Ada cewek-cewek yg kesadarannya melebihi usianya. Biasanya, ini terjadi pada cewek-cewek indigo. Hal ini terjadi karena perkembangan otak, memori ataupun pemikirannya lebih cepat, terutama EQ nya. Karena cewek ditakdirkan lebih labil baik dari pikologis maupun pemikirannya, maka akan butuh sandaran agar merasa aman (secure) untuk antisipasi (eliminasi) sifat labilnya.
Kondisi seperti ini secara tidak langsung akan memaksa para cowok untuk "mempercepat" kematangannya, karena harus ada cowok (calon pendampingnya) yg secara pemikiran (kesadaran, psikologis) lebih stabil dan bisa jadi sparing partner. Nanti kalau si cowoknya lebih "muda" pemikiran (kesadaran atau psikologisnya), maka si cewek akan susah sendiri karena rasanya akan seperti ngasuh.. 😀
Sparing partner di sini bisa bermakna :
- Pengasuh,
- Lawan tanding,
- Tempat bersandar,
- Pelampiasan.
Itulah kenapa, si cowok harus lebih "dewasa" atau "matang", dalam arti menguasai medan, menguasai permainan dan bisa mengatur irama. Hal ini bukan diartikan si cowok yg harus memegang kendali, tetapi lebih diarahkan agar memudahkan terjadinya simbiosis mutualisma dalam kesetaraan dan keseimbangan yang harmonis.
Maulana Jalaluddin Rumi dalam Fihi Ma Fihi menggambarkan bahwa betapa pentingnya keduanya karena berhubungan dengan semua aspek kehidupan :
“Dan bukankah interpretasi mistis dari huruf pertama abjad Arab, yang ramping dan tegak, alif, dengan nilai numerik satu, sebagai manifestasi pertama Keesaan Tuhan; dan huruf kedua, merupakan permulaan penciptaan alam semesta..? Karena huruf pertama Alquran adalah ‘ba’ dalam kata Bismillah, “Dengan nama Allah”.
Dengan adanya kecenderungan umum dalam Islam untuk mengorganisasikan segala sesuatu ke dalam dua kelompok serta melihat segala penciptaan berdasarkan kedua aspek ini, bagaimana mungkin sisi-sisi Maskulin dan Feminin dalam kehidupan tidak dianggap sama-sama penting..?
“Karena tanpa kerja keduanya, tak akan ada kehidupan baru di muka bumi.”
Semoga..
#ombad #tasawuf