04 February 2018

DAUN VS UMBI

Sayang sekali... Jika ada seorang yg katanya ulama.. telah mengkotak-kotakkan mana kelompok orang beriman dan mana kelompok orang duniawi, hanya karena urusan sebuah aksi. Hal ini, dengan tanpa disadari, secara tidak langsung ada "pengakuan" bahwa dirinya lebih beriman dibandingkan dengan yg lain. Tawadhu atau Sombongkah yg seperti itu? Silahkan tanyakan pada air yg mengalir di selokan sono.

Memang, kita berada pada suatu kondisi/jaman dimana apa yg tampak di permukaan seakan-akan juga adalah akar/daleman dari permukaan itu. Jaman yg makin mudah untuk saling menuduh kualitas keimanan orang lain. Jaman yg makin sulit untuk ber-introspeksi dan membenahi diri.

Bukankah apa yg tampak di permukaan itu kadang menipu...?
Memang, apa yg terlihat secara lahir, seakan-akan menjadi ukuran kualitas batin juga, kualitas taqwa. Bukankah kualitas ketaqwaan seorang hamba itu hanya Allah yg tahu..?

Bukankah banyak yg tidak sesuai dengan tampilannya. Seakan-akan Bungkus itu adalah isi. Seakan-akan berbaju gamis itu beriman, dan yg berbaju kaos oblong itu duniawi. Seakan-akan yg bersorban itu beriman, dan yg hanya bertopi itu duniawi. Modal cuma 100 rb ke Pasar Baru, dan..... cling... berubah jadi ahli surga.

Dangkal sekali kalau begitu. Jadi wajar kalau pengaruhnya ke umat pun semakin dangkal. Dengan mudahnya kelompok yg satu menuduh Munafik kepada kelompok lain yg berbeda paham dan cara berjuangnya. Sungguh akal yg sangat dangkal.

Betul sekali ucapan Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw.,

"Mereka yg kebanggaan dirinya meninggi, akalnya melemah."

Ah, seandainya Daun yg lebat tanda umbinya besar...

Semoga...
#ombad #tasawuf