16 June 2017

SULTHONUL AULIA YANG TOLERAN

Ada yg menarik ketika pada tahun 2012-2013 sehubungan dengan program revisi terjemahan Sirrur Asrar dan terjemahan Tafsir al-Jailani di tempatnya Wa Zezen di Pesantren Azzainiyyah Sukabumi, yaitu bisa dekat dan ngobrol dengan salah seorang cicitnya Sulthonul Aulia, Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs. yg bernama Syeikh Fadhil. Kebetulan bermalam beberapa hari di hotel yg sama (kamar berdekatan). Gratis lagi dengan makan minumnya dari Wa Zezen... 😀.. Hatur nuhun Wa, katampi pisan.. _/\_

Dari keterangan Syeikh Fadhil, sy baru tahu bahwa Syeikh Abdul Qadir adalah sosok yg sangat lembut, penyayang dan penuh toleransi, dan jg tidak bersikap radikal ke nonmuslim. Padahal kalau kita lihat dalam banyak kitabnya, seperti mengedepankan aspek Jalalullah (Kuat, Perkasa, Galak), tetapi ternyata dalam kesehariannya banyak mengedepankan aspek Jamalullah (Halus, Lembut, Indah).

Hal ini bisa dilihat dari komplek Madrasahnya (baca: universitas), selain pemukiman untuk para murid-muridnya, juga didirikan Panti Asuhan dan Panti Jompo untuk semua agama, tidak hanya Islam saja.

Salah satu contoh sifat penyayang dan ketolerannya Syeikh Abdul Qadir adalah Pengajiannya yg terbuka untuk semua kalangan, baik itu tua, muda, umat Muslim ataupun nonmuslim. Setiap berlangsungnya acara pengajian rutin itu, massa yg hadir tak kurang dari 60.000 orang..!

Dari uraian ini kita bisa mengambil hikmah, bahwa pendekatan secara Kasih Sayang dan Kemanusiaan akan jauh lebih berhasil dibanding dengan pola pemaksaan, ancaman, kekerasan dan Takfiri. Bukankan Rasulullah SAW pun begitu..?

"Aku telah meneliti semua amal saleh, dan tidak ada yang melebihi keutamaan amal MEMBERI MAKAN." (Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qs.)

(Bandung, 16 Juni 2016)

Semoga.....

#ombad #ramadhan21