10 March 2018

MERESAHKAN...?

Suatu ketika, Imam Ahmad bin Hanbal ra. bertanya pada muridnya yg datang dari Mesir,
"Apa yg kamu lakukan di Mesir..?"

Muridnya menjawab,
"Masyarakat Mesir bermadzhab Maliki dan Syafi'i. Saya berusaha mengubah mereka mengikuti madzhabmu."

Imam Ahmad seketika marah,

"Kamu yg harus belajar madzhab mereka..! Bukan mengajak mereka pada madzhabmu. Jangan membuat keresahan di masyarakat..!!"

Kisah di atas diaktualisasikan oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jailani ra. dengan "cara" yg lain. Dimana waktu itu penduduk Baghdad hampir semuanya meninggalkan madzhab Hanbali, atau dengan kata lain, madzhab Hanbali ini tidak ada pengikutnya dan hampir hilang dari peredaran.

Akhirnya, karena kecintaannya kepada para Imam Madzhab, Syeikh Abdul Qadir yg dikenal sebagai Fuqaha (ahli Fiqih) yg menguasai dua mazhab (yaitu mazhab Syafi'i dan Hanbali), mulai menghidupkan kembali madzhab Hanbali. Dimana yg pertama dilakukannya adalah berwudhu dengan cara madzhab Hanbali, terlihat oleh para muridnya dan diikuti.

Dan akhirnya, pengikut madzhab Hanbali pun berkembang membesar lagi.

Nah, seperti itulah jika derajat ilmunya sekelas Mujtahid..


Semoga....
#ombad #tasawuf

SETETES

Suatu hari, ada seorang lelaki yg mengaku dapat melihat Allah SWT dengan mata kepalanya. Maka bertanyalah Syeikh Abdul Qadir al-Jailani kepadanya, "Benarkah demikian..?"

“Ya benar.." jawab lelaki itu.

Maka Syeikh Abdul Qadir pun menghardiknya, dan menasehatinya agar jangan berkata demikian. Akhirnya orang itu berjanji untuk tidak mengulangi lagi perkataannya itu.

Dalam majelis pengajian, Syeikh Abdul Qadir Jailani menceritakan perihal yg diucapkan lelaki tersebut. Beliau mengatakan,

Perkataan lelaki itu benar, akan tetapi diragukan atas pandangannya. Yang sebenarnya adalah bahwa ia melihat Keindahan-Nya (sifat Jamaliah) dengan Mata Hatinya. Dari Mata Hati menuju ke mata kepala. 'Sedikit Keindahan' yg tadi ia lihat lewat Mata Hatinya, sedang mata hati berhubungan dengan 'Nur Syuhud', maka ia mengira mata kepalanya yg melihatnya, padahal penglihatan itu dengan Mata Hati. Tegasnya, ia melihat mata kepalanya dengan Mata Hatinya."

Kalo bahasa sekarang mah, lebaay... :D
Baru jg "setitik cahaya" dianggap "Penciptanya"..
Baru jg "huruf" nya dianggap "Dia"..
Baru jg "Sifat" dianggap "Dzat"..


Semoga....
#ombad #tasawuf

09 March 2018

JALAN YANG LURUS

Setiap hamba sangat membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala di sepanjang waktu dan keadaan.

"(Ya Allah).. Tunjukilah kami jalan yang Lurus.” (QS. Al-Fatihah : 6).

Menurut Tafsirnya Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, yaitu al-Fawâtih, maknanya adalah "Tunjukilah kami dengan Kelembutan-Mu, Jalan yang Lurus yang dapat mengantarkan kami kepada Puncak Tauhid-Mu".

Dan di tafsir ayat selanjutnya, Syeikh Abdul Qadir menjelaskan bahwa golongan yg diberi Nikmat adalah para Nabi, Shiddiqin, Syuhada, dan orang-orang Saleh. Golongan yang Dimurkai adalah orang-orang yg ragu dan lari dari jalan Kebenaran yg terang karena mengikuti akal yg penuh dengan ilusi. Dan golongan yg Sesat adalah orang-orang yg mengikuti fatamorgana dunia yg hina dan godaan setan yg menyimpang dari jalan kebenaran dan hujjah yg meyakinkan.

Sedangkan menurut Tafsirnya Syeikh Muhyiddin Ibn 'Arabi, al-Quranul Karim, maknanya "Jalan yang Lurus" adalah Tetapkanlah kami ke jalan hidayah, dan tempatkanlah kami dalam istiqamah di jalan kesatuan (Wahdah).

Jalan istiqamah di dalam kesatuan (wahdah) adalah jalan orang-orang yg dilimpahi nikmat dan karunia Allah melalui kenikmatan tertentu yg sangat khusus, yaitu nikmat Rahimiyyah (nikmat Allah di akhirat) atau nikmat kasih sayang, yaitu nikmat Ma'rifat dan Mahabbah.

Sedangkan keteguhan Hidayah itu adalah Hidayah Hakiki dan bersifat substantif yg diberikan pada para Nabi dan Syuhada, Shiddiqin dan Auliya, yaitu mereka yg menyaksikan-Nya pada Yang Maha Awal dari Maha Akhir, Dzahir dan Bathin, di mana mereka telah sirna dalam penyaksiannya dengan munculnya Wajah Yang Abadi (Baqa) dari segala wujud pandang yg Fana’ atau sirna.

Jalan inilah yg ditempuh para Sufi, jalan Hakikat. Jalan "menyatu" dengan Allah, yg diteguhkan oleh Realita dan Kebenaran, bahwa yg ada hanyalah Allah, yg abadi hanyalah Wajah Allah, dan segala hal selain Allah adalah batil dan hancur.

Jalan menuju kepada Allah, sebagaimana terlimpahkan kepada para Nabi dan Rasul, Wali dan Syuhada yg senantiasa menyaksikan Allah di mana-mana dan tidak di mana-mana. Penyaksian Ubudiyah hamba terhadap Rububiyah Allah. Respon yg interaktif dan terus-menerus serta tidak putus dengan-Nya, yg kelak sirna dan tenggelam dalam samudera Ma‘rifah dan Mahabbah.

Rasulullah SAW bersabda:

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً صِرَاطاً مُسْتَقِيماً وَعَلَى جَنْبَتَىِ الصِّرَاطِ سُورَانِ فِيهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ وَعَلَى الأَبْوَابِ سُتُورٌ مُرْخَاةٌ وَعَلَى بَابِ الصِّرَاطِ دَاعٍ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ ادْخُلُوا الصِّرَاطَ جَمِيعاً وَلاَ تَتَفَرَّجُوا وَدَاعِى يَدْعُو مِنْ جَوْفِ الصِّرَاطِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يُفْتَحَ شَيْئاً مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ قَالَ وَيْحَكَ لاَ تَفْتَحْهُ فَإِنَّكَ إِنْ تَفْتَحْهُ تَلِجْهُ وْالصَّرِاطُ الإِسْلاَمُ وَالسُّورَانِ حُدُودُ اللَّهِ تَعَالَى وَالأَبْوَابُ الْمُفَتَّحَةُ مَحَارِمُ اللَّهِ تَعَالَى وَذَلِكَ الدَّاعِى عَلِى رَأْسِ الصِّرَاطِ كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالدَّاعِى مِنْ فَوْقِ الصِّرَاطِ وَاعِظُ اللَّهِ فِى قَلْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ
 

Allah telah membuat perumpamaan berupa sebuah jalan yg lurus. Di kedua sisi jalan itu ada dinding yg padanya terdapat beberapa pintu yg terbuka. Pada pintu-pintu itu terdapat tirai yg dilabuhkan.
Sementara di atas pintu gerbang jalan tersebut ada penyeru yg berkata: ‘Wahai manusia, laluilah jalan ini sampai ke ujung dan janganlah kalian berbelok-belok'.
Sementara itu ada lagi penyeru lain di atas jalan tersebut yg berkata ketika manusia bermaksud membuka salah satu dari pintu-pintu itu: ‘Celaka, jangan engkau membukanya, sebab bila engkau membukanya, engkau pasti akan terperosok masuk ke dalamnya'.
Jalan di sini maksudnya Islam; dinding maksudnya hukum-hukum Allah; pintu-pintu yg terbuka maksudnya hal-hal yang diharamkan Allah; penyeru di atas gerbang maksudnya al-Qur’an: penyeru di atas jalan maksudnya nasihat dari Allah yg ada di dalam hati setiap muslim.”
(HR. Ahmad dan Muslim)

Ternyata dalam beragama itu butuh "menggali makna" ya.. tidak harfiah, tidak tekstual saja, dan Rasulullah SAW sendiri yg mencontohkannya lewat salah satu hadist di atas.

Dan apa yg menyebabkan "berbelok" dari "jalan yang lurus" seperti yg disimbolkan dari Hadist di atas..? Penyebabnya adalah Thaghut.


THAGHUT adalah segala sumber yang menyebabkan seseorang melampaui batas dalam kemaksiatan, menyesatkan (dari jalan yang lurus), kedurhakaan dan kekufuran; baik yang berasal dari dalam maupun pengaruh dari luar dirinya. 

 

Maksud 'Melampaui Batas' itu apa? 

Setiap apa saja yang melampaui batas-batas hukum yang digariskan oleh Allah SWT untuk para hamba-Nya di muka bumi ini. Segala macam kebatilan, baik dalam bentuk berhala, pemberhalaan, ide-ide yang sesat, manusia durhaka atau siapa pun yang mengajak kepada perbuatan yang menyesatkan. 


Ada wejangan dari Abah Anom yang mesti kita renungkan: 

 

"Thogut teh basa Arab. Ari numutkeun ahli mufasirin mah hartosna: 'tempat-tempat berhala'. Namung upami numutkeun istilah Arab mah hartosna: 'saban-saban nu nyandak pasea, nu ngajak barontak, nu ngajak teu bener teu beres, eta teh thogut'. 

Jadi dimana urang ngajak-ngajak teu bener teh nyaeta keur dipingpin ku thogut." 

Artinya, 

"Thogut itu bahasa arab. Menurut mufasirin artinya adalah 'tempat-tempat berhala'. Tetapi menurut istilah arab artinya adalah 'Setiap ajakan kepada permusuhan, ajakan kepada pemberontakan, ajakan kepada ketidak-benaran, ajakan kepada ketidak-beresan adalah thogut.' 

Jadi ketika kita mengajak kepada ketidak-benaran artinya sedang dipimpin oleh thogut."


"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama-Nya, (tetaplah atas) fitrah Allah, Yang telah menciptakan manusia, menurut fitrah itu (pula). Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS.30:30) 

 

Semoga....
#ombad #tasawuf

08 March 2018

BERDOA ANTARA HARAP DAN TAKUT

Berdoa itu wajib, karena bentuk seorang hamba di depan Tuhannya. Itu makanya disebut suatu kesombongan ketika tidak berdoa.

Allah pun memberi jaminan bahwa doa hamba-Nya niscaya akan dikabulkan, tentu dalam hal ini tidak terikat ruang dan waktu, di mana dan kapan dikabulkannya. Sebutlah, Allah memberi "harapan" agar hamba-Nya tetap berdoa, serta berharap doanya dikabulkan dan keinginannya terwujud. Dan kadang Allah pun memberi sedikit "ketakutan" kepada hamba-Nya, sehingga hamba-Nya tetap berdoa, serta takut jika doanya tidak dikabulkan dan masalah yg sedang dihadapinya tidak bisa terselesaikan. Satu hal yg pasti, baik lewat "harapan" ataupun "ketakutan" ketika berdoa, hamba-Nya ini akan memposisikan dirinya rendah di hadapan Allah.

Inilah esensi dari berdoa, yaitu supaya tidak takabur, tidak sombong. Dan ini juga kenapa kata "shalat" itu arti harfiahnya adalah "berdoa".

"Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yg Sombong lagi Membanggakan Diri." (QS. al-Hadid :23)

"Aku tidak takut doaku ditolak tapi aku lebih takut jika aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa." ('Umar Ibn Khatthab ra.)

Dalam kitab Hikam, Ibn 'Atha'illah ra. mengatakan,


بَسَطَكَ كَيْ لا يُبْقِيَكَ مَعَ القَبْضِ، وَقَبَضَكَ كَيْ لا يَتْرُكَكَ مَعَ البَسْطِ، وَأَخرَجَكَ عَنْهُما كَيْ لا تَكونَ لِشَيْءٍ دونَهُ.


"Allah melapangkan keadaanmu, agar engkau tidak selalu dalam Kesempitan (Qobidh). Dan Allah menyempitkan keadaanmu, agar engkau tidak selalu dalam Kelapangan (Basith). Dan Dia melepaskanmu dari keduanya, agar engkau tidak bergantung pada sesuatu selain-Nya."

Jika Allah selalu memberi apa yg diinginkan hamba-Nya (Basthun), kadang dapat mengakibatkan kurangnya sifat Khauf (takut) dalam diri, karena merasa dekat, sehingga bisa Takabur. Solusinya, sadari bahwa kita memang hanya makhluk yg lemah dan rendah di hadapan Allah, karena Allah Maha Kuasa dan Maha Mulia.

Sebaliknya, jika Allah selalu menahan/tidak memberi hamba-Nya (Qobdhun), kadang dapat mengakibatkan putus asa, berkuranglah sifat Roja' (harapan). Solusinya, yakinkan bahwa apapun yg terjadi adalah yg terbaik dari Allah, karena Allah itu Maha Baik.

Dan berusahalah agar bisa berdoa diantara kedua rasa tersebut, berdoa diantara harapan dan ketakutan.

Dan satu lagi, jika anda terserang rasa "malu" untuk berdoa, maka gunakan saja doa terbaik seperti yg dikatakan Rasulullah SAW,

"Sebaik-baiknya dzikir adalah Laa ilaaha illallaah dan sebaik-baiknya doa adalah Alhamdulillaah." (HR. Tirmidzi)


Semoga....
#ombad #tasawuf

PERABA GAJAH

"Kebenaran yang tunggal itu senantiasa mengekspresikan kepada hamba-Nya aspek yang lain pada setiap saat yang berbeda." (Syeikh Muhyiddin Ibn 'Arabi) 

Ketika setiap pribadi asyik dengan "konsen" nya masing-masing, maka hasil ekspresinya pun akan berbeda. Hal ini tersirat dari kisah 5 orang yang memegang gajah di tempat gelap. Tetapi di balik perbedaan-perbedaan ekspresi itu, terdapat kesatuan struktural yang sangat mendalam.

Jadi terkait dengan hal di atas, perlu hati-hati jika di medsos banyak yg koar-koar : Kembali kepada Quran dan Sunnah, Bid'ah, Kuburiyyun, Tegar di atas Sunnah, Meniti Manhaj Salaf, dsb.

Kata-kata di atas memang benar jika diaktualisasikan ke diri sendiri, tetapi jika dipakai untuk "menyerang" yg berbeda pemahaman tanpa paham konteksnya, maka kata-kata itu hanya modus.. tidak pada tempatnya.. :D

Padahal si "penyerang" inipun belum tentu tahu Quran dan Sunnah seluruhnya. Mirip seorang yg meraba bagian tubuh gajah di kegelapan malam, lalu koar-koar ke peraba lain, "Kata gw ekor... ekor..!!"

Hal seperti ini yg paling berbahaya dalam beragama, yaitu merasa paling benar dengan menunjuk yg lain sesat.. berlagak menjadi Tuhan. Itu makanya "dakwah bil hikmah" itu tidak bisa dengan cara instan. Silahkan pelajari para kehidupan ulama arif billah ketika mereka berdakwah di suatu lingkungan (yg baru).

Kembali ke tanktop, ketika di medsos ada yg koar-koar dengan slogan “Kembali kepada Quran dan Sunnah”, maka kesan dan opini yg bisa ditimbulkannya adalah cara berislam yg diajarkan para ulama selama ini itu Salah, dan hanya cara berislam mereka saja yg paling Benar, mewakili Islam yg sebenarnya, serta yg paling sesuai Quran dan Sunnah. Jadi kalau ada penggiat medsos yg seperti itu, hampir dipastikan mereka itu korban media, dan mudah-mudahan aja ngajinya gak hanya lewat Syeikh Google.. :D

Ketika kita "memberi" masukan atau "mendebat" dengan ilmu yg belum diketahui oleh mereka, maka biasanya akan ditolak dengan alasan "Tidak ada contoh dari Nabi", kalau dikasih tahu bahwa memang ada dalilnya, ia pun ngeles dengan "Dalilnya tidak shahih", jika ngeles lagi.. mendingan guyon-guyonin aja.. apalagi kalau cuma terjemahan.. :D

Padahal yg sebenarnya mah, ngajinya baru segitu aja.. ya, seada-adanya aja di media elektronik... Dan jika debat pun, isinya cuma copas-copas tulisan orang.. tanpa paham Ushulnya.. bahkan tanpa tahu siapa yg nulisnya... asal comot aja, biar gaya.. :D

Jadi, ketika dirinya merasa "paling tahu", maka dianggaplah bahwa yg tidak diketahuinya itu "tidak ada dalilnya".. padahal aslinya mah ia "belum tahu".. :D Penyakit yg biasa menyerang orang yg sedang belajar, yaitu merasa punya air sekolam, padahal cuma segayung. Bahasa kerennya, Muqallid rasa Mujtahid..

Sekali lagi gak.usah marah kalau ketemu yg seperti itu, termasuk jika anda dituduh ahli bidah, kuburiyyun, syiah, munafik, musyrik, antek liberal, dsb... Anggap aja anda sedang menghadapi anak-anak balita yg sedang pegang erat permen merah kesukaannya, meski dirayu-rayu dengan permen coklat mahal pun tetap saja nolak.

:D

Semoga....
#ombad #tasawuf #gajah

RESEP PANJANG UMUR

Ada 3 resep panjang umur dari Rasulullah SAW, yaitu:

- Sedekah
- Menyambungkan silaturahmi
- Berbakti kepada kedua orang tua.

Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya sedekah seorang Muslim dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yg su’ul khotimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran, dan sifat berbangga diri darinya." (HR. Thabrani, dari Amr bin Auf ra.)

"Siapa yg ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturahmi." (HR. Bukhari)

"Barangsiapa senang (berharap) Allah memperpanjang umurnya dan menambah rizkinya, maka hendaklah berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung hubungan sanak-famili." (HR. al-Baihaqi)

Dan mudah-mudahan kisah yg diambil dari Kitab Ar-Raudhal Faiq Fil Mawaid ini bisa diambil hikmahnya.

Suatu hari Nabi Daud as. sedang berbincang-bincang dengan seorang sahabatnya, anak muda yg kaya dan sukses. Anak muda ini belum menikah. Sedang asyik-asyiknya ngobrol, datanglah Izrail as., malaikat pencabut nyawa. Anak muda ini tidak bisa melihat Malaikat Izrail, hanya Nabi Daud saja yg mengetahuinya.

Daud bertanya kepada Izrail, "Kamu datang untuk bersilaturahmi atau mau mencabut nyawa..?"

Izrail tidak menjawab, malah bertanya, "Siapa orang yg disampingmu itu..?"

Daud menjawab, "Ia temanku yg baik hati dan suka menolong. Ia berniat berumah tangga minggu-minggu ini."

Lalu Izrail berkata lagi, "Usia anak muda ini tinggal enam hari lagi."

Mendengar perkataan Izrail, pucatlah wajah Nabi Daud. Teman akrabnya akan meninggal, padahal ia berencana akan menikah. Namun, Daud tidak memberi tahu temannya itu.

Waktu terus berjalan. Hari pun berlalu sampai hari keenam, tetapi tidak ada kematian di rumah sahabatnya itu. Sampai dua minggu, satu bulan, dua bulan, dan enam bulan, tidak ada kematian. Dalam hati Nabi Daud timbul pertanyaan, apa mungkin Izrail salah..?

Setelah enam bulan, Izrail datang lagi ke istana Daud. Tanpa basa-basi, Nabi Daud langsung bertanya, "Kamu bilang bahwa usia temanku tinggal enam hari, tetapi sampai hari ini ia tetap hidup, kenapa..?"

Lalu berceritalah Izrail :

Suatu hari, di pagi-pagi sekali, temenmu itu datang ke suatu tempat yg tidak satu pun orang tahu. Ia pergi ke tempat perawatan anak yatim. Itu terjadi sebelum batas enam hari usianya berakhir. Sang ibu yg merawat beberapa anak yatim heran, ada apa seorang pemuda datang pagi-pagi sekali tanpa ditemani oleh siapapun. Anak-anak yatim yg terbangun mendengar ada orang datang bergembira dan melompat-lompat, serta bersyukur karena tamu itu memberikan bantuan untuk mereka. Terbayang oleh mereka bahwa mereka tidak akan kelaparan dan bisa memiliki pakaian yg pantas. Mereka sangat berterima kasih pada pemuda itu.

Ketika si anak muda mau berpamitan, si ibu berkata, "Aku hanya bisa berdoa, Ya Allah, panjangkanlah usia anak muda ini, jadikanlah ia teman duduk di surga." Lalu semuanya menjawab, "Aamiin".

Ketika sampai waktunya aku mau mencabut nyawanya, turun perintah langsung dari Allah SWT, "Jangan cabut nyawa anak muda ini sebelum ada perintah dari-Ku. Aku pernah mengatakan bahwa usia anak muda ini tinggal enam hari lagi, sekarang Aku ganti enam hari, setiap harinya sepuluh tahun. Setelah itu, barulah kamu boleh mencabut nyawanya."

Demikianlah perintah Allah SWT. Kemudian, Izrail memandang Daud dan berkata lagi, "Itu yg membuat aku tidak datang saat enam hari yg aku janjikan itu."

Semoga....
#ombad #tasawuf

06 March 2018

MCA ..?

Penggunaan media sosial sebagai media propaganda untuk menyerang lawan politik dengan kedok agama ini, awalnya dilakukan oleh kelompok radikal di Timur Tengah. Kemudian pola seperti ini pun "dicontoh" dan dilakukan MCA (yg katanya palsu). Dan terbukti, Timur Tengah pun amburadul, perang saudara.. serta di sini pun mulai terpolarisasi, dan yg paling parah sampai terkena pidana.

Btw.. MCA (asli) membantah katanya yg ketangkep itu MCA palsu, karena katanya MCA (asli) mah gak sebar hoax.

Pertanyaan sy sederhana aja,

- Kalau memang berniat baik untuk bangsa dan negara, kenapa MCA (asli) diam saja atau terkesan membiarkan ketika banyak hoax dari MCA (palsu) beredar di medsos.. kan secara tidak langsung aktivitas MCA (palsu) tersebut makin memperburuk image MCA (asli)..? :D

- Terus kenapa MCA (asli) ini "sembunyi" dan baru muncul sekarang untuk membela diri..? Ke mana aja sich selama ini..?

- MCA (asli) pun mengklaim bahwa tidak bikin grup (struktur organisasi) di medsos. Mirip agen rahasia donk, kok serba rahasia..? :D

Padahal menurut sy sih, MCA (asli) ini bikin grup aja, kan sekalian juga bisa membuktikan bahwa MCA (asli) mah lebih transparan, objektif, kritis terhadap pemerintah, orang-orangnya jelas, tidak pakai akun palsu, tidak sebar hoax dan tidak perlu sembunyi-sembunyi.. Apa yg ditakutkan sih.. kan bisa lebih gaya, eksis dan bisa cepet dapat followers, dan kalau perlu MCA (asli) ini pun berbadan hukum.. :D

Terus lagi, itu kenapa yg bangga sebagai "MCA" (yg katanya palsu) dan katanya gak sebar hoax, tapi pada ganti nama grup "MCA" nya saat diketahui Kepolisian.. takut kah..? :D

Kalau mengamati kedua fenomena di atas, sebagai orang awam, mungkin sy akan mengambil suatu kesimpulan bahwa hal seperti itu seperti "strategi" tertentu yg betul-betul terorganisir.

Mudah-mudahan bukan.. :D


Semoga...
#ombad

05 March 2018

IN MEMORIAM, EMAK

SELAMAT JALAN BUNDA...
SEMOGA ALLAH MENERIMAMU DENGAN CINTA.

Kematian adalah pasti. Kita tak akan mampu menghindar. Manusia hanyalah segelintir debu. Ia memiliki nilai dan kebesaran tergantung pada amal ibadahnya di dunia. Dan, aset terbesarnya adalah ilmu yang bermanfaat, amal jariah dan doa anak shaleh yang mendoakannya.

Kemarin seorang sahabat dan guru saya, Om Bad atau Badru Salam, berkunjung ke rumah saya. Kami habiskan waktu untuk diskusi lebih dari 12 jam. Ini adalah kesempatan berharga saya untuk berdiskusi dengan orang yang saya kagumi dalam dunia tasawuf. Karena, meskipun saya mempelajari tasawuf selama lebih dari 20 tahun, dari mulai madrasah, pesantren, IAIN dan ISTAC di Kuala Lumpur, saya masih merasa kering spiritual. Dan, Om Bad, dengan gaya yang ceplas-ceplos, mampu menjelaskan tema-tema penting dalam tasawuf dengan begitu ringan dan mudah. Padahal dia tak memiliki background akademik seperti saya. Dia adalah seorang insinyur alumni ITB yang memilih jalan tasawuf, sangat jauh dengan apa yang telah saya capai.

Malam minggu pun kami habiskan semalam suntuk. Dan anehnya, tema penting yang kami bahas adalah kematian. Tidak ada ketidaksengajaan bagi Tuhan. Semua ketetapan Allah pasti terjadi. Pembahasan kita tentang Misteri Kiamat, Syafaat dan Perjalanan Ruh yang pernah dikupas Al-Ghazali, Ibn Sulaiman al-Hanafi dan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menghiasi pertemuan kita. Setiap kami bedah beberapa tema dalam Sirrul Asrar, namun selalu saja tema yang kita bahas kembali kepada proses kematian, sakaratul maut, alam kubur dan negeri akhirat lainnya.

Berkali-kali, saya berusaha mengubah topik pembicaraan, namun berkali-kali pula, sahabatku, Om Bad, selalu terjebak pada penjelasan tentang kematian. Bahkan, pada saat saya lelah untuk melayaninya berdiskusi, tiba-tiba ibu mertua saya nimbrung untuk bertanya tentang apa itu kematian kepada tamu saya ini.

Waktu terus berjalan hingga obrolan tentang alam akhirat begitu sangat terasa dekat dan sangat dekat. Badru Salam pun menceritakan detik-detik kematian ayahnya, yang mengharukan, mengingatkannya untuk terus mengirim shalawat Nabi.

Sore, malam, siang dan pagi, kami diskusi sesuatu yang berkaitan dengan kematian. Hingga terakhir saya mengantarkan Om Bad untuk kembali ke Bandung, kita masih berbicara tentang sakaratul maut.

Ternyata, pembicaraan kita memang dekat dan sangat dekat dengan apa yang terjadi 8 jam kemudian di Sukawening, Garut. Ibunda Om Bad, yakni Hj. Toto Rowati meninggal dunia, Senin jam 5 pagi tadi.

Dan, sebenarnya tanpa sadar kami mengupas hadist ini: Ibn Umar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Jika salah seorang meninggal maka tempat kembalinya di akhirat akan diperlihatkan kepadanya di waktu pagi dan petang. Jika ia termasuk calon penghuni surga, diperlihatkan kepadanya para penghuni surga; jika ia tergolong penghuni neraka, akan diperlihatkan kepadanya ahli neraka. Lalu, dikatakan kepadanya,

Inilah tempat kembalimu..!”

Begitulah seterusnya sampai Allah membangkitkanmu di Hari Kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahnya dan mengampuni semua dosa dan kesalahannya. Semoga menempatkannya dalam golongan orang-orang yang shaleh dan shalehah.
Semoga Ibunda Hj. Toto Rowati selalu mendapat kiriman doa, shalawat Nabi dan Al-Fatihah dari anak-anaknya yang ditinggalkannya.

Terima kasih ya Allah atas pertemuan berharga ini. Saya juga sangat berterima kasih kepadamu, Ibu Hj. Toto Rowati, sebab tanpamu saya tak akan pernah mengenal Om Bad yang saya kagumi.
Saya meminta para sahabat, keluarga dan teman yang mengenal di forum ini, untuk ikut berdoa untuk ibunda dari sahabat kita..

Al-Fatihah...

(Jakarta, 04 Maret 2013)
(Halim Ambiya, Tasawuf Underground)

DAI ITU HARUS CERDAS BUDAYA

Melihat sesuatu itu sebaiknya terintegrasi, walau kadang sungguh menggoda selera "ketidak-senangan" ketika ada suatu kejadian. Apalagi kalau si "korban" seperti tertindas. :D

- Bagaimana jika isi ceramah seorang Dai itu cenderung provokatif dan membuat tidak nyaman..?

Awalnya mungkin mereka bisa sabar, tapi perasaan tidak enak itu jika berulang-ulang lama-lama akan numpuk juga, bahkan bisa "meledak". Harusnya para Dai paham hal-hal psikis seperti ini, seperti halnya pendekatan Wali Songo ketika berdakwah dulu. Memahami budaya di akar rumput dulu. Jangan samakan dengan kondisi Nabi waktu itu, kan beda kondisinya. Jaman Nabi dulu yg dihadapi itu kan kaum Musyrikin Mekkah yg selalu menentang dan memusuhi Nabi, nah sekarang ini kan sesama Muslim. Perbedaan masalah furu' dan bukan aqidah kok disalah-salahin...? Jadi siapa sebetulnya yg gak paham..?!

- Bagaimana jika ceramahnya selalu menyalahkan..? Secara tidak langsung kan ikut menyalahkan pendidik/ulama sebelumnya yg udah cape-cape ngedidik. Bayangkan, mereka yg begitu menghormat guru atau ulamanya, ehh.. malah ulamanya disalah-salahkan.

- Bagaimana jika mereka sudah paham, bahwa sejak kemunculan kelompok itu, jejak rekamnya selalu "menyerang" kelompok mereka.. bahkan dicap sebagai "ahli bidah calon neraka"..? Siapa yg gak sakit dicap seperti itu..?! Mungkin dalam pikiran mereka, "Dibiarin kok makin melunjak..!"

Apakah pengusung slogan "anti bidah" ini sudah terjamin dirinya masuk surga..?! Ah, belum tentu.. wong amal dirinya juga bukan jaminan masuk surga..!

- Bagaimana jika mereka sudah paham bahwa alasan "memurnikan aqidah" itu untuk menyerangnya..? Apakah yg suka ngomong "murnikan aqidah" itu sudah jaminan mutu aqidahnya..?! Lebih bagus aqidahnya dibanding para kelompok yg lain..?! Ah, belum tentu... kayak yg bisa aja ngukur aqidah seseorang..!

- Bagaimana jika mereka sudah paham bahwa slogan "Kembali ke Quran dan Sunnah" itu untuk menyerang kelompoknya. Emang selain kelompok pengusung slogan itu sudah melenceng keluar dari Quran dan Sunnah..?! Ah, belum tentu... kayak yg paham aja keseluruhan Quran dan Sunnah, baik secara lahir maupun batin..!

Dan masih banyak hal lainnya, apakah itu terkait perebutan masjid yg diiringi dengan pelarangan ceramah² Nahdliyin, pengusiran kelompok² lainnya, pelarangan Maulid dengan alasan bid'ah dan musyrik, bahkan sampai mengusir jenazah dari Masjid hanya karena politik.

Jadi sebaiknya belajar.... NGACA.
Iya, sekali lagi... NGACA...!!

Soalnya dari dulu jg, tidak ada sejarahnya wong NU, GP Ansor, termasuk Banser bubarin pengajian, kecuali isi pengajiannya itu memang keterlaluan...!

Semoga....
#ombad

04 March 2018

IKAN DAN KURA-KURA

Suatu ketika...

Seekor Ikan bertanya kepada Kura-kura, "Mengapa setiap kali kamu mengalami masalah selalu bersembunyi, masuk ke dalam cangkangmu...?"

Kura-kura menjawab, “Apa penting pertanyaan itu aku jawab..?”

Ikan berkata, “Semua mahluk di perairan ini mempertanyakan sifatmu yg selalu bersembunyi jika ada masalah..!"

Kura-kura menjawab, "Komentar orang lain apakah penting..? Aku tidak menghindar. Aku tidak lari dari kenyataan. Aku hanya mencari suasana yg lebih damai di dalam cangkangku."

Ikan bertanya lagi, "Tetapi apakah kamu tidak peduli selalu jadi bahan pembicaraan..?"

Kura-kura menjawab :

"Inilah alasan mengapa aku lebih panjang umur dari pada kalian. Kalian terlalu sibuk mengurusi kehidupanku sampai kalian lupa siapa diri kalian. Kalian terlalu sibuk memperhatikan diriku sampai kalian lupa siapa diri kalian..

.. Dalam hidup ini kita sendiri yg menentukan pilihan, berbuatlah yg terbaik dan biarkan orang lain mau berkomentar apapun. Orang yg menyukaimu tetap akan membenarkanmu sekalipun kamu keliru, sebaliknya orang yg membencimu selalu akan menyalahkanmu sekalipun kamu benar..

.. Berapa banyak waktumu terbuang hanya untuk mengurusi kehidupan orang lain sehingga kamu lupa pada dirimu sendiri kapan harus makan dan istirahat..

.. Sayangi dirimu dengan lebih peduli pada urusanmu sendiri sebab engkau akan menjadi orang yg selalu kekurangan saat kamu selalu ingin tau urusan orang lain."

**

Moral of The Story..

Kura-kura mengetahui kehidupan lain selain di air, tidak seperti Ikan yg hanya tahu kehidupan air saja. Supaya "teu kurung batokeun".


Semoga...
#ombad #moral #thestory

BENCI PINTU KEBODOHAN

Ini bukan manas-manasin eaa... hanya masalah prinsip jurnalistik. 😍

Terkait berita "Ahok salami Raja Arab hoax".

Bagi siapapun, harusnya ya belajar preventif dan objektif. Yang harus selalu dijadikan pegangan itu adalah "data faktual", "pertimbangan matang" dan "berpikir panjang", bukan asal njeplak nulis. Mudah sekali atuh kalo nulis asal-asalan mah. Masalahnya, ketika postingan sudah tersebar dan dishare ribuan para pemuja dan fans, ehh ternyata hoax dan fitnah. Berapa orang tuch yg ikut terbawa-bawa hoax dan fitnah..? Hitung aja dosanya menyebarkan kebohongan, fitnah dan kebencian. Udah gitu, para pemuja ikut menghina, mencaci-maki, nambah marah-marah, dan nambah benci-bencian. Ayo hitung lagi dosanya. Lengkaplah sudah hawa nafsu numpuk dan setan-setan ngumpul. Nambah dosa aja.

"Hati-hatilah kamu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka buruk itu dapat merusak ibadah." (sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.)

Dan anehnya, kenapa kejadian/kesalahan ini selalu berulang-ulang..?
Ya karena sumbernya yg belum baik, yaitu  perasaan di hatinya yg belum bisa diperbaiki. Selama perasaan tersebut tidak bisa diperbaiki, ya akan berulang terus. Itulah KEBENCIAN dan DENGKI. Kan aneh jika ke yg lain nyuruh tabayyun, eh dirinya sendiri malah gak tabayyun... :D

Jadi sekali lagi, bagi siapapun agar selalu berusaha mengontrol emosi benci serta dengki, penuh pertimbangan dan berpikir panjang. Jangan sampai gara-gara api setitik jadi terbakar sprei setetangga.

Pas udah kejadian, ternyata salah, baru "sy khilaf, maaf eaa" .. tapi berulang terus kesalahannya. Coba kalo kena UU ITE, kan rugi sendiri.

Rasulullah SAW bersabda,

"Seorang Mukmin tidak boleh dua kali jatuh dalam lubang yg sama." (HR. Muslim)

Dan juga, masa gak ingat ada sebuah peribahasa tentang ungkapan Kebodohan seseorang yg tidak mau mengambil hikmah dari kesalahan yg sama,

"Hanya keledai yg jatuh ke lubang yg sama dua kali."

Ah.. hampir lupa, satu hal lagi, ketitipan sesuatu.

Tanya : "Mau ngutang?? Sebutkan dulu 5 nama ikan dalam bahasa Arab..?"

Jawab : 5 nama ikan dalam bahasa Arab adalah Faus, Fari, Fesut, Fatin, dan Firanha..


Semoga....
#ombad