03 June 2019

DOSA JARIAH

Terkait amal/pahala itu ada Amal Jariah, dan terkait dosa pun ada Dosa Jariah, dosa yang beranak-pinak kayak Multi Level Marketing.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim, dari Jarir bin Abdillah ra.)

Dosa Jariah itu misalnya :

- Pembuat dan Penyebar hoax/fitnah.

Sebuah hoax disebarkan dan dipercayai oleh 1000 orang, maka yang membuatnya akan dapat dosa jariah sebanyak 1000 kali lipat.

Itu makanya disebutkan dosa yang dipercepat balasannya adalah dosa fitnah. Kenapa..? Karena efeknya sangat merusak kehidupan ("lebih kejam daripada pembunuhan", QS. 2: 217).

(Dikatakan kepada mereka), ‘Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta agar disegerakan'.” (QS. Adz-Dzariyat: 14)

Keadilan Allah kepada hamba-Nya yang jadi korban fitnah menyebabkan disegerakannya muncul fakta atau bukti untuk membantah hoax/fitnah yang dibuatnya tersebut. Akhirnya selagi di dunia si pembuat hoax/fitnah ini bisa disegerakan mendapat balasannya --berupa kasus hukum, aib dan kehinaan--, dan begitu juga nanti di akhirat. Dia bisa lama nyemplung di neraka, karena tabungan amalnya habis buat "ganti kerugian" orang yang difitnahnya.


- Pengajar Ilmu/pemahaman yang salah.

Saat seseorang mengajarkan pemahaman yang salah misalnya ke 10 orang, lalu yang 10 orang ini mengajarkan lagi (misalnya) ke 1000 orang, maka si pengajar pertama dapat dosa jariah sebanyak 10.000 kali lipat.

Salah atau tidaknya ilmu dan pemahamannya itu, pembuktiannya bisa selagi di dunia ataupun nanti saat dirinya mengalami "kiamat" dalam diri, karena sesatnya ini sangat berhubungan dengan "dajjal" dalam dirinya. Dan yang pasti di akhirat pun menunggu pertanggung-jawabannya karena telah menyesatkan banyak manusia. Contoh sederhana adalah para teroris jihadis yang salah memahami makna jihad, ghirah, dsb.

"Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun --bahwa mereka disesatkan--." (QS. an-Nahl: 25)

Dalam Tafsir Ibn Katsir, Imam Mujahid ra. menjelaskan bahwa mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya.

Itulah, SANAD menjadi sesuatu yang wajib bagi para penimba ilmu, salah satunya adalah untuk mencegah munculnya kesalahan pemahaman. Sedemikian pentingnya Sanad, sampai dikatakan :

Barangsiapa menguraikan al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa Benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan.” (HR. Ahmad)

Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan.” (Imam Abu Yazid al-Bustami ra.)

Dan banyak lagi dosa jariah lain, serta ini umumnya terkait muamalah (hablum minan naas).
.
ﻃﻮﺑﻰ ﻟﻤﻦ ﺇﺫا ﻣﺎﺕ ﻣﺎﺗﺖ ﻣﻌﻪ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻭاﻟﻮﻳﻞ اﻟﻄﻮﻳﻞ ﻟﻤﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﻭﺗﺒﻘﻰ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻣﺎﺋﺔ ﺳﻨﺔ ﻭﻣﺎﺋﺘﻲ ﺳﻨﺔ ﺃﻭ ﺃﻛﺜﺮ

"Beruntunglah orang yg ketika mati, dosanya ikut mati. Kecelakaan tak berujung bagi orang mati yang dosanya masih hidup jalan-jalan ratusan tahun di atas bumi." (Imam Al-Ghazali ra.)

Wajibnya kehati-hatian terhadap dosa jariah ini, sampai Imam Ghazali ra.mengatakan seperti ini :

لا تذنب فان كان لا بد فلا ترغب غيرك

"Jangan berbuat dosa, tapi jika terpaksa, jangan sampai menggugah orang lain untuk menirunya."

Apalagi kalo sampai dipideon.. ntar netizen aki-aki ramai minta "bagi linknya donk.." .. 😂


Semoga..
#ombad 29 #ramadhan 1440 H.