20 February 2018

TAFSIR AL-JILANI

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, nama dan pengaruhnya sedemikian termasyhur.

Ibnu Rajab juga berkata,

"Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu Ma'rifat yang sesuai dengan Sunnah."

Salah satu keturunan Syeikh Abdul Qadir Jailani, Prof. Dr. Muhammad Fadhil al-Hasan al-Husaini selama 30 tahun lebih (1977- skrg) melakukan pemburuan dan pengumpulan manuskrip-manuskrip karya dari al-Jailani. Uniknya manuskrip ini tidak hanya didapatkan dari dunia Islam, tetapi juga di negara-negara Eropa seperti di Vatican Library, Berlin, Paris, dsb.

Salah satunya adalah ditemukannya Tafsir al-Jailani yang "menghilang" setelah sekian ratus tahun. Tafsir al-Jilani ini diteliti sejak tahun 1977, dan tahun 2009 sudah dicetak.

Tafsir ini diberi nama :
Al-Fawaatih al-Ilahiyyah wa al-Mafaatih al-Ghaybiyyah al-Muwadhdhiah li al-Kalim al-Qur'aniyyah wa al-Hikam al-Furqaaniyyah.

Yang artinya:
Penyingkapan-penyingkapan Ilahi dan Kunci-kunci gaib yang Menjelaskan Kalam-kalam al-Quran dan Hikmah-hikmah Kitab Pembeda antara Benar dan Salah.

Tafsir ini merupakan tafsir yang memadukan dimensi esoteris (batin, dzauq, kasyaf) dan eksoteris.

Perpaduan ini tercermin melalui pernyataan al-Jailani pengantar tafsir surat al-Fatihah :

"Wahai pengikut agama Muhammad, wajib bagimu merenungi tujuh samudra yang tercakup dalam al-Sab' al-Matsani. Perenungan ini tidaklah mudah kecuali engkau telah membersihkan raga dhahirmu dengan syariat kenabian yang dinalar dari kalam-kalam al-Quran, serta membersihkan batin jiwamu dengan etika Rasulullah SAW yang diseruput dari hikmah-hikmah kalam Ilahi."

Terkait Tafsir Al-Jilani ini, Syeikh Fadhil mengatakan :

Dalam kitab ini, Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani tidak sekadar menafsirkan Al-Qur'an dengan pola tafsir yang hanya mengandalkan ilmu dan pemahaman seperti yang lazim terdapat dalam pelbagai kitab tafsir lain. Tetapi, tafsir ini lebih banyak bertumpu pada pemaparan ilhami yang menghidupkan ruh serta dapat menumbuhkan ketakwaan di satu sisi, dan di sisi lain mampu mengikat murid dengan gurunya, sehingga sang guru dapat terus meningkatkan kualitas murid hingga mencapai derajat setinggi mungkin.”

Menurut Syeikh Dr. Muhammad Fadhil Al-Jailani Al-Hasani, Pendiri dan Penasehat Utama Markaz Al-Jailani Internasional, Pentahkik kitab Tafsir Al-Jailani :

• Selama 800 tahun Tafsir Al-Jailani karya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani 'hilang' atau 'dihilangkan'.

• Karya ini ditemukan di Vatikan oleh cucu ke-25-nya, Syeikh Dr. Muhammad Fadhil.

• Ayat demi ayat ditafsirkan dengan cara penuturan dan ungkapan yang mudah, singkat dan sistematis.

• Teknik penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an (Al-Qur’an bi Al-Qur’an).

• Syeikh Abdul Qadir secara cerdas mengulas ayat-ayat tentang hukum, fiqih, tauhid, hadis dan tasawuf dengan terang dan jelas.

• Tafsir ini tergolong Tafsir Isyari —meski tidak semua ayat ditafsirkan secara isyari— disampaikan dengan mengagumkan, baik yang tersirat dalam alam dan tersurat dalam Al-Qur’an sangat sistematis, runtut, teratur dan sempurna.

• Karya ini dapat menjadi rujukan utama para salik dalam menempuh jalan sufi.

• Ketinggian ilmu Hadist, Syariat, Fiqih, ilmu Kalam, Ulumul-Quran dan Tasawuf yang dimiliki Syeikh Jailani mendudukkan buku ini sebagai kitab Tasawuf tingkat tinggi (first class).

• Karya ini diterima dan tersebar di seluruh dunia Islam serta diakui oleh para ulama, seperti Syeikh Dr. Ali Jumu’ah (Mufti Mesir), Mufti Syria, Mufti Libanon, serta para Syeikh sufi seperti murabbi besar Syeikh Youssef Riq al-Bakhour dan lain-lain.

Kitab karyanya pun sangat banyak, diantaranya :   

- Al-Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
- Futuhul Ghaib,
- Al-Fath ar-Rabbani,
- Jala' al-Khawathir,
- Sirr al-Asrar
- Asror Al-Asror,
- Malfuzhat,
- Khamsata 'Asyara Maktuban,
- Ar-Rasail,
- Ad-Diwaan,
- Sholawat wal Aurod,
- Yawaqitul Hikam,
- Jalaa al-Khotir,
- Amrul Muhkam,
- Usul as-Sabaa,
- Mukhtasar Ulumuddin.
- dsb.


Semoga...
#ombad #tasawuf