05 March 2018

IN MEMORIAM, EMAK

SELAMAT JALAN BUNDA...
SEMOGA ALLAH MENERIMAMU DENGAN CINTA.

Kematian adalah pasti. Kita tak akan mampu menghindar. Manusia hanyalah segelintir debu. Ia memiliki nilai dan kebesaran tergantung pada amal ibadahnya di dunia. Dan, aset terbesarnya adalah ilmu yang bermanfaat, amal jariah dan doa anak shaleh yang mendoakannya.

Kemarin seorang sahabat dan guru saya, Om Bad atau Badru Salam, berkunjung ke rumah saya. Kami habiskan waktu untuk diskusi lebih dari 12 jam. Ini adalah kesempatan berharga saya untuk berdiskusi dengan orang yang saya kagumi dalam dunia tasawuf. Karena, meskipun saya mempelajari tasawuf selama lebih dari 20 tahun, dari mulai madrasah, pesantren, IAIN dan ISTAC di Kuala Lumpur, saya masih merasa kering spiritual. Dan, Om Bad, dengan gaya yang ceplas-ceplos, mampu menjelaskan tema-tema penting dalam tasawuf dengan begitu ringan dan mudah. Padahal dia tak memiliki background akademik seperti saya. Dia adalah seorang insinyur alumni ITB yang memilih jalan tasawuf, sangat jauh dengan apa yang telah saya capai.

Malam minggu pun kami habiskan semalam suntuk. Dan anehnya, tema penting yang kami bahas adalah kematian. Tidak ada ketidaksengajaan bagi Tuhan. Semua ketetapan Allah pasti terjadi. Pembahasan kita tentang Misteri Kiamat, Syafaat dan Perjalanan Ruh yang pernah dikupas Al-Ghazali, Ibn Sulaiman al-Hanafi dan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menghiasi pertemuan kita. Setiap kami bedah beberapa tema dalam Sirrul Asrar, namun selalu saja tema yang kita bahas kembali kepada proses kematian, sakaratul maut, alam kubur dan negeri akhirat lainnya.

Berkali-kali, saya berusaha mengubah topik pembicaraan, namun berkali-kali pula, sahabatku, Om Bad, selalu terjebak pada penjelasan tentang kematian. Bahkan, pada saat saya lelah untuk melayaninya berdiskusi, tiba-tiba ibu mertua saya nimbrung untuk bertanya tentang apa itu kematian kepada tamu saya ini.

Waktu terus berjalan hingga obrolan tentang alam akhirat begitu sangat terasa dekat dan sangat dekat. Badru Salam pun menceritakan detik-detik kematian ayahnya, yang mengharukan, mengingatkannya untuk terus mengirim shalawat Nabi.

Sore, malam, siang dan pagi, kami diskusi sesuatu yang berkaitan dengan kematian. Hingga terakhir saya mengantarkan Om Bad untuk kembali ke Bandung, kita masih berbicara tentang sakaratul maut.

Ternyata, pembicaraan kita memang dekat dan sangat dekat dengan apa yang terjadi 8 jam kemudian di Sukawening, Garut. Ibunda Om Bad, yakni Hj. Toto Rowati meninggal dunia, Senin jam 5 pagi tadi.

Dan, sebenarnya tanpa sadar kami mengupas hadist ini: Ibn Umar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Jika salah seorang meninggal maka tempat kembalinya di akhirat akan diperlihatkan kepadanya di waktu pagi dan petang. Jika ia termasuk calon penghuni surga, diperlihatkan kepadanya para penghuni surga; jika ia tergolong penghuni neraka, akan diperlihatkan kepadanya ahli neraka. Lalu, dikatakan kepadanya,

Inilah tempat kembalimu..!”

Begitulah seterusnya sampai Allah membangkitkanmu di Hari Kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahnya dan mengampuni semua dosa dan kesalahannya. Semoga menempatkannya dalam golongan orang-orang yang shaleh dan shalehah.
Semoga Ibunda Hj. Toto Rowati selalu mendapat kiriman doa, shalawat Nabi dan Al-Fatihah dari anak-anaknya yang ditinggalkannya.

Terima kasih ya Allah atas pertemuan berharga ini. Saya juga sangat berterima kasih kepadamu, Ibu Hj. Toto Rowati, sebab tanpamu saya tak akan pernah mengenal Om Bad yang saya kagumi.
Saya meminta para sahabat, keluarga dan teman yang mengenal di forum ini, untuk ikut berdoa untuk ibunda dari sahabat kita..

Al-Fatihah...

(Jakarta, 04 Maret 2013)
(Halim Ambiya, Tasawuf Underground)