05 December 2018

IBADAH TANPA ILMU

Tentu berbeda Ibadahnya orang berilmu dengan Ibadah tanpa ilmu, karena dengan didasari ilmu maka ia akan mengetahui hukum tiap amal/perbuatan, seseorang dapat menunaikan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam hubungannya secara horizontal dengan lingkungannya.
 

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa Derajat. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11)

Itu makanya secara tersirat Ibn Abbas (Abdullah bin Abbas ra.) mengatakan bahwa perbandingan derajat antara orang yg memiliki ilmu dibanding orang yg tidak memilikinya adalah 700 derajat, dimana derajat pertama ke derajat kedua menempuh perjalanan 500 tahun lamanya.

Syeikh Hasan Al-Bashri ra. berkata,

العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ

Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. Pelajarilah ilmu dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun meninggalkan belajar.”

Jangan sampai karena ketidak-tahuan akan ilmu, mengalami hal seperti ini :

Alkisah, di Maroko pernah hidup seorang ahli ibadah yg dikenal oleh masyarakat sekitarnya sebagai orang shalih. Siang-malam ia isi dengan ibadah. Hari-harinya ia hiasi dengan kegiatan ibadah kepada Allah SWT. Suatu hari ia membeli seekor keledai betina. Anehnya keledai itu tidak ia gunakan sama sekali. Hal ini membuat seorang tetangganya diliputi rasa penasaran, “Tuan, mengapa keledainya tidak dimanfaatkan..?”
Dijawab oleh si ahli ibadah ini, “Memang, aku hanya memanfaatkannya untuk memuaskan nafsu birahiku.”
Setelah diusut, ternyata si ahli ibadah ini betul-betul tidak tahu soal larangan keras menyetubuhi hewan. Ketika ia diberi tahu soal hukum menyetubuhi hewan, ia menangis sejadi-jadinya.. :D

Dan mudah-mudahan penyakit Ujub, Riya, Sum'ah, dsb ketika sedang ibadah tidak memasuki hati kita. Kenapa..?

Karena sifat seperti Riya' ini (memamerkan amal ibadah karena ingin mendapat pujian dari orang lain) dapat merusak keikhlasan. Ikhlas yg sempurna harus dilakukan baik sebelum, sedang, ataupun sesudah ibadah. Sebab ada orang yg ikhlas ketika beribadah, tetapi setelah itu ia terjebak dalam sikap Riya’ (pamer), maka rusaklah nilai ibadahnya.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang Shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat Riya’.” (QS. Al-Ma’un : 4-6)


Semoga..
#ombad #tasawuf