08 November 2018

KALIMAT THAYYIBAH

Thoyyib itu artinya BAIK. Jadi Kalimat Thayyibah itu artinya Kalimat yang baik, apakah itu terkait dengan kebaikan, kesopanan, tidak kasar, tidak berdusta, tidak hoax, tidak mencaci-maki, dsb.

Itu makanya Kitab Tafsir mendefinisikan Kalimat Thayyibah afalah setiap ucapan yg mengandung Kebenaran dan Kebajikan yg bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta mengandung segala perbuatan Ma'ruf dan pencegahan dari perbuatan Munkar. Silakan mau pakai bahasa apapun.. sunda, jawa, indonesia, english, arab.. bahasa isyarat pun boleh lah, seperti senyum doank.. atau wajah berseri-seri.. :D

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan Kalimat Yang Baik (Kalimat Thayyibah) seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim : 24-25)

Ibnu Abbas ra. dalam tafsirnya mengatakan bahwa Pohon Yang Baik adalah gambaran pribadi yg baik, Muslim yang muhlis, yang melahirkan maslahah bagi sesama, dan selalu menjadi teladan/manfaat di lingkungannya.

Itu makanya ada Hadist yg mengisyaratkan bahwa "kalimat thayyibah" itu sangat berhubungan dengan amal atau perbuatan yg baik (ma'ruf).

Rasulullah SAW bersabda,

الكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ

"Kalimat Thayyibah itu adalah sedekah." (HR. Bukhari)

Jadi, Kalimat Thayyibah ini ujungnya akan terkait dengan Adab, itu makanya Imam Malik ra. mengatakan,

قَالَ الإِمَامُ مَالِكُ -رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى-: (إِنْ رَأَيْتَ الرَّجُلُ يُدَافِعُ عَنِ الْحَقِّ "فَيَشْتُمُ وَيَسُبُّ وَيَغْضَبُ" فَاعْلَمْ أَنَّهُ مَعْلُوْلُ النِّيَّةِ، ِلأَنَّ الْحَقَّ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى هَذَا).

"Jika engkau menyaksikan seseorang sedang membela Kebenaran (al-haq), tetapi lisannya mengeluarkan cacian, makian, sumpah-serapah dan mengobral kemarahan, maka ketahuilah bahwa Niat di Hatinya sudah terkotori, karena Kebenaran (al-haq) tidak membutuhkan semua itu."

Mudah-mudahan beberapa Kalimat Thayyibah di bawah ini bisa dipahami juga esensi dan cara mengaktualisasinya :

1. BASMALAH (Bismillaahir Rahmaanir Rahiim).

2. TA'AWUDZ (A'uudzubillaah, dst).

3. TASBIH (Subhaanallaah, dst).

4. TAHMID (Hamdalah, Alhamdulillaah, dst).

5. TAKBIR (Allaahu Akbar, dst).

6. TAHLIL (Laa Ilaaha illallaah, dst).

7. TARJI’ (Istirja’, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un, dst).

8. ISTIGHFAR (Astaghfirullaah, dst).

9. HAUQALAH (Laa haula walaa quwwata illaa billaah, dst).

10. SALAM (Assalaamu alaikum, dst).

11. HASBALAH (Hasbunallaah wa ni'mal wakil, dst).

12. TAQDIS (Subbuuhun Qudduusun Rabbunaa wa Rabbul Malaaikati war Ruh).

13. TASYMIT (Yarhamukallaah, dst).

Dan banyak lagi ungkapan-ungkapan lain seperti : Masya Allah, Insya Allah, dsb.

Dan kalimat-kalimat Thayyibah di atas termasuk kalimat DZIKIR, serta bisa dijadikan amalan Dzikir, sampai bisa "menyentuh" kesadaran qalbu. Dan tentunya jika dijadikan bendera, apalagi jadi bendera suatu kelompok teror atau gerakan-gerakan radikal, sulit bagi saya untuk mengakui bahwa itu adalah bendera Thayyibah apalagi bendera Tauhid. Kenapa..?

- Karena itu HANYA SIMBOL dari suatu kelompok atau organisasi.

- Karena tidak ada korelasi dengan proses pembentukan Tauhid di dalam hati.

- Karena bisa jadi "berhala".

- Karena saya belum menemukan Hadist terkait istilah "Bendera Tauhid".

Perlu dicatat bahwa Kalimat Thayyibah itu diamalkan (lisan, hati dan perbuatan) agar makin tinggi kualitas Tauhidnya. Artinya banyak sekali macamnya untuk dijadikan "bendera tauhid".. :D

Pertanyaannya..

- Sejak kapan istilah "Bendera Tauhid" itu muncul..?

- Jika munculnya ternyata bukan di jaman Nabi dan para Sahabat, apakah termasuk Bid'ah..?


Semoga...
#ombad #tasawuf #thayyibah

URUSAN SALAH TULIS

Di medsos itu, kita jangan sampai melakukan kesalahan, terutama yg berhubungan dengan tulisan.. Apakah itu lupa atau sengaja menghilangkan kata ataupun tanda baca.

Bisa kita bayangkan apabila salah satu huruf atau salah meletakkan tanda koma aja bisa berbeda makna.

Contoh:

"Mah, Neneng belum bisa pulang, ini sedang nemenin teman.."

"Mah, Neneng belum bisa pulang, ini sedang nenenin teman.."

... Nah kan... bener gak? :D

"Menurut kabar burung, kamu sedang sakit..?"

"Menurut kabar, burung kamu sedang sakit..?"

... makin jelas kan..? :D

Apalagi ada satu kata yg hilang, misalnya:

"Ketika ia sedang memasak, aku mainin hape punya istriku..."

"Ketika ia sedang memasak, aku mainin punya ...... ah sudahlah.

Nah kan... jadi jauh arti dan maknanya.. Jadi, Bijak lah dalam merangkai Kata..

.. maklum kondisi sedang sensitif, banyak yang mudah panas dan tegang.. berhati-hatilah..

Eits... jangan salah menempatkan tanda koma ya... nanti jadi gini,

.. maklum kondisi sedang sensitif banyak yang, mudah panas dan tegang.. berhati-hatilah..

Dalam bhs indonesia aja bahaya, apalagi dalam bahasa Sunda..

Seperti halnya bhs linggis, kalau dalam bhs Sunda itu yg harus hati-hati adalah masalah spasi.. gak boleh salah spasi..! Gak percaya..?

Ini contohnya,

"Beres mapay susukan jut kuring turun."

Coba kalau salah spasi... Wahh... bisa-bisa para almukarrom ustadz protes..

Hati-hati yaa..

Semoga..
#ombad