Cicit Nabi putrinya sayyidina Husain bin 'Ali ini aslinya bernama Aminah binti Husain bin 'Ali bin Abi Thalib (667-735 M). Sampai akhirnya terkenal dengan nama Sukayna.
Sayyidah Sukayna digambarkan sebagai perempuan yg mandiri, cantik dan cerdas. Ia pun punya adab dan berilmu tinggi. Selain sebagai seorang penyair yg berlisan fasih, ia pun merupakan periwayat Hadits Nabi SAW dari ayahnya sendiri (periwayatan jalur ahlul bait).
Pada jamannya, dia hadir di sidang suku Quraisy sebagai anggota Bani Hasyim, berdebat dengan kaum lelaki mengenai isu-isu politik dan sosial.
Dia pun seorang yg menentang budaya Quraisy (Arab) saat itu, khususnya yg meng-kelas-dua-kan kaum wanita. Bagaimana ia berani menolak terang-terangan pinangan kaum lelaki, menolak dipoligami, berani gugat cerai suaminya gara-gara suaminya ketahuan indehoy sama budak wanitanya, bahkan ia pun tidak memakai jilbab (catatan A. Arazi dalam Encyclopedia of Islam, 1960)
Ta'liq yg kita kenal sekarang ini merujuk ke perjanjian pra-nikah yg dibuat oleh Sayyidah Sukayna. Jadi Sukayna bisa disebut sebagai peletak awal perjanjian pra-nikah dalam sejarah Islam, di mana ia sangat ketat menjaga kemerdekaannya sebagai perempuan. Sukayna memasukkan klausul “tidak mau dipoligami” dalam perjanjian nikah.
Ketika suaminya melanggar syarat-syarat tersebut, dia mengadukannya ke pengadilan dan memaksa suaminya menceraikannya. Dan saat vonis cerainya disetujui, ia berdiri di persidangan dan berteriak sembari menghadap mantan suaminya,
“Pandanglah aku sepuasnya sekarang, karena engkau takkan melihatku lagi..!"
Dan contoh keberanian lain dari Sukayna yaitu pernah melabrak pejabat publik yg tengah menjelek-jelekkan almarhum kakeknya, 'Ali bin Abi Thalib kw. di masjid.
Bayangkan ia menggagas "kesetaraan", "keberanian" dan "perjuangan" seorang wanita dalam budaya "superioritas kaum lelaki" di Arab pada abad pertama Hijriah, tahun 700 an Masehi...!
Sementara hegemoni "kelelakian" di Arab waktu itu sedemikian tingginya, dan kadang butuh "didukung" atas nama agama, lebih menggaungkan "wanita harus patuh" dan "laki-laki.adalah pemimpin (baca: raja)." Dan Islam "kekinian" yg datang kemarin-kemarin ke Indonesia itu seperti sengaja "menenggelamkan" sosok Sayyidah Sukayna dalam sejarah kebangkitan perempuan Islam.
Nah.. kalau sekarang mah Sayyidah Sukayna itu mungkin akan dianggap seorang "Muslimah Modern" atau "Muslimah feminis moderat" atau bahkan "Muslimah Liberal" .. :D
Dan kaum pentol korek mungkin akan menyesatkan Beliau... :D
Semoga.....
#ombad #ramadhan17