Suatu ketika,
PG1 : "Kalo keseimbangan itu selalu diiringi entropi, bagaimana mungkin menjaga equalibrium itu..?"
PG2 : "Keseimbangan dalam konteks ini kan bukan sama tapi 'putaran' yg kontinu. Entropi itu ada sebagai bentuk katalis biar tidak diam. Jadi kuncinya, balance yg dimaksud adalah 'berputar'... Siklus."
PG1 : "Ini kaitannya antara stillness dan steady state. Saya kok gak yakin hidup ini harus pasif."
PG2 : "Esensi stillness itu bukan diam, tetapi tetap berputar cuma balance sehingga terlihat seperti diam. Coba lihat roda mobil ketika berputar kencang, kan seperti diam. Bumi berputar, tapi kita rasakan seperti diam tidak bergerak."
PG1 : "Kalo sewaktu berlatih, menjaga crosspoint stabil, kurang tepat menurut sy. Bisa salah presepsi.."
PG2 : "Stabil kan bukan diam..
Misal.. si A sedang berdiri dan diam. Apakah partikel-partikel di dalam tubuh, darah, dsb nya diam..? Apakah tanah yg dipijak itu diam..?
Ini hanya masalah mengambil sudut pandang... relativisme pengambilan sudut pandang.. Nanti selanjutnya berhubungan dengan keilmuan paradoks."
PG1 : "Betul.. tapi kan aplikasinya jadi diam. Pasif disini saya tangkap lebih kepada diam. Atau saya salah nangkap."
PG2 : "Keilmuan paradoks bisa diartikan : relativisme pengambilan sudut pandang.
Menurut sy, kurang tepat dalam memaknai... Keterbatasan bahasa."
PG1 : "Trus..?"
PG2 : "Yang jadi pertanyaan... emang kita bisa diam atau pasif... gak dech.. :D
pendekatan makna pasif : analoginya... seperti seorang Sniper.."
PG1 : "Nah itu yg saya maksud.."
PG2 : "Tubuh seperti diam menunggu target... apa benar itu diam..?
Apakah fokus yg dilakukan itu diam..? .. Gak dech .. :D
Sudut pandang terhadap tubuh fisik dilihatnya seperti diam... artinya parsial.."
Keterangan :
- PG = Pria Ganteng .. :D
- sudah disunting, biar lulus sensor ... :D