05 February 2018

WUSTHA & DAIM

Politik itu mempunyai dua sisi, sisi "Luar" yg terlihat dan sengaja diperlihatkan, serta sisi "Dalam" yg disembunyikan dan dilaksanakan dengan cerdik tanpa banyak omong. Jika keduanya diperlihatkan ke publik mah atuh, itu namanya bukan Politik tetapi Pengumuman... :D

Salah satu "kecerdikannya" itu bisa membuat semua berteriak, baik yg berteriak riang maupun berteriak geram, padahal hanya sisi "Luar" saja yg terlihat.

Mirip adu jangkrik, yg nonton pada bersorak, ada yg gembira ada yg kecewa, ada yg senyum ada yg geram. Strategi pengolahan suporter.

Gaduh...? Iya, emang bikin gaduh. Dunia memang gaduh. Tetapi tidak di hati orang-orang yg Wustha dan Daim, karena Hikmah pun banyak tersebar dalam kegaduhan. Ada bening yg tersimpan dalam kekeruhan. Bukankah "Di dalam Keramaian ada Keheningan" dan selanjutnya, "Di dalam Keheningan ada Keramaian"...?

Dalam Suluk Wujil, Sunan Bonang mengatakan:

"Utaming sarira puniki, Angawruhana jatining salat, Sembah lawan pujine, Jatining salat iku, Dudu ngisa tuwin magerib, Sembahyang araneka, Wenange puniku, Lamun aranana salat, Pan minangka kekembaning salat daim, Ingaran tata krama."

(Unggulnya diri itu mengetahui hakikat shalat, sembah dan pujian. Shalat yg sebenarnya bukan mengerjakan isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang, apabila disebut shalat maka itu hanya hiasan dari shalat Daim. Hanyalah tata krama.)

Jadi bagi para pemilik hati Wustha dan Daim, nikmatilah Hikmahnya dan tetap dalam Kedamaian.

Semoga.....
#ombad #tasawuf