Daripada bikin revisi film "G30S PKI", mending bikin film tentang "Pemberontakan DI/TII", pasti lebih asoy. Biarkan film "G30S PKI" berjalan sebagaimana mestinya, itung-itung kenangan dari Pemerintah Orba.. :D
Seperti kita tahu, Pemberontakan DI/TII ini dimulai sejak Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII), di Tasikmalaya, pada 7 Agustus 1949. Dan pemberontakan ini menyebar ke : Jawa Tengah (Amir Fatah, 1950-1952), Kalimantan Selatan (Ibnu Hadjar, 1950), Sulawesi Selatan (Kahar Muzakar, 1950-1965), dan Aceh (Daud Beureuh, 1953-1962). Sampai akhirnya, pemberontakan DI/TII berhasil ditumpas. Kartosoewirjo ditangkap oleh pasukan TNI di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat, pada 4 Juni 1962.
Kenapa Pemberontakan DI/TII lebih menarik dibuat film nya, ada beberapa alasan:
- Rentang waktu cukup lama.
Sejak jaman SI (Sarekat Islam) tahun 20 an sampai 1962 an, tentu banyak hal-hal yg menarik jika digali, kenapa seorang Kartosoewirjo menjadi radikal, dan memberontak kepada Pemerintah yg sah.
- Adegan Romantisnya ada.
Misal, Ketika tahun 1928, saat Kartosoewirjo datang ke Malangbong Garoet (waktu itu Kartosoewirjo sebagai Sekretaris Umum Partai Sarekat Islam), ketemu sama kembang pesantren yg bernama Dewi Kulsum, yg kebetulan anaknya ajengan Ardiwisastra yg juga tokoh Sarekat Islam ternama di Garut. Ohh coo cwiiittt..
- Adegan Menakutkannya ada.
Misal, malam-malam, sebuah perkampungan (Cipari, Garut) direnteti tembakan, rumah-rumah, pesantren, bahkan mesjid pun penuh dengan bekas-bekas peluru, plus pembakaran rumah-rumah, dan penjarahan. Atau di Buligir, Singaparna, 51 orang penduduk dibunuh..
- Adegan Perangnya ada.
Misal, bagaimana TNI beserta rakyat Jawa Barat melakukan operasi "Pagar Betis" untuk melumpuhkan sarang-sarang pemberontak DI/TII di gunung-gunung yg sangat sulit dijangkau.
- Adegan Sadisnya ada.
Misal, ungkapan yg dulu sangat populer di Garut, "Ka dieukeun nyawa na urang titipkeun ka Alloh..!" (Sini kan nyawanya, kita titipkan ke Allah..!), sambil langsung orangnya disembelih DI/TII. Ataupun ketika Tentara Siliwangi yg hijrah, lalu pulang dari Jogja ke Jawa Barat, yg diracun dan disergap, untuk ditawan atau dibunuh Pemberontak DI/TII setelah melalui penganiayaan yg tiada berperikemanusiaan.
- Adegan Harunya pun ada.
Misal, ketika Bung Karno menangis karena tidak tega mau menandatangani surat hukuman mati Kartosoewirjo, ya wajar aja, soalnya Soekarno dan Kartosoewirjo merupakan sahabat karib sama-sama berguru kepada Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto di kawasan Peneleh, Surabaya, ketika sama-sama di Sarekat Islam (SI).
Semoga...
#ombad #sejarah