12 May 2018

KETIKA MEMANDANG SELALU SALAH

Banyak manusia yg menyalahkan ketika melihat sesuatu. Melihat dan menilai orang lain isinya selalu salah. Ketika jalan kaki disalahkan, pakai motor pun disalahkan, begitupun jika mengendarai mobil, tetap disalahkan. Pokoknya orang lain di depan dia itu tidak ada baiknya sama sekali alias selalu salah. Kenapa ada tipe orang yg seperti itu..?

Pertama, Ia buta terhadap dirinya, dalam arti tidak bisa mengukur dirinya sendiri, baik secara kualitas maupun kesadarannya. Tidak sadar diri. "Kebutaan diri" ini akan menjauhkan dirinya dari introspeksi, sehingga segala sesuatu dalam dirinya akan terdominasi "pandangan ke luar sana", dan ujungnya akan dijauhkan dari perbuatan taubat. Jadi tanpa ia sadari, dirinya akan semakin dangkal/bodoh karena semakin lupa untuk selalu berusaha "menggali" diri dan hati. Dan kebodohan ini yg menyebabkan ia merasa paling benar, sebagai konsekuensi dari pola kesetimbangan dalam aspek dualitas.

Kedua, tanpa ia sadari, banyak kotoran-kotoran dalam dirinya (hatinya). Kotoran ini yg menghalangi (baca: memantulkan kembali) "cahaya" petunjuk dari Tuhan.

Orang yg mendapat petunjuk itu akan semakin sulit menyalahkan orang lain, karena ketika mau menyalahkan orang lain, maka yg terlihat adalah dirinya sendiri. Ketika melihat sesuatu yg (ia anggap) salah di luar, maka si hatinya akan selalu memberitahu agar selalu mengarahkan ke dalam dirinya dan menjadi alat untuk semakin memperbaiki diri. Sehingga hatinya makin lembut dan penuh kasih sayang. Sikap menyalahkan tidak pada tempatnya berada dalam hati yg halus, lembut dan penuh kasih sayang.

Dan pada tahap tertentu, tebalnya kotoran yg menutupi hati ini akan menimbulkan rasa ujub, riya dan takabur. Atau dengan bahasa lain, kesadaran qalbunya tertutupi nafsu-nafsunya.

Jika tubuhnya penuh sampah, maka yg tercium dari tubuhnya itu bau sampah. Jadi ke sekitar pun "menyebarkan" bau sampah.

Ketiga, ketika hatinya sedemikian kotor, maka hatinya akan penuh rasa benci dan dengki. Ini merupakan refleksi benci kepada dirinya sendiri yg kotor, karena secara fitrah itu manusia menyukai kesucian. Dan Kebencian ini yg akan menutupi objektivitas dalam memandang sesuatu. Cowok ganteng kayak sy pun kalau sama yg benci akan disebut cowok jelek, betul atau bener..? 😍

Dalam hal ini, sikap objektif merupakan hasil kekuatan kontrol dari kesadarannya, sehingga tidak dikalahkan nafsu dirinya. Dan ujungnya, objektivitas ini merupakan bentuk kecerdasan dirinya, kecerdasan dalam menyeimbangkan IQ, EQ dan SQ.

Jadi kesimpulannya, orang-orang yg dangkal (dalam arti belum bisa menyeimbangkan atau mengintegrasikan IQ, EQ dan SQ), akan lebih mudah terpengaruh hal-hal negatif, apakah itu yg berhubungan dengan tindakan radikal, rasa kebencian ataupun ke-negative thinking-an.

Be positive..!


Semoga....
#ombad #tasawuf

10 May 2018

KENA SENDIRI

Dikisahkan, seorang Arab badui datang menemui al-Muktashim lalu ia menjadi orang dekatnya sehingga bisa masuk menemuinya tanpa meminta ijin. Kedekatan ini membuat iri salah seorang Menteri al-Muktashim, lalu ia berkata di dalam hati: "Jika saya tidak merekayasa pembunuhan badui ini, ia bisa mengambil hati Amirul Mukminin dan menjauhkan aku darinya."

Menteri itupun berlemah lembut kepadanya hingga berhasil mengajak badui tersebut datang ke rumahnya. Ia memasak makanan untuknya dan memperbanyak bawang putih di dalam makanan tersebut. Setelah badui ini makan makanan tersebut, menteri berkata kepadanya: "Hati-hati, jangan mendekati Amirul Mukminin agar tidak mencium bau bawang dari mulutmu lalu terganggu karena beliau tidak menyukai baunya."

Lalu sang Menteri datang menemui al-Muktashim empat mata dan berkata kepadanya: "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya orang badui itu mengatakan kepada orang-orang bahwa bau mulut Amirul Mukminin tidak sedap hingga membuatku terganggu."

Ketika masuk menemui al-Muktashim, orang badui itu menutup mulutnya dengan lengan bajunya karena khawatir al-Muktashim mencium bau bawang dari mulutnya. Melihat hal ini, Amirul Mukminin pun berkata: "Apa yang dikatakan menteri tentang orang badui ini benar."

Kemudian ia segera menulis surat kepada salah seorang Gubernurnya: "Bila suratku ini sampai kepadamu maka bunuhlah pembawanya."

Kemudian al-Muktashim memanggil orang badui dan memberikan surat kepadanya seraya berkata: "Bawalah surat ini kepada si Fulan dan bawalah jawabannya kepadaku."

Orang badui pun melaksanakan perintah al-Muktashim dan mengambil surat tersebut, lalu keluar. Ketika sampai di pintu, ia bertemu dengan Menteri lalu sang Menteri bertanya: "Mau ke mana..?"

Orang badui menjawab: "Mau mengantarkan surat Amirul Mukminin kepada Gubernur Fulan."

Menteri berkata di dalam hati, dari tugas ini si badui akan mendapat uang banyak, lalu ia berkata kepadanya: "Bagaimana jika aku gantikan tugas itu agar kamu terbebas dari kelelahan ini dan aku ganti kamu dengan uang 2000 dinar.."

Orang badui menjawab: "Kamu pimpinan dan berkuasa. Laksanakanlah jika sudah menjadi pendapatmu."

Menteri berkata: "Berikanlah surat itu kepadaku.."

Lalu badui itu memberikan surat kepadanya. Menteri pun membawa surat ke tempat tujuan. Setelah membaca surat, Gubernur memerintahkan agar Menteri tersebut dibunuh.

Setelah beberapa hari, Khalifah al-Muktashim teringat urusan orang badui tersebut dan bertanya tentang menterinya. Lalu diberitahukan bahwa beberapa hari ini sang menteri tidak datang, sedangkan orang badui tinggal di kota. Khalifah pun heran dan memerintahkan agar orang badui itu dihadirkan.

Setelah orang badui itu dihadirkan, Khalifah bertanya tentang keadaannya, lalu orang badui memberitahukan kesepakatan yg telah dibuat antara dirinya dan Menteri.

Khalifah bertanya: "Apakah kamu pernah mengatakan bahwa bau mulut saya tidak sedap..?"

Badui: "Wahai Amirul Mukminin.. Saya berlindung kepada Allah dari pembicaraan yg tidak saya ketahui. Itu semua adalah Makar dan Kedengkian sang Menteri."

Kemudian orang badui ini memberitahukan kepada Khalifah bagaimana sang menteri membawanya masuk ke rumahnya lalu memberinya makanan yg banyak bawangnya.

Amirul Mukminin: "Terkutuklah Kedengkian..! Sungguh adil, orang yang menjadi korban pertamanya adalah pelakunya."

Kemudian orang badui diangkat menjadi Menteri sehingga ia menjadi Menteri karena kedengkian seorang Menteri.

(Zad al-Murabbin, Ibrahim al-Khalidi)

**

Berhati-hatilah dengan makar dan rencana jahat, karena Allah menetapkan hukum tentang makar dan rencana jahat ini di dalam ayat-Nya:

Rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan (yang telah berlaku) pada orang-orang terdahulu.” (QS. Fathir: 43)


Semoga...
#ombad

09 May 2018

FANATIK

Ketika Nabi Yusuf as. tidak disukai kejujurannya oleh orang-orang di sekitarnya, maka yg terjadi adalah fitnah, sehingga tuntutan dari para pejabat yg fanatik kekuasaan dan kehormatan pun dikabulkan agar Yusuf dihukum. Itulah Dengki, Hasutan, Fitnah, dan akhirnya Yusuf harus salah.

Ketika Nabi Isa as. tidak disukai para pemeluk Yahudi yg fanatik, maka yg terjadi adalah fitnah, sehingga tuntutan massa fanatik dari golongan Yahudi pun dikabulkan agar Isa dihukum. Itulah Dengki, Hasutan, Fitnah, dan akhirnya Isa harus salah.

Begitupun ketika Rasulullah SAW di Mekkah, yg tidak disukai para penganut pagan yg fanatik karena merasa terancam harkat dan martabatnya, maka yg terjadi adalah fitnah, sehingga akhirnya dimusuhi, mau dibunuh sampai akhirnya diusir dari kota kelahirannya. Itulah Dengki, Hasutan, Fitnah, dan akhirnya Rasulullah harus salah.

Jadi, "pembenaran" pun jika dilakukan berulang-ulang secara massive maka akhirnya akan dianggap "kebenaran" oleh sebagian kelompok. Tetapi yg pasti, "kebenaran" yg semu ini akan terbongkar kepalsuannya seiring waktu.

Dan masih banyak lagi contoh yg diakibatkan dengki, hasutan dan fitnah. Dan yg jelas, sumber dari semua ini adalah adanya suatu Kepentingan. Apakah Kepentingan yg berhubungan dengan materi, kekuasaan, keamanan ataupun kehormatan si pemitnahnya.


Dua Kelemahan ini yg sering dipakai dalam Politik, dimulai dari pembentukan dan penggiringan opini, sampai bisa memunculkan kedua sifat ini. Dan akhirnya jadilah Pendukung Fanatik.  


Rasulullah SAW bersabda :


دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: اَلْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ ، حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا ، أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ.


Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu DENGKI dan BENCI. Benci adalah Pemotong; Pemotong Agama dan bukan pemotong rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian saling mencintai ? Sebarkanlah SALAM diantara kalian.” (HR. Ahmad & Tirmidzi)


Semoga...
#ombad #tasawuf