18 February 2018

KONFIRMASI VIA YAQAZAH

Seperti sekarang, dulu pun banyak yg memprotes Imam al-Ghazali ra. terkait hadist-hadist yg tertera dalam kitab Ihya Ulumuddin. Ada sekitar 200-an Hadist.

"Syeikh, kok banyak sekali hadist di Ihya Ulumuddin yg tidak pernah sy baca/temukan di kitab-kitab Hadist..?"

Imam al-Ghazali pun menjawab,

"Saya tidak pernah menulis sebuah Hadist dalam kitab Ihya tanpa konfirmasi dulu kepada Rasulullah SAW."

Nah, pusing kan..? :D
Seperti kita tahu, Rasululullah SAW wafat 632 M, sedangkan Imam al-Ghazali itu hidup sekitar tahun 1100 an M. Beda waktunya 500 tahunan.

Hal-hal seperti ini sulit dipercayai jika sekedar pakai pikiran.

Terkait hal tersebut, banyak pengalaman ruhani para ulama 'Arif billah yg menceritakan kisah pertemuannya dengan Rasulullah SAW. Mereka bisa bertemu baik melalui Mimpi ataupun Yaqazah (bertemu dalam kondisi sadar/terjaga). Bukankah dalam kondisi tertentu ruang dan waktu memang menjadi tidak ada batas, misal di alam ruh.

Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa melihatku sewaktu tidur, maka dia seakan melihatku dalam keadaan terjaga (fasayaranifil Yaqzati). Dan setan tidak bisa menyerupai diriku.“ (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dari Abu Hurairah ra.)

Ru’yah (melihat) Nabi SAW dalam keadaan Sadar/terjaga (Yaqazah) merupakan suatu hal yg rumit dan sedikit sekali orang yg mengalaminya, melainkan hanya orang-orang yg memiliki sifat ‘aziz (mulia) pada masa ini. Bahkan, hampir-hampir tidak ada. Namun kita tidak mengingkari orang yg mengalaminya, yakni al-kabir (orang besar dalam pandangan Allah) yg dijaga oleh Allah SWT, baik segi dzahir maupun batin mereka.” (Syeikh Izzuddin bin ‘Abdus Salam ra., al-Qawa’id al-Kubra)

Nah, bayangkan seorang Imam Ghazali ra. yg melakukan konfirmasi kepada Rasulullah SAW sebanyak 200-an kali terkait hadist-hadist tersebut. Dan menurut sy, konfirmasinya itu melalui Yaqazah.

**

YAQAJAH itu pengalaman batin secara sadar, tidak melalui mimpi.

Puncak dari Yaqajah itu adalah ketemu dengan Rasul dalam kondisi sadar, tidak melalui mimpi.

Adalah boleh (khususnya bagi Wali Allah yg diberi karamah) untuk bertemu dengan dzat Nabi SAW baik ruhnya atau jasadnya karena Rasulullah SAW seperti lain-lain nabi dan rasul, semuanya hidup bila mereka dikembalikan (kepada jasadnya) serta diizinkan oleh Allah keluar dari kuburnya.” (Ibn Arabi dalam kitab Fara’idul Fawa’id)

Sebagian orang mendakwa melihat Nabi SAW secara yaqazah, sedangkan hal ini sukar untuk dibahas.  Amat sedikit dari kalangan mereka yg mengalaminya, kecuali terhadap mereka yg amat mulia di zaman ini. Walau bagaimanapun, kami tidak mengingkari siapapun yg mengaku pernah mengalaminya, dari kalangan orang-orang yg mulia yang dipelihara oleh Allah SWT dzahir dan batin mereka.” (Syeikh Ibn Al-Haj, dalam kitab Al-Madkhal)

Ada riwayat yg berhubungan dengan Yaqazah nya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani qs. dalam kitab Thabaqatul Awliya.. karangan Syeikh Sirajuddin bin Al-Milan ra. disebutkan :

Syeikh Abdul Qadir al Jailani berkata,

“Aku melihat Rasulullah SAW sebelum Zuhur,

Beliau berkata kepadaku, “Wahai anakku, mengapa engkau tidak segera berceramah..?”

Aku menjawab, “Wahai Abatah (ayah), aku adalah seorangajam (bukan Arab). Bagaimana aku akan berbicara dengan orang-orang Baghdad yg fasih-fasih.”

Lalu Beliau berkata, “Bukalah mulutmu.”

Kemudian aku membuka mulutku lalu Beliau meludahiku tujuh kali. Kemudian Beliau bersabda,

Berbicaralah kepada manusia dan ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mauizah (pesan-pesan) yang baik.”

Kemudian aku menunaikan sholat dzuhur dan duduk, tiba-tiba berduyun-duyun orang yang banyak mendatangiku, dan aku melihat Sayidina 'Ali berdiri di depanku dalam majlis itu.

Kemudian Sayidina Ali berkata kepadaku, “Wahai anakku, mengapa engkau tidak segera berbicara..?”

Aku menjawab, “Wahai Abatah (ayah), mereka berduyun-duyun datang kepadaku.”

Kemudian dia berkata, “Bukalah mulutmu.”

Lalu aku membuka mulutku, dan Beliau meludahiku sebanyak enam kali, lalu aku bertanya, “Mengapa tidak engkau sempurnakan menjadi tujuh kali..?”

Beliau menjawab, “Adab kepada Rasulullah.”

Selanjutnya Beliau lenyap dari pandanganku.

Kemudian aku berkata,

Menyelam dalam pemikiran, kemudian menyelam dalam lautan hati mencari mutiara-mutiara kaumarifin. Kemudian dikeluarkan ke pinggir shard (hati), kemudian mengundang agen penerjemah lisan, dibelinya hal itu dengan nafais isman (nafas-nafas berharga), yakni baiknya ketaatan di balik-balik yang Allah izinkan untuk didaki.”

Semoga....
#ombad #tasawuf #yaqazah