Pada awal tahun 1997, di Malang.. ada Kajian Islam dan Gusdur hadir sebagai narasumber.
Seorang santri yg tidak menyukai Gusdur, maklum karena si santri ini masih jadi penggemar majalah “Sabili”, “Media Dakwah” dan “Hidayatullah”, dimana ia sering menuduh Gusdur “kurang kadar keislamannya” bahkan “sebagai musuh umat Islam”, bertanya (sambil nyindir) :
“Gus, sy seorang santri, sebelum sy mengajukan pertanyaan, saya ingin mengajak kita semua untuk meyakini Islam sebagai agama paling benar, kalau kita sudah yakin, lantas bagaimana menjadikan Islam sebagai agama yg Rahmatan Lil Alamin (menjadi berkah bagi alam semesta)..?”
“Siapa nama santri tadi itu, santri kok ISLAMNYA KRISIS..?” Tanya Gusdur.
Mendengar ucapan Gusdur ini, belasan orang yg hadir tertawa terbahak-bahak.
“Kalau kita sudah yakin pada ajaran Islam, tak perlu lagi teriak-teriak, seperti teriakan 'Islam agama paling benar', 'Islam agama Sempurna', dll.. biasanya yg sering teriak itu masih ragu atau takut..
.. Saya sering dianggap tidak Islam hanya gara-gara sering membela orang non-muslim, saya dianggap tidak ngerti ayat Quran yg berbunyi 'Tidak akan pernah rela orang Yahudi dan Kristen pada kamu (orang Islam), sampai kamu mengikuti agama mereka'.. Orang yg pernah menuduh saya seperti Pak Yusril Ihza Mahendra dengan ayat Al-Quran tadi, dia bilang saya kurang Iman dan Islam, saya cuma bilang 'Pak Yusril masuk pesantren dulu deh, belajar tafsir Al-Quran'.."
Hadirin kembali tertawa..
Gus Dur melanjutkan:
“Bagi saya makna 'tidak rela' itu jangan didramatisir, dipahami biasa-biasa saja, karena sebaliknya kita orang Islam juga tidak pernah rela pada keyakinan mereka. Sama saja kan..? 'Tidak rela' bukan berarti mau menyakiti atau membunuh. Contohnya Siti Nurbaya tidak rela menikah dengan Datuk Maringgih. Yaaa Siti tidak rela saja, bukan lantas dia ingin menyakiti atau membunuh Datuk Maringgih, buktinya Siti Nurbaya melahirkan anak-anak Datuk Maringgih.”
Orang-orang yg hadir kembali tertawa lebar mendengar tamsil Gus Dur soal “tidak rela” itu.
Dan terkait “Islam rahmatan lil alamin”, Gusdur pun menjawab dengan mengutip wejangan KH Ahmad Siddiq bahwa Islam harus merawat tiga ikatan persaudaraan, yaitu :
- Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan keislaman),
- Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan,
- Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).
Dan jika Islam mampu merawat tiga ikatan persaudaraan ini, maka Islam itu akan menjadi berkah bagi alam semesta.
Semoga..
#ombad #gusdur