Kalo dipikir-pikir, Teroris di Indonesia itu makin kesini makin miskin ya..
Jaman Orba, pake & bajak pesawat.
Jaman Mega, pake mobil.
Jaman SBY, pakai tas ransel.
Jaman Jokowi, pakai panci...!
Akhirnya, mereka dan pendukungnya pun pake propaganda di medsos... mungkin modal pulsa atau bahkan wifi gratisan. :D
TEKNIK PROPAGANDA
Jacques Ellul, mengemukakan pengertian propaganda sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisir yang ingin ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif berupa tindakan massa yang terdiri dari individu yang dipersatukan secara psikologis melalui manipulasinya dan digabungkan dalam suatu organisasi.
Teknik Propaganda yang kelihatan populer saat ini antara lain:
1. NAME CALLING
Teknik propaganda dengan cara memberikan sebuah ide atau label yang buruk kepada orang, gagasan, objek agar orang menolak sesuatu tanpa menguji kenyataannya. Pemberian label buruk tersebut bertujuan untuk menjatuhkan atau menurunkan kewibawaan seseorang atau kelompok tertentu.
2. GLITTERING GENERALITIES
Teknik propaganda dengan menggunakan ‘kata yang baik’ untuk melukiskan sesuatu agar memperoleh dukungan, tanpa menyelidiki ketepatan asosiasi itu. Digunakan untuk menonjolkan seseorang dengan mengidentifikasi orang tersebut dengan segala apa yang serba luhur dan agung.
3. TRANSFER
Mentransfer pengaruh seorang tokoh. Teknik ini digunakan dengan memanfaatkan pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berkharisma dalam lingkungan tertentu dengan mengidentifikasi suatu maksud menggunakan lambang autoritas.
4. PLAIN FOLK
Dilakukan dengan menunjukkan seseorang itu rendah hati dan berempati (memiliki keberpihakan) pada target propaganda.
5. TESTIMONIALS
Kesaksian dengan mengutip ucapan-ucapan orang yang dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud.
6. CARD STACKING
Dilakukan dengan menonjolkan satu sisi saja, entah baik atau buruk, sehingga publik hanya melihat satu sisi saja.
7. BANDWAGON
Dilakukan dengan tujuan meyakinkan khalayak akan kepopuleran dan kebenaran tujuan. Diterapkan untuk meyakinkan orang bahwa semua anggota suatu kelompok telah menerima suatu ide atau gagasan. Teknik bandwagon ini memposisikan sasaran sebagai minoritas. Tidak jarang kita menemui kata-kata seperti : “teman-temanmu yang sudah pasti pilih A, masa kamu aja yang pilih B..?”
KEMIRIPAN
Setelah sy amati, ternyata propagandanya ada kemiripan dengan sebelum meletus gonjang-ganjing Timur Tengah, yaitu :
- Jargon yg berhubungan dengan Syiah: Sesat, Syiah bukan Islam, Tunjuk Syiah sana-sini, dsb.
- Jargon yg berhubungan dengan Komunis (ini hanya di Indonesia): anti/pro komunis, kebangkitan PKI, dsb.
- Jargon yg berhubungan dengan Islam: Kembali ke QH (yg lain tersesat), Penistaan, Sesat, Murtad, Munafik, Kafir, dsb.
- Jargon yg berhubungan dengan Pemerintahan: Pemerintah Thoghut, Kepolisian jelek, dsb.
- Jargon yg berhubungan Ulama: Sesatkan ulama Moderat/tarekat, Syiahkan ulama tertentu, Kriminalisasi Ulama, Penistaan ulama, dsb.
Sederhana... propaganda² tersebut mulanya bertujuan agar terjadi polarisasi (kubu), lalu yg masih awam agama jadi terpengaruh, sehingga timbul pemahaman bahwa jenis "Islam" mereka itu islam yg paling bener dan yg berbeda dengan mereka itu munafik atau salah/sesat. Sampai akhirnya muncul sikap "menurut" & "patuh" dengan alasan "ulama wajib diikuti" & "ucapan ulama = perintah agama".. :D
Dan selanjutnya, lebih mudah membuat pola "massa". Awalnya (testcase) lewat demo untuk mencapai tujuan tertentu, dan selanjutnya pengerahan "kekuatan massa" (kerusuhan, perang sipil, dsb), sampai akhirnya porak-porandakan suatu negara/pemerintahan, mirip pemberontakan dan kasus Libya, Iraq, Suriah, dsb.
Sungguh sangat disayangkan, bagi yg merasa "kaum beriman" dan masih merasa "mujahid" jika pikirannya masih merasa dalam "ghirah" tanpa paham agenda dibalik itu semua.. Iqro.. Iqro.. Iqro.
Semoga....
#ombad #ramadhan01