15 May 2018

BIBIT RADIKALISME

Jika melihat hiruk-pikuk medsos, sedikitnya bisa "menduga" akun-akun yg "sedikit" tertular sifat radikal. Ada beberapa kesimpulan sy, diantaranya:

- Jika ada kasus bom teroris, akun-akun itu akan men-share atau mengatakan : "pengalihan isu", dengan segala macam alasannya.

- Akun-akun itu kesehariannya membenci kepolisian (beserta elemennya), dan selalu melihat sisi jeleknya terus.

- Sebaliknya, jika Kepolisian dibenci-benci, tapi di akun-akun itu malah TNI mah dipuji-puji, padahal kedua institusi itu bawahan Presiden, tapi Presidennya mah tetap aja dijelek-jelekin.

- Akun-akun itu selalu negatif ke pemerintah, pokoknya pemerintah itu tidak ada bagusnya sedikitpun.

- Akun-akun itu selalu melakukan pembenaran atas nama agama yg ia anut, dan agama yg lain selalu dan tetap salah.

- Akun-akun itu selalu memusuhi organisasi beserta elemennya yg bersikap moderat, sekaligus menyebarkan fitnah, walaupun organisasi itu sesama Islam dan elemennya pun para Kyai, semisal getolnya serangan ke organisasi NU dan para Kyainya pun sering jadi sasaran.

- Akun-akun itu akan selalu menuduh keimanan (Munafik, Murtad, bahkan Kafir) dengan orang lain yg tidak sepaham atau sekubu dengannya, walau se-agama.

- Awalnya akun-akun tersebut men-share hal-hal seperti di atas, lalu selanjutnya mulai "tertular" dan bikin postingan sendiri.

- dsb, silakan tambahkan sendiri..

Ada satu hal yg lucu, ketika melihat beberapa akun yg kebanyakan isinya selalu menjelek-jelekkan pemerintah beserta elemennya, tapi ia sendiri hidupnya aja masih digaji negara (termasuk perusahaan milik negara). Kan harusnya malu jika kelakuannya seperti itu eaa.. :D 

Mudah-mudahan akun-akun seperti itu sudah ditandai dan dalam pengawasan pihak terkait. Dan ke depan, mudah-mudahan pihak Pemerintah dan pihak Medsos (Facebook, Twitter, dsb) bisa menyepakati suatu aturan "satu akun untuk satu ID". Jadi setiap akun itu diverifikasi oleh nomor KTP dan tidak bisa digandakan, sehingga bisa mengantisipasi akun-akun palsu penyebar paham radikalisme.

Dan bibit-bibit radikalisme ini ternyata makin ke sini makin subur. Lihatlah, anak-anak kecil aja udah bisa teriak-teriak "Bunuh" kepada yg beda agama. Sangat miris..! Gak tau anak-anak ini ketularan orang tuanya atau diajarin orang tuanya ataupun ketularan lingkungannya. Apa mereka ke depannya mau jadi calon-calon teroris..?

Ketika sekelompok anak kecil berteriak, "Bunuh, bunuh, bunuh...!"
Itu propaganda siapa..? Jadi yg memberi citra buruk Islam itu siapa..?

Dan juga, sebaiknya UU Terorisme itu diberlakukan lagi aja dech. Sikat dan Habisi aja, jangan sampai terlambat seperti di Iraq, Suriah, dsb. 

Semoga....
#ombad