Berdoa itu wajib, karena bentuk seorang hamba di depan Tuhannya. Itu makanya disebut suatu kesombongan ketika tidak berdoa.
Allah pun memberi jaminan bahwa doa hamba-Nya niscaya akan dikabulkan, tentu dalam hal ini tidak terikat ruang dan waktu, di mana dan kapan dikabulkannya. Sebutlah, Allah memberi "harapan" agar hamba-Nya tetap berdoa, serta berharap doanya dikabulkan dan keinginannya terwujud. Dan kadang Allah pun memberi sedikit "ketakutan" kepada hamba-Nya, sehingga hamba-Nya tetap berdoa, serta takut jika doanya tidak dikabulkan dan masalah yg sedang dihadapinya tidak bisa terselesaikan. Satu hal yg pasti, baik lewat "harapan" ataupun "ketakutan" ketika berdoa, hamba-Nya ini akan memposisikan dirinya rendah di hadapan Allah.
Inilah esensi dari berdoa, yaitu supaya tidak takabur, tidak sombong. Dan ini juga kenapa kata "shalat" itu arti harfiahnya adalah "berdoa".
"Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yg Sombong lagi Membanggakan Diri." (QS. al-Hadid :23)
"Aku tidak takut doaku ditolak tapi aku lebih takut jika aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa." ('Umar Ibn Khatthab ra.)
Dalam kitab Hikam, Ibn 'Atha'illah ra. mengatakan,
بَسَطَكَ كَيْ لا يُبْقِيَكَ مَعَ القَبْضِ، وَقَبَضَكَ كَيْ لا يَتْرُكَكَ مَعَ البَسْطِ، وَأَخرَجَكَ عَنْهُما كَيْ لا تَكونَ لِشَيْءٍ دونَهُ.
"Allah melapangkan keadaanmu, agar engkau tidak selalu dalam Kesempitan (Qobidh). Dan Allah menyempitkan keadaanmu, agar engkau tidak selalu dalam Kelapangan (Basith). Dan Dia melepaskanmu dari keduanya, agar engkau tidak bergantung pada sesuatu selain-Nya."
Jika Allah selalu memberi apa yg diinginkan hamba-Nya (Basthun), kadang dapat mengakibatkan kurangnya sifat Khauf (takut) dalam diri, karena merasa dekat, sehingga bisa Takabur. Solusinya, sadari bahwa kita memang hanya makhluk yg lemah dan rendah di hadapan Allah, karena Allah Maha Kuasa dan Maha Mulia.
Sebaliknya, jika Allah selalu menahan/tidak memberi hamba-Nya (Qobdhun), kadang dapat mengakibatkan putus asa, berkuranglah sifat Roja' (harapan). Solusinya, yakinkan bahwa apapun yg terjadi adalah yg terbaik dari Allah, karena Allah itu Maha Baik.
Dan berusahalah agar bisa berdoa diantara kedua rasa tersebut, berdoa diantara harapan dan ketakutan.
Dan satu lagi, jika anda terserang rasa "malu" untuk berdoa, maka gunakan saja doa terbaik seperti yg dikatakan Rasulullah SAW,
"Sebaik-baiknya dzikir adalah Laa ilaaha illallaah dan sebaik-baiknya doa adalah Alhamdulillaah." (HR. Tirmidzi)
Semoga....
#ombad #tasawuf