Banyak manusia yg menyalahkan ketika melihat sesuatu. Melihat dan menilai orang lain isinya selalu salah. Ketika jalan kaki disalahkan, pakai motor pun disalahkan, begitupun jika mengendarai mobil, tetap disalahkan. Pokoknya orang lain di depan dia itu tidak ada baiknya sama sekali alias selalu salah. Kenapa ada tipe orang yg seperti itu..?
Pertama, Ia buta terhadap dirinya, dalam arti tidak bisa mengukur dirinya sendiri, baik secara kualitas maupun kesadarannya. Tidak sadar diri. "Kebutaan diri" ini akan menjauhkan dirinya dari introspeksi, sehingga segala sesuatu dalam dirinya akan terdominasi "pandangan ke luar sana", dan ujungnya akan dijauhkan dari perbuatan taubat. Jadi tanpa ia sadari, dirinya akan semakin dangkal/bodoh karena semakin lupa untuk selalu berusaha "menggali" diri dan hati. Dan kebodohan ini yg menyebabkan ia merasa paling benar, sebagai konsekuensi dari pola kesetimbangan dalam aspek dualitas.
Kedua, tanpa ia sadari, banyak kotoran-kotoran dalam dirinya (hatinya). Kotoran ini yg menghalangi (baca: memantulkan kembali) "cahaya" petunjuk dari Tuhan.
Orang yg mendapat petunjuk itu akan semakin sulit menyalahkan orang lain, karena ketika mau menyalahkan orang lain, maka yg terlihat adalah dirinya sendiri. Ketika melihat sesuatu yg (ia anggap) salah di luar, maka si hatinya akan selalu memberitahu agar selalu mengarahkan ke dalam dirinya dan menjadi alat untuk semakin memperbaiki diri. Sehingga hatinya makin lembut dan penuh kasih sayang. Sikap menyalahkan tidak pada tempatnya berada dalam hati yg halus, lembut dan penuh kasih sayang.
Dan pada tahap tertentu, tebalnya kotoran yg menutupi hati ini akan menimbulkan rasa ujub, riya dan takabur. Atau dengan bahasa lain, kesadaran qalbunya tertutupi nafsu-nafsunya.
Jika tubuhnya penuh sampah, maka yg tercium dari tubuhnya itu bau sampah. Jadi ke sekitar pun "menyebarkan" bau sampah.
Ketiga, ketika hatinya sedemikian kotor, maka hatinya akan penuh rasa benci dan dengki. Ini merupakan refleksi benci kepada dirinya sendiri yg kotor, karena secara fitrah itu manusia menyukai kesucian. Dan Kebencian ini yg akan menutupi objektivitas dalam memandang sesuatu. Cowok ganteng kayak sy pun kalau sama yg benci akan disebut cowok jelek, betul atau bener..? 😍
Dalam hal ini, sikap objektif merupakan hasil kekuatan kontrol dari kesadarannya, sehingga tidak dikalahkan nafsu dirinya. Dan ujungnya, objektivitas ini merupakan bentuk kecerdasan dirinya, kecerdasan dalam menyeimbangkan IQ, EQ dan SQ.
Jadi kesimpulannya, orang-orang yg dangkal (dalam arti belum bisa menyeimbangkan atau mengintegrasikan IQ, EQ dan SQ), akan lebih mudah terpengaruh hal-hal negatif, apakah itu yg berhubungan dengan tindakan radikal, rasa kebencian ataupun ke-negative thinking-an.
Be positive..!
Semoga....
#ombad #tasawuf