01 November 2018

TASAWUF DALAM ENGINEERING

Ilmu agama itu bisa diintegrasikan dengan ilmu eksak, bahkan bisa makin menguatkan pemahamannya. Kenapa..? Karena Tuhan itu ada di mana-mana.. ehh.. maksudnya, karena Akal itu harus dipakai agar dalam beragama pun jadi berakal.. bukankah "tidak ada agama jika tidak berakal"..?

"Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.." (QS. Ar-Ra'd : 19)

Misal :

F = m.a
Rumus jadul di atas boleh kok kalau mau dibaca :

"Upaya (F) yang harus dilakukan akan semakin berat jika kita Ego/eksistensi (m) makin besar, jika sulit diturunkan, ya harus makin rajin (a) ibadahnya."

E = m.C²
Ini pun bisa diterjemahkan menjadi :

"Pahala dari Ikhlas sangat besar bahkan bisa tak terhingga, karena kualitas ikhlas itu seperti cahaya diantara materi."

P = F/A
Begitupun rumus ini, silakan aja mau diartikan :

"Masalah dan tekanan dalam hidup sebesar apapun tidak akan terasa berat jika kelapangan Hatinya terbuka lebar, apalagi kalau bisa Ridha kepada Allah, maka terasanya biasa saja, ringan bagai bulu."

Jika disadari, setiap masalah yang datang menimpa seringkali membuat terpuruk, makin membuat jatuh, padahal kalau lihat kinerja (misal) sayap pesawat, Hukum III Newton mengajarkan bahwa dengan adanya udara yg dihembuskan ke bawah oleh sayap, udara di bawah pesawat akan ‘balas mendorong’ pesawat. Artinya dengan adanya masalah yg menimpa dalam hidup, harusnya bisa jadi pemicu agar masalah itu bisa mendorong diri kita untuk ke "atas", makin mendekati Tuhan. Jadi ada perubahan momentum dalam diri saat masalah menerpa.

Dan bersikap Sabar itu seperti kontur Airfoil yg unik pada sayap pesawat, agar bisa menghasilkan Efek Coanda dimana bisa mengarahkan udara yg mengalir di bagian atas sayap dan "memaksa" agar alirannya selalu mengikuti kontur tersebut. Jadi tetap istiqamah dalam proses "jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu"..

Jadi kalau pikirannya positif, maka makin masalah anda besar, maka yakinlah bahwa makin dicintai Allah, karena seperti prinsip Aksi Reaksi, gaya pada bagian bawah sayap pesawat itu sama besarnya dengan gaya yg diberikan sayap untuk membelokkan udara. Memang sih, ayat suci cuma mengatakan "sesudah kesulitan ada kemudahan".

Nah, biar agak tenang, ingat saja yg pernah Rasulullah SAW katakan :
 
Untuk menanggung cobaan dipercayakan kepada Nabi dan para Wali serta orang-orang yang menyerupainya.”

Dan jika kualitas kesadarannya semakin rajin (ditingkatkan) dengan berupaya terus-menerus mendekati Tuhan, maka tekanan dari masalah pun terasanya akan semakin kecil/ringan, atau dengan kata lain, hijab-hijab dalam hati kita semakin sedikit, sehingga semakin mudah untuk menembus dimensi-dimensi yang lebih tinggi (baca : kesadarannya naik dan bertransformasi menjadi lebih baik). Seperti halnya Prinsip Bernoulli yg menyatakan bahwa, jika semakin tinggi kecepatan fluida (untuk ketinggian yg relatif sama), maka tekanannya akan mengecil sehingga terjadi perbedaan antara tekanan udara di bawah sayap dengan tekanan udara di atas sayap. Hal tersebut yg menciptakan gaya angkat.

Dalam Proses Beragama pun sangat erat hubungannya dengan Prinsip Aerodinamika, dimana proses keimanan seseorang itu sangat terkait dengan Gaya Angkat/Lift (ibadah wajib, sunnah, banyak berdzikir, dsb), Gaya Dorong/Thrust (Sabar, Syukur, Tawakal, Qanaah, Tawadhu, dsb), Gaya Berat/Weight (Nafsu Amarah, Mulhimah, Lawamah, Ego, dsb), dan Gaya Hambat Udara/Drag (Hubbud Dun-ya, Ujub, Riya, Takabur, Sum'ah, dsb). 

Dan masih banyak prinsip-prinsip dalam bidang eksak/engineering yg bisa kita gali dan diintegrasikan dengan ilmu agama. 

Btw.. 

Terkait pertanyaan yg sering ditanyakan ke sy oleh para Aki-aki tentang Poligami.. mudaahh jawabannya mah.. silakan lihat aja gambar di bawah.. :D


Semoga..
#ombad #tasawuf