Masih ingat kan ucapan Imam Malik ra. kepada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah ADAB sebelum mempelajari suatu ILMU.”
Mari kita bahas bahwa ucapan itu termasuk suatu kebenaran juga dalam dunia sosmed.
Komunikasi secara fisik dengan komunikasi via sosmed itu sesuatu yg berbeda. Seorang teman yg akrab secara fisik, tidak akan jadi masalah ketika di sosmed berkasar ria, wong udah saling mengetahui dan kenal satu sama lain. Tetapi jika komen-komennya dilihat orang/teman sosmed yg belum akrab secara fisik, bisa jadi sesuatu yg negatif, jadi negative thinking. Kenapa? Karena mereka "tidak tahu" kepribadian yg komennya, sehingga ukuran penilaiannya hanya mengacu kepada dirinya, tanpa "menyertakan" pribadi yg komennya.
Dan setiap orang berhak menilai apapun berdasar penglihatannya, khususnya dari aktivitas sosmed kita.
Ada suatu cerita, seorang bos sebuah perusahaan yg mengadakan penerimaan karyawan baru. Selain melihat CV dan interview, ia juga melakukan pengamatan di sosmed. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak menerima salah seorang lulusan dari universitas bergengsi setelah ia mengamati oranh tersebut via sosmed, dimana gayanya sarkartis dan sering membully, walaupun orangnya pintar. Alasannya, karena orang yg tiap harinya ngamuk melulu di sosmed itu karakternya ya tukang ngamuk, karena ekspresi di sosmed itu salah satu indikasi karakter pribadi. Karakter dasarnya jadi terlihat jelas, walau dalam kesehariannya "tersembunyi".
Nah, artinya "ekspresi" yg dikeluarkan itu sangat berhubungan dengan karakter asli dalam dirinya. Sedangkan karakter ini merupakan output dari "adab" (etika). Ilmu boleh tinggi, tapi jika "adab" nya jongkok, siap-siap aja menerima sesuatu yg buruk (hinaan, hujatan, tuduhan, dsb), bahkan UU ITE pun siap menanti dan menjerat.
Jadi, analogi dunia sosmed itu seperti kita yg sedang bertamu di rumah orang, sehingga harus selalu mengontrol diri, hati-hati, waspada dan tepa salira. Setiap saat harus selalu bisa "meredam" emosi ekstrim, menahan ketidak-sukaan, mengurangi kemarahan, atau tidak mengedepankan kebencian akut terhadap suatu hal, biar tetap aman sentosa.
Hal ini mirip dengan adanya sorotan "kamera cctv" yg selalu meliput diri kita tanpa kita sadari dalam waktu dan lokasi di manapun kita berada.
Akhirnya, kedewasaan sikap dalam konteks "adab" pun harus bisa diajarkan ke jari-jari tangan, biar tidak asal jeplak, tidak asal tulis ataupun komen.
Be Positive...!
Semoga....
#ombad #tasawuf #sosmed