Suatu hari, ada seorang lelaki yg mengaku dapat melihat Allah SWT dengan mata kepalanya. Maka bertanyalah Syeikh Abdul Qadir al-Jailani kepadanya, "Benarkah demikian..?"
“Ya benar.." jawab lelaki itu.
Maka Syeikh Abdul Qadir pun menghardiknya, dan menasehatinya agar jangan berkata demikian. Akhirnya orang itu berjanji untuk tidak mengulangi lagi perkataannya itu.
Dalam majelis pengajian, Syeikh Abdul Qadir Jailani menceritakan perihal yg diucapkan lelaki tersebut. Beliau mengatakan,
“Perkataan lelaki itu benar, akan tetapi diragukan atas pandangannya. Yang sebenarnya adalah bahwa ia melihat Keindahan-Nya (sifat Jamaliah) dengan Mata Hatinya. Dari Mata Hati menuju ke mata kepala. 'Sedikit Keindahan' yg tadi ia lihat lewat Mata Hatinya, sedang mata hati berhubungan dengan 'Nur Syuhud', maka ia mengira mata kepalanya yg melihatnya, padahal penglihatan itu dengan Mata Hati. Tegasnya, ia melihat mata kepalanya dengan Mata Hatinya."
Kalo bahasa sekarang mah, lebaay... :D
Baru jg "setitik cahaya" dianggap "Penciptanya"..
Baru jg "huruf" nya dianggap "Dia"..
Baru jg "Sifat" dianggap "Dzat"..
Semoga....
#ombad #tasawuf