04 February 2018

RIAK

Melihat riak di permukaan air itu semua (yg bermata) pun bisa. Apalagi melihat ombak dan gelombang, dari jauhpun bisa dan mudah. Tetapi untuk melihat yg tersembunyi di kedalaman dan di bawah riak, ombak dan gelombang, ya belum tentu semua bisa.

"Ada ilmu yang bagaikan mutiara dalam kerang." (Hadist)

Beruntunglah orang-orang yg diberi anugerah Allah SWT sehingga bisa memilah mana yg baik dan mana yg buruk, termasuk memilah mana yg jernih, mana yg suram/bias, melihat dengan jelas walau suasanya remang-remang, seperti halnya jelasnya pandangan di bawah riak. Kejernihan, Kebeningan dan Shiddiqiyyah.

Setidak-tidaknya berguna buat dirinya, supaya tidak terbawa arus (opini).

Apakah hal ini ada hubungan dengan konsepsi "Fitnah Dajjal", yg serba terbalik?
Wallahu a'lam, tanyakan saja pada rumput yg bergoyang di ujung halaman sono.. atau rumput yg ada di Gua Kahfi nun jauh di sana.. :D

Semoga sy jg mendapatkannya...ehh.. Kok sy doank.. Egois bageeddhh... Buat semua jg dech...

Semoga...
#ombad #tasawuf

**

Obrolan via Fb tgl 20 Juli 2016

CC : Kemarin di gua Kahfi Jordan gak ada rumput om. Semua udah dibeton

BS : Emang sulit bisa bertanya ke rumput di Gua Kahfi.. :D Rumputnya "udah" hilang tersembunyi.. Surat Kahfi kan "perlindungan" dari fitnah Dajjal.

CC : Apa yg dimaksud dgn fitnah dajjal om?

BS : Dalam konteks mikro aja ya.. Soalnya kalo konteks makro.. wallahu a'lam.

Menurut sy, Lihat dulu "gambaran" Dajjal..

- Dajjal al-Masih (Mesias).
- Dahinya bertuliskan "Kafara" (kafir, tertutup).
- Mata cuma satu.
- orang banyak tergiur surga dajjal, padahal itu neraka menurut Allah... dan sebaliknya.
- Imam Mahdi yg turunan Rasul aja kalah sama Dajjal,
- baru sesudah dibantu Nabi Isa... bisa menang.

Nash secara tekstual (hadist) nya begitu. Ya, hrs percaya kan..?

Dan Takwilan menurut sy,

- Dimana-mana yg namanya Mesias itu mengajak kepada Kebenaran... begitupun Dajjal.. cuma "seperti kebenaran".. kebenaran yg semu.. biasanya parsial dan misposisi.

- Sebetulnya dia "tertutup dari kebenaran" (kafara), tapi dia suarakan "kebenaran" tapi bukan lillahi ta'ala, karena niatnya kepentingan pribadi (secara duniawi, apakah urusan dalam politik, kekuasaan, dunia, dsb).

- "Satu mata" : pola pandang & pemikirannya hanya 'sebelah'.. baik menurut dia doank, yg lain salah kalo tidak sama, sehingga akhirnya bisa "pemaksaan", takfiri, pembunuhan, dsb. Tidak holistik & multidimensi dalam pemikiran & kesadaran, bahwa manusia itu berbeda-besa dan Allah pun mengatur seperti itu, sebagai bahan pelajaran.

- "Surga & Neraka Dajjal".. akhirnya ajakan Dajjal, "ini lho surga itu, ikuti..! kalo gak ikut kita dan beda, maka akan ke neraka..!".. jadi seperti sudah dapat jaminan surga. Tentu ada iming-imingnya, seperti kaya di dunia, jabatan, dsb.. padahal gak ada hub. dengan urusan Rahmat Allah.

- Imam Mahdi... sy anggap, orang yg paham seabreg kitab syariatpun bisa kalah dan tergiur oleh kepentingan pribadinya... Ayat-ayat yg dia kuasai akhirnya bisa menjadi alasan pembenaran. Itu makanya Imam Mahdi bisa dikalahkan oleh Dajjal.

- Nabi Isa as.. urusannya dengan Mahabbah.. untuk umat manusia, tentu dimulai dari diri sendiri, keluarga, dst.. Itu makanya Imam Mahdi dengan dibantu Nabi Isa akhirnya bisa mengalahkan Dajjal.

Secara esensi yg harus dilakukan adalah, perlu ditumbuh-kembangkannya Keseimbangan kesalehan individu & sosial... vertikal & horizontal dalam konteks islam, iman & ihsan (secara holistik).

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة و من قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه

Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda,

Barangsiapa membaca surat al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka baginya cahaya pada hari Kiamat dari tempat berdirinya hingga Makkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhirnya kemudian Dajjal keluar, maka dia tidak akan dapat dikuasainya." (HR. Muslim)