Kalau lihat kasus Afi Nihaya sekarang, yg sy lihat bukan masalah dugaan plagiatnya. Toh, itu masih dugaan, dan di era medsos ini, sadar ataupun tidak, kita sering melakukan plagiarisasi, baik tulisan orang, quote, dan juga meme orang. Kecuali tulisannya dalam konteks Tulisan Ilmiah para akademisi di perguruan tinggi, baru bisa dikategorikan Plagiarisme.
Seperti pendapat Rhenald Kasali terkait motto : "Perubahan harus dimulai dari diri sendiri." Semua tahunya itu ucapan Aa Gym, padahal yg pertama "mengeluarkan" kutipan itu adalah John Maxwell. Untung aja gak ada yg usil jadi gak dipersoalkan.. :D
Dan yg jadi fokus sy adalah... urusan ini akhirnya jadi bumbu baru "perang" antar kubu satu dengan kubu lain. Kubu yg satu nyalah-nyalahin, kubu sebelahnya pun membela. Dihina sebelah sana, dipuji sebelah sini.. Dibully sebelah sana, didukung sebelah sini.. :D
Dan Afi Nihaya pun masuk ke pusaran "pertengkaran", menjadi "alat" untuk diserang (secara tidak langsung). Menjadi alat untuk kepentingan politik, kepentingan kelompok-kelompoknya, bahkan alat untuk kepentingan ego dan eksistensi diri masing-masing. Padahal tanpa ada Afi Nihaya pun, tetap aja saling "serang" dan kubu-kubuan. Saling tuduh, saling balas, pro kontra, aksi demo, program, bunga, lilin, obor, otak-atik angka, dsb.
Sayang sekali, anak muda yg sedang mencari dan mengembangkan diripun mulai direcoki para bangkotan. Khususnya oleh mereka yg butuh eksis dan terbiasa bersorak gembira melihat kekurangan yg lain, terbiasa tertawa bahagia melihat kesedihan orang lain, serta terbiasa melampiaskan nafsu merasa benar dan merasa berimannya.
Jadi sebaiknya berilah dukungan moral kepadanya ataupun kepada anak-anak muda lainnya, supaya mereka semakin rajin menulis, berkarya dan mengasah dirinya. Karena menulis itu sulit, apalagi bagi sy yg sekolah teknik.. buktinya skripsi aja cuma 20 halaman A4, beda dengan yg sekolah agama, skripsinya bisa ratusan halaman.. bahkan bisa setebal bantal.. 😍
Bagaimana seandainya beratnya beban psikologis yg dialami Afi ini menimpa anak-anak kita..?
Ataukah anak-anak dari orang yg membully Afi Nihaya ini harus mengalami beban psikologis yg berat, biar orang tuanya paham apa artinya Empati...?
Dan ingat, Allah SWT itu Maha Adil....
Mudah-mudahan nasehat dari Imam Malik ra. ini bisa menguatkannya:
قَالَ الإِمَامُ مَالِكُ -رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى-: (إِنْ رَأَيْتَ الرَّجُلُ يُدَافِعُ عَنِ الْحَقِّ "فَيَشْتُمُ وَيَسُبُّ وَيَغْضَبُ" فَاعْلَمْ أَنَّهُ مَعْلُوْلُ النِّيَّةِ، ِلأَنَّ الْحَقَّ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى هَذَا).
"Jika engkau menyaksikan seseorang sedang membela Kebenaran (al-haq), tetapi lisannya mengeluarkan cacian, makian, sumpah-serapah dan mengobral kemarahan, maka ketahuilah bahwa Niat di Hatinya sudah terkotori, karena Kebenaran (al-haq) tidak membutuhkan semua itu."
Terus menulis dan posting sesuatu yg positif aja ya Afi, tetap kuat, sabar, optimis, hadapi dengan tenang, dan jangan kabur.
Btw, kalo tulisan sy mah mau ditiru kek, dicontek kek, mau dicollect, mau dijadikan buku harian pun, silahkan aja.. gratis... ambil aja.. bebas... Ilmu mah dari sumbernya juga gratis.. Mau dicantumin nama #ombad mau enggak, mau dibaca mau enggak.. gak ngaruh... :D
Kan kalo berguna dan bermanfaat selamanya, mungkin pahalanya pun akan mengalir selamanya... dan diam-diam.
Semoga....
#ombad #ramadhan07