Penggunaan media sosial sebagai media propaganda untuk menyerang lawan politik dengan kedok agama ini, awalnya dilakukan oleh kelompok radikal di Timur Tengah. Kemudian pola seperti ini pun "dicontoh" dan dilakukan MCA (yg katanya palsu). Dan terbukti, Timur Tengah pun amburadul, perang saudara.. serta di sini pun mulai terpolarisasi, dan yg paling parah sampai terkena pidana.
Btw.. MCA (asli) membantah katanya yg ketangkep itu MCA palsu, karena katanya MCA (asli) mah gak sebar hoax.
Pertanyaan sy sederhana aja,
- Kalau memang berniat baik untuk bangsa dan negara, kenapa MCA (asli) diam saja atau terkesan membiarkan ketika banyak hoax dari MCA (palsu) beredar di medsos.. kan secara tidak langsung aktivitas MCA (palsu) tersebut makin memperburuk image MCA (asli)..? :D
- Terus kenapa MCA (asli) ini "sembunyi" dan baru muncul sekarang untuk membela diri..? Ke mana aja sich selama ini..?
- MCA (asli) pun mengklaim bahwa tidak bikin grup (struktur organisasi) di medsos. Mirip agen rahasia donk, kok serba rahasia..? :D
Padahal menurut sy sih, MCA (asli) ini bikin grup aja, kan sekalian juga bisa membuktikan bahwa MCA (asli) mah lebih transparan, objektif, kritis terhadap pemerintah, orang-orangnya jelas, tidak pakai akun palsu, tidak sebar hoax dan tidak perlu sembunyi-sembunyi.. Apa yg ditakutkan sih.. kan bisa lebih gaya, eksis dan bisa cepet dapat followers, dan kalau perlu MCA (asli) ini pun berbadan hukum.. :D
Terus lagi, itu kenapa yg bangga sebagai "MCA" (yg katanya palsu) dan katanya gak sebar hoax, tapi pada ganti nama grup "MCA" nya saat diketahui Kepolisian.. takut kah..? :D
Kalau mengamati kedua fenomena di atas, sebagai orang awam, mungkin sy akan mengambil suatu kesimpulan bahwa hal seperti itu seperti "strategi" tertentu yg betul-betul terorganisir.
Mudah-mudahan bukan.. :D
Semoga...
#ombad