23 February 2018

PANCARAN TERGANTUNG SUMBER

Semua berawal dari kondisi hati/qalbunya. Hatinya baik, maka baiklah jadinya nilai suatu tindakan. Hatinya bersih, maka bersihlah juga nilai suatu amal, ikhlas tanpa riya' ataupun sum'ah. Hatinya tenang, langkah/tindakannya pun akan tenang, begitupun jika sebaliknya, buruk, kotor ataupun rusuh.

Hawa nafsu yg jadi pengotor hati, dalam tasawuf sering disimbolkan dengan binatang, baik yg buas maupun yg (sudah) tidak buas. Harimau, buaya, babi, anjing, dsb.

Misal, syaitan digambarkan seperti seekor anjing lapar, dan hawa nafsu digambarkan seperti makanan. Jika anjing lapar itu mendekati seseorang, maka akan lebih mudah mengusirnya jika ia tidak memegang makanan. Tetapi jika pada tangannya terdapat daging, roti dan makanan lainnya, maka akan lebih sulit untuk mengusir si anjing. Butuh upaya ekstra dalam mengusirnya, apakah pakai tangan, kaki, kayu ataupun tongkat. Demikian pula dengan Hati yg dikuasai hawa nafsu serta jauh dari Dzikrullah. Sudah barang tentu ia akan dimangsa para syaitan yg kelaparan, dan untuk mengusirnya pun diperlukan tenaga ekstra, berbeda dengan hati yg sudah sedikit dari nafsu ataupun "bersih".

Artinya, karena sumber yg baik itu akan menarik sesuatu yg baik, maka sebaiknya diperbaiki dulu kondisi sumbernya, dibersihkan dulu Hatinya. Ketika Hati/qalbu sudah bersih, maka pandangan Hati/qalbunya pun akan bersih dan jernih, sehingga akan semakin mudah, jernih dan jelas dalam memandang sesuatu, apakah sesuatu itu buruk, baik, baik berselimut buruk, ataupun buruk dibungkus baik. Akan lebih mudah dalam memilah.

Begitupun, ketika ada orang lain yg memberikan sesuatu yg baik (semisal, ilmu), jika di dalam Hati kita masih buruk, maka ilmu yg seharusnya membawa baik ini akan terlihat seperti buruk dan bahkan dianggap sesuatu yg buruk. "Hewan-hewan" di dalam diri kita pun bisa menyerang si pemberi. Akan serba bias dan gak jelas.

Nah, jadi jangan sampai ada kejadian seperti memberikan barang yg bersih/suci kepada anjing atau melemparkan mutiara ke hadapan babi, sehingga barang berharga itu tidak diinjak-injak kakinya, lalu binatang itu berbalik menyerang... eh, kok itu sich.. ahh, ini aja dech dari Imam al-Ghazali ra. :

"Saya mendapati orang memiliki ilmu Syariat dan Fiqih yg luas serta mendalam, tetapi Qalbu/hati mereka kosong dari Kelembutan Agama dan Kecintaan kepada sesama; sebagaimana sy juga mendapati orang memiliki Kelembutan agama dan Kecintaan kepada sesama namun ilmu Syariat mereka sangat sedikit. Kedua golongan ini telah berbuat kesalahan

Seseorang yg berilmu tetapi tidak memiliki Hati layaknya penyair yg tidak memiliki kesadaran; dia berbahaya bagi Islam dan tidak akan bisa mengambil manfaat dari agama." 

Semoga....
#ombad #tasawuf