Az-Zahra, perempuan yg selalu cerah wajahnya.. FATIMAH.
Sudah lama 'Ali bin Abi Thalib memendam keinginan melamar Fatimah. Tapi dia sadar, banyak laki-laki baik dan kaya raya yg juga menginginkan Fatimah.
Fatimah perempuan rupawan berhati suci. Sedang dia sendiri adalah seorang anak muda miskin. Hampir-hampir 'Ali tak berani menghadap ayahnya Fatimah --Rasulullah SAW-- untuk melamar Fatimah.
Sampai akhirnya, pada suatu hari ia memberanikan diri menghadap Rasulullah untuk mengutarakan niat-sucinya. Maka, setelah apa yg dipendamnya telah didengar Rasulullah.
"Ketika itu kulihat wajah Rasulullah nampak berseri-seri." Kata 'Ali.
Bagaimana Rasulullah tak berseri-seri sedangkan Beliau kenal 'Ali seperti anaknya sendiri. 'Ali sejak kecil hidup bersama dirinya. Ayahnya adalah pembela utamanya di samping Khadijah. Sedang ibunya adalah wanita suci. 'Ali pun adalah pembelanya bahkan saat cambangnya belum lagi keluar. 'Ali menawarkan dirinya untuk melawan Amr bin Abd Wudd, ksatria kafir Quraisy, ketika yg lain tak ada berani, bahkan untuk menatap matanya.
'Ali muda juga yg membela Nabi ketika ia dibully oleh para pentolan kafir Quraisy. Dia juga yg siap mempertaruhkan nyawa tidur di pembaringan Nabi ketika kafir Quraisy bersiap menyergap dan membantai Nabi di malam hari. Dan 'Ali bukan ksatria sembarang ksatria, seperti kata Rasulullah SAW :
"Tak ada kesatria seperti 'Ali, dan tak ada pedang seperti Dzulfiqar (pedang bermata dua milik 'Ali, pemberian Rasulullah).
"Aku kota ilmu dan 'Ali pintunya."
"Kedudukan 'Ali di sisiku adalah seperti Harun di sisi Musa, hanya saja tak ada Nabi setelahku."
Maka, sambil tersenyum Rasulullah berkata kepada 'Ali bin Abi Thalib,
"Wahai 'Ali, apakah engkau mempunyai suatu bekal mas kawin..?"
'Ali bin Abi Thalib menjawab dengan terus terang,
"Demi Allah, engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku, tak ada sesuatu tentang diriku yang tidak engkau ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta."
Rasulullah SAW pun menjawab,
"Tentang pedangmu itu, engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu itu engkau juga perlu untuk keperluan mengambil air bagi keluargamu dan juga engkau memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar mas kawin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari tanganmu. Wahai 'Ali, engkau wajib bergembira, sebab Allah sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi..!"
Demikian riwayat yg diceritakan Ummu Salamah rah.
Setelah semuanya siap, dengan perasaan puas dan hati gembira, dan disaksikan oleh para Sahabat, Rasulullah mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan puterinya,
"Bahwasanya Allah SWT memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas mas kawin 400 dirham (nilai sebuah baju besi). Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu."
Maka menikahlah 'Ali dengan Fatimah. Pernikahan mereka penuh dengan hikmah walau diarungi di tengah kemiskinan seumur hidupnya. Meski sebenarnya, sebagai Khalifah, Ali bisa hidup makmur, dia memilih hidup seperti warga paling miskin di negerinya. Sehingga orang memanggilnya dengan gelaran, Abul Masaakin (Bapaknya orang miskin) dan Imamul Mustadh'afin (Imamnya Orang-orang Tertindas).
Begitu miskinnya keluarga 'Ali, sehingga disebutkan Rasulullah pernah sangat terharu dan mencium tangan Fatimah ketika melihat tangan putrinya yg kasar karena setiap hari harus menumbuk gandum milik Yahudi tetangganya untuk membantu suaminya.
Pernah pula Rasulullah terharu melihat 'Ali, Fatimah, Hasan dan Husain kelaparan hingga tubuhnya menghijau karena berpuasa 3 hari berturut-turut, dan memilih memberikan makanan bukanya untuk orang-orang susah.
Meski begitu, kehidupan keluarga ini penuh cinta, seperti yg terungkap dari syair yg dibuat sayyidina 'Ali bin Abi Thalib kw. buat istri tercintanya, Fatimah binti Muhammad Rasulullah SAW berikut :
احبكو ميتىل ما انتي
Uhibbuki mitsla maa anti.
Aku mencintaimu apapun dirimu.
احبك كيفما كنتي
Uhibbuki kaifa maa Kunti.
Aku mencintaimu bagaimanapun keadaanmu.
ومهما كان مهما صار
Wa mahmaa kaana mahmaa shooro.
Apapun yang terjadi dan selamanya.
انتي حبيبتى انتي
Antii habiibatii anti.
Engkaulah cintaku.
زوجتي
Zaujatii.
Duhai istriku.
انتي حبيبتى انتي
Antii habiibatii anti.
Engkaulah kekasihku.
حلالي انت لا اخشى عزولا همه مقتي
لقد اذن الزمان لنا بوصل غير منبتي
Halaalii anti laa akhsyaa 'azuulan himmuhuu maqti,
Laqod adzinaz zamaanu lanaa biwushlin ghoiri munbatti.
Engkau istriku yang halal, aku tidak peduli celaan orang, kita satu tujuan untuk selamanya.
سقيت الحب في قلبي بحسن الفعل والسمت
يغيب السعد إن غبت ويصفو العيش إن جئت
Saqoitil hubba fii qolbii bihusnil fi'li wassamti,
yaghiibus sa'du in ghibti wa yashful 'aisyu in ji'ti.
Engkau sirami cinta di hatiku dengan indahnya perangaimu.
Kebahagiaanku lenyap ketika kamu menghilang lenyap, hidupku menjadi terang ketika kamu di sana.
نهاري كادح حتى إذا ما عدت للبيت
لقيتك فانجلى عني ضناى اذا ما تبسمت
Nahaarii kaadihun hattaa idzaa maa 'udtu lilbaiti,
Laqiituki fanjalaa 'annii dhonaaya idzaa maa tabassamti.
Hari-hariku berat sampai aku kembali ke rumah menjumpaimu,
Maka lenyaplah keletihan ketika kamu senyum.
تضيق بى الحياة اذا بها يوما تبرمتي
فأسعى جاهدا حتى احقق ما تمنيتي
Tadhiiqu biyal hayaatu idzaa bihaa yauman tabarromti,
Fa as'aa jaahidan hattaa uhaqqiqo maa tamannaiti.
Jika suatu saat hidupmu menjadi sedih, maka aku akan berusaha keras sampai benar mendapatkan apa yang engkau inginkan.
هنائى انت فلتهنئى بدفء الحب ما عشتي
فروحانا قد ائتلفا كمثل الارض والنبت
Hanaa'ii anti faltahna'ii bidifil hubbi maa 'isyti,
Faruuhanaa qodi'talafaa kamitslil ardhi wannabti.
Engkau kebahagiaanku, tanamkanlah kebahagiaan selamanya,
Jiwa-jiwa kita telah bersatu bagaikan tanah dan tumbuhan.
Semoga...
#ombad #tasawuf #sejarah