Banyak dari para pengkritik (termasuk pencaci dan pencela) Pemimpin jika dari medsos begitu lantang tetapi jika berhadapan langsung justru menjadi manusia pengecut.. :D
Dalil yg selalu dijadikan rujukan adalah ketika Rasulullah SAW ditanya "Apa jihad apa yang paling utama..?"
Dan Beliau menjawab:
كلمة حق عند سلطان جائر
“Kalimat kebenaran di sisi pemimpin yang dzalim.“ (HR. Nasai, Ibn Majah)
Memahami Hadist di atas aja banyak yg tidak tepat dan tidak pada tempatnya.
Pertama, apakah benar Pemimpinnya dzalim..? Apakah ia melarang Shalat, Zakat atau Naik Haji..? Ataukah "anti Islam" itu hanya jargon yg dipakai sebagian kelompok karena berhubungan dengan kepentingannya..?
Kedua, Lafadz 'INDAL SULTHON (DI SISI Pemimpin) itu maknanya menasehati langsung dihadapan pemimpin dengan cara yg bijak. Kemuliaan dan Keberanian jika seperti itu, dan sebaliknya, jika mengungkap aib dari kejauhan (medsos) adalah Penghinaan dan Kemunafikan.
Dari Muhammad bin Zaid, ia berkata, “Orang-orang bertanya kepada Ibn Umar, 'Kami mendatangi penguasa kami lalu kami mengatakan sesuatu yg berbeda jika kami keluar dari mereka.'
Ibn Umar berkata, “Dahulu kami mengkategorikan sifat seperti ini sebagai sifat Munafik,” (HR. Bukhari)
Ketiga, dalam kitab Syarh Arbain Imam Nawawi pun dijelaskan akan banyak kerusakannya (sampai pemberontakan) jika memprovokasi rakyat untuk membenci pemimpinnya.
Jika memang hal seperti itu (menjelekkan Pemimpin) dianggap "Nahi Munkar" oleh sebagian kelompok, maka pola "Nahi Munkar" nya pun memakai cara yg munkar, dan artinya BATAL, bahkan bisa dikategorikan Haram. Tidak akan ada Kebaikan di dalamnya.
Bukankah Allah SWT pun memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk mendatangi Firaun secara langsung dan menasehatinya dengan lembut..? Lihat QS. Thoha: 42-44. Firaun lho, apalagi kepada Pemimpin yg beragama, bertuhan dan bertauhid.
"Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thoha: 42-44)
Jadi baiknya adalah selalu mendoakan kebaikan untuk pemimpin kita agar dibimbing oleh Allah SWT dalam menjalankan tugasnya.
Semoga...
#ombad #adab