING.
4. PUASA.
Esensi dari Puasa itu adalah KONSEKUEN.
5. HAJI.
Esensi dari Syahadat itu adalah INTEGRITAS.
Jadi... ikuti dulu "rumus hidup" tersebut.. dan pola rumus ini berbentuk close loop, berputar (mengulang) terus-menerus dan semakin membesar... Semakin besar "putaran" nya, maka artinya Kesadaran Diri pun tumbuh membesar, atau semakin tinggi kualitasnya.
Komitmen --> Prosedur ---> Komitmen (yg semakin kuat) --> Prosedur (yg makin kuat), dst.
Komitmen --> Prosedur ---> Sharing ---> Komitmen (yg semakin kuat) --> Prosedur (yg makin kuat), dst.
Terus ber-close loop,
Komitmen --> Prosedur ---> Sharing ---> Konsekuen ---> Integritas ... terus-menerus.
Terus menerus berproses, diulang-ulang, semakin berkembang, semakin menguat teraktualisasi, semakin bertumbuh-kembang (sampai tak hingga).
Seiring dengan proses di atas, akan terbentuk Keyakinan (Iman), yg akan menguat sedikit demi sedikit, tentunya sambil diuji keimanannya biar semakin stabil.
Tahapan proses Keimanan :
Percaya (ilmul yaqin) --> Yakin (ainul yaqin) --> Haqqul yaqin
Dalam bahasa proses :
to Know ---> to Understand ---> to Accept
Jadi rumus "proses beragama" di atas itu, fungsinya adalah menaikkan kualitas kesadaran diri atau bahasa agamanya "menaikkan derajat" atau "taqwa" ataupun "sholeh".. karena ada peningkatan kualitas dari awalnya yg sekedar menjalankan "Kewajiban (Ritual)", sampai akhirnya bisa menemukan dan merasakan "Nilai-nilai" agama, lalu bisa meng-Aktualisasikan Nilai-nilai, sampai akhirnya bisa membentuk Kesadaran Diri baik secara vertikal maupun horizontal.
Artinya, "Ritual" (baca: latihan rutin) itu harus sampai menjadi otomatis (tidak terpikirkan), bukan sekedar Kewajiban tetapi bisa menjadi suatu "ritme tubuh". Sampai akhirnya menjadi suatu "Kebutuhan" dan bisa "meresap" membentuk suatu Kesadaran... sebutlah ini namanya "Mengikat" atau "Terikat" ... Embedded. Itulah kenapa "Aqidah" sendiri berasal dari kata al-'Aqdu, yg berarti IKATAN.
Jadi awalnya memang Percaya dulu, karena masih tahap pengetahuan.. cuma di Pikiran. Ilmul Yaqin dulu. Analoginya, kita tahu rasa manisnya tebu, awalnya bukan karena merasakan tebu tetapi karena baca buku atau mendengar tentang rasa tebu yg manis...
Perbedaannya nanti akan terasa dan terbukti ketika memasuki "tahapan" selanjutnya, dan perbedaannya ini hanya masalah "kepuasan" (baca: tingkat keyakinan)... dan itu yg disebut Nikmat (iman).
PENJELASAN
Rukun Islam itu merupakan RUMUS KEBERHASILAN DALAM HIDUP. Menurut sy esensi dari Rukun Islam itu adalah:
- Komitmen (esensi dari Syahadat)
- Prosedur (esensi dari Shalat)
- Berbagi/Sharing (esensi dari Zakat)
- Konsekuen (esensi dari Puasa)
- Integritas (esensi dari Haji)
Perputaran apapun dalam kehidupan, baik dalam hal terkecil (diri, mikro), maupun yg lebih luas (makro) akan selalu mengikuti rumusan ini (kalau ingin berhasil) :
Komitmen -> Prosedur -> Berbagi/Sharing -> Konsekuen -> Integritas
Contoh :
Jika pemuda A berpacaran sama pemudi B, berarti ada KOMITMEN pacaran antara si A dan si B, selanjutnya PROSEDUR pun dilakukan, misalnya kewajiban ngapel, jalan-jalan bareng, telpon/sms, dll.
Selanjutnya merekapun akan saling BERBAGI (sharing), berbagi perasaan baik senang maupun susah, berbagi kecemburuan, dll.
Jika mereka KONSEKUEN, walaupun Natalie Portman menaksir si A atau Brad Pitt melirik si B, mereka tidak akan tergoyahkan ikatan pacarannya karena saling konsekuen.
Sampai akhirnya mereka menikah (INTEGRITAS).
Setelah menikah pun, akan berulang lagi prosesnya untuk mwmguatkan ikatan pernikahannya. Bangun kembali Komitmen, Aktualisasi Prosedur, dst..
Ketika punya anak, begitu juga, ada "pengembangan" dan "perluasan" loop nya.. dan tahapan prosesnya pun berulang, tentu dengan komitmen yg lebih besar.
Selanjutnya, diakhir-akhir, yg timbul dalam hati si A adalah KEYAKINAN (IMAN) bahwa si B adalah jodohnya, begitupun sebaliknya. Dan "keyakinan" ini pasti diuji, baik ujian harta, tahta atau cinta.
Semoga....
#ombad #tasawuf