17 May 2018

KAPAN NIAT PUASA ?

Dalam hal niat Puasa Wajib (jenis apa saja), para ulama berbagai mazhab sepakat bahwa Niat harus dilaksanakan pada malam hari. Pendapat ini didasarkan pada hadist Rasulullah SAW yg diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah:

“Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidak sah puasanya.”

Lain halnya puasa Sunnah, waktu berniat tidak harus malam hari, tapi bisa dilakukan setelah terbit fajar sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur) dengan syarat ia belum makan/minum sedikitpun sejak Subuh. Bahkan ulama mazhab Hambali, untuk puasa Sunnah, membolehkan berniat setelah waktu Dzuhur.

Kembali ke persoalan, seandainya lupa berniat pada malam hari atau tertidur, bolehkah melakukan niat setelah terbit fajar atau pagi harinya..?

Untuk lebih detailnya, marilah kita ikuti berbagai pendapat berikut ini:

- Madzhab HANAFI
Lebih baik bila Niat puasa (apa saja) dilakukan bersamaan dengan terbitnya fajar, karena saat terbit fajar merupakan awal ibadah. Jika dilaksanakan setelah terbitnya fajar, untuk semua jenis puasa wajib yg sifatnya menjadi tanggungan/hutang (seperti puasa Qadha, puasa Kafarat, puasa karena telah melakukan haji tamattu’ dan qiran –sebagai gantinya denda/dam, dll) maka tidak sah puasanya.

Karena, menurut madzhab ini, puasa-puasa jenis ini niatnya harus dilakukan pada malam hari. Tapi lain dengan Puasa Wajib yg hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti puasa Ramadhan, nazar, dan puasa-puasa Sunnah yg tidak dikerjakan dengan sempurna, maka boleh saja niatnya dilakukan setelah fajar sampai sebelum Dzuhur.

- Madzhab MALIKI
Niat dianggap sah, untuk semua jenis puasa, bila dilakukan pada malam hari atau bersamaan dengan terbitnya fajar. Adapun apabila seseorang berniat sebelum terbenamnya matahari pada hari sebelumnya, atau berniat sebelum tergelincirnya matahari pada hari ia berpuasa maka puasanya tidak sah walaupun puasa Sunnah.

- Madzhab SYAFI’I
Untuk semua jenis puasa Wajib (baik yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti puasa Ramadhan; yg sifatnya menjadi tanggungan seperti Qadha’, nazar, kafarat, dll.) niat harus dilakukan pada malam hari. Adapun puasa Sunnah, niat bisa dilakukan sejak malam hari sampai sebelum tergelincirnya matahari. Karena Nabi SAW suatu hari berkata pada ‘Aisyah: ‘Apakah kamu mempunyai makanan?’
Jawab ‘Aisyah: ‘Tidak punya’.
Terus Nabi bilang: ‘Kalau begitu aku puasa’.
Lantas ‘Aisyah mengisahkan bahwa Nabi pada hari yang lain berkata kepadanya: ‘Adakah sesuatu yang bisa dimakan?’
Jawab ‘Aisyah: ‘Ada’.
Lantas Nabi berkata: ‘Kalau begitu saya tak berpuasa, meskipun saya telah berniat puasa’.

- Mazhab HAMBALI
Tidak beda dari Syafi’iyah, madzhab ini mengharuskan niat dilakukan pada malam hari, untuk semua jenis puasa Wajib. Adapun puasa Sunnah, berbeda dari Syafi’iyah, niat bisa dilakukan walaupun telah lewat waktu Dzuhur (dengan syarat belum makan/minum sedikitpun sejak fajar).

Dan pendapat yg terakhir inilah (bolehnya Niat puasa Sunnah walaupun telah lewat Dzuhur) yg paling kuat.

NIAT Puasa Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati Lillahi Ta'ala.

Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

**

Selamat memasuki bulan yg penuh Berkah.. Sy pribadi mohon maaf dari teman-teman semua dari kesalahan yg sengaja ataupun tidak..

Semoga..
#ombad #ramadhan #01