Agamanya sama dan Kitab Sucinya sama, tapi kenapa pemahaman dan perbuatannya bisa beda?
Ada hasil pemahaman yg membuat seseorang yg katanya beragama tetapi malah jadi Pembunuh, menjadi monster tak berakal, biadab dan keji. Leher orang seenaknya digorok, hak hidup orang seenaknya diberondong peluru kematian. Nyawa-nyawa tak berdosa seenaknya dihilangkan, dibom, diporak-porandakan.
Ada jg yg hasil pemahamannya jadi sebaliknya, makin membuat dunia dan seisinya tambah indah, damai dan sejahtera. Aspek-aspek kehidupan diperbaiki kualitasnya, baik tempatnya maupun penghuninya.
Dalam benak kedua kelompok pemahaman ini mempunyai hal yg sama, yaitu kedua-duanya percaya bahwa mereka sedang menjalankan perintah agama.
Perbedaannya dimana?
Tentu "sumber" nya yg berbeda, yaitu hati/qalbunya. Kelompok yg picik, isinya Kebencian. Kelompok yg lapang, isinya kasih sayang, welas asih, rahmat.
Caranya mensinyalirnya gimana?
Mudah. Jika ada pemuka agama, kelompok atau siapapun yang membangkitkan Kebencian terhadap pihak lain yg dianggap berbeda dgn keyakinan dirinya, berarti itu merupakan bibit-bibit ekstrimisme dan radikalisme.
Bibit-bibit akibat Kepicikan dan Kebencian sehingga selalu melihatnya sebagai "musuh dan halal darahnya". Padahal "musuh" nya ini berada dalam dirinya tanpa ia sadari, tentu karena kepicikan dan kebodohannya.
Semoga....
#ombad